Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR Acara VI PRAKTEK LAPANGAN

Asisten Praktikum Tanggal Praktikum

: Fitriany A W /H1F007008 : 23 Desember 2009

Tanggal Penyerahan Praktikum : 28 Desember 2009

Oleh : Tofan Fauzi Sulistiono H1F009027

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK JURUSAN TEKNIK-PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI PURBALINGGA 2009

BAB I PENDAHULUAN

Batuan adalah benda alam yang menjadi penyususun utama bumi. Bumi memiliki lapisan-lapisan penyusun bumi tersebut. Ada tiga lapisan pembentuk bumi, yaitu: Komposisi Inti Bumi (Ni Fe) = 14.5 ~ 9.5 gr/cc Selubung (batuan) = 5.7 ~ 3.3 gr/cc Kerak Bumi (batuan) = 2.7 gr/cc Sifat Fisik Fasa dan rock strength Inti dalam Inti luar Mesosfir Astenosfir, Litosfir

Bumi juga memiliki sifat fisik. Sifat-sifat fisik bumi yaitu : Kemagnetan (kutub Utara / Selatan) Isostasi keseimbangan permukaan Gradien Geotermal gradien panas bumi Gravitasi gaya berat Dinamis selalu bergerak / berubah

Kebanyakan batuan merupkan campuran dari mineral yang tergabung secara fisik satu sama lain. Beberapa batuan terutama, tersusun oleh satu jenis mineral saja, dan sebagian kecil lagi dibentuk oleh gabungan mineral, bahkan bahan organik serta bahan-bahan vulkanik. Mineral-mineral pembentuk batuan tersebut memiliki ciri khas tertentu. Mineral merupakan bahan anorganik yang terbentuk dibumi secara alamiah, padat, serta memiliki komposisi unsur kimia tertentu dan struktur serta tekstur tertentu. Mineral dan mineraloid memiliki perbedaan. Mineraloid merupakan Senyawa anorganik terbentuk secara alamiah, padat serta mempunyai komposisi kimia tetapi tidak mempunyai struktur dalam tertentu atau amorf (obsidian, opal)..

Mineral ini juga memiliki ikatan ion yang mengikat mineral. Mineral ini sangat mempengaruhi sifat fisik mineral. Tipe-tipe ikatan ion yang lazim adalah: Ikatan ion gaya tarik elektrostatik ion+ dan ionIkatan kovalen 2 atom berbagi elektron Gabungan ikatan ion dan kovalen Ikatan logam ion-ion logam bersatu (kovalen) Ikatan van der Waals tidak ada transfer atau berbagi elektron, ikatannya tidak sekuat lainnya Mineral pembentuk batuan-batuan yang ada dipermukaan bumi secara umum adalah sebagai berikut: Mineral Feldspar * Amfibol * Piroksen * Olivin Mika * Kwarsa Kalsit Gypsum Halit Garnet Khlorit Lempung * V Beku V V V V V V V V V V V V V Sedimen V V Metamorf V V V

Selain memiliki struktur, tekstur dan komposisi kimia tertentu, mineral juga memiliki tingkat kekerasan yang ditetapakan dengan skala kekerasan mohs. Kekerasan adalah skala relatif dari daya tahan mineral terhadap abrasi. Kekerasan ini bisa digunakan untuk mengindentifikasi mineral tersebut.

Mineral
Talc Mg3Si4O10(OH)2 Gypsum CaSO4.2H2O Kalsit CaCO3 Fluorit CaF2 Apatit Ca5(PO4)3F K-Feldspar KAlSi3O8 Kwarsa SiO2 Topas Al2SiO4(OH9F)2 Korundum- Al2O3 Intan - C Skala kekerasan Mohs

