Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena rahmat, pertolongan, petunjuk dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul Kromatografi Kertas yang mana ini merupakan bagian dari mata kuliah Kimia Analitik Instrumen telah dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada bapak dan ibu dosen yang telah banyak memberi masukan ilmu yang bermanfaat, khususnya kepada ibu, selaku pembimbing mata kuliah Kimia Analitik Instrumen dan juga penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak dan Ibu serta keluarga yang banyak memberikan dukungan baik moril maupun materil, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini, dan penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sifat sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penyusunan makalah ini selanjutnya. Akhirnya semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat kgususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca dalam memahami materi kromatografi kertas.

Pekanbaru, April 2012

Penulis

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR 1 DAFTAR ISI ..2 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG ..4 B. TUJUAN ...4 BAB II PEMBAHASAN
A. B. C. D. E. F. G. H. Pengenalan kromatografi kertas.....4 Prinsip kerja kromatografi..7 Nilai Rf...9 Jika substansi yang ingin di identifikasi tidak berwarna......10 Kromatografi kertas menggunakan pelarut nonpolar... 11 Kromatografi kertas menggunakan air dan pelarut polar lainnya.....11 Cara menganalisis kromatografi kertas.12 Kromatografi kertas dua arah........13

BAB III PENUTUP A.KESIMPULAN 16 B.SARAN .16 DAFTAR PUTAKA..17

BAB I PENDAHULUAN
Kromatografi digunakan untuk memisahkan campuran dari substansinya menjadi komponenkomponennya. Seluruh bentuk kromatografi bekerja berdasarkan prinsip yang sama. Seluruh bentuk kromatografi memiliki fase diam (berupa padatan atau cairan yang didukung pada padatan) dan fase gerak (cairan atau gas). Fase gerak mengalir melalui fase diam dan membawa komponen-komponen dari campuran bersama-sama. Komponen-komponen yang berbeda akan bergerak pada laju yang berbeda pula. Kita akan melihat alasannya pada halaman selanjutnya. Kromatografi adalah suatu metode untuk pemisahan tertentu. Cara ini telah ditemukan olehTSWETT pada tahun 1903, ia menggunakannya untuk pemisahan senyawa-senyawa berwarna dan nama kromatografi diambil dari senyawa berwarna tersebut. Sekarang kromatografi tidak hanya untuk pemisahan senyawa berwarna saja tetapi untuk senyawa yang tidak berwarna, termasuk gas. Pada dasarnya semua cara kromatografi menggunakan dua fasa, yaitu fasa tetap (stationary) danfasa bergerak (mobile). Pemisahan tergantung dari gerakan kedua fasa ini. Jika fasa tetap berupa zat padat dan fasa bergerak berupa zat cair maka cara tersebut dikenal dengan kromatografi serapan (absorption chromatography). Jika fasa tetap berupa zat cair dan fasa bergerak berupa zat cair makacara tersebut dikenal dengan kromatografi partisi (partition chromatography).Semua pemisahan dengan kromatografi terdistribusi sendiri diantara fasa-fasa bergerak dan dalam perbandingan yang berbeda. Kromatografi ada bermacam-macam yaitu: 1. Kromatografi lapis tipis 2. Kromatografi penukar ion 3. Kromatografi gas padat 4. Kromatografi gas cair 5. Kromatografi kertas 6. Kromatografi kolom Dalam makalah ini kami hanya membicarakan tentang Kromatografi Kertas.

A. LATAR BELAKANG Kromatografi kertas adalah salah satu materi dari mata kuliah Kimia Analitik Instrumen. Yang mana merupakan materi yang penting untuk dipahami bagi mahasiswa khususnya Teknik Kimia. Sedangkan referensi tentang hal ini masih minim, oleh karena itu diperlukan pembahasan lanjut akan materi Kromatografi kertas ini.

