Anda di halaman 1dari 28

KELOMPOK 4 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. TITIN DWI PUTRI SUNDARI AGUS SUPRAYITNO, S.Pd SRI SISLINAWATI DESI SUSANTI,S.Pd ERMA YANTI,S.Pd.

I ASNIDAR, S.Pd JOKO IRWANTO,S.Pd SURAJI (SMKN 3 JAMBI) (SMK KOSGORO BATANG HARI) (SMK BANGUN NUSANTARA Ma. Bungo) (SMK ANAJA SENGETI) (SMK ISLAM ANDALUSIA Ma.Bungo) ( SMK N 2 MUARO JAMBI) ( SMK PN LEMBAH MASURAI) (SMK NUSANTARA TANJABTIM) ( SMK TUNAS HARAPAN R. bujang)

SK : Memahami komponen ekosistem serta peranan manusia dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan Amdal KD : 3.1 Mengidentifikasi komponen ekosistem 3.2 Menjelaskan konsep keseimbangan lingkungan

BAB I KOMPONEN DAN MACAM SISTEM Tujuan Pembelajaran Memahami komponen yang menyusun ekosistem Mengetahui komponen biotik dan abiotik ekosistem Memahami interaksi antar komponen biotik dan antara komponen biotic dengan komponen abiotik Mengetahui macam-macam ekosistem A. Pengertian Ekosistem Ekosistem adalah : Sistem alam yang dibentuk dari interaksi antara makhluk hidup dan interaksi antara makhluk hidup dengan faktor lingkungannya pada suatu kawasan tertentu. Istilah ekosistem pertama kali dikenalkan oleh TRANSLEY (1935) yang mengemukakan bahwa hubungan timbal balik antara makhluk hidup (tumbuhan, hewan, manusia, dan mikroorganisme) dengan faktor lingkungan (cahaya, udara, air, tanah dsb) dialam, sebenarnya membentuk suatu system yang tidak dapat dipisahkan. Ilmu yang mempelajari mengenai ekosistem adalah EKOLOGI Istilah ekologi pada mulanya dicetuskan oleh seorang pakar biologi Jerman, yaitu ERNST HAECKEL, pada tahun 1866. Ekologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Oikos = rumah Logos =ilmu .Secara harfiah ekologi bisa diartikan sebagai ilmu kerumah tanggaan. Pengertian ekologi kemudian berkembang menjadi ilmu yang mempelajari interaksi antar faktor biotik dan abiotik dengan lingkungannya B. KOMPONEN EKOSISTEM 1. KOMPONEN BIOTIK (catatan: komponen biotik kurang lengkap) Setiap makhluk hidup membutuhkan tempat tinggal yang disebut dengan HABITAT . Semut misalnya, mempunyai habitat ditanah. Namun selain semut tanah juga merupakan habitat bagi cacing tanah dan makhluk hidup lainnya. Komponen biotik tidak dipelajari secara individual, tetapi dalam satuan populasi dan komunitas a. POPULASI Populasi tidak terdiri dari satu makhluk hidup atau individu, tetapi atas sekumpulan antar makhluk hidup yang menempati suatu kawasan tertentu. Namun sekumpulan makhluk hidup ini hanya disebut populasi jika memiliki jenis yang sama atau satu spesies Sebagai contoh populasi, perhatikanlah kolam ikan yang dihuni oleh berbagai jenis makhluk hidup, seperti ganggang, lumut, serangga, air, ikan mas, dsb. Jika setiap jenis makhluk hidup ini

