Anda di halaman 1dari 57

DASAR-DASAR TERAPI ALLERGI DAN IMMUNOLOGI

OLEH

HANIFAH YUSUF
BAGIAN FARMAKOLOGI DAN TERAPETIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNSYIAH DARUSSALAM BANDA ACEH 2007

1. DEFINISI:
Immun: Keadaan dimana seseorang memiliki daya tahan tubuh thdp serangan mikroba, baik yg diperoleh secara alamiah maupun melalui dapatan Immunofarmakologi: Ilmu yg mempelajari ttg obat-obat yg dignkn utk memperbaiki sistem immun yg terganggu Immunotherapy: Cara pengobatan yg digunakan utk mengembalikan kemampuan sistem immun dlm membasmi penyakit Sistem Immun: Semua mekanisme yg dignkn tbh utk mempertahankan keutuhannya sbgi pelindung thdp bhy yg timbul dr lingkungan hidup Zat asing (Ag = Antigen): Suatu senyawa yg bl msk ke dl tbh, tbh akan memberi respon utk mempertahankan diri. Antigen yg masuk bisa berasal dr : bakteri, virus, jamur, protozoa, parasit, atau produknya baik yg bersifat patogen maupun apatogen

2. Sistem Immun ada 2 :


- Sistem immun bawaan - Sistem immun dapatan/perolehan a. Sistem Immun Bawaan/ Non spesifik/ Innate Immunity: Merupakan mekanisme pertahanan primer tubuh yg mencegah serangan antigen sebelum terjadi infeksi yang nampak. Disini antigen yg masuk dibuat agar tdk merusak meskipun tanpa kontak dg antigen tsb sebelumnya Sistem immun bawaan tdd 3 komponen: - Komponen fisik, - Komponen biokimia - Komponen selluler. Komponen fisik : Kulit / membran mukosa yg utuh mrpkn penghalang pertama terhadap terjadinya infeksi.

Komponen biokimia: Lisozim, terjadi bila penghalang (barrier) kulit dapat ditembus oleh bakteri, maka penghancuran bakteri tsb dilakukan oleh lisozim, dg memecah dinding sel peptidoglikan bakteri dan aktifasi komplemennya. Komponen seluler: Tdd sel2 fagosit: makrofag, neutrofil, monosit, sel NK dsb. Komponen ini bkj dg meningkatkan fagositas shg ia bersifat sbgi opsonin yg mampu meningkatkan immunosit-immunosit ke tpt inflammasi dan menyebabkan bakteri lisis b. Sistem Immun Dapatan/ Spesifik/Acquired immunity Mekanisme pertahanan tubuh diperoleh melalui pembentukan antibodi oleh sel B dan sistem immunitas seluler oleh sel T. Biasanya terbentuk setelah ada kontak dengan antigen sebelumnya. Disini terjadi reaksi spesifik pd setiap antigen
yg sudah dikenali karena telah terjadi pemaparan sebelumnya.

Didalam tubuh kita, sistem immun non spesifik dan spesifik bekerja sama utk melenyapkan infeksi.

Sistem Immun dapatan / perolehan tdd: Immunisasi aktif Mrpkn mekanisme pertahanan tbh yg diperoleh mell pemberian antigen (immunogen) yg biasanya diberikan dl btk sediaan vaksin. Vaksin : Mrpkn sediaan obat yg mgdg antigen yg mampu memicu pembentukan antibodi dan immunitas selluler, shg tubuh memiliki immunitas spesifik utk antigen tertentu dan sistem immun ini akan bertahan bbrp thn/seumur hidup. Syarat2 immunogen ideal pd sediaan vaksin: 1. Mampu mencegah penyakit 2. Mampu mencegah kerja karier 3. Mampu memproduksi immunitas jangka panjang 4. Tidak toksis, murah, mudah didapat dan mudah dalam pemberiannya

Keuntungan pemberian vaksin: 1. Kadar antibodi yg terbentuk lebih tinggi 2. Bekerja dalam waktu yg lama 3. Mampu membentuk immunitas selluler Kerugian pemberian vaksin: Membutuhkan waktu yang cukup utk timbulnya immunitas,shg tdk aktif pd saat terjadinya paparan antigen. Biasanya diberikan jauh sebelum pemaparan dg antigen (sebagai terapi profilaksis)
Vaksin yg sering digunakan : - Vaksin yg mgdg kuman apatogen / avirulen yg msh dpt berkembang (vaksin hidup); misalnya vaksin hepatitis, campak, poliomielitis, BCG, dan Rubella - Vaksin yg mgdg kuman apatogen dan tdk dpt berkembang biak (vaksin mati); misalnya Vaksin meningoensefalitis, tifus, influenza, rabies, pertusis, dan kolera - Vaksin toksoid yg mengandung toksin yg sdh dilemahkan; misalnya Vaksin tetanus dan vaksin difteri

