Anda di halaman 1dari 27

Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan penciptaan lapangan kerja merupakan persoalan yang sangat mendesak untuk segera menemukan solusi, karena menyangkut nilai-nilai kehidupan masyarakat.

Berkembangnya jumlah penduduk yang diikuti dengan berkembangnya aktivitas mengakibatkan kebutuhan akan lapangan pekerjaan semakin besar, namun sebagaimana diketahui kapasitas dan kuantitas lapangan pekerjaan saat ini sangat terbatas. Gambaran tentang cepatnya pertumbuhan penduduk tersebut dapat memberikan pemahaman kepada kita bahwa akan semakin banyak lapangan pekerjaan diperlukan untuk mencari uang agar memenuhi kebutuhan hidup setiap warga Negara. Menampung tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan penduduk merupakan tugas dan tangung jawab Negara berdasarkan konstitusi Negara Republic Timor-Leste pasal 6 ayat e dimana Negara menjamin kesejahteraan rakyat dengan melakukan pembangunan yang baik. Dari kondisi demikian menyebabkan pemerintah mencari solusi alternative untuk menjawab persoalan penganguran yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Solusi alternative yang telah dicapai yaitu pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk mengimplementasikan program lanjutan dari UNTAET yaitu program 2 (dua) Dollar yang sekarang diberi nama 3 (tiga) Dollar . pada prakteknya program tiga (3) dollar ini melakukan rehabilitasi terhadap jalan raya di semua distrik hingga ke suco yang melibatkan para lider local dan masyarakat di daerah terpencil. Kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah melalui SEFOPE ini dimaksudkan untuk mendukung kepada program-program pemerintah lainnya guna mencapai keadilan dan kesejahteraan sosial bagi masyarakat Timor leste, mengurangi jumlah kemiskinan, menumbuhkan perekonomian dan

Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT

mempromosikan kemanfaatan sumberdaya lokal secara berkesinambungan. Program ini bertujuan memberikan jaminan kepastian hak atas pekerjaan dan meningkatkan efisiensi, transparansi serta memperbaiki kualitas pelayanan pemberian hak atas pekerjaan dan mengurangi penganguran. Memperbaiki kapasitas pemerintah daerah untuk melaksanakan fungsi

pembangunan secara efisien dan transparan sesuai dengan prinsip good governance. Tujuan pelaksanan program ini adalah memberikan pekerjaan kepada masyarakat local dengan tujuan meningkatkan pendapatan dan menurunkan angka kemiskinan di Timor-leste. Selain itu melalui program ini juga pemerintah ingin merehabilitasi jalan raya agar membantu masyarakat local untuk memasarkan produk local ke daerah lain baik di tingkat nasional maupun internsional. Berangkat dari latar belakang tersebut penelitian yang berjudul Evaluasi kebijakan pemerintah mengenai implementasi program tiga (3)Dollar di Suco Lour Diharapkan dapat mengetahui bagaimana pelaksanaan program Tiga (3) Dolar dan melihat seberapa besar keberhasilan program Tiga (3) dollar sehingga tujuan dan rencana tersebut dapat terwujud dengan baik sesuai dengan tugas negara yang tertuang dalam konstitusi Republik Demokratik Timor-Leste yang tertuang dalam pasal 6 ayat e 1.2 Pertanyaan Penelitian 1.2.1 Bagaimana pelaksanaan program Tiga (3) Dolar di suco Lour 1.2.2 Apa saja hambatan-hambatan pelaksanaan Program Tiga (3)Dollar di Suco Lour ? 1.2.3 Apa upaya-upaya dalam mengatasi hambatan pelaksanaan Program Tiga (3) Dolar di Suco Lour.

Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 mengetahui pelaksanaan program tiga (3) dolar di suco Lour 1.3.2 Mengetahui hambatan-hambatan pelaksanaan program tiga (3) dolar di suco Lour 1.3.3 Mengetahui upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam pelaksanaan program tiga (3) dolar di suco Lour 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis a. Bagi para penulis, sebagai bahan bacaan untuk melakukan penulisan lebih lanjut b. Bagi kalangan akademisi, sebagai bahan referensi di perpustakaan Universitas 1.4.2 Manfaat Praktis a. Bagi pemerintah, sebagai pelaksana kebijakan untuk dijadikan cerminan di masa depan. b. Menjadi bahan referensi bagi para praktisi program di daerah-daerah terpencil seperti NGO local dan internsional

Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Konsep atau Istilah Definisi Konsep atau Istilah adalah: abstraksi mengenai suatu fenomena yang merumuskan atas dasar generalisasi pada sejumlah karateristik kejadian, keadaan, kelompok atau individu tertentu. Selanjutnya konsep merupakan unsur penelitian yang terpenting dan merupakan definisi yang dipakai oleh peneliti untuk menggambarkan secara abstrak mengenai suatu fenomena. (Masri Singaribun 1987:37) jadi definisi konsep adalah rumusan pengertian yang menggambarkan arti setiap variabel secara tegas sehingga menimbulkan perbedaan interpretasi dalam pembahasan selanjutnya. 2.1.1 Evaluasi Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Dari evaluasi kemudian akan tersedia informasi mengenai sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai sehingga bisa diketahui bila terdapat selisih antara standar yang telah ditetapkan dengan hasil yang bisa dicapai. Menurut Hj. SAMINEM, SKM Evaluasi adalah seperangkat tindakan yang saling
berhubungan untuk mengukur pelaksanaan dan berdasarkan pada tujuan dan kriteria.

