Anda di halaman 1dari 17

Dalam ilmu administrasi dikenal bermacam teori yang berhubungan dengan kekuasaan, motivasi, pertumbuhan organisasi , ..

dll

Pendekatan terpadu adalah usaha memadukan berbagai teori administrasi ke dalam pendekatan kepemimpinan situasional

Ass wr wb. Mohon do`a restu dan suportnya serta

kehadirannya untuk memberikan suara kepada calon pemimpin pertama perempuan di jurusan ad. Bisnis. Sdh waktunya kita memberikan peluang dan kepercayaan kepada wanita untuk mengasah kemampuannya dalam menyumbangkan tenaga, waktu dan pemikirannya secara optimal terhadap kemajuan lembaga. Semoga Allah meridhoinnya. TKS. Ass.wr.wb Cak jangan lupa pilih saya lho. trims

Perpaduan Teori Motivasi Jenjang Kebutuhan, debgan TKS


Sari teori Jenjang Kebutuhan Maslow: Manusia adalah mahluk yang berkeinginan-dia selalu ingin, dan ingin lebih banyak. Proses ini tiada mengenal henti. Jika suatu kebutuhan telah terpuaskan, maka akan berhenti menjadi motivator utama dari perilaku, dan akan digantikan oleh tingkat kebutuhan yang lebih tinggi.

Kebutuhan manusia tersusun dalam 5 tingkatan,

mulai dari yang terendah sampai yang tertinggi Actualisasi diri yaitu : fisiological need, safety need, social need, Penghargaan Sosial esteem need dan self actualization need
Rasa aman fisiologis
1/5/2013 3

a. Jika kebutuhan yang mengutama dari para bawahan berupa kebutuhan

b.

c.

d.

e.

FISIK, menandakan bahwa mereka berada pada tingkat kematangan rendah (M1), maka gaya kepemimpinan yang tepat digunakan adalah gaya telling (G1) Jika kebutuhan yang mengutama dari para bawahan berupa kebutuhan RASA AMAN, menandakan bahwa mereka berada pada tingkat kematangan rendah ke madya (M2), maka gaya kepemimpinan yang tepat digunakan adalah gaya telling (G1) atau selling (G2) Jika kebutuhan yang mengutama dari para bawahan berupa kebutuhan SOSIAL, menandakan bahwa mereka berada pada tingkat kematangan madya (antara M2 dan M3), maka gaya kepemimpinan yang tepat digunakan adalah gaya Selling (G2) atau Participating (G3) Jika kebutuhan yang mengutama dari para bawahan berupa kebutuhan PENGHARGAAN, menandakan bahwa mereka berada pada tingkat kematangan madya ke tinggi (M3), maka gaya kepemimpinan yang tepat digunakan adalah gaya Participating (G3) atau Delegating (G4) Jika kebutuhan yang mengutama dari para bawahan berupa kebutuhan AKTUALISASI DIRI , menandakan bahwa mereka berada pada tingkat kematangan tinggi (M4), maka gaya kepemimpinan yang tepat digunakan adalah gaya Delegating (G4)

GAYA YANG TEPAT Tinggi

Sosial
Perilaku Hubungan

G3

G2

G4
Rendah
Matang

G1
Perilaku Tugas
Tinggi

Tinggi

Madya

Rendah

M4 M3 M2 M1 A. Diri Fisik Sosial Rasa Aman Penghargaan

Tdk Matang

Perpaduan Teori Kekuasaan, dan TKS


Bahwa bawahan yang tingkat kematangan masih

rendah (M1) maka gaya kepemimpnan yang tepat adalah gaya telling , dan akan lebih berhasil jika disertai dengan penggunaan kekuasaan paksaan. Para bawahan yang tingkat kematangannya pada tingkar rendah ke madya (M2) maka gaya kepemimpnan yang tepat adalah gaya selling dan akan lebih berhasil jika disertai dengan penggunaan kekuasaan imbalan.

Jika para bawahan berada pada tingkat kematangan

madya (M2 dan M3) maka gaya kepemimpinan yang tepat adalah gaya Selling dan Participating dan gaya ini akan lebih berhasil jika disertai dengan penggunaan kekuasaan legitimasi. Para bawahan dengan tingkat kematangan pada tingkat madya ke tinggi (M3) maka gaya kepemimpinan yang tepat adalah gaya Participating dan akan lebih berhasil jika disertai dengan penggunaan kekuasaan referen. Para bawahan dengan tingkat kematangan tinggi (M4) maka gaya kepemimpinan yang tepat adalah gaya Delegating dan akan lebih berhasil jika disertai dengan penggunaan kekuasaan ahli (expert power).