Immunisasi pasif Mrpkn mekanisme pertahanan tubuh yg didapat melalui pemberian antibodi yg sdh terbentuk, baik yg berasal dr serum manusia atau serum hewan (kuda) biasanya dikenal dg Serum Imunoglobulin Serum Immunoglobulin (antibodi) digunakan utk melawan antigen yg spesifik (misalnya Immunoglobulin G hepatitis B utk melawan hepatitis B) Immunisasi pasif biasanya digunakan pada : 1.Individu yg tdk mampu membentuk antibodi (misalnya : individu dg keadaan a gamma globulinaemia kongenital) 2. Pencegahan penyakit paska paparan antigen tertentu 3. Terapi penyakit tertentu (misalnya: tetanus) 4. Terapi pd kondisi immunisasi aktif tdk tersedia (mis: digigit ular)

Serum Immunoglobulin biasanya diberikan utk tindakan immunisasi pasif (replacement sistem immun) pd penderita dg defisiensi immun humoral primer / sekunder. Defisiensi immunoglobulin sekunder dapat terjadi bila tubuh kehilangan Immunoglobulin dl jumlah besar, misalnya pada : -Sindroma nefrotik -Limfangiektasi intestinal -Dermatitis eksfoliatif -Luka bakar dll

Keuntungan Serum Immunoglobulin asal manusia: Dapat terhindar dr resiko reaksi hipersensitifitas Waktu paruhnya lebih panjang (23 hari utk Ig G), sedangkan antibodi dari hewan waktu paruhnya hanya 7 hari Dosis antibodi dari serum immunoglobulin manusia lbh kecil dari serum immunolobulin hewan Catatan: Informasi thdp tindakan medis dg immunisasi hrs diinformasikan oleh dokter kpd pasien ttg kemungkinan resiko immunisasi . Dokter harus mengetahui immunisasi yg direkomendasikan pada orang dewasa selama bepergian: ATS, Poliomielitis, campak dan difteri, ???

IMMUN

Alamiah

Buatan

Pasif:
Antibodi Yg didpt Melalui Plasenta /Colostrum

Aktif
Infeksi oleh Mikroba

Pasif
Pemberian Antibodi Antitoksin

Aktif
Pemberian Toksoid Vaksin

3. Immunoterapi terbagi atas 4 : 1.Immunoterapi yg menggunakan vaksin dan serum immunoglobulin 2.Immunoterapi allergi yg menggunakan ekstrak allergen 3.Immunomodulator 4.Immunosupressor

Pada blok 5 (allergi, immunologi dan infeksi) : juga dibahas tentang histamin dan antihistamin

4. Obat-obat yg digunakan pd Immunoterapi


a. Immunomodulator: Obat obat yg dpt memperbesar respons immun atau dpt mengubah/memodulasi keseimbangan komponen2 sistem immun. Immunomodulator dignkn dl mengobati: Penyakit kanker, AIDS, autoimmun, inflammasi, infeksi dan bbrp penyakit kardiovaskuler Immunomodulasi: Cara-cara utk mengubah / memperbaiki keseimbangan komponen2 sistem immun yang terganggu. Immunomodulator bkj dg 3 cara : - Immunorestorasi - Immunostimulasi / immunopotensiasi / up regulation - Immunosupresi / down regulation

Immunorestorasi: Cara utk mengembalikan fungsi sistem immun yg terganggu dg memberikan brbgi komponen sistem immune; spt: - Immune Serum Globulin/ISG) - Hyperimmun Serum Globulin (HSG) - Plasma - Plasma pheresis - Leucopheresis Immun Serum Globulin dan Hyper Serum Globulin : Digunakan pd pasien dg defisiensi immun humoral dan biasanya diberikan dl btk intravena, Efek Samping: menggigil, mual, muntah, pusing, nyeri otot Plasma Biasanya digunakan plasma segar, diberikan scr Infus intravena dlm jlh besar tanpa menimbulkan rasa sakit
ES: kemungkinan penularan virus dan reaksi anafilaksis

Plasmapheresis Plasmapheresis adalah: Proses pemisahan sel darah dari plasma, biasanya dignkn utk memisahkan plasma yg mengdg antibodi yg merusak jaringan / sel Leucopheresis Leucopheresis adalah proses pemisahan leukosit scr selektif dr penderita stlh diupayakan terapi dg cara-cara lain tidak menunjukkan perbaikan, misalnya pada Arthritis Rheumatoid