B. TUJUAN Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :

Untuk melaksanakan tugas Kimia Analitik Instrumen Menjadi Pegangan bagi Mahasiswa yang ingin memahami konsep Kromatografi kertas Menjadi referensi tambahan yang menunjang keberhasilan pembelajaran matakuliah kimia Analitik.
agar mahasiswa mampu memahami tentang pengenalan kromatografi kertas, garis besar secara umum dari cara kerja, alat dan teknik kromatografi kertas,serta kertas yang digunakan sebagai media (fasa diam) dari kromatografi kertas.

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengenalan Kromatografi Kertas

Pada awalnya kromatografi dianggap semata-mata sebagai bentuk partisi cairancairan. Serat selulosa yang hidrofilik (suka air) dari kertas tersebut dapat mengikat air, setelah disingkapkan pada udara lembab, kertas saring yang tampak kering itu sebenarnya dapat mengandung air dengan persentase tinggi. Jadi kertas itu sebenarnya dapat mengandung air dengan persentase tinggi dan kertas itu dipandang sebagai analog dengan sebatang kolom. Kromatografi kertas merupakan salah satu metode untuk identifikasi komponen kimia dari suatu campuran zat dengan bantuan perbedaan sifat fisik masing-masing komponen. Kromatografi digunakan untuk memisahkan campuran dari substansinya menjadi komponenkomponennya.Seluruh bentuk kromatografi bekerja berdasarkan prinsip yang sama.Seluruh bentuk kromatografi memiliki fase diam (berupa padatan atau cairan) dan fase gerak (cairan atau gas). Fase gerak mengalir melalui fase diam dan membawa komponen-komponen dari campuran bersama-sama. Komponen-komponen yang berbeda akan bergerak pada laju yang berbeda pula. Dalam kromatografi kertas, fase diam adalah kertas serap. Fase gerak adalah pelarut atau campuran pelarut yang sesuai. Adsorben (penyerap) dalam kromatografi kertas adalah kertas saring yaitu selulosa. Cairan fase bergerak yang biasanya berupa campuran dari pelarut organik dan air, akan mengalir membawa noda cuplikan yang ditotolkan pada kertas dengan kecepatan berbeda. Fase mobile (pelarut) dapat beragam, misal: air, etanol, asam asetat, dll.Kromatografi kertas digunakan baik untuk analisa kualitatif maupun kuantitatif. Senyawa-senyawa yang dipisahkan kebanyakan bersifat sangat polar, misalnya: asam-asam amino, gula, atau pigmenpigmen alam. Kromatografi kertas merupakan penemuan yang paling baik bagi kimiawan. Hal ini dikarenakan kromatografi kertas diterapkan untuk analisis campuran asam amino. Bagi kimiawan pemisahan asam-asam amino adalah masalah paling sukar yang dihadapinya, sehingga penemuan kromatografikertas dianggap berita sangat baik.hal tersebut juga dikarenakan asam amino memiliki sifat yang sangat mirip, asam amino larut dalam air dan tidak mudah menguap. Kimiawan Inggris Richard Laurence Millington Synge (1914-1994) adalah orang pertama yang menggunakan metoda analisis asam amino dengan kromatografi kertas. Saat campuran asam amino menaiki lembaran kertas secara vertikal karena ada fenomena kapiler,
5