GAYA YANG TEPAT Tinggi

Legitimate
Perilaku Hubungan

G3

G2

G4
Rendah
Matang

G1
Perilaku Tugas
Tinggi

Tinggi

Madya

Rendah

M4

Ahli Referen

M3

Paksaan Legitimasi Imbalan

M2

M1

Tdk Matang

Larry E. Greiner dalam Sutarto (1991:186) menyatakan

bahwa pertumbuhan organisasi bergerak melalui lima masa evolusi dan masing-masing diakhiri dengan masa kritis lima tahapan pertumbuhan dapat dijelaskan sebagai beriku;
1. 2.

3.
4. 5.

Pertumbuhan melalui kreativitas Pertumbuhan melalui pengarahan Pertumbuhan melalui pendelegasian Pertumbuhan melalui koordinasi Pertumbuhan melalui kerjasama

Tahap dimana organisasi baru berdiri, organisasi dikuasai oleh pendiri dan perhatian terarah pada upaya menciptakan dan menjual produk tertentu dan juga kemampuan bertahan untuk menghadapi persaingan. Organisasi tumbuh dan masalah manajemen muncul karena organisasi tidak dapat lagi di urus lewat komunikasi informal dan pengabdian. Pada saat seperti ini munculah Krisis Kepemimpinan. Krisis ini dipecahkan dengan mencari tipe pemimpin diterima pendiri dan mampu mengendalikan organisas

Dalam tahap kedua organisasi mulai ditata menjadi bagian-bagian dengan hirarki wewenang, beban tugas yang jelas. Pimpinan mengambil tanggung jawab pengarahan sedang manajer pada jenjang lebih rendah diperlakukan sbg pelaksana yang tidak banyak dilibatkan dalam pengam-bilan keputusan. Akibatnya par manajer jenjang bawah menuntut lebih otomom, yang mengarah pada Krisis Otonomi. Krisis otonomi dipecahkan dengan pelimpahan wewenang yang lebih besar.

Pada tahap ini sebagian wewenang telah didelegasikan, dan mulai terasa disentralisasi struktur organisasi. Pimpinan lebih fokus pada pemikiran strategis, sementara operasional dipercayakan pada manajer yg lebih rendah. Keadaan ini memunculkan krisis baru, karena pemimpn puncak merasa kehilangan kontrol, yang pada ujungnya munculah Krisis Pengawasan. Krisis ini biasanya dipecahkan dengan sentralisasi struktur organisasi dan melaui teknik-teknik koordinasi yang baru.

Tahap koordinasi ditandai dengan penggunaan sistem formal untuk mencapai koordinasi vertikal maupun horizontal. Organisasi telah menjadi lebih besar dan kompleks dengan berbagai program formal dan prosedur kerja yang kaku. Dalam keadaan demikian munculah krisis keempat yaitu krisis birokrasi, yang terjadi karena organisasi menjadi terlalu birokratis. Manajer menengah menjadi kurang inovatif . Organisasi menjadi kaku dan terlalu besar untuk dikelola malaui aturan dan program formal.

Suasana baru akan tumbuh bila mampu melewati krisis birokrasi, yaitu munculnya semangat kerjasama/ kolaborasi. Karyawan telah menyadari bahwa birokrasi yang berle-bihan akan menghambat kegiatan. Kontrol sosial dan disiplin diri menggantikan pengawasan formal.. Untuk mencapai kerjasama yang baik, maka sering dibentuktim. Titik kritis pada tahap ini belum diketahui bentuknya, karrena organisasi telah mempunya mekanisme penyesuaian yang otomatis.

Gambar: Tahapan Pertumbuhan Organisasi


Besar
Krisis Birokrasi Krisis Pengawasan Krisis Otonomi Krisis kepemimpinan Krisis ?? Pertumbuhan melalui Kerjasama

Pertumbuhan melalui Koordinasi

Ukuran Organisasi

Pertumbuhan melalui Pendelegasian Pertumbuhan melalui Pengarahan

Pertumbuhan melalui kreativitas

Kecil
Bayi Remaja Dewasa

1.

2.

3.

4.

Pada tahap pertumbuhan melalui pengarahan dg tingkat kematangan masih rendah (M1), ini sejalan dengan gaya kepemimpinan telling Pada tahap pertumbuhan melalui koordinasi dg tingkat kematangan bawahan berada di tingkat rendah ke tingkat madya (M2), ini sejalan dengan gaya kepemimpinan selling Pada tahap pertumbuhan melalui kerjasama dg tingkat kematangan bawahan berada pada tingkat madya ke tinggi (M3), ini sejalan dengan gaya kepemimpinan participating Pada tahap pertumbuhan melalui pendelegasian dg tingkat kematangan bawahan tinggi (M4), ini sejalan dengan gaya kepemimpinan delegating

Anda mungkin juga menyukai