Immunostimulasi: Mrpkn cr memperbaiki fungsi sistem immun dg menggunakan bhn yg mrgsg sistem tsb. Bahan yg dignkn sbgi immunostimulator: a. Berasal dari bahan alami - Hormon thymus - Limfokin - Interferron - Antibodi monoklonal - Ekstrak leukosit - Ekstrak berasal dr bakteri - Ekstrak berasal dr jamur b. Berasal dari senyawa sintetik - Levamisol - Muramil Di Peptida (MDP) - Isoprinosin - Azimexon, Ciamexon, Bestatin

a. Hormon thymus Sel epitel thymus memproduksi bbrp hormon yg berfungsi dl pematangan sel T dan memodulasi fungsi sel T yg sdh matang. Ada 4 jenis hormon thymus yi: timosin alfa, timolin, timopoietin dan faktor humoral thymus Ke 4 hormon ini dpt disintesis dan mempunyai sifat yang mampu memperbaiki gangguan fs sistem immun pd usia lanjut, terapi kanker, penyakit autoimmun dan pd defect sistem immun akibat suatu pengobatan Pemberian bahan2 ini akan meningkatkan jlh, fungsi dan reseptor sel T dan bbrp aspek immunitas selluler. Efek samping : Reaksi allergi lokal atau sistemik

b. Limfokin:

Disebut juga Interleukin / Sitokin yg dhslkan oleh limfosit yg diaktifkan dan memegang peranan ptg dl respon immun seluler Mis: Macrophage Activating Factor (MAF) Macrophage Growth Factor (MGF) T-Cell Growth Factor Interleukin - 2 Colony Stimulating Factor (CSF) Interferron gamma Tumour Necrosis Factor (TNF) Bhn2 tsb biasanya digunakan pd pengobatan tumor. Gangguan sintesis IT- 2 sering tjd pd kanker, AIDS, lansia atau pd peny

c. Interferron (IFN) Tdpt dl btk alfa (dibtk oleh leucosit), beta (dibtk oleh sel fibroblast) dan gamma (dibtk oleh sel T). Semua jenis interferron dpt menghambat replikasi DNA/RNA, sel normal, sel ganas serta memodulasi sistem immun Pada dosis tinggi dpt menghambat proliferasi sel B dan sel T shg menurunkan respon immun seluler dan humoral Pd dosis rendah interferron akan mergsg sistem immun dg meningkatkan aktifitas sitosidal sel NK, makrofag, sel T dan mengatur produksi antibodi Efek samping: Sindroma flu, emesis, diare, leukopeni, trombositopeni dan arrythmia.

d. Antibodi monoklonal Dpt membunuh sel tumor, kdg2 digunakan pd terapi asthma kronik e. Ekstrak leukosit Ekstrak leukosit dpt berupa dialysed leukocyte extract dan transfer factor. Adanya immunostimulasi oleh bhn2 ini dpt dilihat perubahannya pd penyakit2: * Candidiasis mucocutan * Coccidiomycosis * Lepra * TBC f. Ekstrak yg berasal dr Bakteri BCG (Bacillus Calmette Guerin), dpt mengaktifkan sel T dan sel NK dan dpt memperbaiki produksi limfokin Clostridium parvum Klebsiella dan Brucella Endotoksin: Mrpkn komponen ddg bakteri gram negatif dari E.coli, Shigella dan Salmonella, yg dpt mrgsg sel B dan T serta mengaktifkan makrofag

g. Ekstrak berasal dr Jamur Misalnya : Lentinan, Krestin, Glukan dan Schizophyllan Bahan2 ini dpt meningkatkan fungsi makrofag. Bahan ini sering dignkn pd pengobatan kanker sbgi immunostimulan non spesifik Immunostimulan sintetik: a. Levamisol: Mrpkn derivat tetramizol, obat cacing yg dpt meningkatkan sitotoksisitas sel T serta mengembalikan energi pd penderita kanker (immunostimulan non spesifik), dpt mrgsg limfosit, granulosit dan makrofag Digunakan pd penanggulangan penyakit Rheumatik artritis, Infeks ivirus, dan SLE

b. Isoprinosin (ISO): Mrpkn bahan sintetik yg memiliki sifat antivirus yg mampu meningkatkan sitotoksisitas sel T, membantu produksi limfokin Dosis yg biasa digunakan 50 mg/kg BB atau 1- 4 g/hr bila perlu. Telah dicoba pd pemberian selama 2 thn berturut-turut tdk menimbulkan efek samping c. Muramil Di Peptida (MDP) Mrpkn komponen aktif dr dinding sel Mycobacterium species Pd pemberian oral dpt meningkatkan sekresi monokin Kombinasi dg minyak dan antigen dpt meningkatkan respon seluler dan humoral. Sering digunakan pd peny tumor & peny infeksi d. Azimexon, Ciamexon dan Bestatin:
Diberikan scr oral utk meningkatkan respon immun seluler

e. Tuftsin
Diberikan scr parenteral utk meningkatkan fs makrofag, sel NK dan granulosit

