Anda di halaman 1dari 11

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dikemukakan hasil pengolahan data dan disertasi dengan pembahasannya, berdasarkan pada hasil penelitian di laboratorium dengan menggunakan metode yang diuraikan pada bab III. Pembahasan hasil penelitian sesuai dengan teoriteori pada bab II. Hasil dan pembahasan akan dibahas pola hubungan dan keterkaitannya satu sama lainnya. 4.1 Hasil Pada sub bab ini menampilkan hasil perencanaan gradasi, hasil percobaan Marshall, hasil evaluasi kadar aspal optimum, uji durabilitas dan hasil uji percobaan permeabilitas. Sebelum penyajian hasil, terlebih dahulu disajikan data pemeriksaan sifatsifat fisis material yang digunakan melliputi hasil pemeriksaan sifat-sifat fisis material yang digunakan meliputi hasil pemeriksaan sifat-sifat fisis agrerat dan aspal dan analisis saringan 1. Data Pemeriksaan sifat-sifat fisis agrerat Data pemeriksaan sifat-sifat fisis agrerat yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi pemeriksaan berat isi, berat jenis dan penerapan, keausan (abrasi), pelapukan, indeks kepipihan, indeks kelonjongan, tumbukan (impact). Dari hasil pemeriksaan sifatsifat fisis agrerat yang berasal dari pemecahan batu di lokasi desa Lampisang Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar dan dikaitkan dengan literatur, menunjukkan bahwa

agrerat tersebut memenuhi criteria yang disyaratkan. Hal ini berarti agrerat tersebut dapat digunakan untuk campuran beton aspal. Selengkapnya data pemeriksaan terhadap sifat-sifat fisis agrerat diperlihatkan pada lampiran C.1 halaman 54 sampai dengan C.7 halaman 58. Hasil pemeriksaan sifat-sifat fisis agrerat dapat dilihat pada table 4.1 dibawah ini: Tabel 4.1 Hasil pemeriksaan sifat-sifat fisis agrerat No 1 2 3 4 5 6 7 8 Sifat-sifat fisis Berat isi Berat jenis Penerapan agrerat Pelapukan(soundness) Keausan Indeks kepipihan Indeks kelonjongan Tumbukan Syarat 1,00 kg/ 2,5 3% berat 12% berat 30% berat 25 %berat 25% berat 30% berat Hasil 1,434 2,625 1,89% 3,36% 19,7% 18,62% 21,2% 10,76%

2. Data pemeriksaan sifat-sifat fisis aspal Hasil pemeriksaan sifat-sifat fisis aspal meliputi pemeriksaan berat jenis aspal, pemeriksaan penetrasi aspal, pemeriksaan daktalitis, dan pemeriksaan titik lembek. Dari hasil sifat-sifat fisis aspal yang digunakan yaitu aspal keras penetrasi 60/70 dan dikaitkan dengan literatur, maka aspal keras penetrasi 60/70 yang digunakan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, aspal tersebut dapat digunakan sebagai bahan campuran aspal beton. Selengkapnya data pemeriksaan terhadap sifatsifat fisis aspal diperlihatkan pada lampiran C.8 halaman 58 sampai dengan C.11 halaman 60. Hasil pemeriksaaan sifat fisis aspal dapat dilihat pada table 4.2 berikut ini :

Tabel 4.2 Hasil pemeriksaan sifat-sifat fisis aspal No 1 2 3 4 Sifat-sifat fisis Berat jenis Penetrasi Daktilitas Titik lembek Syarat 1,00 60-79 mm 100cm 48C-58C Hasil 1,049 gr/ 67,22 mm 120,3 cm 50.5 C

3. Analisis saringan Gradasi yangh akan digunakan pada penelitian ini ada 2 variasi komposisi butir yaitu pada lapisan permukaan AC-WC dan AC-BC berdasarkan spesifikasi Depkimpraswil 2002. Hasil dari analisis saringan dengan menggunakan saringab dengan ukuran 1 inchi, inchi, inchi, 3/8 inchi, saringan No.8 dan No.20 dan sudah terhindar dari daerah larangan. Grafik hasil analisa saringan untuk masing-masing lapisan dapat dilihat pada lampiran A.4.1 halaman 48. Hasil gradasi agrerat berdasarkan spesifikasi