jumlahnya lebih dari satu, maka pada kolam ikan akan terbentuk populasi ganggang, populasi lumut, populasi serangga air, dsb b. KOMUNITAS Populasi-populasi makhluk hidup yang ada pada suatu tempat tidak berdiri sendiri begitu saja, tetapi saling berinteraksi. Pada suatu kolam ikan misalnya, populasi ganggang akan berinteraksi dengan populasi ikan berukuran kecil. Interaksi ganggang dengan ikan berukuran kecil berlangsung melalui proses makan. Interaksi antar populasi pada suatu area ini membentuk komunitas. Komunitas tidak hanya meliputi kawasan yang luas dengan tumbuhan dan hewan yang beragam. Oksigen dibutuhkan oleh banyak makhluk hidup untuk bernafas, Karbon Dioksida dalam udara dibutuhkan oleh tumbuhan untuk melakukan proses Fotosintesis, Udara yang bergerak atau biasa disebut angin juga berperan penting dalam kehidupan beberapa tumbuhan. Angin dapat membantu proses penyerbukan dan penyebaran biji c. Air Air sangat dibutuhkan oleh seluruh makhluk hidup baik yang berhabitat didarat maupun perairan. Air dapat berbentuk padat, cair, dan gas. Dialam, air tidak selalu tersedia dalam bentuka cair. Ada air dalam bentuk Krista les, es dan uap air d. Batu dan tanah Tanah merupakan tempat hidup bagi beragam makhluk hidup mulai dari yang berukuran renik, seperti bakteri dan protozoa, hingga yang berukuran besar, seperti gajah. Tanah merupakan hasil pelapukan batuan yang disebabkan oleh kondisi iklim atau lumut. Komposisi tanah juga diperkaya dengan humus yang merupakan hasil penguraian materi organik dari sisa-sisa tubuh hewan atau tumbuhan mati. Keberadaan humus dapat menyuburkan tanah. Tanah yang subur diperlukan oleh tumbuhan untuk dapat tumbuh dengan baik. e. Suhu Suhu merupakan faktor penting dalam proses metabolisme makhluk hidup, contohnya pada manusia, suhu tubuh optimal untuk metabolisme tubuh adalah 37 0C. Jika suhu tubuh manusia turun hingga dibawah 340C maka akan menderita HIPOTERMIA , tetapi jika suhu tubuh manusia naik hingga mencapai 400C maka Keadaan tinggi atau rendahnya permukaan bumi pada suatu tempat , semakin tinggi suatu tempat, maka suhu lingkungannya akan semakin rendah. B. Interaksi Dalam Ekosistem Dalam suatu ekosistem, komponen biotik dan abiotik saling berinteraksi dan berhubungan timbal balik. Adanya hubungan timbal balik dalam ekosistem menyebabkan sistem akan terguncang apabila terjadi kerusakan pada salah satu komponen sekalipun. 1. Interaksi Antar Komponen Biotik Interaksi antar komponen biotik merupakan interaksi yang terjadi antar populasi organisme yang menyusun ekosistem.

a. MUTUALISME Mutualisme merupakan bentuk hubungan atau interaksi antarorganisme dari dua spesies yang berbeda. Hubungan mutualisme akan menguntungkan bagi kedua organisme yang terlibat didalamnya. Beberapa spesies dapat hidup tanpa organisme partner mutualismentya. Hubungan seperti ini disebut dengan MUTUALISME FAKULTATIF. Berbeda lagi dengan mutualisme Obligatif, yaitu hubungan yang terjadi antara kedua jenis organisme yang hanya dapat hidup dengan bermutualisme. Contoh bentuk mutualisme adalah bakteri yang hidup didalam system pencernaan hewan Herbivora. Hewan herbivore berukuran besar tidak bisa mencerna selulosa. Dibutuhkan bakteri simbiotik atau protozoa pada saluran pencernaan hewan tersebut untuk memecah selulosa. Beberapa contoh Mutualisme lainnya: Simbiosis antara fungi dengan ganggang hijau biru membentuk Lichen Simbiosis fungi dengan akar tumbuhan membentuk mikoriza Simbiosis antara semut dengan Aphit, semut melindung Aphit dari pemangsanya, sedangkan Aphit memberikan cairan sejenis madu kepada semut b. KOMENSALISME Komensalisme merupakan bentuk hubungan antau interaksi antar organisme dari dua spesies yang berbeda, yang mana hanya satu organisme saja yang memperoleh keuntungan sedangkan lainnya tidak terpengaruh. Hubungan antara ikan remora dengan ikan hiu merupakan contoh komensalisme. Ikan remora menempel pada badan ikan hiu, sehingga ikan remora dapat berpindah tempat dengan cepat, ikan remora juga mendapatkan keuntungan lainnya, yaitu memperoleh makanan sisa dari ikan hiu. Ikan hiu sendiri tidak diuntungkan dann juga tidak dirugikan dari keberadaan ikan remora c. ALELOPATI (catatan: tambahkan contoh) Alealopati adalah hubungan atau interaksi antarorganisme, yang mana keberadaan satu organisme dapat menghambat pertumbuhan atau perkembangan organisme lainnya melalui pelepasan toksin atu racun Contohnya jamur penisillium sp menghasilkan antibiotika yang menghambat pertumbuhan bakteri d. PREDASI Predasi adalah Hubungan atau interaksi antarorganisme yang mana satu organisme memakan organisme lainnya Organisme yang memakan disebut PREDATOR, sedangkan organisme yang dimakan disebut MANGSA. Pada umumnya hubungan makan dan dimakan ini berlangsung antara spesies yang berbeda, meskipun demikian beberapa hewan pemangsa sesama jenisnya (Kanibalisme). Contoh hubungan Predasi yaitu pada singa dengan Zebra, Kuda dengan Rumput, dan ular dengan Tikus.

e. KOMPETISI Kompetisi adalah Terjadinya hubungan atau interaksi yang menyebabkan persaingan untuk mendapatkan sumber yang terbatas / relung Kompetisi terbagi 2, yaitu: 1. kompetisi Intraspesifik yaitu kompetisi yang terjadi antara individu dan spesies yang sama Contoh: - persaingan antar tumbuhan Sorghastrum nutans dalam mendapatkan nitrogen