Kekerasan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Batuan merupakan pengetahuan dasar untuk mempelajari geologi. Melalui batuan, sejarah bumi bisa diketahui. Jadi, ilmu geologi merupakan ilmu yang mempelajar bumi beserta gejala-gejala dan peristiwa-peristiwa yang terjadi dipermukaan bumi maupun di dalam bumi. Batuan di bumi dikelompokkan menjadi tiga macam berdasarkan proses pembentukkannya (ganesa), yaitu 1. Batuan beku (igneus rocks), yaitu batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin danmembeku 2. Batuan Sedimen (sedimentary rocks), yaitu batuan yang terbentuk melalui proses sedimentasi yang kemudian mengalami proses litifikasi (berubah menjadi batuan) 3. Batuan Metamorf (metamorphic rocks), yaitu batuan yang terbentuk setelah mengalami perubahan temperatur dan tekanan tertentu sebelum mengalami proses peleburan. Batuan yang terdapat dibumi ada yang tersingkap di luar dan ada yang tersingkap didalam bumi. Singkapan batuan yang tampak diluar bumi biasanya merupakan batuan sedimen atau batuan beku, sedangkan yang tersingkap didalam perut bumi biasanya adalah batuan metamorf karena batuan metamorf harus melalui proses metamorfisme yang membutuhkan temperatur dan tekanan tertentu

sebelum mencapai peleburan. Sehingga batuan metamorf biasanya hanya ditemui pada daerah-daerah yang memenuhi syarat untuk terjadinya proses metamorfisme. Ketiga jenis batuan tersebut memperlihatkan adanya hubungan antara yang satu dengan yang lainnya. Hubungan tersebut dinamakan daur batuan.

Batuan Beku Batuan beku merupakan batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan membeku. Batuan beku dapat dibagi menjadi menjadi dua kelompok, yaitu : Batuan beku dalam (intrusif), mendingin dan membeku sangat lama (106 tahun), bentuk kristal besar dan sempurna(faneritik). Proses diferensiasi magma (pemisahan mineral) dan assimilasi (komposisi magma menjadi tidak sama dengan magma induk) Batuan Beku luar (ekstrusif), mendingin dan membeku sangat cepat (P dan T di atmosfir) kristal sangat halus / amorf. Batuan beku juga memiliki struktur, tekstur, maupun komposisi batuan yang terdiri dari mineral-mineral tertentu. Tekstur batuan beku pada umumnya dapat

dibedakan dari kenampakan bentuk, ukuran butir da hubungan kristal mineralmineralnya. Tekstur batuan beku yaitu: Gelas (glassy) tidak berbutuir atau tidak mempunyai kristal, amorf Afanitik (aphanitic) fine grain texture, berbutir sangat halus, tidak terlihat tanpa alat pembesar (mikroskop) Faneritik (phaneritic) coarse grain texture berbutir cukup besar terlihat tanpa alat (mikroskop) Porfiritik (porphyritic) mempunyai dua ukuran kristal yang dominan Piroklastik (pyroclastic) mempunyai fragmen material vulkanik.

Batuan beku dibumi sangat banyak jenisnya, klasifikasi sederahana dari batuan beku didasarkan atas tekstur dan komposisi mineralnya. Keragaman tersebut diakibatkan karena proses pendinginan magma. Klasifikasi sederhana dari batuan beku berdasarkan tekstur dan komposisi batuannya dapat ditulis seperti dibawah ini : Tekstur dan komposisi Intrusif (faneritik) Ekstrusif (afanitik) Komposisi mineral utama Felsik (granitik) Mafik (basaltik) Ultra mafik

Intermediet (andesitik) Diorit

Granit

Gabro

Peridotit

Riolit Kwarsa K felspar Na felspar Muskovit Biotit Hornblende

Andesit Hornblende Nafelspar Ca felspar Biotit Piroksen

Basalt

Ca felspar Piroksen

Olivin Piroksen

Mineral tambahan

Olivin Hornblende

Ca felspar

Sedangkan struktur dari batuan beku seperti yang umum: Blok lava, berbentuk bongkah-bongkah Lava tali, berbentuk seperti pilinan tali Lava bantal, berebentuk seperti bantal yang tumpang tindih

Struktur aliran, terlihat kesejajaran bentuk lensa-lensa kecil, garis-garis dan goresan-goresan Struktur rekahan, berbentuk kolom-kolom memanjang berbentuk prisma Struktur vesikuler, terlihat adanya rongga-rongga Pada waktu magma akan mendingin, maka terbentuklah kristal dari mineralmineral yang titik hablurnya sesuai dengan kondisi saat itu. Kemudian suhu menurun kemudian mengkristallah mineral-mineral lainnya, hingga seterusnya. Urutan pengkristallan ini disusun oleh seseorang yang bernama Bowen, sehingga menjadi urutan pengkristalan mineral yang dikenal dengan Deret Reaksi Bowen.