IMMUNOSUPRESSI: Merupakan metode terapi yang menggunakan berbagai jenis obat2an dengan tujuan untuk memberikan penekanan terhadap respon immun yang terjadi pada mekanisme timbulnya gejala penyakit Kegunaan Immunosupresan: Mencegah reaksi penolakan pd tranplantasi organ tubuh Menghambat pmbtkn antibodi pd penyakit autoimmun Pada penyakit berbagai kelainan kulit Pd peny inflamasi idiopatik (menghambat pelepasan mediator) Untuk mdptkn toleransi spesifik dr antigen tertentu saja Immunosupressi selain dpt dilakukan dg obat, dpt jg diperoleh dg memanipulasi jumlah Antigen dan Antibodi di dl tbh dan biasanya respon immunologik akan muncul kembali bila pemberian immunosupressi dihentikan

Mekanisme kerja immunosupressant:


Menghambat proses fagositosis Menghambat pengolahan antigen menjadi antigen immunogenik oleh makrofag Mencegah pengenalan antigen oleh sel limfoid immunokompeten Merusak sel limfoid immunokompeten Menekan diffrensiasi dan proliferasi sel immunokompeten Menghentikan produksi antibodi oleh sel plasma

Respon Immun tdd 2 fase: a. Fase Induksi: fase pengolahan Antigen oleh makrofag fase pengenalan antigen oleh limfosit immunokompeten fase proliferasi dan differensiasi sel B dan sel T b. Fase Produksi: fase sintesis antibodi dan limfokin

Penggolongan immunosupressan berdasarkan fase diatas: Immunosupressant kelas I:


- Hrs diberikan sebelum fase induksi, yaitui sblm tjd prgsgn oleh antigen - Kerjanya merusak limfosit immunokompeten Misalnya: Sinar X, Kortikosteroid

Immunosupressan kelas II
- Hrs diberikan dl fase induksi - Biasanya 1-2 hari stlh perangsangan oleh antigen - Bkj dg menghambat proses diffrensiasi/proliferasi sel immunokompeten Misalnya : Antimetabolit (azatioprin, metotreksat)

Immunosupressan kelas III:


- Bersifat spt Immunosupressan kelas I dan II - Dpt mghslkan immunosupressi bl diberikan sblm atau ssdh adanya perangsangan oleh antigen Misalnya : Siklofosfamid dan Prokarbazin

Immunosupressan kelas I: - Busulfan - L dan D- melfalan - Kortikosteroid: prednison, prednisolon, dll - Mitomisin C - Kolkisin - Fitohemaglutinin - Sinar X Immunosupressan kelas II: - Khlorambusil, Metotreksat, Azatioprin, Merkaptopurin - Sitarabin, Fluoro urasil, vimblastin, Vinkristin, Siklosporin - Bromo deoksi uridin dan Fluoro deoksi uridin Immunosupressan kelas III - Siklofosfamid dan Prokarbazin

Immunosupressan yg sering digunakan: Kortikosteroid Azatioprin Siklosporin A Globulin antilimfosit Kortikosteroid: - Obat ini dpt mencegah pelepasan Asam Arakhidonat yg mrpkn sumber mediator inflamasi dan nyeri (Prostaglandin dan Leukotrien) - Obat ini dapat mempengaruhi sel darah putih dan menimbulkan limfositopenia, monositopenia, eosinopenia dan lain-lain -Efek immunosupressi yang maksimal diperoleh jika diberikan sebelum terpapar antigen
Sediaan: Dosis oral prednison 1-2 mg/kg BB/hari

Beberapa steroid yang sering digunakan:

Hidrokortison Prednison Metilprednisolon Betametason

Kortison Prednisolon Triamsinolon Deksametason

Azatioprin
Mrpkn derivat nitroimidazol yg mampu menghambat sintesis purin yg dibutuhkan pada sintesis DNA dan RNA shg obat ini dpt berfungsi sbgi antagonis replikasi sel Mekanisme kerjanya dg menekan fs sistem immun seluler dg jalan menurunkan jumlah monosit dan fungsi sel NK Digunakan utk mencegah penolakan pencangkokan ginjal, peny autoimmun dan peny rheumatik arthritis yg berat. Biasanya dikombinasikan dg kortikosteroid Efek samping: Leukopenia, trombositopenia dan gangguan GIT Sediaan: Azatiotropin Oral 50 mg/ tablet, Injeksi 100 mg/ vial Dosis: -Pd cangkok ginjal: dosis profilaksis 3 10 mg/ kg BB/ hari diberikan 1-2 hari sebelum pencangkokan ginjal atau pd hari operasi, diikuti dg dosis penunjang 1 - 3 mg/kg BB /hari - Pd Rheumatoid arthritis 1 mg/kg BB /hari selama 6-9 minggu