partisi asam amino antara fasa mobil dan fasa diam (air) yang teradsorbsi pada selulosa berlangsung berulang-ulang. Ketiak pelarut mencapai ujung atas kertas proses dihentikan. Setiap asam amino bergerak dari titik awal sepanjang jarak tertentu. Dari nilai R, masing-masing asam amino diidentifikasi (Takeuchi, 2009). Kromatografi kertas dua-dimensi (2D) menggunakan kertas yang luas bukan lembaran kecil, dan sampelnya diproses secara dua dimensi dengan dua pelarut (Takeuchi, 2009). Mekanisme pemisahan dengan kromatografi kertas prinsipnya sama dengan mekanisme pada kromatografi kolom. Adsorben dalam kromatografi kertas adalah kertas saring, yakni selulosa. Sampel yang akan dianalisis ditotolkan ke ujung kertas yang kemudian digantung dalam wadah. Kemudian dasar kertas saring dicelupkan kedalam pelarut yang mengisi dasar wadah. Fasa mobil (pelarut) dapatsaja beragam. Air, etanol, asam asetat atau campuran zat-zat ini dapat digunakan. Kromatografi kertas diterapkan untuk analisis campuran asam amino dengan sukses besar. Karena asam amino memiliki sifat yang sangat mirip, dan asam-asam amino larut dalam air dan tidak mudah menguap (tidak mungkin didistilasi), pemisahan asam amino adalah masalah paling sukar yang dihadapi kimiawan di akhir abad 19 dan awal abad 20. Jadi penemuan kromatografi kertas merupakan berita sangat baik bagi mereka.. Kimiawan Inggris Richard Laurence Millington Synge (1914-1994) adalah orang pertama yang menggunakan metoda analisis asam amino dengan kromatografi kertas. Saat campuran asam amino menaiki lembaran kertas secara vertikal karena ada fenomena kapiler, partisi asam amino antara fasa mobil dan fasa diam (air) yang teradsorbsi pada selulosa berlangsung berulang-ulang. Ketika pelarut mencapai ujung atas kertas proses dihentikan. Setiap asam amino bergerak dari titik awal sepanjang jarak tertentu. Dari nilai R, masing-masing asam amino diidentifikasi. Kromatografi kertas dua-dimensi (2D) menggunakan kertas yang luas bukan lembaran kecil, dan sampelnya diproses secara dua dimensi dengan dua pelarut. Kromatografi kertas termasuk dalam kelompok kromatografi planar, dimana pemisahannya menggunakan medium pemisah dalam bentuk bidang (umumnya bidang datar) yaitu benuk kertas. Berbagai jenis pemisahan yang sederhana dengan Kromatografi kertas telah dilakukan dimana proses dikenal sebagai "analisa Kapiler". Metoda-metoda ini sangat sesuai dengan kromatografi serapan, dan sekarang kromatografi kertas dipandang sebagai perkembangan dari sistem partisi. Salah satu zat padat dapat digunakan untuk menyokong fasa tetap yaitu bubuk selulosa. Pada kromatografi Kertas peralatan yang dipakai tidak perlu alat-alat yang mahal. Hasilhasil yang baik dapat diperoleh dengan peralatan dan materi-materi yang sangat sederhana. Senyawa-senyawa yang terpisahkan dapat dideteksi pada kertas dan dapat segera

diidentifikasikan. Bahkan jika dikehendaki, komponen-komponen yang terpisahkan dapat diambil dari kertas dengan jalan memotong-motongnya, kemudian dilarutkan secara terpisah.

B. Prinsip Kerja Kromatografi Kertas


Kita mungkin telah menggunakan kromatografi kertas sebagai salah satu hal pertama yang pernah dikerjakan dalam bidang kimia untuk pemisahan, misalnya campuran dari pewarnapewarna yang menyusun warna tinta tertentu. Ini merupakan contoh yang mudah. Mari memulai dari hal tersebut. Anggaplah kita mempunyai tiga pena biru dan akan mencari tahu dari tiga pena itu, yang mana yang digunakan untuk menulis sebuah pesan. Sampel dari masing-masing tinta diteteskan pada garis dasar pinsil pada selembar kromatografi kertas. Beberapa pewarna larut dalam jumlah yang minimum dalam pelarut yang sesuai, dan itu juga di teteskan pada garis yang sama. Dalam gambar, pena ditandai 1, 2 dan 3 serta tinta pada pesan ditandai sebagai M.

Kertas digantungkan pada wadah yang berisi lapisan tipis pelarut atau campuran pelarut yang sesuai didalamnya. Perlu diperhatikan bahwa batas pelarut berada dibawah garis pada bercak diatasnya. Gambar berikutnya tidak menunjukkan terperinci bagaimana kertas di gantungkan karena terlalu banyak kemungkinan untuk mengerjakannnya dan dapat mengacaukan gambar. Kadang-kadang kertas hanya digulungkan secara bebas pada silinder dan diikatkan dengan klip kertas pada bagian atas dan bawah. Silinder kemudian ditempatkan dengan posisi berdiri pada bawah wadah.

