Anda di halaman 1dari 13

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

IMPLEMENTASI METODE STAD DALAM USAHA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI CIRI-CIRI DAN KEBUTUHAN MAKHLUK HIDUP PADA SISWA KELAS III DI SDN WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

Oleh :

PURNOMO WIBOWO
NIM. 09141168

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN IKIP PGRI MADIUN 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah mendidik,mengajar dan melatih agar kelak anak didiknya menjadi manusia yang cerdas,terampil dan berbudi luhur. Menurut Undang- Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 tujuan pendidikan nasional di Indonesia pada dasarnya adalah untuk membentuk manusia seutuhnya yaitu untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air agar dapat menumbuhkan manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta secara bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berfungsi untuk memberikan pengetahuan tentang lingkungan alam dan mengembangkan keterampilan, wawasan, kesadaran teknologi dalam kaitan dengan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari, dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Pengetahuan alam sangat berguna bagi setiap siswa dalam jenjang pendidikan, karena berhubungan langsung dengan alam sekitar termasuk manusia itu sendiri. Pengetahuan alam diajarkan sampai di perguruan tinggi, sehingga bukan alasan untuk tidak memahami pengetahuan alam sejak usia dini, oleh karena itu diperlukan penguasaan dan pemahaman yang cukup dalam menekuni mata pelajaran IPA. Berdasarkan pengamatan peneliti bersama dengan teman sejawat ditemukan bahwa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tentang ciri-ciri makhluk hidup siswa mengalami kesulitan. Motivasi belajar siswa terhadap pelajararan IPA rendah karena siswa cenderung mempunyai anggapan bahwa IPA merupakan mata pelajaran yang sulit dan kurang menarik. Oleh karena itu akan dipilih alternatif menggunakan tim siswa kelompok prestasi atau model tutor sebaya untuk menumbuhkan lingkungan

belajar yang kondusif. Perlu diketahui bahwa strategi tutor sebaya dapat merangsang siswa untuk berani bertanya, melatih berfikir dan kritis, terampil berkomunikasi serta cakap untuk mengemukakan pendapat, maka penulis membuat laporan dengan judul Implementasi Metode STAD dalam

Usaha Meningkatkan Hasil Belajar Materi Ciri-Ciri dan Kebutuhan Makhluk Hidup Pada Siswa Kelas III di SDN Warurejo Kecamatan Balerejo Kabupaten Madiun
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas latar belakang masalah, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Apakah Metode STAD Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Materi Ciri-ciri dan Kebutuhan Makhluk Hidup Pada Siswa Kelas III di SDN Warurejo Kecamatan Balerejo Kabupaten Madiun?. C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Meningkatkan keterampilan berkomunikasi atau mengemukakan pendapat dalam menyelesaikan soal. 2. Meningkatkan keterampilan siswa dalam menyebutkan ciri-ciri makhluk hidup. 3. Meningkatkan kemampuan siswa dalam membedakan antara makhluk hidup dan tak hidup. D. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan bermanfaat bagi : 1. Guru Membantu memperbaiki pembelajaran

2. Siswa

Memberikan masukan alternatif penggunaan model Pembelajaran Menambah rasa percaya diri Melatih diri untuk mampu menulis PTK

IPA

Menambah motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA Meningkatkan pemahaman siswa tentang ciri-ciri dan kebutuhan