Deret reaksi Bowen

Batuan Sedimen Batuan sedimen merupakan bahan atau partikel yang terdapat di permukaan bumi (di daratan ataupun lautan), dan boleh mengalami proses angkutan dari satu kawasan ke kawasan yang lain. Air dan angin merupakan agen pengangkut yang utama. Sedimen ini apabila mengeras akan menjadi batu sedimen. Kajian berkenaan dengan sedimen dan batu sedimen ini dipanggil sedimentologi. Antara sedimen yang ada ialah lumpur, pasir, kelikir dan sebagainya. Sedimen ini akan menjadi batu sedimen apabila mengalami proses pengerasan. Batuan sedimen memiliki dua macam tekstur, yaitu tekstu klastik dan nonklastik. Tekstur klastik merupakan tekstur batuan sedimen yang terbentuk dari

fragmen-fragmen batuan, atau sisa-sisa cangkang binatang laut atau air tawar, baik yang masih utuh maupun hancurannya, sedangkan tekstur non-klastik merupakan tekstur batuan sedimen yang terjadi melalui pengendapan reaksi kimia. Tekstur lain yang bisa diamati dari batuan sedimen yaitu: Pemilahan, yaitu tingkat keseragaman butir Kebundaran, yaitu tingkat kelengkungan dari setiap fragmen/batuan. Kemas, yaitu sifat hubungan antar butir di dalam suatu masa dasar atau diantar semennya. Porositas, yaitu perbandingan antara jumlah volume rongga dan volume keseluruhan dari satu batuan. Semen, yaitu bahan yang mengikat butiran Masa dasar, yaitu masa dimana butir berada dalam satu kesatuan Sebelum menjadi batuan sedimen, sedimen terlebih dahulu terangkut oleh media pengangkut hingga kemudian terendapkan pada sebuah cebakan. Aliran air mempengaruhi besar butir batuan sedimen yang dihasilkan. Karena itu diperlukan acuan besar butir, dan telah dibuat oleh Wentworth, dan dikenal sebagai skala wentworth. Nama Bourder Cobble Pebble Granule Sand Silt Clay
1 1

Ukuran 256 mm 64 mm - 256 mm 4 mm 64 mm 2 mm 4 mm /16 mm 2 mm 1/256 mm /256 mm 1/16 mm

Batuan sedimen juga memiliki struktur batuan yang khusus. Struktur sedimen yang sering dijumpai seperti: Bedding Perlapisan Graded bedding Lapisan bersusun Riple mark Gelembur gelombang Cross bedding Silang siur Mud cracks Rekah kerut

Batuan Metamorf Batuan metamorf merupakan batuan yang terbentuk dari batuan sebelumnya yang mengalami peruabahan suhu dan tekanan (proses metamorfosa) tertentu sebelum mencapai peleburan. Proses metamorfosa membuat batuan yang sama sekali berbeda dengan batuan asalnya. Faktor yang mempengaruhi proses metamorfosa adalah: Cairan yang mempengaruhi reaksi kimia. Larutan gas, garam, mineral terlarut mempercepat pertukaran unsur, mineral menjadi larutan Suhu dan tekanan, membentuk himpunan mineral-mineral baru dari yang semula sudah ada. Waktu, mempengaruhi besar butir mineral yang terbentuk.

Proses metamorfosa memiliki beberapa jenis, yaitu: Metamorfisme Kataklastik (jarang terjai) Deformasi mekanik pada metamofisme thd. batuan regas menghasilkan hancuran tidak terjadi rextalisasi bila berlanjut fragmen menjadi lonjong Metamorfisme Kontak, akibat kenaikan suhu (intrusi magma), terjadi rextalisasi kimia disekitar intrusi, metamorfisme aureol Metamorfisme Timbunan (burial), akibat tertimbun sangat dalam, suhu 3000C, kelompok mineral zeolit Metamorfisme regional, pada kerak benua, sangat luas.