Depkimpraswil 2002 dapat dilihat pada table berikut: Tabel 4.4 Gradasi untuk lapisan AC-WC Ukuran saringan Inchi mm 1 25 19,1 12,70 3/8 9,52 No. 8 2,38 No. 16 1,18 No. 30 0,6 No. 200 0,075 AC-WC % lolos 100 95 90 55 37 27 8

Spec 100 90-100 Maks 90 285-58 4-10

Daerah Larangan 39,1 25,6-31,6 19,1-23,1 15,5

Tabel 4.5 Gradasi untuk lapisan AC-BC Ukuran saringan Inchi mm 1 3/8 No. 8 No. 16 No. 30 No. 200 25 19,1 12,70 9,52 2,38 1,18 0,6 0,075 AC-BC % lolos

Spec

100 90-100 Maks 90 285-58 4-10

100 95 90 55 37 27 8

Daerah Larangan 39,1 25,6-31,6 19,1-23,1 15,5

4.1.1

Hasil percobaan Marshall Nilai yang diperoleh dari percobaan Marshall meliputi nilai stabilitas, kelelehan

plastis(flow), berat volume (density), persen rongga dalam campuran (volds filled by bitument), dan Marshall Quotient untuk tiap gradasi agrerat. Hasil percobaan Marshall kemudian diplot pada suatu salib sumbu dalam bentuk titik dengan koordinat variasi kadar aspal dan salah satu parameter Marshall, sehingga di dapat suatu garis persamaan untuk mendapatkan nilai kadar aspal optimum. Data yang dihasilkan dari percobaan Marshall untuk tiap gradasi agrerat dapat dilihat pada tabel 4.6;4.7;4.8; dan 4.9 berikut ini Table 4.6 Hasil Percobaan Marshall untuk Gradsi Agrerat lapisan AC-WC No 1. 2. Kadar aspal % 4,0 4,5 Stabilitas (kg) 991,92 982,29 Flow (mm) 2,43 3,10 Density gr/ 2,25 2,29 VMA (%) 17,87 16,59 VIM (%) 9,31 6,75 VFB (%) 47,96 59,39 Marshall quotient 4,01 3,26

3. 4. 5.

5.0 5,5 6,0

948,54 905,25 741,53

3,03 3,2 3,40

2,31 1,33 2,35

16,46 16,01 15,89

5,46 3,78 2,45

66,95 76,84 84,58

3,16 2,78 2,14

Tabel 4.7 Hasil Percobaan Marshall untuk gradasi Agrerat lapisan AC-BC No 1. 2. 3. 4. 5. Kadar aspal % 4,0 4,5 5.0 5,5 6,0 Stabilitas (kg) 991,92 982,29 948,54 905,25 741,53 Flow (mm) 2,43 3,10 3,03 3,2 3,40 Density gr/ 2,25 2,29 2,31 1,33 2,35 VMA (%) 17,87 16,59 16,46 16,01 15,89 VIM (%) 9,31 6,75 5,46 3,78 2,45 VFB (%) 47,96 59,39 66,95 76,84 84,58 Marshall quotient 4,01 3,26 3,16 2,78 2,14

Hasil pengujian Marshall ini dilakukan untuk membandingkan rasio antara stabilitas benda uji yang direndam selama 24 jan pada suhu 60C, dengan benda uji yang direndam selama 30 menit pada suhu yang sama, sehingga diketahui nilai durabilitasnya. NIlai yang dihasilkan dari percobaan Marshall berupa nilai stabilitas, flow, density, VMA, VIM, VFB, Marshall quotient. Hasil dari nilai-nilai tersebut dapat dilihat pada table 4.9 berikut ini: Tabel 4.9 Nilai Parameter Rendaman 24 Jam untuk tiap gradasi Agrerat Berdasarkan spesifikasi AC-WC dan AC-BC No Parameter Marshall 1 2 3 4 Stabillitas Flow Density VMA Nilai Parameter Marshall pada KAO Gradasi AC-WC Gradasi aC-BC 797,88 kg 924,32 kg 2,60 mm 3,23 mm 2,35 gr 2,33 gr 15,68 % 16,02 %

5 6 7

VIM VFB Marshall quotient

3,05% 80,57% 3,02 KN/mm

3,91 % 71,62% 2,81 KN/mm

Untuk lebih jelasnya mengenai hasil percobaan Marshall rendaman 30 menit dan Marshall 24 jam dapat dilihat pada lampiran C.14 perhitungan C.15 halaman 63 dan halaman 64. 4.1.3 Hasil percobaan durabilitas dan permeabilitas