2.1.2 Kebijakan Rangkaian konsep dan asas yg menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak ( pemerintahan, organisasi, dsb); pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip, atau maksud sbg garis pedoman untuk manajemen dalam usaha mencapai sasaran. James Lester dan Robert Steward Mendefinisikan kebijakan publik sebagai a process or a series or pattern of governmental activities or decissions are design to remedy some
4

Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT

public problem,either real or imagine (sebuah proses/langkah-langkah/cara berupa tindakan atau keputusan pemerintah yang dibuat untuk menanggulangi masalah publik/masyarakat baik yang sudahterjadi maupun yang baru diprediksikan) 2.1.3 Pemerintah Pemerintah adalah organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan menerapkan hukum serta undang-undang di wilayah tertentu. Ada beberapa definisi mengenai sistem pemerintahan. Sama halnya, terdapat bermacam-macam jenis pemerintahan di dunia. Pemerintahan adalah segala urusan yang dilakukan oleh negara dalam menyelenggarakan kesejahteraan rakyat dan kepentingan negara. (Aim Abdulkarim) 2.1.4 Implementasi

Secara etimologis pengertian implementasi menurut Kamus Webster yang dikutip oleh Solichin Abdul Wahab adalah: Konsep implementasi berasal dari bahasa inggris yaitu to implement. Dalam kamus besar webster, to implement (mengimplementasikan) berati to provide the means for carrying out (menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu); dan to give practical effect to (untuk menimbulkan dampak/akibat terhadap sesuatu)(Webster dalam Wahab, 2004:64).

Implementasi berasal

dari Bahasa

Inggris

yaitu to

implement

yang berarti

mengimplementasikan. Implementasi merupakan penyediaan sarana untuk melaksanakan sesuatu yang menimbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu. Sesuatu tersebut dilakukan untuk menimbulkan dampak atau akibat itu dapat berupa undang-undang, Peraturan Pemerintah,

Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT

keputusan peradilan dan kebijakan yang dibuat oleh lembaga-lembaga pemerintah dalam kehidupan kenegaraan.

2.1.5 Suco Lour Suco Lour merupakan sebuah desa yang berada di distrik Bobonaro yang terletak di perbatasan Distrik Covalima dan Bobonaro dan merupakan salah satu target implementasi program tiga (3) dolar selama pemerintahan AMP dan akan berlanjut sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Suco lour juga memiliki empat (4) aldeia yaitu: aldeia Tazgolo, Aldeia Heliquei, Aldeia Olo-olo dan Aldeia Galitaz dimana masyarakat dari keempat aldeia ini yang terlibat langsung dalam program tiga Dolar yang diimplementasikan oleh pemerintah. 2.2 Pandangan Para Ahli 2.2.1 Evaluasi Kebijakan 2.2.1.1 Pengertian Evaluasi Kebijakan Publik Evaluasi kebijakan merupakan salah satu tahapan penting dalam siklus kebijakan. Pada umumnya evaluasi kebijakan dilakukan setelah kebijakan publik tersebut di implementasikan, dalam rangka menguji tingkat kegagalan dan keberhasilan, keefektifan dan keefisienannya. Evaluasi, per definitionem, dapat diartikan sebagai penaksiran (appraisal), pemberian angka (rating), dan penilaian (assessment), yaitu proses untuk menganalisis hasil kebijakan berupa pemberian satuan nilai. Kegiatan paling spesifik dari evaluasi berkaitan dengan bagaimana menghasilkan informasi tentang nilai dari hasil kebijakan. Dengan demikian, kegiatan evaluasi lebih banyak bertanya tentang berapa nilai sebuah kebijakan. Hal ini berbeda dengan kegiatan lainnya dalam analisis kebijakan yang lebih banyak bertanya tentang fakta-fakta atau tindakantindakan kebijakan.

Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT

Secara umum, terdapat 4 (empat) karakteristik pokok dari kegiatan evaluasi, yakni: Pertama, terfokus pada nilai. Kegiatan evaluasi difokuskan pada nilai dari suatu kebijakan, atau penilaian (William N. Dunn, hal. 149) Evaluasi merupakan salah satu tingkatan di dalam proses kebijakan publik, evaluasi adalah suatu cara untuk menilai apakah suatu kebijakan atau program itu berjalan dengan baik atau tidak. Evaluasi mempunyai definisi yang beragam, William N. Dunn, memberikan arti pada istilah evaluasi bahwa: Secara umum istilah evaluasi dapat disamakan dengan penaksiran (appraisal), pemberian angka (rating) dan penilaian (assessment), kata-kata yang menyatakan usaha untuk menganalisis hasil kebijakan dalam arti satuan nilainya. Dalam arti yang lebih spesifik, evaluasi berkenaan dengan produksi informasi mengenai nilai atau manfaat hasil kebijakan (Dunn, 2003:608). Pengertian di atas menjelaskan bahwa evaluasi kebijakan merupakan hasil kebijakan dimana pada kenyataannya mempunyai nilai dari hasil tujuan atau sasaran kebijakan. Bagian akhir dari suatu proses kebijakan adalah evaluasi kebijakan. Menurut Lester dan Stewart yang dikutip oleh Leo Agustino dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar Kebijakan Publik bahwa evaluasi ditujukan untuk melihat sebagian-sebagian kegagalan suatu kebijakan dan untuk mengetahui apakah kebijakan telah dirumuskan dan dilaksanakan dapat menghasilkan dampak yang diinginkan (Dalam Leo, 2006:186). Jadi, evaluasi dilakukan karena tidak semua program kebijakan publik dapat meraih hasil yang diinginkan. Adapun menurut Taliziduhu Ndraha dalam buku Konsep Administrasi dan Administrasi di Indonesia berpendapat bahwa evaluasi merupakan proses perbandingan antara standar dengan fakta dan analisa hasilnya (Ndraha, 1989:201). Kesimpulannya adalah perbandingan antara tujuan yang hendak dicapai dalam penyelesaian masalah dengan kejadian yang sebenarnya,

Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT

sehingga dapat disimpulkan dengan analisa akhir apakah suatu kebijakan harus direvisi atau dilanjutkan. Sudarwan Danim mengemukakan definisi penilaian (evaluating) adalah: Proses pengukuran dan perbandingan dari hasil-hasil pekerjaan yang nyatanya dicapai dengan hasil-hasil yang seharusnya. Ada beberapa hal yang penting diperhatikan dalam definisi tersebut, yaitu: 1. Bahwa penilaian merupakan fungsi organik karena pelaksanaan fungsi tersebut turut menentukan mati hidupnya suatu organisasi. 2. Bahwa penilaiaan itu adalah suatu proses yang berarti bahwa penilaian adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan oleh administrasi dan manajemen 3. Bahwa penilaian menunjukkan jurang pemisah antara hasil pelaksanaan yang sesungguhnya dengan hasil yang seharusnya dicapai (Danim, 2000:14). Pendapat di atas dapat diperoleh gambaran bahwa evaluasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur serta membandingkan hasil-hasil pelaksanaan kegiatan yang telah dicapai dengan hasil yang seharusnya menurut rencana. Sehingga diperoleh informasi mengenai nilai atau manfaat hasil kebijakan, serta dapat dilakukan perbaikan bila terjadi penyimpangan di dalamnya. Menurut Muchsin, evaluasi kebijakan pemerintah adalah sebagai hakim yang menentukan kebijakan yang ada telah sukses atau gagal mencapai tujuan dan dampakdampaknya (Muchsin dan Fadillah, 2002:110). Evaluasi kebijakan pemerintah dapat dikatakan sebagai dasar apakah kebijakan yang ada layak untuk dilanjutkan, direvisi atau bahkan dihentikan sama sekali. 2.2.1.2 Fungsi dan Karakteristik Evaluasi Kebijakan Publik Evaluasi memainkan sejumlah fungsi utama dalam analisis kebijakan. Menurut William N. Dunn fungsi evaluasi, yaitu: Pertama, dan yang paling penting, evaluasi memberi informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai kinerja kebijakan. Kedua, evaluasi memberi sumbangan pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target.
8

Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT

Ketiga, evaluasi memberi sumbangan pada aplikasi metode-metode analisis kebijakan lainnya, termasuk perumusan masalah dan rekomendasi (Dunn, 2003:609 dan 610). Berdasarkan pendapat William N. Dunn di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan suatu proses kebijakan yang paling penting karena dengan evaluasi kita dapat menilai seberapa jauh kebutuhan, nilai dan kesempatan dengan melalui tindakan publik, dimana tujuan-tujuan tertentu dapat dicapai. Sehingga kepantasan dari kebijakan dapat dipastikan dengan alternatif kebijakan yang baru atau merevisi kebijakan. Evaluasi mempunyai karakteristik yang membedakannya dari metode-metode analisis kebijakan lainnya yaitu: 1. Fokus nilai. Evaluasi berbeda dengan pemantauan, dipusatkan pada penilaian menyangkut keperluan atau nilai dari sesuatu kebijakan dan program. 2. Interdependensi Fakta-Nilai. Tuntutan evaluasi tergantung baik fakta maupun nilai. 3. Orientasi Masa Kini dan Masa Lampau. Tuntutan evaluatif, berbeda dengan tuntutantuntutan advokat, diarahkan pada hasil sekarang dan masa lalu, ketimbang hasil di masa depan. 4. Dualitas nilai. Nilai-nilai yang mendasari tuntutan evaluasi mempunyai kualitas ganda, karena mereka dipandang sebagai tujuan dan sekaligus cara. (Dunn, 2003:608-609) Berdasarkan penjelasan di atas, karakteristik evaluasi terdiri dari empat karakter. Yang pertama yaitu fokus nilai, karena evaluasi adalah penilaian dari suatu kebijakan dalam ketepatan pencapaian tujuan dan sasaran kebijakan. Kedua yaitu interdependensi fakta-nilai, karena untuk menentukan nilai dari suatu kebijakan bukan hanya dilihat dari tingkat kinerja tetapi juga dilihat dari bukti atau fakta bahwa kebijakan dapat memecahkan masalah tertentu. Ketiga yaitu orientasi masa kini dan masa lampau, karena tuntutan evaluatif diarahkan pada hasil sekarang dan masa lalu sehingga hasil evaluasi dapat dibandingkan nilai dari kebijakan tersebut. Keempat yaitu dualitas nilai, karena nilai-nilai dari evaluasi mempunyai arti ganda baik rekomendasi sejauh berkenaan dengan nilai yang ada maupun nilai yang diperlukan dalam mempengaruhi pencapaian tujuan-tujuan lain.

Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT

2.2.1.3 Kriteria Evaluasi Kebijakan Publik Mengevaluasi suatu program atau kebijakan publik diperlukan adanya suatu kriteria untuk mengukur keberhasilan program atau kebijakan publik tersebut. Mengenai kinerja kebijakan dalam menghasilkan informasi terdapat kriteria evaluasi sebagai berikut: Tabel 2.1 Kriteria Evaluasi
TIPE KRITERIA Efektivitas PERTANYAAN ILUSTRASI

Apakah hasil yang diinginkan Unit pelayanan telah dicapai? Seberapa banyak usaha diperlukan Unit biaya untuk mencapai hasil yang Manfaat bersih diinginkan? Rasio biaya-manfaat

Efisiensi

Kecukupan

Seberapa jauh pencapaian hasil Biaya tetap yang diinginkan memecahkan (masalah tipe I) masalah? Efektivitas tetap (masalah tipe II)

Perataan

Apakah biaya dan manfaat Kriteria Pareto didistribusikan dengan merata kepada kelompok-kelompok Kriteria kaldor-Hicks tertentu? Kriteria Rawls Apakah hasil kebijakan Konsistensi dengan memuaskan kebutuhan, preferensi survai warga negara atau nilai kelompok-kelompok tertentu? Apakah hasil (tujuan) yang Program publik harus diinginkan benar-benar berguna merata dan efisien atau bernilai?

