Anda di halaman 1dari 15

1

HUBUNGAN HASIL BELAJAR PRODUKTIF DAN PRAKERIN DENGAN KESIAPAN KERJA SISWA SMK DI KABUPATEN AGAM

SRI RAHAYU HASTUTI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG Wisuda Periode September 2012

PERSETUJUAN PEMBIMBING

HUBUNGAN HASIL BELAJAR PRODUKTIF DAN PRAKERIN DENGAN KESIAPAN KERJA SISWA SMK DI KABUPATEN AGAM

Sri Rahayu Hastuti

Artikel ini disusun berdasarkan tesis Sri Rahayu Hastuti untuk persyaratan wisuda periode September 2012 dan telah diperiksa/disetujui oleh kedua pembimbing

Padang, 12 September 2012 Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Fahmi Rizal, M.Pd, M.T NIP. 19591204 198503 1 004

Dr. Nurhasan Syah, M.Pd NIP. 19601105 198602 1 001

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat hubungan antara: (a) hasil belajar produktif dengan kesiapan kerja; (b) pengalaman Prakerin dengan kesiapan kerja; (c) hasil belajar produktif dan pengalaman Prakerin dengan kesiapan kerja; (d) hasil belajar produktif dengan kesiapan kerja apabila variabel pengalaman Prakerin dalam keadaan konstan; dan (e) pengalaman Prakerin dengan kesiapan kerja apabila variabel hasil belajar produktif dalam keadaan konstan. Penelitian ini adalah penelitian korelasional. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara: (a) hasil belajar produktif dengan kesiapan kerja; (b) pengalaman Prakerin dengan kesiapan kerja; (c) hasil belajar produktif dan pengalaman Prakerin dengan kesiapan kerja; (d) hasil belajar produktif dengan kesiapan kerja apabila variabel pengalaman Prakerin dalam keadaan konstan; dan (e) pengalaman Prakerin dengan kesiapan kerja apabila variabel hasil belajar produktif dalam keadaan konstan.

Abstract The purpose of this research was to find out the correlation between: (a) student achievement in productive subject and Prakerin experience; (b) prakerin experience and work readiness; (c) productive achievement and Prakerin experience; (d) student achievement in productive subject and work readiness of constant state; (e) prakerin experience and work readiness on a constant state of student achievement in productive subject. This research was quantitative research on correlation. The result of this study found out that there was a significant and positive correlation between: (a) student achievement in productive subject and Prakerin experience; (b) prakerin experience and work readiness; (c) student achievement in productive subject and Prakerin experience; (d) student achievement in productive subject and work readiness of constant state; (e) prakerin experience and work readiness on a constant state of student achievement in productive subject.

HUBUNGAN HASIL BELAJAR PRODUKTIF DAN PRAKERIN DENGAN KESIAPAN KERJA SISWA SMK DI KABUPATEN AGAM
Sri Rahayu Hastuti1, Fahmi Rizal2, Nurhasan Syah2 Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan FT Universitas Negeri Padang email: srirahayuhastuti@yahoo.com

Abstract

The purpose of this research was to find out the correlation between: (a) student achievement in productive subject and Prakerin experience; (b) prakerin experience and work readiness; (c) productive achievement and Prakerin experience; (d) student achievement in productive subject and work readiness of constant state; (e) prakerin experience and work readiness on a constant state of student achievement in productive subject. This research was quantitative research on correlation. The result of this study found out that there was a significant and positive correlation between: (a) student achievement in productive subject and Prakerin experience; (b) prakerin experience and work readiness; (c) student achievement in productive subject and Prakerin experience; (d) student achievement in productive subject and work readiness of constant state; (e) prakerin experience and work readiness on a constant state of student achievement in productive subject. Kata kunci : hasil belajar produktif, prakerin, kesiapan kerja A. Pendahuluan Sekolah Menengah Kejuruan yang merupakan salah satu wahana pendidikan formal, mempunyai tujuan mempersiapkan para siswanya untuk