Uji durabilitas dilakukan dengan menggunakan nilai kadar aspal optimum yang diperoleh berdasarkan data di atas bahwa kadar aspal optimum untuk gradasi agrerat lapisan AC-WC adalah 5,65% dan untuk gradasi agrerat lapisan AC-BC diperoleh kadar aspal optimum sebesar 4,45%. Dari hasil uji durabilitas menunjukkan bahwa campuran aspal beton memiliki nilai stabilitas sisa lebih besar dari 75% sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Nilai durabilitas campuaran aspal beton sebesar 91,69% dan 93,39% ini disebabkan karena adanya selimut aspal yang cukup tebal untuk menyelimuti agrerat, sehingga tidak mmudah lepas yang akan menyebabkan terjadinya oksidasi dan lapis perkerasan menjadi rusak. Untuk nilai rata-rata pengujian kelompok benda uji tersebut disajikan pada lampiran C perhitungan C.16 halaman 65. Untuk nilai Stabilitas, Durabilitas dan Koefisien Permeabilitas rata-rata Campuran Aspal Beton, bisa dilihat pada Tabel 4.10 berikut ini. Tabel 4.10 Nilai Stabilitas, Durabilitas dan Koefisien Permeabilitas Rata-rata Campuran Aspal Beton.

Kelompok Benda Uji

KAO

VIM

Stabilitas Marshall 30 menit

Stabilitas Marshall 24 jam (Kg) 799,55 924,32

Durabilitas

Koefisien Permeabilitas

(%) AC-WC AC-BC 5,65 5,45

(%) 3,14 4,46

(Kg) 872,00 989,72

(%) 91,69 93,39

(cm/detik) 0,0000342 0,0000525

4.2

Pembahasan Bagian ini akan dibahas hasil yang didapat dari penelitian dan dikaitkan dengan

literatur dalam bab II. Meliputi perencaan gradasi, hasil evaluasi kadar aspal optimum.

4.2.1. Evaluasi kadar aspal optimum Kadar aspal optimum adalah kadar aspal yang menghasilkan sifat campuran terbaik yang diperoleh dari hasil evaluasi terhadap parameter Marshall. Dalam penelitian ini penentuan kadar aspal optimum (kadar koridor KAO) untuk setiap gradasi agrerat diambil berdasarkan nilai tengah dengan mempertimbangkan workabilitas. Untuk gradasi agrerat lapisan permukaan AC-WC kadar aspal optimum yang memenuhi syarat adalah 5,3-5,8 % total beerat campuran. Untuk gradasi agrerat lapisan AC-BC kadar aspal optimum yang memnuhi syarat adalah 5,2-5,5 %. Maka berdasarkan nilai tengah dari range/koridor kadar aspal optimum untuk masing-masing gradasi tersebut adalah sebesar 5,65% untuk lapisan AC-WC dan 5,45% untuk lapisan AC-BC dari total berat campuran.

4.2.2

Evaluasi stabilitas normal Dari hasil perhitungan diatas dapat dilihat pengaruh kadar aspal optimum

terhadap stabilitas campuran, semakin besar kadar aspal yang diberikan di dalam campuran maka semakin berkkurang nilai stabilitas yang dihasilkan oleh campuran tersebut sehingga campuran kurang stabil. Nilai tes Marshall untuk lapisan permukaan AC-WC dengan kadar aspal ooptimum 5,56 % memperoleh kadar stabilitas 872 kg, ini lebih kecil bila dibandingkan dengan lapisan di bawahnya yaitu lapisan AC-BC dengan kadar aspal ooptimum5,45 % dengan nilai stabilitas 989,72 kg tetapi kedua lapisan tersebut masih memenuhi persyaratan yang disyaratkan oleh Depkimpraswil 2002 yang menyatakan untuk nilai stabilitas 750kg. namun bila dilihat nilai VIM dari kedua lapisan tersebut, lapisan permukaan AC-WC seharusnya memiliki nilai stabilitas lebih besar dari lapisan AC-BC karena semakin kecil nilai VIM maka semakin besar pula nilai stabilitas yang diberikan oleh lapisan tersebut.