Alasan untuk menutup wadah adalah untuk meyakinkan bahwa astmosfer dalam gelas kimia terjenuhkan denga uap pelarut. Penjenuhan udara dalam gelas kimia dengan uap menghentikan penguapan pelarut sama halnya dengan pergerakan pelarut pada kertas.

Karena pelarut bergerak lambat pada kertas, komponen-komponen yang berbeda dari campuran tinta akan bergerak pada laju yang berbeda dan campuran dipisahkan berdasarkan pada perbedaan bercak warna. Gambar menunjukkan apa yang tampak setelah pelarut telah bergerak hampir seluruhnya ke atas.

Dengan sangat mudah dijelaskan melihat dari kromatogram akhir dari pena yang ditulis pada pesan yang mengandung pewarna yang sama dengan pena 2. Kita juga dapat melihat bahwa pena 1 mengandung dua campuran berwarna biru yang kemungkinan salah satunya mengandung pewarna tunggal terdapat dalam pena 3. Meskipun kromatografi kertas sangat mudah pengerjaannya, tetapi sangat sulit dijelaskan apabila membadingkannya dengan kromatografi lapis tipis. Penjelasannya tergantung tingkatan pemilihan pelarut yang anda gunakan, dan beberapa sumber untuk mengatasi masalah secara tuntas. Jika telah pernah melakukannya, ini sangat membantu jika dapat membaca penjelasan bagaimana kromatografi lapis tipis bekerja. Struktur dasar kertas Kertas dibuat dari serat selulosa. Selulosa merupakan polimer dari gula sederhana, yaitu glukosa.

Sangat menarik untuk mencoba untuk menjelaskan kromatografi kertas dalam kerangka bahwa senyawa-senyawa berbeda diserap pada tingkatan yang berbeda pada permukaan kertas. Dengan kata lain, akan baik menggunakan beberapa penjelasan untuk kromatografi lapis tipis dan kertas. Sayangnya, hal ini lebih kompleks daripada itu. Kompleksitas timbul karena serat-serat selulosa beratraksi dengan uap air dari atmosfer sebagaimana halnya air yang timbul pada saat pembuatan kertas. Oleh karenanya, anda dapat berpikir yakni kertas sebagai serat-serat selulosa dengan lapisan yang sangat tipis dari molekulmolekul air yang berikatan pada permukaan. Interaksi ini dengan air merupakan efek yang sangat penting selama pengerjaan kromatografi kertas.

C. Nilai Rf
Beberapa senyawa dalam campuran bergerak sejauh dengan jarak yang ditempuh pelarut; beberapa laiinya tetap lebih dekat pada garis dasar. Jarak tempuh relative pada pelarut adalah konstan untuk senyawa tertentu sepanjang anda menjaga segala sesuatunya tetap sama, misalnya jenis kertas dan komposisi pelarut yang tepat.. Jarak relative pada pelarut disebut sebagai nilai Rf. Untuk setiap senyawa berlaku rumus sebagai berikut: Rf = jarak yang ditempuh oleh senyawa jarak yang ditempuh oleh pelarut

Misalnya, jika salah satu komponen dari campuran bergerak 9.6 cm dari garis dasar, sedangkan pelarut bergerak sejauh 12.0 cm, jadi Rf untuk komponen itu:

Dalam contoh kita melihat ada beberapa pena, tidak perlu menghitung nilai Rf karena kita akan membuat perbandingan langsung dengan hanya melihat kromatogram. Jangan membuat asumsi bahwa jika kita memiliki dua bercak pada kromatogram akhir dengan warna yang sama dan telah bergerak pada jarak yang sama pada kertas, dua bercak tersebut merupakan senyawa yang hampir sama. Hal ini tidak selalu benar. Anda dapat saja mempunyai senyawa-senyawa berwarna yang sangat mirip dengan nilai Rf yang juga sangat mirip.