Resposivitas

Ketepatan

(Sumber: Dunn, 2003:610)

10

Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT

Kriteria-kriteria di atas merupakan tolak ukur atau indikator dari evaluasi kebijakan publik. Dikarenakan penelitian ini menggunakan metode kualitatif maka pembahasan dalam penelitian ini berhubungan dengan pertanyaan yang dirumuskan oleh William N. Dunn untuk setiap kriterianya. Sedangkan untuk ilustrasi dilihat dari tabel di atas pembahasannya lebih kepada metode kuantitatif. Untuk lebih jelasnya setiap indikator tersebut akan dijelaskan sebagai berikut. a. Efektivitas Efektivitas berasal dari kata efektif yang mengandung pengertian dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas disebut juga hasil guna. Efektivitas selalu terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang sesungguhnya dicapai. Seperti yang dikemukakan oleh Arthur G. Gedeian dkk dalam bukunya Organization Theory and Design yang mendefinisikan efektivitas adalah That is, the greater the extent it which an organization`s goals are met or surpassed, the greater its effectiveness (Semakin besar pencapaian tujuan-tujuan organisasi semakin besar efektivitas) (Gedeian, 1991:61). Berdasarkan pendapat di atas, bahwa apabila pencapaian tujuan-tujuan daripada organisasi semakin besar, maka semakin besar pula efektivitasnya. Pengertian tersebut dapat disimpulkan adanya pencapaian tujuan yang besar daripada organisasi, maka makin besar pula hasil yang akan dicapai dari tujuan-tujuan tersebut. William N. Dunn dalam bukunya yang berjudul Pengantar Analisis Kebijakan Publik: Edisi Kedua, menyatakan bahwa: Efektivitas (effectiveness) berkenaan dengan apakah suatu alternative mencapai hasil (akibat) yang diharapkan, atau mencapai tujuan dari diadakannya tindakan. Yang secara dekat berhubungan dengan rasionalitas teknis, selalu diukur dari unit produk atau layanan atau nilai moneternya (Dunn, 2003:429).

11

Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT

Apabila setelah pelaksanaan kegiatan kebijakan publik ternyata dampaknya tidak mampu memecahkan permasalahan yang tengah dihadapi masyarakat, maka dapat dikatakan bahwa suatu kegiatan kebijakan tersebut telah gagal, tetapi adakalanya suatu kebijakan publik hasilnya tidak langsung efektif dalam jangka pendek, akan tetapi setelah melalui proses tertentu. Menurut pendapat Mahmudi dalam bukunya Manajemen Kinerja Sektor Publik mendefinisikan efektivitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan, semakin besar kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program atau kegiatan (Mahmudi, 2005:92). Ditinjau dari segi pengertian efektivitas usaha tersebut, maka dapat diartikan bahwa efektivitas adalah sejauhmana dapat mencapai tujuan pada waktu yang tepat dalam pelaksanaan tugas pokok, kualitas produk yang dihasilkan dan perkembangan. Pendapat lain juga dinyatakan oleh Susanto, yaitu: efektivitas merupakan daya pesan untuk mempengaruhi atau tingkat kemampuan pesan-pesan untuk mempengaruhi (Susanto, 1975:156). Berdasarkan definisi tersebut, peneliti beranggapan bahwa efektivitas bisa tercipta jika pesan yang disampaikan dapat mempengaruhi khalayak yang diterpanya. Menurut pendapat David Krech, Ricard S. Cruthfied dan Egerton L. Ballachey dalam bukunya Individual and Society yang dikutip Sudarwan Danim dalam bukunya Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok menyebutkan ukuran efektivitas, sebagai berikut: 1. Jumlah hasil yang dapat dikeluarkan, artinya hasil tersebut berupa kuantitas atau bentuk fisik dari organisasi, program atau kegiatan. Hasil dimaksud dapat dilihat dari perbandingan (ratio) antara masukan (input) dengan keluaran (output). 2. Tingkat kepuasan yang diperoleh, artinya ukuran dalam efektivitas ini dapat kuantitatif (berdasarkan pula jumlah atau banyaknya) dan dapat kualitatif (berdasarkan pada mutu). 3. Produk kreatif, artinya penciptaan hubungannya kondisi yang kondusif dengan dunia kerja, yang nantinya dapat menumbuhkan kreativitas dan kemampuan. 4. Intensitas yang akan dicapai, artinya memiliki ketaatan yang tinggi dalam suatu tingkatan intens sesuatu, dimana adanya rasa saling memiliki dengan kadar yang tinggi.
12

Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT

(Dalam Danim, 2004:119-120). Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ukuran daripada efektivitas diharuskan adanya suatu perbandingan antara masukan dan keluaran. Ukuran daripada

efektivitas mesti adanya tingkat kepuasan dan adanya penciptaan hubungan kerja yang kondusif serta intensitas yang tinggi. Artinya ukuran daripada efektivitas adalah adanya keadaan rasa saling memiliki dengan tingkatan yang tinggi. Adapun menurut pendapat Cambell yang dikutip oleh Richard M. Steers dalam bukunya Efektivitas Organisasi menyebutkan beberapa ukuran daripada efektivitas, yaitu: 1. Kualitas artinya kualitas yang dihasilkan oleh organisasi; 2. Produktivitas artinya kuantitas dari jasa yang dihasilkan; 3. Kesiagaan yaitu penilaian menyeluruh sehubungan dengan kemungkinan dalam hal penyelesaian suatu tugas khusus dengan baik; 4. Efisiensi merupakan perbandingan beberapa aspek prestasi terhadap biaya untuk menghasilkan prestasi tersebut; 5. Penghasilan yaitu jumlah sumber daya yang masih tersisa setelah semua biaya dan kewajiban dipenuhi; 6. Pertumbuhan adalah suatu perbandingan mengenai eksistensi sekarang dan masa lalunya; 7. Stabilitas yaitu pemeliharaan struktur, fungsi dan sumber daya sepanjang waktu; 8. Kecelakaan yaitu frekuensi dalam hal perbaikan yang berakibat pada kerugian waktu; 9. Semangat kerja yaitu adanya perasaan terikat dalam hal pencapaian tujuan, yang melibatkan usaha tambahan, kebersamaan tujuan dan perasaan memiliki; 10. Motivasi artinya adanya kekuatan yang muncul dari setiap individu untuk mencapai tujuan; 11. Kepaduan yaitu fakta bahwa para anggota organisasi saling menyukai satu sama lain, artinya bekerja sama dengan baik, berkomunikasi dan mengkoordinasikan; 12. Keluwesan Adaptasi artinya adanya suatu rangsangan baru untuk mengubah prosedur standar operasinya, yang bertujuan untuk mencegah keterbekuan terhadap rangsangan lingkungan; (Dalam Steers, 1985:46-48). Sehubungan dengan hal-hal yang dikemukakan di atas, maka ukuran efektivitas merupakan suatu standar akan terpenuhinya mengenai sasaran dan tujuan yang akan dicapai. Selain itu, menunjukan pada tingkat sejauhmana organisasi, program/kegiatan melaksanakan fungsifungsinya secara optimal.
13

Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT

b. Efisiensi Efektivitas dan efisiensi sangatlah berhubungan. Apabila kita berbicara tentang efisiensi bilamana kita membayangkan hal penggunaan sumber daya (resources) kita secara optimum untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Maksudnya adalah efisiensi akan terjadi jika penggunaan sumber daya diberdayakan secara optimum sehingga suatu tujuan akan tercapai. Adapun menurut William N. Dunn berpendapat bahwa: Efisiensi (efficiency) berkenaan dengan jumlah usaha yang diperlukan untuk menghasilkan tingkat efektivitas tertentu. Efisiensi yang merupakan sinonim dari rasionalitas ekonomi, adalah merupakan hubungan antara efektivitas dan usaha, yang terakhir umumnya diukur dari ongkos moneter. Efisiensi biasanya ditentukan melalui perhitungan biaya per unit produk atau layanan. Kebijakan yang mencapai efektivitas tertinggi dengan biaya terkecil dinamakan efisien (Dunn, 2003:430).

Apabila sasaran yang ingin dicapai oleh suatu kebijakan publik ternyata sangat sederhana sedangkan biaya yang dikeluarkan melalui proses kebijakan terlampau besar dibandingkan dengan hasil yang dicapai. Ini berarti kegiatan kebijakan telah melakukan pemborosan dan tidak layak untuk dilaksanakan. c. Kecukupan Kecukupan dalam kebijakan publik dapat dikatakan tujuan yang telah dicapai sudah dirasakan mencukupi dalam berbagai hal. William N. Dunn mengemukakan bahwa kecukupan (adequacy) berkenaan dengan seberapa jauh suatu tingkat efektivitas memuaskan kebutuhan, nilai, atau kesempatan yang menumbuhkan adanya masalah (Dunn, 2003:430). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kecukupan masih berhubungan dengan efektivitas dengan mengukur atau memprediksi seberapa jauh alternatif yang ada dapat memuaskan kebutuhan, nilai atau kesempatan dalam menyelesaikan masalah yang terjadi.
14

Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT

Hal ini, dalam kriteria kecukupan menekankan pada kuatnya hubungan antara alternatif kebijakan dan hasil yang diharapkan. Kriteria tersebut berkenaan dengan empat tipe masalah, yaitu: 1) Masalah Tipe I. Masalah dalam tipe ini meliputi biaya tetap dan efektivitas yang berubah dari kebijakan. Jadi, tujuannya adalah memaksimalkan efektivitas pada batas risorsis yang tersedia. 2) Masalah Tipe II. Masalah pada tipe ini menyangkut efektivitas yang sama dan biaya yang berubah dari kebijakan. Jadi, tujuannya adalah untuk meminimalkan biaya. 3) Masalah Tipe III. Masalah pada tipe ini menyangkut biaya dan efektivitas yang berubah dari kebijakan. 4) Masalah Tipe IV. Masalah pada tipe ini mengandung biaya sama dan juga efektivitas tetap dari kebijakan. Masalah ini dapat dikatakan sulit dipecahkan karena satusatunya alternatif kebijakan yang tersedia barangkali adalah tidak melakukan sesuatu pun. (Dunn, 2003:430-431) Tipe-tipe masalah di atas merupakan suatu masalah yang terjadi dari suatu kebijakan sehingga dapat disimpulkan masalah tersebut termasuk pada salah satu tipe masalah tersebut. Hal ini berarti bahwa sebelum suatu produk kebijakan disahkan dan dilaksanakan harus ada analisis kesesuaian metoda yang akan dilaksanakan dengan sasaran yang akan dicapai, apakah caranya sudah benar atau menyalahi aturan atau teknis pelaksanaannya yang benar.