Cyclosporin-A
Mrpn peptida dr jamur Tolypocladium inflatum gams Mekanisme kerjanya melalui hambatan pd sel T dan menurunkan produksi Interleukin-2 dan sitokin lainnya. Digunakan utk mencegah penolakan transplantasi organ (hati, jantung, ginjal dan sumsum tulang), biasanya dikombinasikan dg prednison Sediaan: Secara oral diberikan 4-24 jam sebelum transplantasi dl btk emulsi dl minyak 100 mg/ml, dg dosis 15 mg/kg BB/hari dan dosis ini dilanjutkan selama 1 2 minggu sesudah operasi. Setelah itu diberikan dosis penunjang 3-10 mg/kg BB / hari Secara parenteral dosis 50 mg/ml diberikan dl lar fisiologis atau dektrose 5%

Globulin antilimfosit
Mrpkn antibodi yg dpt menghambat fs sel T dan sel B dan dpt menimbulkan limfositopenia

Siklofosfamid
Merupakan alkylating agent yang banyak digunakan pada kemoterapi kanker, penyakit autoimmun, RA, sindroma nefrotik pd anak dan pada transplantasi sumsum tulang. Obat ini dapat membunuh sel pada setiap siklus perkembangan, fase istirahat juga pada waktu sel mensintesis DNA. Akan tetapi efektifitas yg paling tinggi adalah pada sel yg sedang membelah. Jadi siklofosfamid bkj dg membunuh sel limfosit yg diaktifkan, mendepressi sumsum tulang serta merusak DNA. Mekanisme kerja dg mengurangi respons immun humoral dan meningkatkan respons immun selluler Bl diberikan sebelum antigen masuk, maka siklofosfamid dpt menginaktifasi sel prekursor dan menurunkan populasi sel B

Sediaan: Parenteral dg dosis 100, 200, 500 mg dan 1,2 gram Oral dg dosis 25 dan 50 mg/ tablet Dosis : - Pd kanker dosis parenteral 500 1500 mg/m2 secara IV dg interval waktu 2 sampai 4 minggu, sedangkan dosis oral 60 120 mg/m2 /hari dan diberikan sesudah makan - Pd RA 1,5 3 mg/kg BB/hari Interaksi obat: Siklofosfamid dpt merangsang dan menghambat enzim pemetabolisme obat shg akan mempengaruhi aktifitas/efek obat lain

Metotreksat
Merupakan antagonis asam folat yg bkj dg mencegah sintesis DNA, shg obat ini lbh sering digunakan pada terapi kanker Secara tunggal dan kombinasi dg siklosporin digunakan dalam mencegah penolakan cangkok sumsum tulang Juga digunakan pd terapi penyakit autoimmun dan peradangan Mekanisme kerja sebagai immunosupressant adalah dg menghambat replikasi dan fungsi sel T dan sel B melalui sintesis DNA Pd rheumatoid yg berat digunakan dosis 7,5 mg sekali/minggu atau dibagi dl 3 dosis dg interval waktu 12 jam. Dosis maksimum 20 mg/ minggu Efek samping pd penggunaan kronik: fibrosis dan sirosis hati

Bbrp penyakit yg berkaitan dengan respons immunologik dpt dibagi atas bbrp kelompok berdsrkan asal sifat antigennya:

1.Penyakit yg diakibatkan oleh antigen eksogenik, misalnya Asthma bronchiale, urtikaria, reaksi allergi 2.Penyakit yg diakibatkan oleh antigen homolog, misalnya reaksi transfusi darah, reaksi penolakan pd transplantasi organ 3.Penyakit yg diakibatkan oleh antigen autolog (autoimmun), misalnya : SLE (Lupus Erithematosus Sistemik), tiroiditis, glomerulonephritis.

IMMUNOTERAPI PADA ALLERGI


Immunoterapi allergi = hiposensitasi = desensitasi Mrpkn cara pengobatan utk mencegah timbulnya gejala allergi akibat keterpaparan suatu allergen Terapi biasanya dilakukan dengan penyuntikan secara sub kutan ekstrak allergen secara berulang kali dengan peningkatan dosis shg terjadi penekanan gejala allergi Respon antibodi pd immunoterapi allergi ini antara lain berupa: 1.Peningkatan kadar immunoglobulin G (Ig G) dari allergen spesifik di dalam serum 2.Penekanan aktifitas sel T 3.Penurunan kadar Immunoglobulin E spesifik.

Mekanisme kerja immunoterapi allergi adalah:


1.Melalui pembentukan blocker antibodi Immunoglobulin G yang terikat kuat pada allergen yang masuk ke dalam tubuh, kmd mencegah reaksinya dg cara sensitasi sel mast.