Derajat Metamorfosa Derajat metamorfosa adalah suatu tingkatan metamorfosa yang didasarkan atas temperatur atau tekanan atau keduannya. Tabel di bawah ini adalah tingakatan batuan metamorf berdasarkan derajat metamorfosa.

Batuan metamorf juga memiliki struktur, tekstur, komposisi mineral tertentu, warna dan sifat batuan tertentu. Sifat batuan dari batuan metamorf dapat dikenali dengan larutan HCl. Struktur batuan metamorf yang terpenting adalah struktur foliasi dan non-foliasi. Struktur foliasi memperlihatkan adanya orientasi kesejajaran sedangkan non-foliasi tidak memperlihatkan kesejajaran tersebut. Sedangkan tekstur dari batuan metamorf ditentukan dari bentuk kristal dan hubungan antar butir mineral ada dua, yaitu: Homeoblastik, tekstur yang terdiri dari satu macam bentuk. Homeoblastik dibagi menjadi tiga, yaitu: Lepidoblastik, mineral-mineralnya pipih dan sejajar Nematoblasti, mineral-mineralnya berbentuk menjarum dan sejajar Granoblastik, berbentuk butir Hepidoblastik, tekstur yang terdiri dari kombinasi tekstur homeoblastik. Tabel dibawah ini adalah nama-nama batuan metamorf, tekstur batuan, derajat metamorfosa, serta batuan asal.

Singkapan batuan yang berada di permukaan bumi lebih mudah untuk diteliti karena selain keberadaannya juga ukurannya, sehingga lebih mudah untuk menemukan singkapan batuan tersebut. Pada penelitian untuk mengamati singkapan batuan dibutuhkan alat-alat yang mendukung untuk melakukan penelitian tersebut, sehingga bisa didapatkan data-data yang kemudian dapat

disusun menjadi sebuah laporan praktikum Kuliah Lapangan. Alat-alat yang dibutuhkan seperti: GPS (Global Position System) Alat ini berfungsi untuk mengetahui kordinat suatu daerah, dalam hal ini adalah daerah dimana singkapan batuan berada. Hal ini diperlukan apabila kita akan melakukan penelitian kembali kita akan tahu dimana sebelumnya kita melakukan penelitian. GPS juga bisa berfungsi sebagai pemantau gempa, pemantauan pergerakan tanah.

Peta Geologi Peta geologi adalah peta yang menggambarkan bentuk permukaan bumi melalui garis-garis ketinggian (kontur). Gambaran-gambaran yang terlihat seperti tinggi-rendahnya permukaan dari pandangan datar (relief), pola saluran, parit, sungai, lembah, danau, rawa, tepi laut, sehingga akan terlihat daerah-daerah pada permukaan bumi. Kemudian bisa diprediksi apakah daerah tersebut terdapat singkapan batuan atau tidak. Peta ini juga memudahkan kita untuk menentukan daerah mana yang akan diamati. Apabila sudah menemukan daerah yang akan diamati, peta tersebut diplot dengan kordinat GPS, selain untuk memudahkan menemukan kembali daerah tersebut, juga bisa mengetahui kordinat GPS daerah tersebut.

Kompas Geologi Alat ini digunakan untuk melakukan pengukuran terhadap dip (kemiringan) dan strike (jurus) suatu singkapan atau batuan. Alat ini dilengkapi dengan water pas (round level) yang digunakan untuk membuat bidang menjadi horizontal dan klinometer (vernier for vertical angles) yang digunakan untuk mengukur kemiringan bidang. Strike (Jurus) merupakan arah garis yang merupakan perpotongan antara bidang dialam (singkapan batuan) dengan bidang horizontal. Sedangkan dip (Kemiringan) merupakan sudut terbesar antara bidang ( miring) di adal ( singkapan batuan) dengan bidang horizontal yang dinyatakan dalam derajat.Posisi kemiringan dan jurus diperlukan untuk mendeskripsi terjadinya deformasi pada suatu lapisan batuan, misalnya pada