1 2

Prodi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan untuk wisuda periode September 2012. Dosen Jurusan Teknik Sipil FT-UNP

menjadi tenaga kerja tingkat menengah yang mempunyai pengetahuan, ketrampilan, keahlian dan akhirnya mempunyai kesiapan kerja setelah menamatkan pendidikannya. Menyiapkan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan DUDI menjadi pusat perhatian pendidikan kejuruan. Untuk itu, pemerintah telah menerapkan konsep link and match dalam penyelenggaraan pendidikan kejuruan. Perubahan dari pendidikan berbasis sekolah, kependidikan berbasis ganda sesuai dengan kebijakan link and match, mengharapkan supaya program pendidikan kejuruan itu dilaksanakan di dua tempat. Sebagian program pendidikan dilaksanakan di sekolah, yaitu teori dan praktik dasar kejuruan. Sebagian lainnya dilaksanakan di dunia kerja, yaitu keterampilan produktif yang diperoleh melalui prinsip learning by doing. Mencapai keberhasilan dalam suatu pekerjaan, seseorang perlu memiliki kesiapan akan segala sesuatu yang diperlukan oleh lapangan pekerjaan tersebut, baik itu kesiapan dari segi fisik, kesiapan mental, kesiapan dari aspek kognitif dan sebagainya. Menurut Dali Gulo (1987:240) kesiapan (readiness) adalah titik kematangan untuk menerima dan mempraktikan tingkah laku tertentu. Kesiapan kerja (Job Readiness) menurut Herminanto Sofyan (1992) dan Widodo, W (2009), dapat diartikan sebagai upaya mempunyai keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat sehingga peserta didik setelah lulus nanti dapat diserap oleh dunia kerja. Kesiapan kerja adalah keseluruhan kondisi individu yang meliputi kematangan fisik, mental, dan pengalaman serta adanya kemauan dan kemampuan untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau kegiatan.

Ada 2 indikator yang mempengaruhi kesiapan kerja, yaitu (1) faktor intern yang meliputi kematangan fisik, mental, tekanan, kreativitas, minat, bakat, intelegensi, kemandirian, penguasaan ilmu pengetahuan dan motivasi; dan (2) faktor ekstern yang mencakup peran masyarakat, keluarga, sarana dan prasarana sekolah, informasi dunia kerja, dan pengalaman PI. Kesiapan kerja di bidang elektronika dapat diartikan suatu keadaan psikologis yang mantap untuk melakukan pekerjaan di bidang elektronika sesuai dengan tuntutan kerja pada dunia usaha/dunia industri. Kesiapan kerja di bidang elektronika adalah kemampuan seorang siswa untuk memasuki lapangan kerja di bidang elektronika. Kesiapan kerja di bidang elektronika dapat diartikan suatu keadaan psikologis yang mantap untuk melakukan pekerjaan di bidang elektronika sesuai dengan tuntutan kerja pada dunia usaha/dunia industri. Memiliki kesiapan kerja merupakan nilai lebih bagi tenaga kerja, karena tenaga kerja yang telah siap kerja akan lebih siap menghadapi segala permasalahan yang timbul dalam pekerjaannya. Pencari tenaga kerja akan mengutamakan calon tenaga kerja yang siap kerja, karena hal itu merupakan investasi yang besar. Tenaga kerja yang siap pakai biasanya mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang tinggi yang berguna agar calon tenaga kerja mampu mengikuti setiap kemajuan dari pengetahuan dan tidak ketinggalan informasi tentang perkembangan teknologi yang setiap hari terus berganti. Disamping itu tenaga kerja yang siap pakai juga mempunyai kemandirian yang tinggi pula. Tanpa memiliki pengetahuan, pengalaman dan kemandirian yang tinggi, akan sangat sulit bagi calon tenaga kerja untuk dapat bersaing dengan

