Anda di halaman 1dari 3

HIPEReMeSIs GrAvIdArUm Definisi Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah dengan intensitas sedangsering terjadi sampai gestasi

sekitar 16 minggu.(Obstetri Willson.2006.hal:1424) Hiperemesis Gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual d a n muntah/tumpah yang berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat,sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-hari (Arief.B, 2009). Etiologi Penyebab Hiperemesisi Gravidarum secarapasti belum faktor predisposisi sbb : 1. diketahui. Beberapa

Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda, diabetes hormon Khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan. 2. F a k t o r organik, karena masuknya villi khoriales d a l a m s i r k u l a s i m a t e r n a l , a l e r g i d a n perubahan metabolik. 3. F a k t o r psikologik : keretakan rumah tangga, k e h i l a n g a n p e k e r j a a n , r a s a t a k u t terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab. 4. F a k t o r E n d o k r i n : Hipertiroid, diabetes, dan lainlain Patofisiologi Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. 1. Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah. 2. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah menyebabkan dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan khlorida darah dan khlorida air kemih turun. Selain itu juga dapat menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran darah ke jaringan berkurang 3. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal menambah frekuensi muntah muntah lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan 4. Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (Sindroma Mallory-Weiss) dengan akibat perdarahan gastro intestinal. Manifestasi Menurut berat ringannya gejala, hiperemesis dapat dibagi menjadi 3 tingkatan yaitu :

1. T i n g k a t a n I = R i n g a n Mual muntah terus sehingga penderita lemah, tidak mau makan, nadi m e n i n g k a t sampai sekitar 100 denyut permenit, tekanan darah sistolik menurun, BB menurun, nyeri di epigastrium (asam lambung meningkat dan terjadi regurgitasi ke esophagus), turgor menurun, lidah kering, mata cekung. 2. Tingkat II = Sedang Mual dan muntah yang hebat sehingga keadaan umum penderita lebih parah : lemah,apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor, gejala dehidrasi semakin jelas,nadi kecil dan cepat, suhu badan naik, tensi semakin menurun, mata cekung, icterus ringan, BB menurun, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Aseton dapat tercium dalam hawa pernapasan, dan dapat terjadi asetonuria. 3. Tingkat III = Berat - Keadaan umum wanita tersebut makin menurun, tan d a d e h i d r a s i m a k i n tampak, muntah berkurang, tekanan darah menurun, nadi makin kecil dan cepat, suhu badan meningkat - Gangguan faal hati termanifestasi dari gejala icterus. - Keadaan menurun dari somnolen sampai koma, komplikasi pada susunan saraf pusat (ensefalopati wernicke) dengan gejala : nistagmus, diplopia dan perubahanmental. Keadaan ini akibat sangat kekurangan zat makanan t e r m a s u k v i t a m i n B kompleks. Hiperemesis gravidarum ada yang kronik dan ada yang akut.Hiperemesis gravidarum kronik yaitu kemunduran terjadi dengan lambat laun. Hiperemesis gravidarum akut yaitu kemunduran terjadi dalam bebe r a p a h a r i misalnya 1 minggu.

Diagnosis Diagnosis hiperemesis gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan adanya kehamilan muda dan muntah terus menerus, sehingga mempengaruhi keadaan umum. Namun demikian harus dipikirkan kehamilan muda dengan penyakit pielonefritis, hepatitis, ulkus ventrikuli dan tumor serebri yang dapat pula memberikan gejala muntah. Hiperemesis gravidarum yang terus menerus dapat menyebabkan kekurangan makanan yang dapat mempengaruhi perkembangan janin, sehingga pengobatan perlu segera diberikan.

TERAPI Pencegahan Prinsip pencegahan adalah mengobati emesis agar tidak terjadi hiperemesis gravidarum dengan cara : Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan. Menganjurkan mengubah makan sehari hari dengan makanan dalam jumlah kecil tapi sering Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, erlebih dahulu makan roti kering atau biskuit dengan dengan teh hangat. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan Makanan seyogyanya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin

Defekasi teratur Menghindari kekurangan karbohidrat merupakan faktor penting, dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula.

1. Obat-obatan. Apabila dengan cara tersebut di atas keluhan dan gejala tidak mengurang maka diperlukan pengobatan. Sedativa yang sering diberikan adalah pohenobarbital, vitamin yang dianjurakan yaitu vitamin B1 dan B6, antihistaminika juga dianjurakn Pada keadaan lebih berat diberikan antimimetik seperti disklomin hidrokhloride, avomin. 2. Isolasi. Dilakukan dalam kamar yang tenang cerah dan peradaran udara yang baik hanya dokter dan perawat yang boleh keluar masuk kamar sampai muntah berhenti dan pasien mau makan. Catat cairan yang masuk dan keluar dan tidak diberikan makan dan minum dan selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilanhg tanpa pengobatan 3. Terapi psikologik Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini. 4. Cairan parenteral Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukose 5% dalam cairan fisiologis sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B komplek dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena 5. Dibuat daftar kontrol cairan yang masuk dan yang dikeluarkan. Air kencing perlu diperiksa sehari-hari terhadap protein, aseton, khlorida dan bilirubin. Suhu dan nadi diperiksa setiap 4 jam dan tekanan darah 3 kali sehari. Dilakukan pemeriksaan hematokrit pada permulaan dan seterusnya menurut keperluan. Bila selama 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum bertambah baik dapat dicoba untuk diberikan minuman, dan lambat laun minuman dapat ditambah dengan makanan yang tidak cair. Dengan penanganan diatas, pada umumnya gejala-gejala akan berkurang dan keadaan akan bertambah baik. 4. Penghentian kehamilan Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik jika memburuk. Delirium, kebutaan, takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan merupakam manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapuetik sering sulit diambil, oleh karena disatu pihak tidak boleh silakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tidak boleh menunggu sampai terjadi gejala irreversibel pada organ vital.

Anda mungkin juga menyukai