D. Jika substansi yang ingin di identifikasi tidak berwarna


Dalam beberapa kasus, dimungkinkan membuat bercak menjadi tampak dengan mereaksikannya dengan beberapa pereaksi yang menghasilkan produk yang berwarna. Contoh yang baik yaitu kromatogram yang dihasilkan dari campuran asam amino. Anggaplah kita mempunyai campuran asam amino dan ingin memisahkan asam amino tertentu yang terdapat dalam campuran. Untuk menyederhanakan, mari berasumsi bahwa anda telah mengetahui kemungkinan campuran hanya mengandung lima asam amino yang umum. Setetes larutan campuran ditempatkan pada garis dasar kertas, dan dengan cara yang sama ditempatkan asam amino yang telah diketahui diteteskan disampingnya. Kertas lalu ditempatkan dalam pelarut yang sesuai dan dibiarkan seperti sebelumnya. Dalam gambar, campuran adalah M, dan asam amino yang telah diketahu ditandai 1 sampai 5.

10

Posisi pelarut depan ditandai dengan pinsil dan kromatogram lalu dikeringkan dan disemprotkan dengan larutan ninhidrin. Ninhidrin bereaksi dengan asam amino menghasilkan senyawa berwarna, utamanya coklat atau ungu.

Gambar di sebelah kiri menunjukkan kertas setelah dilalui pelarut hampir pada bagian atas kertas. Bercak masih belum tampak. Gambar kedua menunjukkan apa yang mungkin tampak setelah penyemprotan ninhidrin. Tidak diperlukan untuk menghitung nilai Rf karena kita dapat dengan mudah dapat membandigkan bercak dalam campuran dengan asam amino-asam amino yang telah diketahui berdasarkan posisi dan warnanya. Dalam contoh ini, campuran mengandung asam amino yang diberi tanda 1, 4 dan 5. Bagaimana jika campuran mengandung asam amino lain selain dari asam amino yang anda gunakan untuk perbandingan? Akan terdapat bercak dalam campuran yang tidak sesuai dari asam amino yang telah diketahu. Maka harus mengulangi percobaan menggunakan asam amino-asam amino sebagai bahan perbandingan.

E. Kromatografi kertas menggunakan pelarut non polar


Anggaplah kita menggunakan pelarut non polar seperti heksana untuk mengerjakan kromatogram. Molekul-molekul polar da;am campuran yang anda coba untuk pisahkan akan memiliki sedikit atraksi antara akan memiliki sedikit atraksi untuk molekul-molekul air dan molekulmolekul yang melekat pada selulosa, dan karena akan menghabisakan banyak waktunya untuk larut dalam pelarut yang bergerak. Molekul-molekul seperti ini akan bergerak sepanjang kertas diangkut oleh pelarut. Mereka akan memiliki nilai Rf yang relatif tinggi. Dengan kata lain, molekul-molekul polar akan memiliki atraksi yang tinggi untuk molekulmolekul air dan kurang untuk pelarut yang non polar. Dan karenanya, cenderung untuk larut dalam lapisan tipis air sekitar serat lebih besar daripada pelarut yang bergerak. Karena molekul-molekul ini menghabiskan waktu untuk larut dalam fase diam dan kurang dalam fase gerak, molekul-molekul tidak akan bergerak sangat cepat pada kertas. Kecenderungan senyawa untuk membagi waktunya antara dua pelarut yang tidak bercampur (misalnya pelarut heksana dan air yang mana tidak bercampur) disebut sebagai partisi.

11

Kromatografi kertas menggunakan pelarut non-polar kemudian menjadi tipe kromatografi partisi.