2. Penurunan Immunoglobulin E Pada penderita dg derajat allaergi yg kuat pasti ditemukan Imunoglobulin E spesifik dalam serum dan sel effektor Btk sediaan obat yg dignkn dlm Immunoterapi allergi: 1.Vaksin yg berbentuk larutan 2.Vaksin yg berbentuk suspensi dalam garam Aluminium (Aluminium praecipitated allergens vaccins) Obat-obat ini biasanya diberikan dalam dosis 10 15 IU

Indikasi: 1. Pada penyakit kulit yg dl mekanismenya akan melibatkan Ig E, misalnya: - Dermatitis atopik, urtikaria, erupsi obat, dermatitis kontak - Anafilaksis - Rhinitis dan Asthma bronchiale

Kontra indikasi immunoterapi allergi: 1. Penderita sedang hamil 2. Penderita dg kontraindikasi adrenalin 3. Penderita sedang menggunakan beta bloker adrenergik 4. Penderita dg penyakit kronik 5. Penderita yg tidak patuh dg terapi yg diberikan 6. Penderita hipersensitif

Hal-hal yg perlu menjadi perhatian pd pemberian immunoterapi allergi: 1.Dosis efektif dan reaksi lokal yang nampak 2.Vaksin jangan sampai salah masuk ke pembuluh darah 3.Riwayat reaksi hipersensitif sistemik 4.Suhu tubuh pd saat penyuntikan dan latihan jasmani yg berat sesudah penyuntikan

Metode penggunaan immunoterapi allergi ada 4 cara: a.Immunoterapi nasal Mrpkn campuran ekstrak allergen dl air yg disemprotkan pada mukosa hidung. Efek samping: Gatal2, bersin, rhinorrhoe dan hidung

b. Immunoterapi oral: Digunakan dg maksud utk mengurangi penggunaannya secara parenteral, hslnya kurang baik krn mengalami degradasi di GIT c. Immunoterapi sub lingual Dengan penyemprotan dibawah lidah, tapi effikasinya rendah meskipun diberikan dalam dosis tinggi d. Immunoterapi cepat (Rush immunotherapy) Penyuntikan allergen dalam jumlah besar hanya utk bbrp jam sampai beberapa hari secara intradermal atau sub kutan, akan tetapi peningkatan dosis secara cepat sering sekali menimbulkan reaksi lokal atau sistemik.

Efek samping immunoterapi allergi

a/ Reaksi non spesifik: reaksi tidak nyaman, nyeri kepala, arthralgia dll b/ Reaksi vasovagal: pingsan, hipotensi, bradikardia, kulit panas/dingin, berkeringat dan mual-mual c/ Reaksi lokal: Bercak kemerahan, bengkak pd lokasi penyuntikan (bl > 4 cm perlu diberikan antihistamin dan kortikosteroid sistemik atau lokal) dan rasa tidak nyaman d/ Reaksi sistemik: Berupa kemerahan di tempat suntikan, bronchospasme dan anafilaksis yg berat

Pengobatan terhadap respons efek samping: Reaksi lokal dapat dilakukan dg pemberian premedikasi dengan antihistamin dan kompres es pd lokasi penyuntikan

Pada pelaksanaan immunoterapi allergi secara hiposensitasi harus dilakukan di bawah pengawasan dokter (sedikitnya selama 2 jam setelah setiap kali injeksi) dan dokter tsb harus memiliki fasilitas resuitasi kardiopulmonar utk dapat digunakan sesegera mungkin, karena reaksi yang bersifat fatal dapat terjadi dalam hitungan menit permenit setelah penyuntikan ekstrak allergen

HISTAMIN DAN ANTIHISTAMIN


Histamin dpt dibtk dari histidin oleh bantuan enzim histidin dekarboksilase Histamin berasal dari: - Bisa ular - Produk mikroba (bakteri) - Tanaman - Leukosit - Jaringan mammalia (kulit, paru2 dan mukosa usus)

Depot histamin paling banyak pada: Sel mast dan basofil dalam darah Pada mammalia kadangkala histamin dpt menimbulkan: - Reaksi anaphylaxis - Urtikaria - Angioudema - Pruiritus - Hipotensi

Masuknya antigen, allergen tertentu ke dalam tubuh akan menimbulkan reaksi immunologik, dimana kulit akan melepaskan histamin dan menimbulkan respons yang dikenal dengan Triple respons yaitu berupa: 1. Timbul bercak kemerahan di sebelah lubang tempat injeksi (dilatasi lokal kapiler) 2. Muncul bercak2 merah dgn btk yg tdk teratur, menyebar di tubuh dan menimbulkan rasa gatal2 dan nyeri 3. Udema Reseptor histamin ada 2: Reseptor Histamin 1 dan reseptor Histamin 2 Aktifasi Reseptor Histamin 1 akan menimbulkan: - Kontraksi otot polos
- Peningkatan permeabilitas pembuluh darah - Peningkatan sekresi mukus - Peningkatan C-GMP intrasel - Berperan sbgi neurotransmitter pada SSP - Dapat diblok oleh Antiistamin 1