makhluk hidup 3. Sekolah Membantu sekolah untuk berkembang karena adanya peningkatan dan kemajuan pada diri guru dan mutu pendidikan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Yang Menyenangkan Gibbs (dalam Mulyana, 2007) menyatakan bahwa berdasarkan berbagai penelitian menyimpulkan kreatifitas dapat dikembangkan dengan memberi kepercayaan : komunikasi yang bebas, pengarahan diri dan pengawasan yang tidak terlalu ketat. Pembelajaran Menyenangkan merupakan salah satu aspek dalam pembelajaran PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). PAKEM adalah pembelajaran yang dilaksanakan dengan mengaktifkan siswa dalam belajar,namun bukan hanya siswa yang aktif guru juga aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dalam pelaksanaannya guru tidak hanya menjelaskan ciri-ciri makhluk hidup dan tidak hidup dan memberikan contoh penyelesaian soal akan tetapi juga sebagai fasilitator, pelatih, monitor atau evaluator. Dari segi pembelajaran dikatakan menyenangkan jika pembelajaran tersebut membuat siswa : 1. Berani bertanya 2. Berani mengemukakan pendapat 3. Berani mempertanyakan pendapat orang lain B. Konsep Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Banyak ahli-ahli berusaha merumuskan apa belajar itu namun masingmasing ahli menyoroti dari sudut pandangnya sendiri sehingga arti belajar menjadi bermacam-macam sesuai dengan jumlah ahli yang mengemukakannya. Tetapi ada suatu hal yang prinsip, yang sama-sama tersirat dalam rumusan belajar dari berbagai seolah-olah ada kesepakatan tidak yang tertulis dimana rumusan belajar mengandung unsur perubahan. Seperti yang dikatakan oleh Woodworth (Gunarso, 1982:23-30).

Sedang arti belajar menurut Soepartinah Pakasi (1985-32-36) lebih menekankan arti belajar dari sifat belajar itu sendiri. Dalam hal ini diajukan beberapa makna belajar yaitu bahwa belajar merupakan suatu interaksi antara anak dengan lingkungan, belajar beberbuat, belajar berarti memahami, belajar adalah yaitu aktifitas yang bertujuan, belajar memerlukan motivasi, belajar memerlukan kesiapan pada pihak anak dan belajar adalah berpikir, belajar menggunakan daya pikir. Belajar yang berlebihan dapat menimbulkan perubahan respon pada diri anak sehingga perlu diberikan batasan. Perubahan akan mempengaruhi tingkah laku orang yang sedang belajar. Berarti hasil belajar dapat diamati dari adanya perubahan tingkah laku. Namun yang terpenting agar hasil belajar dapat seperti yang diharapkan maka perlu adanya strategi atau cara-cara khusus yang diterapkan kepada murid dalam proses belajar mengajar. Agar murid lebih mudah dalam menerima materi diperlukan urutan-urutan yang jelas dalam mengajar. Menurut Gagne, belajar itu merupakan suatu proses yang memungkinkan seseorang untuk mengubah tingkah lakunya cukup cepat, dan perubahan tersebut bersifat relatif tetap, sehingga perubahan yang serupatidak perlu terjadi berulangkali setiap menghadapi situasi yang baru. Gagne menggunakan model pemrosesan informasi (information processing model) yang bertitik tolak pada suatu analogi antara manusia dan komputer. Proses belajar dianggap sebagai transformasi input menjadi ouput seperti proses yang lazim terjadi pada sebuah komputer. Model belajar Gagne meliputi 8 langkah yang sering disebut kejadian-kejadian Instruksional (instructional evants), meliputi : 1. Mengaktifkan motivasi (activating motivation) 2. Memberitahu pembelajar tentang tujuan-tujuan belajar (instructional information) 3. Mengarahkan perhatian (directing motivation) 4. Merangsang ingatan (stimulating recall) 5. Menyediakan bimbingan belajar (providing learning guidance)

6. Meningkatkan retensi (enhacing retention) 7. Membantu transfer belajar (helping transfer of learning) 8. Memperlihatkan/perbuatan (cliciting perfomance) dan memberi umpan balik (providing feedback) Kurikulum pendidikan dasar (2004) menyebutkan bahwa pengajaran IPA bagi siswa sekolah dasar berfungsi untuk : a. Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan perangai linkungan alam dan lingkungan buatan dalam kaitannya dengan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari. b. Mengembangkan keterampilan proses c. Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari. d. Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan yang saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi dengan keadaan lingkungan dan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari. e. Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), serta keterampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk melanjutkan pendidiaknnya ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Kurikulum pendidikan dasar (2004) menyebutkan pengajaran IPA bagi siswa sekolah dasar bertujuan agar siswa : a. Memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupannya sehari-hari. b. Memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan tentang alam sekitar. c. Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian di lingkungan sekitar. d. Bersikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab, bekerjasam dan mandiri.