F. Kromatografi kertas menggunakan air dan pelarut polar lainnya


Waktu akan mengajarkan bahwa partisi tidak dapat dijelaskan jika anda menggunakan air sebagai pelarut untuk campurankita. Jika kitamempunyai air sebagai fase diam, tidak akan sangat berbeda makna antara jumlah waktu substansi menghabiskan waktu dalam campuran dalam bentuk lainnya. Seluruh substansi seharusnya setimbang kelarutannya (terlarut setimbang) dalam keduanya. Namun, kromatogram pertama yang telah anda buat mungkin merupakan tinta menggunakan air sebagai pelarut. Jika air bertindak sebagai fase gerak selayaknya menjadi fase diam, akan terdapat perbedaan mekanisme pada mekanisme kerja dan harus setimbang untuk pelarut-pelarut polar seperti alkohol, misalnya. Partisi hanya dapat terjadi antara pelarut yang tidak bercampur satu dengan lainnya. Pelarut-pelarut polar seperti alkohol rendah bercampur dengan air.

G. Cara Menganalisis Kromatografi Kertas


Dalam mengetahui hasil dari kromatografi kertas dapat digunakan beberapa cara yaitu: 1. Analisis kuantitatif

Analisis kuantitatif ini dilakukan berdasarkan perbandingan Rf dari zat sampel dengan harga Rf zat standar. Agar analisis kuantitatif dapat berhail baik perlu diperhatikan hal hal berikut

Kondisi percobaan harus sama, karena harga Rf tergantung pada kondisi tersebut Adanya noda pada kromatogram belum berarti adanya zat tunggal dalam sampel Harus dicobadengan berbagai pelarut

Faktor faktor yang mempengaruhi harga Rf adalah:


Kualitas adsorben Ketebalan lapisan , semakin tebal lapisan Rf nya semakin kecil Kejenuhan ruang kromatografi Teknik pengembangan Suhu Kualitas pelarut Analisis semi kuantitatif

2.

Analisis ini berdasarkan perbandingan luas noda zat sampel dengan luas noda zat standar: Kosentrasi zat X = Cx = luas noda x (As)/ luas noda stand X CS

12

Menghitung luas noda:


Jiplak pada kertas grafik mm Gunting dan timbang noda yang diperlukan Gunakan densitometris untuk menghitung kerapatannya

setelah elusi selesai, noda ditandai dengan penanda. bila noda tidak berwarna maka harus dideteksi secara fisika dan kimia. 1. secara fisika dengan menggunakan uap iodium, lampu UV 2. secara kimia dengan menggunakan pereaksi cerium sulfat, dragendrof, liberman burchard.

kecepatan elusi pada kromatografi kertas dipengaruhi oleh: 1. ketebalan kertas 2. kekentalan eluen 3. pelarut, jangan menggunakan pelarut yang terlalu cepat menguap. pada kromatografi kertas, eluen bergerak berdasarkan gaya kapiler dari bawah keatas (ascending) sama dengan KLT. tetapi bisa juga dengan gaya gravitasi bila elusinya dari atas ke bawah (descending). eluen yang digunakan pada kromatografi kertas umumnya adalah campuran berbagai pelarut terutama air. kertas kromatografi yang sering digunakan adalah kertas whatmann yang beredar bermacammacam seperti ukuran 20 x 20 cm, 5 x 100 cm dan 50 x 50 cm.

H. Kromatografi kertas dua arah


Kromatografi kertas dua arah dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah pemisahan substansi yang memiliki nilai Rf yang sangat serupa. Mari membicarakan tentang senyawa-senyawa berwarna karena lebih mudah melihat apa yang terjadi. Waktu ini kromatogram dibuat dari bercak tunggal dari campuran yang ditempatkan kedepan dari garis dasar. Kromatogram ditempatkan dalam sebuah pelarut sebelum dan sesudah sampai pelarut mendekati bagian atas kertas. Dalam gambar, posisi pelarut ditandai dengan pinsil sebelum kertas kering. Posisi ini ditandai sebagai SF1 yaitu pelarut depan untuk pelarut pertama. Kita akan menggunakan dua pelarut yang berbeda

13

Jika di lihat lebih dekat, dapat dilihat bahwa bercak pusat besar dalam kromatogram sebagian biru dan sebagian hijau. Dua pewarna dalam campuran memiliki nilai Rf yang hampir sama. Tentunya, nilai-nilai ini bisa saja sama, keduanya memiliki warna yang sama; dalam hal ini anda tidak dapat mengatakan bahwa ada satu atau lebih pewarna dalam dalam bercak itu. Apa yang kita kerjakan sekarang adalah menunggu kertas kering seluruhnya, dan putar 90o dan perlakukan kromatogram kembali dengan pelarut yang berbeda. Hal yang sangat tidak dipercaya bahwa dua bercak yang membingungkan akan memiliki nilai Rf dalam pelarut kedua sama halnya dengan pelarut yang pertama, dengan demikian bercak-bercak akan bergerak dengan jumlah yang berbeda.

