Tempat
Dialek Jakarta Dialek Manado dsb. Golongan cendekiawan Golongan bukan cendekiawan
Sarana
Ragam lisan
Ragam tulisan
Bidang penggunaan Ragam ilmu Ragam surat kabar dsb. Suasana penggunaan
Minggu, 06 Januari 2013
Sifat Ragam Bahasa ilmu 1. Baku 2. Denotatif 3. Berkomunikasi dengan pikiran bukan perasaan 4. Kohesif 5. Koheren
8. Logis
9. Efektif 10.Kuantitatif
1. Baku Ragam bahasa ilmu harus mengikuti kaidah-kaidah bahasa baku, yaitu dalam ragam tulis menggunakan ejaan yang baku, yakni EYD, dan dalam ragam lisan menggunakan ucapan yang baku, menggunakan katakata, struktur frasa, dan kalimat yang baku atau sudah dibakukan.
Contoh:
Dikarenakan kekurangan dana, modal, tenaga ahli, dan lain sebagainya, maka proyek pembangunan sarana telekomunikasi di Indonesia bagian timur kita terpaksa serahkan kepada pengusaha asing. (tidak baku) Perbaikan:
Karena kekurangan modal, tenaga, dan lain-lain, proyek pembangunan sarana telekomunikasi di Indonesia timur terpaksa kita serahkan kepada pengusaha asing. (baku)
2. Denotatif
Kata-kata dan istilah yang digunakan haruslah bermakna lugas, bukan konotatif dan tidak bermakna ganda. Contoh: Sampai saat ini masyarakat desa Bojongsoang belum memperoleh penerangan yang memadai. (tidak lugas) Maksud kalimat di atas tidak jelas karena kata penerangan mengandung makna ganda, yaitu informasi atau listrik.
Minggu, 06 Januari 2013 DU 1102 Bahasa Indonesia 7
Perbaikan: Sampai saat ini masyarakat desa Bojongsoang belum memperoleh informasi yang memadai. Atau: Sampai saat ini masyarakat desa Bojongsoang belum memperoleh listrik yang memadai.
3.Berkomunikasi dengan pikiran daripada perasaan Ragam bahasa ilmu lebih bersifat tenang, jelas, tidak berlebih-lebihan atau hemat, dan tidak emosional. Contoh: Sebaiknya letak kampus tidak dekat dengan pasar, stasiun, terminal, atau tempat-tempat ramai lainlainnya, sebab jika dekat dengan tempat-tempat ramai seperti itu kegiatan belajar akan mengalami gangguan. (tidak efisien)
Perbaikan: Sebaiknya letak kampus tidak berdekatan dengan tempat-tempat yang ramai supaya kegiatan belajar tidak terganggu. (efisien) 4. Kohesif Agar tercipta hubungan gramatik antara unsur-unsur, baik dalam kalimat maupun dalam alinea, dan juga hubungan antara alinea yang satu dengan alinea yang lainnya bersifat padu maka digunakan alat-alat penghubung, seperti kata-kata penunjuk, dan katakata penghubung.
Minggu, 06 Januari 2013 DU 1102 Bahasa Indonesia 10
5. Koheren Semua unsur pembentuk kalimat atau mendukung satu makna atau ide pokok. 6. Mengutamakan Kalimat Pasif
alinea
Contoh: Penulis melakukan penelitian ini di laboratorium. Perbaikan: Penelitian ini dilakukan di laboratorium.
11
7. Konsisten Konsisten dalam segala hal, misalnya dalam penggunaan istilah, singkatan, tanda-tanda, dan juga penggunaan kata ganti diri.
8. Logis
Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Indonesia ragam ilmiah dapat diterima akal.
12
Contoh: Alat itu basah kena bensin, tetapi sebentar lagi juga akan menguap. (tidak logis) Perbaikan: Alat itu basah kena bensin, tetapi sebentar lagi bensin itu akan menguap. 9. Efektif Ide yang diungkapkan sesuai dengan ide yang dimaksudkan baik oleh penutur atau oleh penulis, maupun oleh penyimak atau pembaca.
Minggu, 06 Januari 2013 DU 1102 Bahasa Indonesia 13
10.Kuantitatif Keterangan yang dikemukakan pada kalimat dapat diukur secara pasti. Contoh: Untuk menanam pohon itu, diperlukan lubang yang cukup dalam. Perbaikan: Untuk menanam pohon itu, diperlukan lubang dengan kedalaman satu meter.