e. Mampu menerapkan berbagai konsep Sains untuk menjelaskan gejalagejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. f. Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan seharihari. g. Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar, sehingga menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa. C. Metode STAD Salah satu bentuk pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan konstruktivis adalah pembelajaran kooperatif tipe Tim Siswa Kelompok Prestasi STAD (Student Teams Achievement Division). STAD (Slavin,1995) menerapkan langkah-langkah : Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku dan lain-lain) Guru menyajikan pelajaran Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya tahu menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu. Memberi evaluasi Kesimpulan Pembelajaran kooperatif tipe STAD dicirikan oleh suatu struktur tugas, tujuan dan penghargaan kooperatif. Siswa bekerja sama dalam situasi semangat pembelajaran kooperatif seperti membutuhkan kerjasama untuk mencapai tujuan bersama dan mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugas.

Menurut Vygotsky, implikasi utama dalam pembelajaran menghendaki setting kelas berbentuk pembelajaran kooperatif, dengan siswa berinteraksi dan saling memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah yang efektif pada masing-masing zona perkembangan terdekat mereka. Selain itu pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat membantu siswa memahami konsep-konsep IPA yang sulit serta menumbuhkan kemampuan kerjasama, berpikir kritis, dan mengembangkan sikap sosial siswa. Pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang positif terhadap siswa yang rendah hasil belajarnya, karena siswa yang rendah hasil belajarnya dapat meningkatkan motivasi, hasil belajar dan penyimpanan materi pelajaran yang lebih lama. Agar pembelajaran kooperatif dapat berjalan dengan baik siswa terlebih dahulu dilatih keterampilan-keterampilan kooperatif sebelum pembelajaran kooperatif itu digunakan. Hal ini dilakukan agar siswa telah memiliki keterampilan menjawab yang diperlukan untuk satuan pembelajaran tertentu. menKeterampilan kooperatif yang dilatih seperti mengajukan pertanyaan, pertanyaan/menanggapi, menyampaikan ide/pendapat, dengarkan secara aktif, berada dalam tugas, dan sebagainya. Dengan strategi (model) pembelajaran tutor sebaya ini akan memberikan kesempatan kepada para siswa yang takut bertanya kepada guru yang membimbingnya sehingga dalam setiap kelompok ada salah satu siswa yang prestasinya menonjol sehingga membantu teman yang lain dalam menyelesaikan soal.

BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN

A.

Subjek Penelitian Lokasi penelitian di SDN Warurejo Kecamatan Balerejo Kabupaten

Madiun pada siswa kelas III semester I Tahun Pelajaran 2013/2014 untuk pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan dari tanggal 14 Januari 2013 sampai 30 Januari 2013 yang dibagi menjadi 2 siklus. Siklus I dilaksanakan tanggal 15 Januari 2013, sedangkan siklus II dilaksanakan tanggal 20 Januari 2013, jumlah subjek yang diteliti 25 siswa dengan karakteristik siswa yang beragam. B. Siklus I 1. Rencana Penelitian (14 Januari 2013) Pada tahap perencanaan siklus I diawali dengan refleksi dan analisis antar penulis dengan teman sejawat dan supervisor terhadap hasil belajar siswa, mengidentifikasi masalah, menganalisa masalah dan mencari alternatif pemecahan masalah. Dari hasil analisis selanjutnya melakukan tindakan sebagai berikut : Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) siklus I, yaitu difokuskan pada perencanaan langkah-langkah perbaikan yang diharapkan dapat mengatasi masalah pembelajaran dan meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa. Menyiapkan instrumen pengumpulan data yaitu : a. Lembar observasi yang akan digunakan penulis dan teman sejawat untuk mengamati proses pembelajaran secara keseluruhan. b. Lembar Evaluasi dalam proses kegiatan akhir untuk mengukur tingkat ketercapaian tujuan perbaikan pembelajaran. Deskripsi Per Siklus Pelaksanaan PTK dilakukan 2 siklus yaitu sebagai berikut :