calon tenaga kerja yang lain dalam mencari lapangan pekerjaan, apalagi dunia kerja sekarang ini. Peningkatan kemandirian, pengetahuan, dan pengalaman dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan Praktik Kerja Industri yang merupakan bagian kurikulum SMK. Oemar Hamalik (2001:91) menyatakan bahwa Praktik Kerja Industri merupakan suatu tahap persiapan profesional dimana seorang siswa yang hampir menyelesaikan studi secara formal bekerja dilapangan dengan supervisi seorang administrator yang kompeten dalam jangka waktu tertentu, yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan melaksanakan tanggung jawab dalam bidangnya. Pelaksanaan Praktik Kerja Industri secara tidak langsung akan memberikan pengetahuan dan pengalaman dalam bekerja. Pengalaman yang diperoleh pada saat melaksanakan praktik industri, selain mempelajari bagaimana cara mendapatkan pekerjaan, juga belajar bagaimana memiliki pekerjaan yang relevan dengan bakat dan minat yang dimiliki oleh siswa tersebut. Pengalaman dalam hal ini adalah pengalaman yang didapat setelah melaksanakan Praktik Kerja Industri, pengalaman kerja inilah yang akan menentukan kesiapan siswa untuk bekerja, karena di industri, siswa diajarkan untuk bekerja sesuai dengan kemampuannya. Lorens Bagus (2002:797-801) merinci beberapa pengertian pengalaman sebagai berikut: 1) Mengalami peristiwa, perasaan, emosi, penderitaan, kejadian, keadaan kesadaran. Indra kita memperoleh ragsangan, dan kita mengatakan mempunyai suatu pengalaman karena kita telah melihat atau mendengar atau mencicipi, dan sebagainya, 2) Hasil pengindraan ditambah tanggapan, 3)

Pengetahuan yang muncul dari kegiatan pribadi, praktek, dan keterampilan

praktis, 4)

Pengalaman juga merupakan totalitas seluruh pengamatan, yang

disimpan di dalam ingatan dan digabungkan dengan suatu pengharapan akan masa depan sesuai dengan apa yang telah diamati. Praktik Kerja Industri di dunia industri merupakan kesempatan untuk menimba dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan menjadi terbuka bagi siswa. Sehingga pengalaman Praktik Kerja Industri dapat menambah pengalaman bagi siswa melakukan proses faktualisasi karena dapat menguji dan

membandingkan pengetahuan teoritisnya dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya. Disamping itu, dapat membuka kesempatan untuk meraih pengetahuan dan teknologi yang baru sebanyak-banyaknya. Masalah umum yang terjadi ketika siswa melaksanakan Praktik Kerja Industri yaitu siswa hanya membantu saat melakukan perbaikan. Siswa bukan membantu dalam perbaikan tetapi hanya sebagai pembantu mengambilkan alat yang dibutuhkan teknisi. Dengan pekerjaan seperti di atas, siswa tidak dapat terlibat langsung dalam mengetahui kerusakan pesawat elektronika dan bagaimana proses perbaikan yang seharusnya sesuai prosedur kerja. Hal seperti ini yang membuat skill siswa tidak berkembang dan tidak mendapatkan pengalaman yang seharusnya didapat setelah melaksanakan Praktik Kerja Industri. Siswa dalam melaksanakan Praktik Kerja Industri terkadang tidak bersungguh-sungguh dan kurang disiplin. Berdasarkan laporan dari guru pembimbing Praktik Kerja Industri menyebutkan bahwa di beberapa tempat Praktik Kerja Industri pihak industri melaporkan bahwa siswa sering tidak masuk dan tidak nampak kesungguhan siswa dalam hal belajar pengetahuan baru di dunia