2. Kompetisi Interspesifik yaitu Kompetisi yang terjadi antarindividu dari dua spesies yang berbeda Contoh:- Persaingan antara kuda dan sapi dalam memperoleh rumput diladang pengembalaan yang sama f. Parasitisme Parasitisme adalah Hubungan antar organisme berbeda spesies, yang mana satu jenis organisme (parasit) hidup bersama atau menumpang dengan mikroorganisme lainnya (inang) dan menimbulkan kerugian bagi organisme yang ditumpanginya. Organisme parasit yang tidak beradaptasi dengan baik akan menyebabkan ketidaknyamanan bagi inangnya. Ketidaknyamanan bias dalam bentuk iritasi akaibat gigitan atau rasa gatal. Organisme parasit yang menyebabkan sakit pada inangnya disebut dengan PATOGEN 2. Interaksi Antara Komponen Biotik Dengan Komponen Abiotik Interaksi antar komponen biotik dengan komponen abiotik terjadi karena komponen biotik dalam suatu ekosistem akan dipengaruhi oleh kondisi komponen abiotiknya. Kemampuan hidup organisme pada kondisi lingkungan tertentu disebut dengan RENTANG TOLERANSI. Hukum toleransi menyatakan bahwa keberadaan, kelimpahan, dan penyebaran spesies tertentu dalam suatu ekosistem ditentukan oleh satu atau lebih faktor fisik dan kimia lingkungan yang masih bisa ditoleransi oleh spesies tersebut. Oleh karenanya, setiap spesies dealam ekosistem mempunyai batas toleransi, yaitu batas maksimum dan minimum kondisi fisik dan kimia lingkungan untuk bertahan hidup. Adakalanya suatu populasi dalam ekosistem sangat dipengaruhi oleh satu jenis komponen abiotik atau faktor Pembatas. Jika jumlah factor pembatas terlalu banyak ataupun sedikit maka pertumbuhan populasi akan terhambat, walaupun komponen-komponen abiotik lainnya berada dalam jumlah yang optimal untuk pertumbuhan populasi tersebut. Faktor pembatas lainnya adalah Salinitas

UJI KEPAHAMAN 1. Apa yang dimaksud dengan interaksi dalamekosistem ? 2. Sebutkan dan jelaskan interaksi yang terjadiantar populasi dalam ekosistem 3. Apa jenis interaksi antara manusia denganbakteri E. COLI disaluran pencernaannya? 4. Mengapa makhluk hidup membutuhkan kondisilingkungan yang berbedabeda untuk bisa bertahan hidup? 5. Jelaskanlah yang dimaksud dengan faktorpembatas

C. MACAM-MACAM EKOSISTEM 1. Ekosisten Darat Ekosistem darat dalam skala luas yang memiliki tipe vegetasi dominant disebut dengan bioma. Bioma adalah ekosistem darat yang khas pada wilayah tertentu dan dicirikan oleh jenis vegetasi yang dominan pada wilayah tersebut Jenis-jenis bioma dipengaruhi oleh keadaan iklim, curah hujan, itensitas cahaya matahari, kelembapan, dan posisi lintang ekosistem tersebut. Macam-macam bioma yang ada dibumi: a. Hutan Hujan tropis hutan hujan tropis memiliki ketinggian yang rendah dari permukaan laut. Letak hujan tropis berada sepanjang garis khatulistiwa sehingga hujan tropis memilikiciri lingkungan yaitu, itensitas cahaya mataharinya tinggi, lama waktu siangnya kurang lebih sama dengan malamnya, dan intensitas hujannya tinggi, yaitu berkisar antara 220-225 cm pertahun b. Padang Rumput Padang rumput biasa juga disebut dengan stepa dan praire. Intensitas curah hujan dipadang rumput berada pada tingkat sedang, yaitu sekitar 50 sampai 76 cm pertahun. Kondisi padang rumput yang kering umumnya tidak mendukung pertumbuhan pepohonan. c. Gurun Gurun merupakan wilayah dengan intensitas curah hujan yang sangat rendah. Kurangnya air di gurun tidak mendukung terjadinya proses fotosintesis tumbuhan. Kaktus merupakan contoh vegetasi gurun, kaktus merupakan tumbuhan xerofit, yaitu tumbuhan yang mampu hidup pada lingkungan dengan sedikit air. Kemampuan kaktus untuk menyimpan air dan bertahan hidup pada kondisi yang kering menyebabkan kaktus termasuk tumbuhan sukulen d. Hutan gugur temperate Intensitas curah hujan di hutan gugur lebih rendah dibandingkan hutan hujan tropis, yaitu sekitar 75150 cm pertahun. Adaptasi juga dilakukan beberapa jenis hewan ketika musim dingin. Tupai misalnya, akan mengalami hibernasi sepanjang musim dingin. Hibernasi adalah periode dormansi pada hewan.