batuan sedimen, dipelukan posisi atau keududukan garis atau bidang setelah mengalami deformasi. Dip dan strike biasanya hanya diperuntukkan untuk mengukur kemiringan dan jurus pada batuan sedimen, karena menurut teori Steno yaitu Original Horizontality yaitu semula sedimen diendapkan secara horizontal, namun setelah mengalami deformasi, posisinya menjadi berubah seperti terlipat. Hal ini menyababkan posisi sayap (limb) antiklin atau sinklinnya menjadi tidak horizontal lagi. Posisi atau kedudukan bidang-bidang yang membentuk limb ini dinyatakan dalam dip (kemiringan) dan strike (jurus) yang digunakan untuk menyatakan kedudukan singkapan batuan.

Kompas Geologi Palu Geologi Palu geologi adalah alata yang digunakan untuk mengambil sampel batuan yang merupakan singkapan batuan. Sampel yang diambil adalah sampel batuan yang masih segar dan terdapat di dalam batuan, sehingga perlu dipukul dengan menggunakan palu geologi sehingga didapatkan sampel batuan yang masih segar.

Palu geologi

Luv Geologi Luv geologi adalah alat yang digunakan untuk mengamati mineral yang terdapat pada batuan yang memiliki ukuran mikroskopik atau afanitik, sehingga tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.

Alat Tulis Alat tulis digunakan untuk mencatat data-data awal yang didapatkan sebelum kemudian diuji kembali jika perlu.

Papan Berjalan Alat ini digunakan sebagai alas untuk mencatat data-data yang didapatkan di lokasi pengamatan, karena pengamatan dilakukan di daerah terbuka sehingga membutuhkan papan berjalan untuk memudahkan peneliti mencatat data-data yang didapatkannya.

Plastik Sample Plastik sample digunakan sebagai tempat untuk meletakkan atau meyimpan sampel batuan yang didapatkan di lokasi.

Jas Hujan Jas hujan digunakan sebagai persiapan apabila sewaktu-waktu turun hujan ketika sedang melakukan pengamatan di lokasi. Hal ini untuk mengantispasi, karena di alam terbuka tidak semuanya menyediakan tempat untuk berteduh apabila turun hujan. Jas ini juga bisa melindungi alat-alat yang mudah rusak oleh air.

Para penelti juga membutuhkan pakaian yang memenuhi standar keselamatan (safety procedur) seperti sepatu boot, celana yang tidak mudah rusak seperti jeans, topi, dan pakaian yang bisa melindungi dari sepihan batuan apabila peneliti mau mengambil sampel batuan.

BAB II MAKSUD dan TUJUAN

Praktikum ini dilakukan dengan maksud dan tujuan : Untuk mengetahui bentuk nyata dan konkrit dari singkapan batuan yang ada di alam. Untuk mengetahui jenis batuan yang menyusun singkapan batuan yang terdapat di alam. Untuk mengetahui letak koordinat suatu singkapan batuan, baik batuan beku maupun batuan sedimen dengan menggunakan alat GPS dan Peta Topografi suatu daerah. Untuk mengetahui cara penggunaan alat-alat geologi seperti kompas geologi, palu geologi dan luv.

BAB IV PEMBAHASAN

Lokasi 1 Nama lokasi Hari/Tanggal Waktu Pengamatan Kordinat GPS Cuaca : Sungai klawik, Sindang : Rabu / 23 Desember 2009 : 08.40 WIB s/d 09.17 WIB : E=109O23.06,3S=07O1921,1 : Cerah berawan

Unsur geologi yang diamati : Singkapan Batuan Sedimen

Singkapan tersebut merupakan singkapan batuan sedimen. Singkapan tersebut berada ditepi sungai, di bawah jembatan dan dekat area persawahan berwarna coklat kehitaman. Sebagian besar singkapan sudah ditumbuhi oleh tumbuhan dan didaerah tersebut terdapat penambangan pasir. Singkapan tersebut memperlihatkan adanya struktur perlapisan. Singkapan batuan tersebut

mempunyai panjang sekitar 15 m dan tinggi sekitar 5 m. Di dekat singkapan terlihat adanya penambangan pasir. .