15

Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT

d. Perataan Perataan dalam kebijakan publik dapat dikatakan mempunyai arti dengan keadilan yang diberikan dan diperoleh sasaran kebijakan publik. William N. Dunn menyatakan bahwa kriteria kesamaan (equity) erat berhubungan dengan rasionalitas legal dan sosial dan menunjuk pada distribusi akibat dan usaha antara kelompok-kelompok yang berbeda dalam masyarakat (Dunn, 2003:434). Kebijakan yang berorientasi pada perataan adalah kebijakan yang akibatnya atau usaha secara adil didistribusikan. Suatu program tertentu mungkin dapat efektif, efisien, dan mencukupi apabila biaya-manfaat merata. Kunci dari perataan yaitu keadilan atau kewajaran. Seberapa jauh suatu kebijakan dapat memaksimalkan kesejahteraan sosial dapat dicari melalui beberapa cara, yaitu: 1. Memaksimalkan kesejahteraan individu. Analis dapat berusaha untuk

memaksimalkan kesejahteraan individu secara simultan. Hal ini menuntut agar peringkat preferensi transitif tunggal dikonstruksikan berdasarkan nilai semua individu. 2. Melindungi kesejahteraan minimum. Di sini analis mengupayakan peningkatan kesejahteraan sebagian orang dan pada saat yang sama melindungi posisi orang-orang yang dirugikan (worst off). Pendekatan ini didasarkan pada kriteria Pareto yang menyatakan bahwa suatu keadaan sosial dikatakan lebih baik dari yang lainnya jika paling tidak ada satu orang yang diuntungkan dan tidak ada satu orangpun yang dirugikan. Pareto ortimum adalah suatu keadaan sosial dimana tidak mungkin membuat satu orang diuntungkan (better off) tanpa membuat yang lain dirugikan (worse off).

16

Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT

3. Memaksimalkan kesejahteraan bersih. Di sini analisis berusaha meningkatkan kesejahteraan bersih tetapi mengasumsikan bahwa perolehan yang dihasilkan dapat digunakan untuk mengganti bagian yang hilang. Pendekatan ini didasarkan pada kriteria Kaldor-Hicks: Suatu keadaan sosial lebih baik dari yang lainnya jika terdapat perolehan bersih dalam efisiensi dan jika mereka yang memperoleh dapat menggantikan mereka yang kehilangan. Untuk tujuan praktis kriteria yang tidak mensyaratkan bahwa yang kehilangan secara nyata memperoleh kompensasi ini, mengabaikan isu perataan. 4. Memaksimalkan kesejahteraan redistributif. Di sini analis berusaha memaksimalkan manfaat redistributif untuk kelompok-kelompok yang terpilih, misalnya mereka yang secara rasial tertekan, miskin atau sakit. Salah satu kriteria redistributif dirumuskan oleh filosof John Rawls: Suatu situasi sosial dikatakan lebih baik dari lainnya jika menghasilkan pencapaian kesejahteraan anggota-anggota masyarakat yang dirugikan (worst off). (Dunn, 2003: 435-436) Formulasi dari Rawls berupaya menyediakan landasan terhadap konsep keadilan, tapi kelemahannya adalah pengabaian pada konflik. Pertanyaan menyangkut perataan, kewajaran, dan keadilan bersifat politis cara-cara tersebut tidak dapat menggantikan proses politik, berarti cara-cara di atas tidak dapat dijadikan patokan untuk penilaian dalam kriteria perataan. Berikut menurut William N. Dunn: Pertanyaan menyangkut perataan, kewajaran, dan keadilan bersifat politis; dimana pilihan tersebut dipengaruhi oleh proses distribusi dan legitimasi kekuasaan dalam masyarakat. Walaupun teori ekonomi dan filsafat moral dapat memperbaiki kapasitas kita untuk menilai
17

Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT

secara kritis kriteria kesamaan, kriteria-kriteria tersebut tidak dapat menggantikan proses politik (Dunn, 2003: 437). Pelaksanaan kebijakan haruslah bersifat adil dalam arti semua sektor dan dari segi lapisan masyarakat harus sama-sama dapat menikmati hasil kebijakan. Karena pelayanan publik merupakan pelayanan dari birokrasi untuk masyarakat dalam memenuhi kegiatan masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Pelayanan publik sendiri menghasilkan jasa publik. e. Responsivitas Responsivitas dalam kebijakan publik dapat diartikan sebagai respon dari suatu aktivitas. Yang berarti tanggapan sasaran kebijakan publik atas penerapan suatu kebijakan. Menurut William N. Dunn menyatakan bahwa responsivitas (responsiveness) berkenaan dengan seberapa jauh suatu kebijakan dapat memuaskan kebutuhan, preferensi, atau nilai kelompok-kelompok masyarakat tertentu (Dunn, 2003:437). Suatu keberhasilan kebijakan dapat dilihat melalui tanggapan masyarakat yang menanggapi pelaksanaan setelah terlebih dahulu memprediksi pengaruh yang akan terjadi jika suatu kebijakan akan dilaksanakan, juga tanggapan masyarakat setelah dampak kebijakan sudah mulai dapat dirasakan dalam bentuk yang positif berupa dukungan ataupun wujud yang negatif berupa penolakan. Dunn pun mengemukakan bahwa: Kriteria responsivitas adalah penting karena analisis yang dapat memuaskan semua kriteria lainnya (efektivitas, efisiensi, kecukupan, kesamaan) masih gagal jika belum menanggapi kebutuhan aktual dari kelompok yang semestinya diuntungkan dari adanya suatu kebijakan (Dunn, 2003:437). Oleh karena itu, kriteria responsivitas cerminan nyata kebutuhan, preferensi, dan nilai dari kelompok-kelompok tertentu terhadap kriteria efektivitas, efisiensi, kecukupan, dan kesamaan.
18

Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT

f.