e. Taiga Taiga atau hutan conifer mempunyai cirri khas, yaitu mengalami musim dingin yang sangat dingin dan musim panas yang sangat singkat dan dingin. Taiga didominasi oleh tumbuhan conifer yang mampu bertahan terhadap suhu yang demikian dingin. Ciri tumbuhan konifer antara lain daunnya berbentuk jarum dan bersemi sepanjang tahun. f. Tundra Tundra berarti daratan tanpa pohon. Tundra disebut juga sebagai padang lumut karena vegetasi utamanya terdiri dari lumut, lumut kerak (lichen sp), dan rumput-rumputan. Karakteristik tundra, yaitu: Suhu dingin yang ekstrim Keragaman spesiesnya rendah Struktur vegetasinya sederhana Musim tumbuhan dan berkembang biak pendek Tundra dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu tundra artik dan tundra alpine. TUNDRA ARTIK terletak di kutub utara dengan kondisi lingkungan menyerupai gurun, tetapi gurun dengan suhu lingkungan yang dingin. TUNDRA ALPINE terletak di ketinggian gunung dimana pepohonan tidak dapat tumbuh. 2. Ekosistem Akuatik Keragaman ekosistem akuatik juga dipengaruhi oleh faktor abiotik sebagaimana keragaman ekosistem daratan. Secara garis besar, ekosistem akuatik dapat dibedakan menjadi ekosistem air tawar dan ekosisitem laut. a. Ekosistem air tawar Ekosistem air tawar dapat digolongkan menjadi danau, lahan basah dan sungai DANAU Bagian dasar danau yang dangkal disebut dengan zona litoral. Pada zona ini, tumbuhan air masih dapat tumbuh didasar danau. Bagian danau yang terbuka disebut dengan zona limnetik. Selain dibagi secara horizontal, struktur danau juga dibagi secara vertical menjadi zona fotik dan afotik. Cahaya matahari masih bias berpenetrasi pada zona fotik. Sebaliknya, pada zona afotik, cahaya matahari sudah tidak bias berpenetrasi. Organisme di danau antara lain tumbuhan air dan ganggang yang bertindak sebagai organisme fotosintetik, selain itu di danau juga terdapat zooplankton, berbagai jenis cacing, kerang, serangga dan ikan. LAHAN BASAH Lahan basah, disebut juga wet land, adalah suatu daerah yang digenangi oleh air sehingga kondisinya menyokong untuk kehidupan berbagai jenis organisme akuatik. Lahan basah bisa dibedakan menjadi rawa (marsh), rawa Lumpur (swamp), dan tanah gambut (bog)

SUNGAI Sungai adalah badan air yang bergerak terus-menerus menuju satu arah. Ketika sungai bertemu lautan, maka akan terbentuk estuari. Pada estuari, air tawar akan bercampur dengan air asin. b. Ekosistem laut Ekosistem laut dapat dibagi menjadi beberapa zona, yaitu ZONA INTERTIDAL atau zona pasang surut Area pasang dan surut air laut di sepanjang garis pantai disebut dengan zona intertidal. Pada saaat pasang, zona intertidal akan tertutupi oleh air laut, sedangkan pada saat surut, zona ini akan kering dan terpapar oleh udara terbuka. ZONA NERITIK atau zona laut dangkal Zona neritik berada diantara zona intertidal dan zona pelagik. Kedalaman rata-rata zona laut dangkal ini adalah sekitar 200 m ZONA PELAGIk atau zona laut terbuka. Kedalaman rata-rata zona pelagik adalah 4000 m. sekitar 75% air laut berada pada zona ini. Zona pelagic merupakan zona yang paling tidak produktif dibandingkan zona intertidal dn zona neritik Berdasarkan ada atau tidak adanya penetrasi cahaya, ekosistem laut dapat dibagi menjadi zona fotik, zona bentik dan zona afoti. Zona fotik adalah area permukaan laut yang yang masih menerima cahaya matahari dalam jumlah yang cukup untuk proses fotosintesis organismenya. Zona bentik adalah area dasar laut. Zona afotik adalah area pertengahan antara permukaan dengan dasar laut yang tidak menerima masukan cahaya matahari yang cukup untuk fotosintesis organismenya 3. Ekosistem Buatan Ekosistem buatan merupakan ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Ekosistem ini tidak terbentuk secara alami, tetapi dibuat oleh manusia untuk diambil manfaatnya. Contoh ekosistem buatan adalah sawah, waduk, tambak, perkebunan kopi dan hutan tanaman produksi seperti jati dan karet UJI KEPAHAMAN 1. Apajenis bioma yang ada dipulau Kalimantan ? 2. Jelaskanperbedaan antara bioma Taiga dengan bioma Tundra ? 3. Jelaskanlahzonasi yang ada diekosistem danau, bandingkan lah dengan zonasi yangada diekosistem laut 4. Jelaskanperbedaan antara zona itertidal, zona neritik, dan zona pelagic padaekosistem laut 5. Sebutkanberbagai ekosistem buatan dilingkungan sekitarmu