industri. Dengan kata lain, pihak industri menyimpulkan tidak semua siswa siap untuk bekerja sesuai dengan tuntutan dunia industri. Fakta di lapangan saat ini mengindikasikan bahwa penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kejuruan berjalan dengan programnya sendiri, di sisi lain dunia kerja/industri dan asosiasi profesi sering mengeluh bahwa kualitas tenaga (lulusan) belum memenuhi tuntutan keahlian (kompetensi) yang diharapkan. Gejala mismatch antara lembaga pendidikan dan pelatihan kejuruan dengan dunia usaha/industri, pada akhirnya melahirkan lulusan underqualified. Keadaan seperti ini sudah cukup lama terjadi, bahkan sampai saat ini. Berdasarkan observasi awal di kompetensi keahlian Teknik Audio Video di Kabupaten Agam yaitu di SMK Negeri 1 Tanjung Raya dan di SMK Negeri 1 Palembayan didapati jumlah lulusan Kompetensi Keahlian Teknik Audio Video masih banyak yang belum memiliki kesiapan kerja di bidang elektronika yaitu sebesar 88,21% dan hanya 11,79% lulusan Kompetensi Keahlian Teknik Audio Video yang bekerja di bidang elektronika. Rata-rata per tahun lulusan yang bekerja di bidang elektronika didapati hanya 9,68% hingga 18,18%. Kebanyakan dari lulusan tersebut setelah selesai menyelesaikan sekolahnya, masih kebingungan dalam mencari lapangan pekerjaan yang sesuai dengan pengetahuan yang diperolehnya. Dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai adalah untuk

mengungkapkan seberapa besar hubungan antara: 1) hasil belajar produktif dengan kesiapan kerja di bidang elektronika pada siswa kelas XII Kompetensi Keahlian Teknik Audio Video di Kabupaten Agam, 2) pengalaman Praktik Kerja

10

Industri dengan kesiapan kerja di bidang elektronika pada siswa kelas XII Kompetensi Keahlian Teknik Audio Video di Kabupaten Agam, 3) hasil belajar produktif dan pengalaman Praktik Kerja Industri secara bersama-sama dengan kesiapan kerja di bidang elektronika siswa kelas XII Kompetensi Keahlian Teknik Audio Video di Kabupaten Agam 4) hasil belajar produktif dengan kesiapan kerja di bidang elektronika siswa SMK kelas XII Kompetensi Keahlian Teknik Audio Video di Kabupaten Agam apabila variabel pengalaman Praktik Kerja Industri dalam keadaan konstan, 5) pengalaman Praktik Kerja Industri dengan kesiapan kerja di bidang elektronika siswa SMK kelas XII Kompetensi Keahlian Teknik Audio Video di Kabupaten Agam apabila variabel pengalaman dalam keadaan konstan.

B. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian korelasional. Penelitian ini

dimaksudkan untuk menggambarkan seberapa besar hubungan hasil belajar produktif dan pengalaman prakerin dengan kesiapan kerja di bidang elektronika siswa teknik audio video kelas XII. Lokasi penelitian adalah di SMK Negeri 1 Tanjung Raya dan SMK Negeri 1 Palembayan, Kabupaten Agam. Populasi dan sampel penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII TAV SMK Negeri

Kabupaten Agam. Instrumen yang digunakan berbentuk format dokumenter dan kuesioner. Format dokumenter digunakan untuk mendapatkan hasil belajar

produktif yaitu berupa nilai rapor semester I hingga semester V, sedangkan format kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data tentang pengalaman Praktik Kerja Industri siswa dan kesiapan kerja di bidang elektronika. Pengujian

11

instrumen dilakukan dengan uji validitas dan reliabilitas. Analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif, yaitu teknik statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya dan dilanjutkan dengan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. C. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan hasil analisis deskriptif dalam penelitian ini didapatkan hubungan antara hasil belajar produktif dengan kesiapan kerja di bidang elektronika berkorelasi positif secara signifikan pada taraf kepercayaan 95% sebesar 0,648. Hal ini berarti semakin tinggi hasil belajar produktif, maka kesiapan kerja di bidang elektronika cenderung meningkat, dilihat dari sumbangan efektif hasil belajar produktif memberikan kontribusi 23,52% terhadap kesiapan kerja di bidang elektronika, dilihat dari sumbangan relatif hasil belajar produktif memberikan kontribusi 45,76% terhadap kesiapan kerja di bidang elektronika. Tingkat pencapaian responden untuk variabel hasil belajar produktif sebesar 79,36%. Hasil belajar produktif merupakan pengalaman-pengalaman belajar yang diperoleh siswa di bidang keahliannya masing-masing. Semakin banyak seseorang belajar di bidang keahliannya masing-masing, maka semakin banyak pulalah kemampuan yang didapat dalam rangka menyiapkan dirinya untuk bekerja di bidang keahliannya masing-masing, di samping itu semakin besar pula pemahaman seseorang terhadap sesuatu. Jadi semakin banyak belajar (terutama di bidang elektronika), maka semakin tinggi kesiapan kerja di bidang elektronika.