Ketepatan

Ketepatan merujuk pada nilai atau harga dari tujuan program dan pada kuatnya asumsi yang melandasi tujuan-tujuan tersebut. William N. Dunn menyatakan bahwa kelayakan (Appropriateness) adalah: Kriteria yang dipakai untuk menseleksi sejumlah alternatif untuk dijadikan rekomendasi dengan menilai apakah hasil dari alternatif yang direkomendasikan tersebut merupakan pilihan tujuan yang layak. Kriteria kelayakan dihubungkan dengan rasionalitas substantif, karena kriteria ini menyangkut substansi tujuan bukan cara atau instrumen untuk merealisasikan tujuan tersebut (Dunn, 2003:499). Artinya ketepatan dapat diisi oleh indikator keberhasilan kebijakan lainnya (bila ada). Misalnya dampak lain yang tidak mampu diprediksi sebelumnya baik dampak tak terduga secara positif maupun negatif atau dimungkinkan alternatif lain yang dirasakan lebih baik dari suatu pelaksanaan kebijakan sehingga kebijakan bisa lebih dapat bergerak secara lebih dinamis. 2.2.2 Kebijakan Pemerintah

Dalam memahami permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, maka penelitian ini menggunakan teori kebijakan publik. Definisi kebijakan public menurut Subarsono adalah apapun pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan, dari definisi tersebut mengandung makna : 1) Kebijakan publik dibuat oleh pemerintah, bukan oleh swasta. 2) Kebijakan publik menyangkut pilihan yang harus dilakukan atau tidak dilakukan oleh badan pemerintah.

19

Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT

2.2.3 Implementasi Kebijakan Pengertian implementasi adalah proses untuk memastikan terlaksananya suatu kebijakan dan tercapainya kebijakan tersebut. Mazmanian & Paul Sabatier dalam bukunya implementation and public policy (1983:61) mendefinisikan implementasi sebagai berikut:pelaksanaan keputusan kebijaksanaan dasar, biasanya dalam bentuk undanh-undang, namun dapat pula berbentuk perintah-perintah atau keputusan-keputusan eksekutif yang penting atau keputusan badan peradilan. Lazimnya, keputusan tersebut mengidentifikasikan masalah yang ingin diatasi, menyebutkan secara tegas tujuan atau sasaran yang ingin dicapai, dan berbagai cara untuk menstrukturkan atau mengatur proses implementasinya. Implementasi menurut Mazmanian dan Sabatier merupakan pelaksanaan kebijakan dasar berbentuk undang-undang juga berbentuk perintah atau keputusankeputusan yang penting atau seperti keputusan badan peradilan. Proses implementasi ini berlangsung setelah melalui sejumlah tahapan tertentu seperti tahapan pengesahan undang-undang, kemudian output kebijakan dalam bentuk pelaksanaan keputusan dan seterusnya sampai perbaikan kebijakan yang bersangkutan. (http://rimaru.web.id/pengertianimplementasi-menurut-beberapa-ahli/; Update 30 Juli 2012) Program kebijakan yang telah diambil sebagai alternatif pemecahan masalah harus diimplementasikan, yakni dilaksanakan oleh badan-badan administrasi maupun agen-agen pemerintah di tingkat bawah. Hersel Nogi S. Tangkilisan mengutip pengertian implementasi menurut Patton dan Sawicki dalam buku yang berjudul Kebijakan Publik yang Membumi bahwa: Implementasi berkaitan dengan berbagai kegiatan yang diarahkan untuk merealisasikan program, dimana pada posisi ini eksekutif mengatur cara untuk mengorganisir, menginterpretasikan dan menerapkan kebijakan yang telah diseleksi (Dalam Tangkilisan, 2003:9).
20

Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT

Berdasarkan pengertian di atas, implementasi berkaitan dengan berbagai kegiatan yang diarahkan untuk merealisasikan program, dimana pada posisi ini eksekutif mengatur cara untuk mengorganisir. Seorang eksekutif mampu mengatur secara efektif dan efisien sumber daya, unitunit dan teknik yang dapat mendukung pelaksanaan program, serta melakukan interpretasi terhadap perencanaan yang telah dibuat, dan petunjuk yang dapat diikuti dengan mudah bagi relisasi program yang dilaksanakan. Dunn mengistilahkan implementasi dengan lebih khusus dengan menyebutnya implementasi kebijakan (policy implemtation) adalah pelaksanaan

pengendalian aksi-aksi kebijakan di dalam kurun waktu tertentu (Dunn, 2003:132). Pengertian di atas dapat disimpulakn bahwa implementasi kebijakan merupakan pelaksanaan dari pengendalian aksi kebijakan dalam kurun waktu tertentu. Pendapat Riant Nugroho D. dalam bukunya yang berjudul Kebijakan Publik Formulasi, Implementasi dan Evaluasi. Ia mengemukakan bahwa: Implementasi kebijakan pada prinsipnya adalah cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya. Tidak lebih dan tidak kurang. Untuk mengimplemntasikan kebijakan publik, maka ada dua pilihan langkah yang ada, yaitu langsung mengimplementasikan dalam bentuk program-program atau melalui formulasi kebijakan derivate atau turunan dari kebijakan publik tersebut (Nugroho, 2004:158). Implementasi kebijakan menurut pendapat di atas, tidak lain berkaitan dengan cara agar kebijakan dapat mencapai tujuan. Kebijakan publik tersebut diimplementasikan melalui bentuk program-program serta melalui turunan. Turunan yang dimaksud adalah dengan melalui proyek intervensi dan kegiatan intervensi. Menurut Darwin terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam persiapan proses implementasi yang perlu dilakukan, setidaknya terdapat