RANGKUMAN 1. Ekosistemadalah system alam yang dibentuk dari interaksi antar makhluk hidupdan interaksi antar makhluk tak hidup dengan factor lingkungannya padasuatu kawasan tertentu 2. Ilmuyang mempelajari mengenai ekosistem adalah ekologi 3. Ekologiberasal dari bahasa Yunani, yaitu oikos yang berarti rumah dan logosyang berarti ilmu,. Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksiantar makhluk hidup dan antara makhluk hidup dan lingkungannya 4. Komponenyang menyusun ekosistem, yaitu komponen biotik dan abiotik 5. Komponenbiotik adalah makhluk hidup dengan lingkungannya 6. Setiapmakhluk hidup mempunyai Habitat, Habitat adalah tempat tinggal mahklukhidup 7. Populasiadalah sekumpulan mahluk hidup yang berjenis sama dan menempati satukawasan tertentu 8. Komunitasadalah interaksi antar populasi pada suatu area 9. Komponenbiotik adalah factor lingkungan dalam suatu ekosistem. Komponen abiotikantara lain cahaya, udara, air, batu, tanah, suhu dan topografi 10. Interaksidalam ekosistem terjadi antar komponen biotik dan antara komponenabiotik 11. Jenisinteraksi antar komponen biotik antara lain mutualisme, komensalisme,alelopati, predasi, kompetisi, dan parasitisme 12. Mutualisme dapat dibagi menjadimutualisme fakultatif dan mutualisme obligatif, kompetisi, dapatdibagi menjadi kompetisi intraspesifik dan kompetisi interspesifik 13. Interaksiantar komponen biotik dengan komponen abiotik terjadi karena organismemembutuhkan kondisi lingkungan yang sesuai untuk bertahan hidup 14. Kemampuanhidup organisme pada kondisi lingkungan tertentu disebut denganrentang toleransi 15. Setiapspesies dalam ekosistem mempunyai batas toleransi, yaitu batas minimumdan maksimum kondisi fisik dan kimia lingkungan untuk bertahan hidup 16. Ekosistemdapat dibagi menjadi ekosistem darat dan ekosistem akuatik 17. Ekosistemdarat dalam skala luas yang memiliki tipe vegetasi dominan disebutdengan Bioma 18. Macam-macamBioma, yaitu hutan hujan tropis, padang rumput, gurun, hutan gugurtemperate, taiga dan tundra 19. Ekosistemakuatik dapat dibagi menjadi ekositem air tawar dan ekosistem laut 20. Ekosistemair tawar dapat digolongkan menjadi danau, lahan basahn dan sungai 21. Strukturdanau secara horizontal dapat dibagi menjadi litoral dan zonalimnetik. Struktur danau secara vertikal dapat dibagi menjadi zonafotik dan afiotik 22. Lahanbasah dapat digolongkan menjadi rawa (marsh), rawa Lumpur (swamp), dantanah gambut (bag) 23. Ekosistemlaut dapat dibagi menjadi beberapa zona, yaitu zona interdal, dan zonapasang surut, zona neritik atau zona laut dangkal, dan zona pelagicatau zona laut terbuka 24. Ekosistembuatan merupakan ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhikebutuhannya. Contoh ekosistem buatan, yaitu sawah, waduk, tambak,perkebunan kopi, dan hutan tanaman produkdi, seperti jati dan karet

BAB II ENERGI DALAM EKOSISTEM Tujuan Pembelajaran: 1. Memahami bentuk aliran energi yang terjadi di dalam rantai makanan dan jarring-jaring makanan 2. Memahami bentukbentuk piramida ekologi di dalam ekosistem 3. Memahami prinsip produktivitas ekosistem 4. Memahami daur biogeokimia dan macam-macamnya di dalam ekosistem A. ALIRAN ENERGI 1. TINGKAT TROFIK Interaksi antara organisme dengan lingkungan dapat terjadi karena adanya aliran energi. Aliran energi adalah jalur satu arah dari perubahan energi pada suatu ekosisitem. Proses aliran energi antarorganisme dapat terjadi karena adanya proses makan dan dimakan. Proses makan dan dimakan terjadi antara satu kelompok organisme dengan kelompok organisme lainnya. Setiap kelompok organisme yang memiliki sumber makanan tertentu disebut dengan tingkat trofik. Beberapa macam tingkat trofik seperti produsen, konsumen dan dekomposer. Perhatikanlah skema aliran energi pada tingkat trofik berikut ini. A. PRODUSEN energi memasuki suatu ekosistem dimulai dari energi radiasi (cahaya matahari) yang sebagian diserap oleh tumbuhan, ganggang dan organisme fotosintetik lainnya. energi cahaya matahari kemudian diubah menjadi energi kimia melalui proses fotosintesis. seluruh organisme berklorofil seperti tumbuhan dan ganggang hijau yang dapat mengolah makanannya melalui fotosintesis disebut organisme autotrof atau dalam suatu ekosistem disebut dengan produsen B. KONSUMEN organisme seperti hewan membutuhkan makanan berupa organisme lain (tumbuhan atau hewan lain) sebagai sumber energinya. organisme yang tidak dapat mengolah makanannya disebut organisme heterotrof atau konsumen. konsumen dalam suatu ekosistem dapat dikelompokkan menjadi beberapa tingkat.: KONSUMEN TINGKAT I (konsumen primer) adalah kelompok organisme yang secara langsung memakan produsen. Anggota konsumen primer adalah kelompok herbivora atau pemakan tumbuh-tumbuhan, seperti belalang, kelinci, kambing dan sebagainya. KONSUMEN TINGKAT II (konsumen sekunder) adalah kelompok organisme yang memakan konsumen primer. Konsumen primer, konsumen sekunder serta seterusnya juga dapat merupakan anggota kelompok omnivora, yaitu organisme yang memakan tumbuhan dan hewan seperti ayam, manusia dan sebagainya. C. DEKOMPOSER ATAU DETRITIVORA Beberapa organisme mendapatkan energinya dengan cara memakan detritus atau materi organik dari organisme lain. DETRITUS dapat berupa bangkai, feses, daun busuk dan lain sebagainya. Organisme yang memakan detritus disebut dengan DETRITIVORA. Organisme detritivora seperti cacing tanah, kutu kayu, kepiting dan siput biasanya banyak terdapat didalam tanah atau di dasar perairan. Organisme yang menggunakan sisa-sisa materi organic dan produk terdekomposisi lainnya disebut DEKOMPOSER atau SAPROTROF