c. Menetapkan kriteria keberhasilan kebaikan pembelajaran dalam penelitian ini perbaikan dinyatakan berhasil apabila 75% dari siswa mencapai nilai minimal 70. 2. Pelaksanaan (15 Januari 2013) Pada tahap pelaksanaan siklus I, penulis dibantu oleh teman sejawat melakukan Rencana Pembelajaran dalam RPP dengan langkah sebagai berikut : (ceramah). siswa) Setiap kelompok mengerjakan lembar kerja. Setiap kelompok melaporkan hasil kerjanya ditanggapi Memantapkan hasil diskusi kelompok. Menarik kesimpulan. Tahap pengumpulan data dilaksanakan bersama oleh peneliti dengan teman sejawat guru sebagai pengamat selama proses perbaikan pembelajaran. Data yang dikumpulkan adalah data proses yaitu aktifitas siswa dan kerjasama. Data dikumpulkan dengan lembar pengamatan, data hasil berupa hasil penyelesaian soal selama 2 evaluasi. Data dikumpulkan menggunakan lembar evaluasi. 4. Refleksi (16-17 Januari 2013) Dalam tahap refleksi ini penulis bersama teman sejawat melakukan analisa terhadap hasil yang telah dicapai, masalah, kesulitan atau dampak perbaikan pembelajaran terhadap guru dan siswa pada siklus I. Hasil refleksi ini selanjutnya digunakan sebagai dasar upaya perbaikan pembelajaran pada siklus II. Membentuk kelompok (5 kelompok dengan anggota 5 Penjelasan singkat tentang ciri-ciri makhluk hidup

oleh kelompok lain.

3. Pengumpulan Data

10

Siklus II 1. Perencanaan (14 Januari 2013) Perencanaan siklus II ini didasarkan pada hasil refleksi dan analisis penulis bersama teman sejawat terhadap proses dan hasil belajar siswa pada siklus I. Perencnaan perbaikan pada siklus II ini difokuskan pada anggota kelompok yang semua pembagian kelompok di acak dan di setiap kelompok ada salah satu siswa yang prestasinya menonjol sehingga diharap bisa membantu teman lain yang belum menonjol tadi bisa jadi tutor sebaya bagi siswa yang lain dalam diskusi kelompok. Secara keseluruhan perencanaan perbaiakn pembelajaran pada siklus II mencakup hal-hal sebagai berikut : Menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus II Menyiapkan lembar pengamatan Menyiapkan lembar evaluasi Pada tahap siklus II penulis melakukan perbaikan pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai berikut : Menjelaskan kembali materi tentang ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup (ceramah dan media gambar). Membentuk kelompok ( 5 kelompok dengan anggota 5 siswa). Tiap kelompok ada salah satu siswa yang berprestasi menonjol sehingga bisa membantu siswa yang lain yang tidak bisa sehingga bisa aktif dalam menyelesaikan soal dalam LKS. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kerjanya dan ditanggapi oleh kelompok lain. Memantapkan hasil diskusi kelompok. Menarik kesimpulan. Tahap pengumpulan data dilakukan bersama oleh peneliti dengan teman sejawat guru sebagai pengamat selama proses perbaikan

2. Pelaksanaan (15 Januari 2013)

3. Pengumpulan Data

11

pembelajaran. Data yang dikumpulkan adalah data proses yaitu aktifitas siswa dan kerjasama. Data dikumpulkan dengan lembar pengamat. Data hasil berupa hasil penyelesaian soal selama evaluasi, data dikumpulkan menggunakan lembar evaluasi. 4. Refleksi (16-17 Januari 2013) Dalam tahap ini penulis dengan teman sejawat melakukan analisi terhadap hasil yang telah dicapai, masalah/kesulitan atau dampak perbaikan pembelajaran terhadap guru dan siswa pada siklus II. Hasil refleksi ini selanjutnya penulis dan teman sejawat gunakan sebagai dasar penyusunan rencana pembelajaran untuk Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas IKIP PGRI Madiun.

12

Anda mungkin juga menyukai