21

Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT

empat hal penting dalam proses implementasi kebijakan, yaitu pendayagunaan sumber, pelibatan orang atau sekelompok orang dalam implementasi, interpretasi, manajemen program, dan penyediaan layanan dan manfaat pada publik (Widodo, 2001:194). 2.2.4 Program Tiga Dollar Program tiga Dollar merupakan sebuah program pemerintah yang diimplementasikan melalui Secretari Estadu Formaco Profesional Emprego (SEFOPE) dengan memberi pekerjaan kepada masyarakat lokal di daerah terpencil dengan pembayaran tiga (3) Dolar per hari. Implementasi program ini juga bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan mengurangi kemiskinan rakyat di daerah terpencil. Dalam implementasi program ini juga pemerintah ingin merehabilitasi jalan raya di daerah terpencil yang menghubungkan desa dan kota agar membantu masyarakat untuk menjual produk lokal ke tingkat nasional dan internasional

22

Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskritif. Sedangkan tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Deskriptif Evaluatif yaitu tipe penelitian yang menggambarkan secara tepat sifat suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu untuk menentukan frekuensi/ penyebab suatu gejala lain dalam masyarakat. Penggunaan tipe Deskritif Evaluatif ini tidak lain karena berkaitan dengan tujuan dari penelitian yaitu melakukan evaluasi program 3.1.1 Pengumpulan Data 3.1.1.1 Sumber Data Penelitian tentang studi evaluasi kebijakan pemerintah mengenai program Tiga Dolar di Suco Lour Distrik Bobonaro menggunakan data: a. Data primer Adalah informasi langsung yang dikumpulkan peneliti dari sumber yang terkait dengan masalah-masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Data primer ini diperoleh dari wawancara dan pengumpulan data dari subyek penelitian yang telah ditentukan yaitu pegawai SEFOPE yang terlibat langsung dengan program tersebut, pemerintah kecamatan dan desa, masyarakat yang mengikuti program tersebut. b. Data Sekunder Data sekunder ini akan diperoleh dari instansi-instansi yang terkait /berhubungan dengan pelaksanaan program secara langsung berupa keterangan, catatan ataupun dokumen-dokumen

23

Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT

yang diperlukan untuk penelitian yang semua dokumen itu dapat memperkuat penjelasan mengenai penelitian ini. 3.1.1.2 Teknik Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini dapat diperoleh dengan cara : a. Studi pustaka Merupakan pengumpulan data melalui kepustakaan, seperti buku, koran, majalah dan artikel yang didapat dari situs internet yang sekiranya sesuai dengan penelitian ini. Kejelasan mengenai kepustakaan ini dapat dilihat di dalam daftar pustaka. b. Interview atau wawancara Pengumpulan data yang dilakukan melalui penelitian lapangan untuk mendapatkan data yang kongkrit ( nyata ). Adapun instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah wawancara. Wawancara ini dilakukan secara mendalam yaitu peneliti mewawancari nara sumber secara tidak terstruktur. Nara sumber yang dipilih merupakan pihak-pihak yang terlibat secara langsung dalam pelaksanaan program ini. Pihak-pihak yang terkait dapat berasal dari pemerintah, swasta maupun masyarakat yang memiliki kepentingan dengan adanya program ini. 3.1.1.3 Analisis Data

Analisis data adalah proses yang membawa bagaimana data diatur, mengorganisasikan apa yang ada dalam sebuah pola, kategori dan unit deskripsi dasar atau dengan kata lain, analisis data adalah penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan di interpretasikan. Dalam penelitian ini data yang akan didapatkan berupa data kualitatif dan juga kuantitatif. Namun analisa data dilakukan secara kualitatif yaitu suatu cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif analisis, apa yang didapatkan dari responden baik secara tertulis ataupun lisan diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang utuh. Dengan demikian, analisa kualitatif merupakan

24

Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT

bentuk penafsiran terhadap data yang setelah data terkumpul kemudian dianalisa dan disajikan. Analisa data dilakukan dengan cara menginterpretasikan data, fakta, dan informasi yang telah dikumpulkan melalui pemehaman intelektual dan empiris berdasarkan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Pengumpulan dan penelaahan data yang diperoleh dari wawancara. 2. Reduksi data dengan membuat ringkasan dalam berbagai bentuk. 3. Display atau penyajian data dalam bentuk tabel. 4. Verifikasi data dengan cara membandingkan antar data yang diperoleh dari berbagai informasi. Oleh karena itu, keseluruhan data yang diperoleh selama penelitian baik yang mencakup data primer, data sekunder dan data kepustakaan merupakan hal yang sangat penting.

25

Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT

BAB IV HASIL YANG DIHARAPKAN Dari evaluasi yang akan dilakukan ini dapat diduga bahwa peneliti dapat mengetahui efektivitas dan efisiensi implementasi program tiga (3) dolar di Suco Lour Sub-distrik Bobonaro Distritu Bobonaro. Dengan demikian dapat melahirkan rekomendasi bagi pemerintah untuk dijadikan acuan bagi formulasi dan implementasi program-program lanjutan di masa depan.

26

Oleh Vital Nascimento Barreto 2013 Proposal Penelitian skripsi DIT

Daftar Pustaka J. moleong M. A Lexy 2000 Metodologi penelitian Kualitatif Pt Remaja Rosdakarya-Bandung Dwi utami Retno 2008 Studi Evaluasi Kebijakan Pemerintah mengenai Program Lmpdp (land Management and Policy Development Program) Kabupaten Tegal (Ringkasan Skripsi) Metode penelitian survey Penyunting Masri singarimbun, Sofian effendi, Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial. Undang-Undang Dasar Republik Demokarasi Timor-Leste 2000 Cortereal da Silva Lopes 2011 Proposal Penelitian Proses Pengembalian Anak Kepada Orang tua/Keluarga STPMD APMD Yogyakarta

27

Anda mungkin juga menyukai