2. RANTAI MAKANAN DAN JARING-JARING MAKANAN proses makan dan dimakan antara satu tingkat trofik dengan tingkat trofik lainnya membentuk urutan dengan arah tertentu yang disebut rantai makanan. melalui rantai makanan energi dapat mengalir dari satu organism eke organisme lainnya. Hubungan makan dan dimakan yang kompleks tersebut saling bercabang dan berkaitan sehingga membentuk jaring-jaring makanan. (catatan; Buat gambar dari mulai produsen sampai konsumen tingkat 3) UJI KEPAHAMAN 1. Apa yang dimaksud dengan aliran energi ? 2. Sebutkan macam-macam tingkat tropik dalam suatu ekosistem 3. Jelaskan perbedaan antara rantai makanan dengan jarringjaring makanan

B. PIRAMIDA EKOLOGI (catatan: Buat gambar dalam bentuk piramida) 1. Piramida jumlah piramida jumlah menggambarkan jumlah organisme yang terdapat di dalam satu tingkat trofik. semakin banyak jumlah organisme dalam satu tingkat trofik, maka semakin luas bangunan piramida yang terbentuk. 2. Piramida Biomassa piramida biomassa adalah piramida yang menggambarkan total biomassa yang terdapat pada tiap tingkat trofik. Piramida ini menunjukkan berat suatu tingkat trofik dalam ukuran gram pada suatu waktu. Jika yang dihitung adalah berat organisme hidup, maka yang didapat adalah berat basah biomassa. 3. Piramida Energi PIRAMIDA ENERGI MENGGAMBARKAN PRODUKTIVITAS ENERGI SUATU TINGKAT TROFIK DALAM EKOSISTEM SELAMA PERIODE TERTENTU. Pada piramida energi setiap factor yang berhubungan dengan produktivitas energi dalam satu tingkat trofik selalu diperhitungkan. Misalnya, apabila jumlah energi yang dihitung adalah jumlah energi dalam periode satu tahun, maka perubahan cuaca dalam satu tahun tersebut juga diperhitungkan. Piramida energi memiliki tingkat keakuratan yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan piramida jumlah dan piramida biomassa. C. PRODUKTIVITAS EKOSISTEM Energi yang masuk atau diserap suatu organisme tidak seluruhnya digunakan untuk aktivitas tetapi ada sebagian yang disimpan. Pemasukan dan penyimpanan energi dalam suatu ekosistem disebut produktivitas ekosistem. Produktivitas ekosistem terdiri dari produktivitas primer dan produktivitas sekunder. 1. Produktivitas Primer produktivitas primer adalah kecepatan organisme autotrof menyimpan dan mengubah energi cahaya matahari menjadi molekul organik. Seluruh energi atau bahan organik yang dihasilkan dari proses fotosintesis disebut dengan produktivitas primer kotor (PPK). Energi yang dihasilkan tersebut tidak seluruhnya disimpan dalam tubuh tumbuhan, sebagian digunakan dalam proses respirasi. Jumlah energi yang dihasilkan dari proses fotosintesis dikurangi dengan energi yang digunakan dalam aktivitas respirasi disebut produktivitas primer bersih (PPB)

2. Produktivitas Sekunder Kecepatan organisme heterotrof mengubah dan menyimpan energi yang didapatkan dari makanan disebut PRODUKTIVITAS SEKUNDER UJI KEPAHAMAN 1. Apa yang dimaksud dengan produktifitas ekosistem ? 2. Sebutkan rumus produktifitas primer bersih 3. Apa yang dimaksud produktivitas sekunder ?