Batuan sedimen yang menyusun singkapan batuan tersebut adalah batu pasir yang memiliki struktur perlapisan. Hal ini dimungkinkan karena adanya arus deras yang mengalir sehingga menyebabkan adanya perlapisan. Tekstur dari batuan tersebut adalah klastik. Karena batuan ini terbentuk dari fragmenfragmen batuan, atau sisa-sisa cangkang binatang laut atau air tawar, baik yang masih utuh maupun hancurannya. Ukuran butiran yang dimiliki oleh batu pasir adalah kasar yaitu sand (1/16 mm s/d 2 mm). Jurus dan kemiringan dari singkapan ini adalah N80OE/30OSE dan warna dari batuan ini adalah coklat. Komposisi batuan yang terdapat pada batuan ini adalah pasir. Sorting dari batuan ini baik. Potensi geologi yang dimiliki daerah singkapan ini adalah pertambangan dan geowisata.

Lokasi 2 Nama lokasi Hari/Tanggal Waktu Pengamatan Kordinat GPS Cuaca : Karangreja, arah Pemalang : Rabu / 23 Desember 2009 : 09.46 WIB s/d 10.15 WIB : S=07O15594 E=109O20198. : Cerah

Unsur geologi yang diamati : Singkapan Batuan Beku

Singkapan batuan sudah ditumbuhi tanaman. Singkapan rata-rata berwarna abu-abu. Di daerah singkapan terlihat adanya aktifitas penambangan. Besar batuan tergolong besar. Singkapan batuan ini diperkirakan memiliki ukuran panjang10 m dan tinggi sekitar 5 m Singkapan ini disusun oleh batuan beku yaitu andesit. yang memiliki warna abu-abu

dengan struktur vesikuler. Hal ini terlihat dari batuan yang terlihat adanya rongga-rongga yang disebabkan karena pada saat pendinginan magma,

gas-gas yang terlarut dalam magma keluar sehingga membentuk adanya ronggarongga. Tekstur yang dimiliki oleh batuan ini adalah afanitik karena memiliki butir mineral berukuran mikroskopis. Batuan ini dimungkinkan termasuk batuan beku ekstrusif. Hal ini dikarenakan tekstur batuan yang dimilikinya adalah afanitik. Hal ini membuktikan bahwa proses pembentukan mineral batuan ini sangat cepat sehingga belum sempat menghasilkan bentuk mineral yang besar. Mineral penyusun batuan ini adalah kuarsa, muskovit, biotit, plagioklas dan mika. Sifat batuan yang dimiliki batuan ini adalah intermediet jika dilihat melalui tabel klasifikasi batuan beku berdasarka tekstur dan komposisi batuannya. Potensi geologi yang dimiliki daerah singkapan ini adalah pertambangan.

Lokasi 3 Nama lokasi Hari/Tanggal Waktu Pengamatan Kordinat GPS Cuaca : Bukit Memdelem : Rabu / 23 Desember 2009 : 11.11 WIB s/d 12.22 WIB : S=01O1034,5 E=109O1946,7. : Cerah berawan

Unsur geologi yang diamati : Singkapan Batuan Beku

Singkapan batuan banyak ditumbuhi tanaman bahkan pohon. Bentuk dari singkapan sangat besar dan tinggi. Batuan-batuan yang terdapat pada singkapan umumnya berukuran besar-besar. Warna dari singkapan adalah hitam. Jarak dari jalan utama sekitar 1 km. Singkapan ini diperkirakan memiliki ukuran panjang sekitar 100 m dan lebar sekitar 100 m. Batuan yang menyusun singkapan ini adalah batuan beku yaitu Diorit. Tekstur dari batuan ini adalah faneritik karena mineralnya ada yang bisa dilihat tanpa menggunakan alat bantuan. Struktur dari batuan ini adalah masiv dengan komposisi batuan adalah muskovit, hornblende, kuarsa, piroksen. Warna batuan abu-abu terang.

Sifat batuan ini adalah intermediet dan batuan ini merupakan jenis batuan beku diskordan yaitu stock, karena batuan ini memotong perlapisan batuan

yang berada diatasnya. Batuan ini merupakan batuan beku intrusif. Hal ini dimungkinkan karena batuan ini memiliki tekstur batuan faneritik yang memiliki butir mineral yang besar. Ini berarti proses pembentukan dari mineralnya berlangsung sangat lambat sehingga dapat membentuk mineral yang cukup besar. Kemiringan singkapan ini diperkirakan sekitar 45O. Potensi geologi yang terdapat di daerah ini adalah pertambangan dan wisata.