4.2.3

Evaluasi durabilitas dan permeabilitas

Dari hasil perhitungan antara hubungan antara rongga dalam campuran diberikan oleh diantara kadar aspal ooptimum dengan rongga campuran (VIM) dengan

durabilitas, menunjukkan bahwa semakin kecil nilai kadar rongga maka semakin kecil juga nilai durabilitas sehingga lapisan kedap air dan udara tidak masuk ke dalam campuran menyebabkan terjadinya oksidasi dan aspal menjadi rapuh/getas. Nilai VIM untuk lapisan permukaan AC-WC merupakan nilai terkecil dari kedua lapisan tersebut

yaitu 3%-6% dengan nilai 3,14%. Berdasarkan hasil perbandingan stabilitas rendaman dengna stabilitas normal, bahwa kedua hasil stabilitas rendaman untuk lapisan AC-WC adalah 91,69% dan untuk lapisan AC-BC adalah 93,39% adalah durable (awet). Namun bila ditinjau dari fungsi kedua lapisan tersebut, untuk lapisan AC-WC harus lebih besar nilai durabilitasnya atau lebih awet dari lapisan AC-BC karena lapisan permukaan ACWC berhubungan langsung dengan cuaca serta perembesan air ke dalam lapisan sehingga tidak terjadi kerusakan pada konstruksi jalan tersebut. Untuk lapisan AC-WC menghasilkan nilai stabilitas Marshall rata-rata 872 kg, durabilitas 91,69%, dan koefisien permeabilitas 0,0000342 cm/det dimana nilai tersebut tidak berada dalam batas yang disebutkan pada Diana (1995) yatu berkuisar antara 0,0575-0,2493 cm/det, berarti lapisan ini dikatakan lapisan kedap air. Hal ini terjadi karena kadar rongga dalam campuran masih dalam batas spesifikasi yaitu 3,14% yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan yaitu 3%-6% maka campuran tersebut termasuk dalam campuran aspal beton bergradasi baik. Pada lapisan AC-BC menghasilkan nilai stabilitas Marshall rata-rata 989,72kg, durabilitas 93,39%, dan koefisien permeabilitas adalah 0,0000525 cm?det dimana nilai tersebut juga tidak berada dalam batas yang disebut pada Diana (1995) yaitu berkisar antara 0,0575 0,2493 cm/det, sehingga lapisan ini juga dinyatakan kedap air . hal ini terjadi karena kadar rongga dalam campuran masih dalam batas spesifikasi 4,46% yang memenuhi persyaratn yang ditetapkan yaitu 3%-6% maka campuran tersebut juga termasuk dalam campuran aspal beton bergradasi baik.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Sesuai denga hasil penelitian yang dilakukan di Laboratorium Transportasi Jurusan Tekhnik Sipil Fakultas Tekhnik Sipil Fakultas Tekhnik Universitas Syiah Kuala dan pengolahan data dari pengujian Marshall, durabilitas serta permeabilitas dapat diambil kesimpulan dan saran sebgai berikut:

5.1

Kesimpulan

1. Untuk lapisan AC-WC menghasilkan nilai stabilitas Marshall rata-rata 872kg, durabilitas 91,69%, dan koefisien permeabilitas 0,0000342 cm/det, tetapi bila dilihat dari nilai VIM seharusnya dengan VIM kecil bias menghasilkan nilai stabilitas yang labih besar dilihat dari fungsi AC-WC adalah lapis permukaan yang berhubungan langsung dengan cuaca serta rembesan air diharapkan AC-WC lebih awet (durabel) dari lapisan AC-BC. 2. Pada lapisan AC-BC menghasilkan nilai stabilitas Marshall rata-rata 989,72kg, durabilitas 93,39%, dan koefisien permeabilitas adalah 0,0000525 sm/det, dimana lapisan ini terletak di bawah lapisan AC-WC secara fungsi lapisan ini tidak membutuhkan keawetan yang tinggi dan lapisan yang perm,eabel, tetapi membutuhkan nilai flow yang lebih besar dari lapisan AC-WC.

5.2

Saran

1. diharapkan agar dilakukan peneletian ulang pada campuran AC-WC untuk nilai stabilitas dan durabilitasnya harus lebih besar dari campuran AC-BC agar campuran tersebut sesuai dengan fungsinya masing-masing dan dilanjutkan pemeriksaan dengan metode kepadatan mutlak pada masing-masing campuran. 2. diharapkan juga untuk menghitung koefisien keseragaman (Cu) dan koefisien kelengkungan (Cc) untuk mengetahui jenis gradasi dari tiap-tiap lapisan yang ditinjau.

Anda mungkin juga menyukai