Minggu, 06 Januari 2013 DU 1102 Bahasa Indonesia 14
Kesalahan Umum Berbahasa Indonesia Dalam pemakaian bahasa Indonesia, termasuk bahasa Indonesia ragam ilmiah, sering dijumpai penyimpangan dari kaidah yang berlaku sehingga mempengaruhi kejelasan pesan yang disampaikan. Penyimpangan/kesalahan umum dalam berbahasa Indonesia dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
15
1. Hiperkorek
Hiperkorek adalah kesalahan berbahasa karena membetulkan bentuk yang sudah benar sehingga menjadi salah. Contoh: utang insaf pihak (betul) menjadi (betul) menjadi (betul) menjadi hutang insyaf fihak (hiperkorek) (hiperkorek) (hiperkorek)
jadwal
asas
Minggu, 06 Januari 2013
(betul) menjadi
(betul) menjadi
jadual
azas
(hiperkorek)
(hiperkorek)
16
2. Pleonasme Pleonasme adalah kesalahan berbahasa karena kelebihan dalam pemakaian kata yang sebenarnya tidak diperlukan.
Pleonasme ada tiga macam a. Penggunaan dua kata yang bersinonim dalam satu kelompok kata
zaman dahulu (benar) dahulu kala (benar) zaman dahulu kala (pleonasme)
Minggu, 06 Januari 2013 DU 1102 Bahasa Indonesia 17
(benar) (benar)
c. Penggunaan kata tugas (keterangan) yang tidak diperlukan karena pernyataannya sudah cukup jelas
Contoh:
maju ke depan
kambuh kembali
3. Kontaminasi Istilah kontaminasi dipungut dari bahasa Inggris contamination (pencemaran). Dalam ilmu bahasa, kata itu diterjemahkan dengan kerancuan. Rancu artinya kacau dan kerancuan 1102 Bahasa Indonesia Minggu, 06 Januari 2013 DU artinya kekacauan. 19
Yang dimaksud kacau ialah susunan unsur bahasa yang tidak tepat, seperti morfem dan kata.
(men+samping+kan)
menyampingkan
(benar)
men+kenyamping+kan
mengenyampingkan (kontaminasi)
21
Contoh kontaminasi frase: Kadang-kadang Ada kala(nya) Kadang kala Berulang-ulang Berkali-kali Berulang kali (benar) (benar) (kontaminasi) (benar) (benar) (kontaminasi)
22
Anak-anak dilarang merokok.(benar) Anak-anak tidak boleh merokok.(benar) Anak-anak dilarang tidak boleh merokok.(kontaminasi)
Minggu, 06 Januari 2013 DU 1102 Bahasa Indonesia 23
Kesalahan pemakaian kata tugas dalam berbahasa Indonesia ada tiga macam:
a. Ketidaktepatan kata tugas yang digunakan Contoh: Hasil daripada penelitian itu sangat memuaskan. (tidak tepat) Hasil penelitian itu sangat memuaskan.(baku)
Minggu, 06 Januari 2013 DU 1102 Bahasa Indonesia 24
b. Pemakaian kata tugas yang tidak diperlukan Contoh: Kepada mahasiswa yang terlambat tidak diizinkan mengikuti kuliah. (tidak baku) Mahasiswa yang terlambat tidak diizinkan mengikuti kuliah. (baku) c. Penghilangan kata tugas yang diperlukan Contoh: Dia bekerja sesuai peraturan yang berlaku. (tidak baku) Dia bekerja sesuai dengan peraturan yang berlaku (baku)
Minggu, 06 Januari 2013 DU 1102 Bahasa Indonesia 25
5. Pengaruh bahasa daerah Pengaruh bahasa daerah yang menimbulkan kesalahan dalam berbahasa Indonesia ada dua macam. a. Pengaruh dalam pembentukan kata, yaitu pemakaian awalan ke- (yang seharusnya awalan ter- ) dan penghilangan imbuhan. Contoh pemakaian awalan ke- : ketabrak, kepukul (tidak baku) tertabrak, terpukul (baku)
Minggu, 06 Januari 2013 DU 1102 Bahasa Indonesia 26
Contoh penghilangan imbuhan: Hasil penelitiannya beda dengan hasil penelitian saya.(tidak baku) Hasil penelitiannya berbeda dengan hasil penelitian saya.(baku)
Pegawai itu dipindah ke luar kota.(tidak baku) Pegawai itu dipindahkan ke luar kota.(baku)
27
Contoh: Rumahnya Pak Ahmad sangat besar.(tidak baku) Rumah Pak Ahmad sangat besar.(baku)
6. Pengaruh bahasa asing Pengaruh bahasa asing yang menimbulkan kesalahan dalam berbahasa Indonesia ialah pemakaian kata tugas (kata ganti penghubung) seperti: yang mana, dimana, kepada siapa.
Minggu, 06 Januari 2013 DU 1102 Bahasa Indonesia 28
Contoh: Baju yang mana baru saya beli, telah sobek. (tidak baku) Baju yang baru saya beli, telah sobek. (baku)
Orang kepada siapa ia berlindung, kemarin meninggal dunia.(tidak baku) Orang tempat ia berlindung, kemarin meninggal dunia.(baku)
30