D. DAUR BIOGEOKIMIA perpindahan materi kimia dari lingkungan ke dalam tubuh organisme dan dikembalikan ke alam, yang dalam prosesnya melibatkan komponen dalam ekosistem, disebut daur biogeokimia atau daur materi. disebut daur biogeokimia karena melibatkan unsure biologi, geologi dan kimia. Di alam terdapat 30 sampai 40 unsur kimia yang dibutuhkan oleh pertumbuhan dan perkembangan organisme, diantaranya adalah karbon (C), hydrogen (H), nitrogen (N), sulfur (S), oksigen (O) dan lain sebagainya. Daur materi atau mineral yang terdapat di dalam ekosistem dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu: Daur materi senyawa, yaitu daur materi kimia yang selama proses perpindahannya hanya terjadi proses perubahan bentuk (fasanya), sedangkan bentuk ikatan molekulnya tetap. Daur air merupakan contoh daur materi senyawa. Daur materi unsure, yaitu daur materi kimia yang selama proses perpindahannya melibatkan perubahan bentuk dan ikatan molekul. Daur karbon, daur nitrogen dan sebagainya merupakan contoh daur materi unsure. 1. Daur Air perpindahan air yang berkesinambungan dan menyebabkan keseimbangan jumlah air yang terdapat di lautan, daratan dan atmosfer disebut daur hidrologi atau daur air. Dalam suatu daur tidak dapat ditentukan awal dan akhir terjadinya daur tersebut, karena seluruh proses saling berhubungan. Daur air melibatkan proses evaporasi (penguapan) transpirasi (penguapan air dari organ tumbuhan), presipitasi (hujan, salju) dan kondensi (pembentukan awan). Proses EVAPORASI merupakan proses penguapan air dari daratan dan lautan menuju atmosfer. Air yang menguap dari perairan daratan dan lautan akan mengalami proses KONDENSASI membentuk gumpalan awan di atmosfer. Air yang berada di atmosfer tidak seluruhnya berasal dari proses evaporasi, sebagian kecil berasal dari proses TRANSPIRASI, yaitu penguapan air yang terkandung di dalam organ tumbuhan. Air yang terkondensasi membentuk awan akan kembali turun ke tanah melalui proses PRESIPITASI atau yang di kenal dengan hujan atau salju perpindahan unsure karbon dari lingkungan ke dalam organisme dan kembali lagi ke lingkungan disebut dengan daur karbon. Karbon yang berada diatmosfer (CO2) diambil oleh tumbuhan untuk proses fotosintesis. Pada proses fotosintesis, karbon yang ada dalam bentuk senyawa karbon dioksida (CO 2) diubah menjadi senyawa yang lebih kompleks, yaitu glukosa (C6H12O6). Melalui proses respirasi, karbon kembali dilepaskan ke atmosfer. Bahan organic (glukosa) sebagian juga ditransfer ke organisme heterotrof seperti hewan dan manusia melalui proses makan dan dimakan. Sama halnya dengan tumbuhan, organisme heterotrof juga mengeluarkan unsure karbon melalui proses respirasi Reaksi fotosintesis 6CO2 + 12H2O + cahaya matahari C6H12O6 + 6H2O 6CO2 + 12 H2O + energi

3. Daur Nitrogen nitrogen (n) merupakan salah satu unsure penting bagi organisme, karena nitrogen merupakan salah satu komponen penyusun dna. peristiwa pindahnya materi nitrogen dari lingkungan ke organisme dan kembali lagi kea lam disebut dengan daur nitrogen. peristiwa daur nitrogen meliputi beberapa peristiwa penting, yaitu fiksasi nitrogen, nitrifikasi, asimilasi, amonifikasi dan denitrifikasi. a. Fiksasi Nitrogen Fiksasi nitrogen merupakan proses perubahangas nitrogen (N2), yang tidak reaktif, menjadi ammonia (NH3), yang lebih reaktif. Nitrogen difiksasi supaya dapat diikat dan digunakan oleh organisme. Beberapa bakteri pengikat nitrogen tinggal dipermukaan akar tumbuhan. Contohnya, bakteri Rhizobium yang hidupndiakar tumbuhan kacang-kacangan dan membentuk modul. Interaksi antara bakteri Rhizobium dengan tumbuhan kacang-kacangan disebut dengan simbiosis mutualisme (saling menguntungkan). Bakteri mendapatkan karbohidrat dari tumbuhan kacang-kacangan, sedangkan tumbuhan mendapatkan nitrogen untuk proses pertumbuhan dan perkembangan.

b. Nitrifikasi Perubahan senyawa ammonia (NH3) atau ammonium (NH4+ yang terbentuk ketika ammonia bereaksi dengan air) menjadi nitrat disebut nitrifikasi. C. Asimilasi Didalam proses Asimilasi, akar tanaman menyerap senyawa nitrat , ammonia, kemudian mengubahnya menjadi molekul penyususn senyawa protein dan asam nukleat d. Amonifikasi Amonifikasi terjadi ketika decomposer mengubah senyawa nitrogen organik pada organisme mati menjadi Amonia atau Amonium E, Denitrifikasi Proses denitrifikasi berlangsung didalam tanah, yaitu ketika terjadi proses perubahan senyawa nitrat menjadi gas dinitrogen kembali keatmosfer.