Gambar berikutnya menunjukkan apa yang mungkin terjadi pada berbagai bercak pada kromatogram awal. Posisi pelarut kedua juga ditandai. Tentunya kita tidak dapat melihat bercak-bercak dalam posisi awal dan akhir; Bercak-bercak telah bergerak! Kromatogram akhir akan tampak seperti ini:

Kromatografi dua arah secara seluruhnya terpisah dari campuran menjadi empat bercak yang berbeda.
14

Jika akan mengidentifikasi bercak-bercak dalam campuran, secara jelas kita tidak dapat melaksanakannya dengan perbandingan substansi pada kromatogram yang sama seperti yang kita lihat pada contoh sebelumnya menggunakan pena atau asam amino-asam amino. Dapat berakhir dengan kekacauan pada bercak-bercak yang tanpa arti. Meskipun demikian, kita dapat bekerja dengan nilai Rf untuk setiap bercak-bercak dalam pelarut-pelarut, dan kemudian membandingkan nilai-nilai yang anda telah ukur dari senyawa yang telah diketahui pada kondisi yang tepat sama.

15

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN Dengan mengacu pada materi-materi yang telah dipaparkan penulis mengambil beberapa kesimpulan :

Kromatografi kertas adalah salah satu metode untuk identifikasi komponen kimia dari suatu campuran zat. Kromatografi kertas digunakan untuk memisahkan campuran dari substansinya (campuran zat) menjadi komponen-komponennya (pita-pita kromatogram). Fasa diam dari kromatografi kertas adalah kertas serap dan fasa gerak adalah pelarut (campuran pelarut yang sesuai). Secara umum cara kerja kromatografi kertas yaitu: kertas dimasukkan dalam bejana tertutup untuk dijenuhkan dengan uap pelarut (eluen) dalam waktu yang ditentukan dan dilakukan elusi. Lalu kertas diambil dan dikeringkan untuk mengetahui bercak noda yang terbentuk. Bila senyawa yang diidentifikasi berwarna maka setelah dikeringkan bercak noda yang terpisah akan tampak, tetapi jika senyawa yang diidentifikasi tidak berwarna maka setelah dikeringkan tidak tampak bercak noda,untuk mengetahui bercak noda tersebut harus direaksikan dengan pelarut tertentu. Alat yang digunakan dalam kromatografi kertas ini adalah bejana yang terbuat dari gelas,platina/logam tahan karat yang di atasnya ditutup.

Kromatografi kertas menggunakan kertas Whatmann No. 1, 2, 31 dan 3 MM. Kertas yang lain biasa digunakan adalah kertas asam asetil, kertas kieselguhr, kertas silicon, kertas penukar ion dan kertas selulosa murni. Kertas dalam pemisahan mempunyai pengaruh pada kecepatan aliran pelarut.

B. SARAN Dalam melakukan Kromatografi kertas lakukan dengan sesuai prosedur agar hasilnya maksimal. Makalah ini hanyalah merupakan referensi tambahan, oleh karena itu untuk lebih memahami materi ini juga perlu untuk membaca buku-buku lain yang menjelaskan analisis kromatografi kertas secara terperinci dan lengkap.

16

DAFTAR PUSTAKA
Ilmu Kimia Analitik Dasar, W Harjadi. 1990

17

MAKALAH KIMIA ANALITIK INSTRUMEN

Judul : Kromatografi Kertas


Disusun oleh

Harmidia Qurotul Aini 1107020184

Program Studi DIII Teknik Kimia Universitas Riau 2012


18

Anda mungkin juga menyukai