12

Hubungan antara pengalaman prakerin dengan kesiapan kerja di bidang elektronika berkorelasi positif secara signifikan pada taraf kepercayaan 95% sebesar 0,666. Hal ini berarti semakin tinggi pengalaman prakerin, maka kesiapan kerja di bidang elektronika cenderung meningkat, dilihat dari sumbangan efektif pengalaman prakerin memberikan kontribusi 27,90% terhadap kesiapan kerja di bidang elektronika, dilihat dari sumbangan relatif hasil belajar produktif memberikan kontribusi 54,28% terhadap kesiapan kerja di bidang elektronika. Tingkat pencapaian responden untuk variabel pengalaman prakerin sebesar 76,91%. Prakerin yang dilaksanakan di dunia industri memberikan kesempatan untuk menimba dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan menjadi terbuka bagi siswa, sehingga pengalaman Praktik Kerja Industri dapat menambah pengalaman bagi siswa. Siswa juga dapat melakukan proses faktualisasi karena dapat menguji dan membandingkan pengetahuan teoritisnya dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya, di samping itu dapat membuka kesempatan untuk meraih pengetahuan dan teknologi yang baru sebanyak-banyaknya. Hubungan hasil belajar produktif dan pengalaman prakerin secara bersama-sama dengan kesiapan kerja di bidang elektronika berkorelasi positif secara signifikan pada taraf kepercayaan 95% sebesar 0,717. Hal ini berarti semakin tinggi hasil belajar produktif dan pengalaman prakerin, maka kesiapan kerja di bidang elektronika cenderung meningkat, dilihat dari sumbangan efektif memberikan kontribusi sebesar 51,42% terhadap kesiapan kerja di bidang

elektronika, dilihat dari sumbangan relatif memberikan kontribusi sebesar 73,34%

13

terhadap

kesiapan kerja di bidang elektronika. Melalui pengujian regresi

didapatkan persamaan regresi adalah = -10,882 + 0,954X1 + 0,473X2, konstanta sebesar -10,882 menyatakan bahwa jika tidak ada hasil belajar produktif (X1) dan pengalaman prakerin (X2), maka kesiapan kerja di bidang elektronika sebesar -10,882. Koefisien arah hasil belajar produktif (X1) sebesar 0,954, dan koefisien arah pengalaman Praktik Kerja Industri (X2) sebesar 0,473, ini berarti setiap peningkatan hasil belajar produktif (X1) dan pengalaman Praktik Kerja Industri (X2) sebesar 1 skala akan berkontribusi terhadap kesiapan kerja di bidang elektronika (Y) sebesar -8,455 skala, tanpa pengaruh dari kedua prediktor tersebut. Sebagai contoh, skor hasil belajar produktif (X1) dan pengalaman Praktik Kerja Industri (X2) masing-masing sebesar 100 skala, maka nilai kesiapan kerja di bidang elektronika dapat diprediksi sebesar 100 x 0,954 + 100 x 0,473 + (-10,882) = 131,818. Hasil belajar produktif dan pengalaman Praktik Kerja Industri adalah sarana untuk mempersiapkan siswa untuk bekerja di bidang sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya. Hubungan antara hasil belajar produktif dengan kesiapan kerja di bidang elektronika di mana pengalaman prakerin dikendalikan (dibuat tetap) adalah 0,358 pada taraf kepercayaan 95%. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi hasil belajar produktif maka kesiapan kerja di bidang elektronika siswa juga cenderung meningkat meskipun pengalaman Praktik Kerja Industrinya diabaikan. Seiring dengan perkembangan lebih lanjut membuktikan bahwa seseorang diterima dalam pekerjaannya tidak hanya mengandalkan keahliannya saja akan