Lokasi 4 Nama lokasi Hari/Tanggal Waktu Pengamatan Kordinat GPS Cuaca : RM. Jambe Kembar : Rabu / 23 Desember 2009 : 14.08 WIB s/d 14.27 WIB : S=07O10,8648 E=109O19,5968. : Mendung

Unsur geologi yang diamati : Singkapan Batuan Sedimen

Warna dari singkapan ini adalah coklat. Singkapan sudah ditumbuhi oleh tumbuhan. Sebagian dari singkapan ini telah hancur menjadi partikel kecil, namun sebagian lagi masih terlihat sebagai bongkahan batu besar. Batuan penyusun singkapan ini adalah batuan sedimen. Jurus dan kemiringan dari singkapan ini adalah N 133OE / 31OSE. Singkapan ini memiliki panjang sekitar 10 m dan tinggi sekitar 10 m. Batuan sedimen yang menyusun singkapan ini adalah batu lempung. Batu lempung memiliki ukuran clay (lebih kecil dari 1/256 mm). Tekstur batuan ini adalah klastik karena batuan ini terbentuk dari fragmen-fragmen batuan atau

cangkang binatang atau pecahannya. Warna dari batuan ini adalah coklat. Struktur yang dimiliki batuan ini adalah perlapisan. Hal ini dapat terjadi akibat adanya perbedaan sifat fisik antara lapisan, seperti warna, besar butir, dan atau jenis batuan antara dua lapisan. Potensi geologi yang mungkin dimiliki oleh lokasi ini adalah pertambangan batu lempung, karena batu lempung bisa digunakan sebagai bahan pembuat semen portland, namun batuan lempung tersebut harus memiliki kadar SiO2 lebih dari 48 % dan mengandung sedikit sulfit, sulfat dan alkali.

Lokasi 5 Nama lokasi Hari/Tanggal Waktu Pengamatan Kordinat GPS Cuaca : RM. Jambe Kembar : Rabu / 23 Desember 2009 : 14.30 WIB s/d 15.02 WIB : S=07O10,8648 E=109O19,5968 : Mendung berawan

Unsur geologi yang diamati : Singkapan Batuan piroklastik

Singkapan

ini

merupakan

singkapan

batuan

piroklastik.

Batuan

piroklasitik terjadi apabila pada batian tersebut terdapat butiran porfiritik. Tekstur ini terjadi akibat erupsi ledakan material berukuran debu yang dihembuskan ke atas. Di udara terbentuk mineral dan gelas, bercampur sebagai material yang panas. Bila diendapkan dalam kondisi masih panas, maka material-mateial ini saling merekat seperti di las satu dengan lainnya. Singkapan batuan ini berwarna hitam dan sebagian telah ditumbuhi tanaman. Singkapan batuan ini memiliki ukuran panjang sekitar 5 m dan tinggi sekitar 5 m Batu yang menyusun sebagian singkapan ini adalah batuan sedimen yaitu batu breksi piroklastik. Batuan breksi serupa dengan batuan konglomerat tetapi bentuk fragmennya menyudut dan tidak membulat. Breksi memiliki besar butir antara kerikil hingga bongkah (2mm s/d 256 mm).

Tekstur batuan ini adalah klastik karena batuan ini tersusun oleh fragmen-fragmen material. Warna dari batuan ini adalah abu-abu kehitaman. Potensi geologi yang dimiliki oleh lokasi ini bisa dimungkinkan sebagai

geowisata dan pertambangan. Karena lokasi singkapan sudah berada di area rumah makan yang mendukung untuk dijadikan geowisata.