Aktifasi Reseptor Histamin 2 menimbulkan: - Peningkatan sekresi asam lambung - Flushing - Vasodilatasi - Peningkatan C-AMP - Penurunan C-GMP - Dapat diblok oleh Antihistamin 2 Farmakodinamika Histamin: Pada Bronchus: Aktifasi reseptor H1 menimbulkan bronkhokonstriksi Aktifasi reseptor H2 menimbulkan bronkhodilatasi

Pada Kardiovaskuler; Dilatasi kapiler ditandai dgn timbulnya kemerahan dan rasa panas di wajah Tekanan darah menurun Kontraktilitas jantung meningkat (aktifasi reseptor H1) Peningkatan permeabilitas kapiler shg protein dan cairan plasma keluar ke ruang ekstraselluler udema

Beberapa obat / bahan2 kimia yg bersifat antigenik dan melepaskan histamin adalah: 1. Enzim khimotripsin, fosfolipase dan tripsin 2. Detergen 3. Garam2 empedu, lisolesitin 4. Racun, endotoksin 5. Polipeptida 6. Ovomukoid, zimosan, serum kuda 7. Morfin, Codein, Meperidin, tubokurarin 8. Antibiotika/antimikroba

Histamin dapat juga terlepas karena : 1. Rangsang mekanik, thermal, radiasi yg menyebabkan sel mast rusak dan melepaskan histamin

Toksitas Histamin berupa: - TD menurun, kadang2 menimbulkan shock - Sakit kepala - Lakrimasi - Rhinorrhoe - Bronchospasme - Gangguan GIT (mualmuntah, diare) - Lidah rasa logam

Pengobatan/Terapi: - Dg pemberian adrenalin 0,2 0,3 ml, kortikosteroid dan antihistamin - Adrenalin merupakan drug of choice 9obat terpilih) pd kasus anaphylaxis karena: kerjanya lebih cepat, lebih effektif dan merupakan antagonis fisiologik dari histamin atau autokoid lainnya, sehingga TD yg menurun akibat histamin dapat menjadi normal kembali (akibat efek vasokonstriksi dari adrenalin Sediaan histamin: Injeksi mgdg histamin fosfat 0,275 atau 0,55 mg/

Indikasi penggunaan Histamin: 1. Untuk menilai kemampuan sekresi asam lambung, dosis yg diberikan 0,3 0,7 mg diberikan secara sub kutan sesudah pasien puasa 1 malam. Sekresi asam lambung yang maksimal biasanya setelah 60 90m,enit penyuntikan histamin 2. Pada penyakit anaemia pernisiosa atau karsinoma lambung, dimana sekresi asam lambung sangat sedikit 3. Syndroma Zollinger Ellison 4. Test integritas serabut saraf sensoris pd kelainan neurologis dan lepra 5. Untuk menilai reaktifitas bronkhus 6. Diagnosi feokromositoma dg pemberian secara intravena 0,025 0,05 mg

Kontraindikasi: - Pada pasien asthma bronkhial dan hipotensi

ANTIHISTAMIN
Antihistamin ada 2 jenis; 1.Menghambat reseptor H1 (AH-1): CTM, Difenhidramin, Prometazin HCl, biasanya digunakan pd eritema, pruiritus 2.Menghambat sekresi asam lambung, bekerja pd reseptor H2 (AH-2): Simetidin, Ranitidin, Famotidin Mekanisme Kerja: Antagonis kompetitif dgn cara menghambat interaksi histamin pada reseptor H1
AntiHistamin-1 (AH-1) 1.Menghambat efek histamin pd pembuluh darah, bronkhus, usus 2.Utk mengobati reaksi anaphylaxis dan allergi 3.Untuk menurunkan permeabilitas kapiler akibat histamin 4.Tdk dpt mencegah hipersekresi asam lambung 5.Dpt menghambat sekresi saliva dan sekresi kelenjar eksokrin lainnya

FARMAKOLOGI ANTIHISTAMIN:
1. Menghambat efek histamin pd pembuluh darah, bronkhus dan usus 2. Utk mengobati reaksi anaphylaxis dan allergi 3. Untuk menurunkan permeabilitas kapiler akibat histamin 4. Tdk dpt mencegah hipersekresi asam lambung 5. Dpt menghambat sekresi saliva dan sekresi kelenjar eksokrin lainnya 6. Depressi SSP (mengantuk, sukar berkonsentrasi, kurang waspada, waktu reaksi/ respon lambat) 7. Beberapa AH-1 bersifat anestetik lokal dg intensitas berbeda-beda (Prometazin HCl, Pirillamin) 8. Memiliki sifat antikholinergik (mulut kering, susah miksi/ disuria, impotensi, palpitasi, hipotensi dan sakit kepala) Respons diatas tergantung pada tingkat kepekaan masingmasing penderita

EFEK SAMPING ANTIHISTAMIN:


- Pd SSP: sedasi (mengantuk) - Vertigo, tinnitus, lelah, penglihatan kabur, euphoria, gelisah, tremor - Pd sistem kardiovaskuler: heart rate meningkat - Pd GIT: mual, muntah, diare

INTERAKSI OBAT: - Dg alkohol dan sedatif hipnotik memberi efek sinergis

KERACUNAN AKUT ANTIHISTAMIN - Bila tjd depressi pernafasan sebaiknya diberi nafas buatan (respirator) - Diberi analeptik (amfetamin, strichnin nitrat, pikrotoksin) - Bila sampai menimbulkan konvulsi diterapi dg thiopental atau diazepam

INDIKASI : - Sebagai terapi simptomatik allergi


- Mengobati penyakit allergi eksudatif akut (misalnya polinosis dan urtikaria) - Mencegah dan mengobati penyakit mabuk perjalanan - Terapi profilaksis pd asthma ringan, sedangkan pd asthma yg sedang kambuh sebagai terapi penunjang - Pd anafilaksis sebagai terapi penunjang, sedangkan drug of choice adalah Epinefrin/ adrenalin - Dpt menghilangkan bersin, rhinorrhoe, gatal2 pd mata, hidung, tenggorokan, telinga pada pasien hay fever - Effektif bagi pasien yg allergi debu - Pasien kongesti hidung (hidung tersumbat) - Dermatitis atopik, dermatitis kontak, atau gigitan serangga - Pd penyakit Meniere dan gangguan vestibuler - Antiemetic pasca bedah, kehamilan dan radiasi

Antihistamin yg digunakan sebagai antimabuk perjalanan: 1.Dimenhidrinat 2.Diphenhidramin HCl 3.Promethazin HCl 4.Derivat piperazin (siklizin, meklizin) Respon tsb diatas timbul berdasarkan efek antikholinergik (mengurangi motilitas saluran cerna), dan obat-obat tersebut diatas diberikan jam sebelum berangkat. Antihistamin yang tidak menyebabkan mengantuk adalah: 1.Terfenadin 2.Astemizol 3.Loaratadin 4.Akrivastin 5.Mequitazin 6.Cetiriszine

Penggolongan antihistamine: 1. Golongan alkylamine -Chlorpheniramine maleat (CTM, alleron, chlortrimeton): 4 mg/tab -Dexchlorpheniramine maleat (Polaramine): 2 mg/tab, 2 mg/ 5 ml -Brompheniramine maleat -Dexbromfeniramin maleat -Prophenhydramine maleat oral 25 50 mg/kali -Tripirolidine -Acrivastine

2. Golongan Ethylendiamine
-Antazoline HCl -Pyrilamine maleat -Tripelenamine HCl/ Tripellen amin sitrat 25 mg/ tab, 100 mg/ tab SR -Mepyramine maleat dosis oral 25-50 mg/kali

3. Golongan Ethanolamine
-Carbinoxamine maleat -Clemastine fumarat -Diphenhidramine HCl (Benadryl); dosis oral 25 mg/kali,12,5 mg/ 5 ml syr, 50 mg/ ml injeksi -Diphenylpyraline -Dimenhydrinate (Dramamine): 50 mg/tab, 12,5 mg/ 5 ml

4. Golongan Phenothiazine -Chlorpromethazine (Phenergan), dosis oral 12,5 50 mg/kali , IV 25 mg/kali, 25 mg/ 5 ml syr -Triethylperazine -Metdilazin HCl 5. Golongan Piperazine -Cyclizine HCl/cyclizine laktat; 50 mg/tab -Hydroxyzine HCl 10 mg/ tab, 10 mg/5 ml susp -Meclizine HCl 12,5 50 mg/tab -Cetirizine HCl: 5 10 mg/tab, 5 mg/ 5 ml -Buclizine : 50 mg/tab

6. Golongan Piperidine (AH1 yg tdk memiliki efek mengantuk)


-Loratadine 10 mg/tab, 1 mg/ ml sir -Terfenadine -Asetamizole -Levocabastine HCl -Fexofenadine 60 mikrogram/kapsul

7. Golongan lain:
-Medhidroline

napadisilat -Siproheptadin = periactin, cypron, pronicy : dosis 4 mg/tab, 2 mg/ 5 ml -Azatadine = optimune: dosis 1 mg/tab

Intensitas Berbagai Efek dari Antihistamine


Golongan Efek Antihistamin + s/d ++ Efek sedative + s/d +++ Efek anticholinergik +++ Antiemetik Efek samping pd GIT +

Ethanolamine

++ s/d +++

Etilendiamine Alkilamine Piperazine

+ s/d ++ ++ s/d +++ ++ s/d +++

+ s/d ++ + s/d ++ + s/d +++

++ +

+++

+++ + +

Phenothiazine Piperidine

+ s/d +++ ++ s/d +++

+++ - s/d +

+++ - s/d +

++++ -

Anda mungkin juga menyukai