14

tetapi hasil belajar produktif sangat mempengaruhinya, terutama untuk jabatanjabatan tertentu. Hasil belajar produktifnya lemah atau kurang akan berpengaruh pada pemilihan pekerjaan. Selain keterampilan dalam bekerja kemampuan dalam pengetahuan juga sangat dibutuhkan. Sehebat apapun keterampilan seseorang dalam bekerja tanpa adanya pengetahuan yang banyak maka akan timpang dan akan menghasilkan produk pekerjaan yang jelek dan kurang bagus. Maka dari itu seseorang dituntut benar-benar mempunyai pengetahuan yang cukup guna menyiapkan dirinya memasuki dunia pekerjaan, dalam arti manusia yang siap pakai. Hasil belajar produktif yang lemah akan mempengaruhi kinerja seseorang dalam melaksanakan pekerjaan apa yang diberikan kepadanya. Hubungan antara pengalaman prakerin dengan kesiapan kerja di bidang elektronika di mana hasil belajar produktif dikendalikan (dibuat tetap) adalah 0,404 pada taraf kepercayaan 95%. Hal ini berarti semakin tinggi pengalaman Praktik Kerja Industri, maka kesiapan kerja di bidang elektronika meningkat meskipun hasil belajar produktif dikendalikan (dibuat tetap). Selain keterampilan dalam bekerja dan kemampuan dalam pengetahuan pengalaman Praktik Kerja Industri juga sangat dibutuhkan. Sehebat apapun keterampilan dan pengetahuan seseorang dalam bekerja tanpa adanya pengalaman Praktik Kerja Industri yang banyak maka akan timpang dan akan menghasilkan produk pekerjaan yang jelek dan kurang bagus. Maka dari itu seseorang dituntut benar-benar mempunyai pengalaman Praktik Kerja Industri yang cukup guna menyiapkan dirinya memasuki dunia pekerjaan, dalam arti manusia yang siap

15

pakai. Pengalaman Praktik Kerja Industri yang lemah akan mempengaruhi kinerja seseorang dalam melaksanakan pekerjaan apa yang diberikan kepadanya. D. Simpulan, implikasi dan saran Hasil belajar produktif memiliki hubungan yang positif dalam menunjang kesiapan kerja di bidang elektronika siswa. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi hasil belajar produktif maka kesiapan kerja di bidang elektronika siswa cenderung meningkat, yang diwujudkan melalui peningkatan mutu proses belajar mengajar mata pelajaran produktif. Pengalaman prakerin juga mempunyai hubungan yang positif dalam menunjang kesiapan kerja di bidang elektronika siswa. Dengan demikian, semakin tinggi pengalaman prakerin siswa, maka kesiapan kerja di bidang elektronika siswa cenderung baik, yang diwujudkan melalui peran serta guru dan civitas sekolah dalam membantu membantu mencarikan tempat prakerin yang sesuai dengan Kompetensi Keahlian masing-masing siswa tersebut. Kepada Kepala Sekolah, satuan pendidikan, guru dan pihak industri agar bersama-sama memberikan yang terbaik untuk siswa dalam membantu menyiapkan siswa agar dapat bekerja di bidang elektronika setelah menyelesaikan pendidikan di SMK nantinya. Kepada siswa untuk lebih mempersiapkan diri dan lebih giat mempelajari pelajaran dan mencari informasi yang berkaitan dengan bidang elektronika.

Catatan : artikel ini disusun berdasarkan tesis penulis dengan Pembimbing I Dr. Fahmi Rizal, M.Pd, M.T dan Pembimbing II Dr. Nurhasan Syah, M.Pd.

Anda mungkin juga menyukai