Lokasi 6 Nama lokasi Hari/Tanggal Waktu Pengamatan Kordinat GPS Cuaca : RM. Jambe Kembar : Rabu / 23 Desember 2009 : 15.07 WIB s/d 15.37 WIB : S=07O10,8648 E=109O19,5968 : Mendung berawan

Unsur geologi yang diamati : Singkapan Batuan Sedimen

Singkapan batuan ini berada di tengah aliran sungai. Sebagian singkapan sudah ditumbuhi oleh tanaman. Singkapan batuan ini memiliki panjang sekitar 5 m dan tinggi sekitar 10 m. Singkapan batuan tersebut berwarna abu-abu. Pada singkapan tersebut terlihat adanya kekar. Batuan penyusun dari singkapan ini adalah batuan sedimen, yaitu batu lempung yang memiliki ukuran clay (labih kecil dari 1/16 mm). Tekstur batuan ini adalah klastik dan warna dari batuan ini adalah abu-abu. Potensi geologi yang mungkin dimiliki oleh lokasi ini adalah pertambangan batu lempung, karena batu lempung bisa digunakan sebagai bahan pembuat semen portland. Pengukuran jurus dan kemiringan terhadap singkapan ini tidak bisa dilakukan karena posisi dari singkapan berada pada aliran sungai sehingga sulit untuk melakukan pengukuran dengan menggunakan kompas geologi. Potensi Geologi lainnya yang mungkin untuk tempat ini adalah sebagai daerah pertambangan dan geowisata apabila daerah ini dikelola dengan baik.

BAB V KESIMPULAN Dari hasil praktikum yang telah dilakukan di lapangan dapat ditarik kesimpulan : Praktikan bisa mengetahui bentuk dari singkapan batuan yang terdapat di alam Praktikan mengetahui bagaimana menentukan jurus dan kemiringan bidang dengan menggunakan kompas geologi Praktikan mengetahui jenis batuan yang menyusun singkapan batuan yang terdapat dipermukaan bumi dan mengetahui mineral yang menyusun batuan yang diambil untuk dijadikan sampel dari singkapan batuan. Setiap singkapan batuan memiliki spesifik batuan penyusunnya meskipun ada singkapan batuan yang tersusun dari dua jenis batuan yang dinamakan batuan piroklasitik. Dari setiap singkapan dapat diambil data seperti berikut :
Nama lokasi Kordinat GPS Jenis Batuan Deskripsi Singkapan Berada ditepi sungai, memiliki Sungai klawing, Sindang warna

E109O23.06,3S07O1921,1

Batuan Sedimen

coklat kehitaman dan sebagian sudah tanaman. singkapan ditumbuhi Memiliki

perlapisan bersusun. Berada disebelah

jalan raya, sebagian singkapan Karangraja, Pemalang ditumbuhi S07O15594E109O20198 Batuan Beku dan sudah tanaman singkapan

memiliki warna abuabu. Terdapat

penambangan batu di lokasi singkapan

Terdapat tumbuhan pepohonan. Bukit Mendelem

banyak bahkan Bentuk sangat

S01O1034,5E109O1946,7

Batuan Beku

singkapan

besar dan tinggi dan berwarna merupakan intusif Terletak di daerah sekitar hitam, batuan

RM Jambe Singkapan warna

RM. Jambe Kembar

S07O10,8648E109O19,5968

Batuan Sedimen

Kembar. memiliki

coklat. Tersusun oleh batu lempung Merupakan batuan

piroklastik, berwarna RM. Jambe Kembar


O O

S07 10,8648E109 19,5968

Batuan piroklastik

hitam dan bagian atas dari batuan sudah

ditumbuhi berada sungai Berada sungai, berwarna di di

tanaman, sebelah

aliran

singkapan abu-abu sebagian sudah tanaman. singkapan

RM. Jambe Kembar

S07O10,8648E109O19,5968

Batuan Sedimen

dan singkapan ditumbuhi Pada

terlihat adanya kekar.

Singkapan batuan yang terdapat dipermukaan bumi tersusun oleh batuanbatuan tertentu meskipun ada batuan piroklastik.

DAFTAR PUSTAKA

Endarto, Danang. 2005. Pengantar Geologi Dasar. Motanna, Anibale. Rocks and Minerals. Walker, Juice.1997. Batuan dan Mineral. http;//blogfirdaus.com http;//www.wikipedia.com

Anda mungkin juga menyukai