SK : Memahami komponen ekosistem serta peranan manusia dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan Amdal KD : 3.3 Mendeskripsikan AMDAL

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (AMDAL) A. Konflik Kepentingan Manusia pada Lingkungan Kerusakan alam atau sumber dayanya dapat terjadi karena beberapa musabab, di antaranya adalah: 1) Kerusakan karena peristiwa alam, yaitu oleh banjir, gunung meletus, gempa, topan, dan kemarau panjang. 2) Kerusakan sumber daya alam oleh manusia. Kerusakan sumber daya alam, dapat terjadi, karena perbuatan manusia itu sendiri. Misalnya, pengambilan sumber daya alam secara berlebihan dan tidak terkendali, penebangan hutan yang tidak diimbangi dengan penanaman kembali, dan penjarahan. 3) Kerusakan sumber daya alam karena pencemaran atau polusi. Pencemaran berarti masuknya makhluk hidup dan zat-zat atau komponen tertentu ke dalam suatu lingkungan hidup. Proses seperti diatas berlangsung oleh perilaku manusia. Akibatnya, tatanan lingkungan hidup pun berubah. Contohnya, pencemaran udara oleh asap pabrik maupun knalpot kendaraan bermotor, pencemaran air oleh limbah pabrik, pencemaran tanah oleh sampah logam/ plastik maupun sisa pestisida. Di samping itu secara khusus kerusakan lingkungan dapat terjadi akibat pengambilan (penambangan) sumber daya mineral sebagai bahan galian. 4) Terjadinya pencemaran air pada aliran sungai dan air tanah yang dipergunakan untuk keperluan masyarakat/ pemukiman di sekitar pertambangan. 5) Terjadinya pencemaran udara, kebisingan dan peningkatan suhu udara yang mengganggu daerah pemukiman sekitarnya. 6) Rusaknya permukaan tanah yang ditinggalkan serta genangan air yang terjadi akibat eksploitasi pertambangan. 7) Perlu dilakukan reklamasai tanah, terutama usaha yang menyangkut penghijauan kembali di daerah-daerah pertambangan terbuka. 8) Adanya gangguan terhadap flora dan fauna di lingkungan daerah pertambangan. 9) Pengelolaan sumber daya alam saat ini merupakan suatu dilema yang mau tidak mau harus dipilih dalam mengatasi berbagai krisis yang melanda dunia ini, sebelum malapetaka kehancuran yang lebih dahsyat akan terjadi. Satu sisi pengelolaan sumber daya alam harus lebih intensif dan produktif untuk memenuhi kebutuhan milyaran manusia yang beraneka ragam, sehingga eksploitasi dilakukan secara besar-besaran agar ketersediaannya terjamin, tapi pada sisi lain telah mengakibatkan kerusakan dan kehancuran terhadap lingkungan yang mengganggu keseimbangannya. Eksplorasi, eksploitasi dan transportasi minyak yang semakin meningkat telah membawa berbagai masalah yang menyertainya seperti polusi, baik yang riil maupun potensial. Perusakan hutan dan sungai, tumpahnya minyak di laut adalah beberapa contoh permasalahan yang ditimbulkan akibat pengelolaan sumber daya alam terhadap lingkungan.

Adanya penambangan terbuka berpengaruh sangat buruk terhadap lingkungan. Penambangan terbuka secara radikal dapat berpengaruh terhadap lingkungan. Perubahan geomorfologi terhadap daerah penambangan tersebut dengan cepat dapat diamati, seperti misalnya lenyapnya daerah perbukitan, pembendungan dan perubahan aliran sungai, penggundulan hutan dan terbentuknya lubang-lubang yang dalamnya sampai ratusan meter dan lain-lain. Perubahan lain terhadap lingkungan yang terjadi secara berangsur-angsur adalah menurunnya permukaan air tanah dengan segala akibat seperti musnahnya tanaman, bertambahnya erosi dan lainnya. Akibat penambangan terbuka di pulau-pulau timah seperti di Pulau Bangka dan Belitung dapat terlihat dari pemandangan yang gersang dan bukit-bukit tandus yang terkikis dalam dan banyaknya kolam-kolam buatan. Operasi tambang nikel di Sulawesi Tengah telah mengikis bukitbukit yang ditambang dan onggokan yang ditimbun di daerah sekitarnya. Hujan lebat cenderung menghanyutkan bijih yang tersingkap dari bagian tanah yang gundul tersebut lebih dari biasanya. Sungai dan kali semakin memerah airnya karena mengandung tanah liat-besi (iron-clay). Berbagai permasalahan lingkungan di atas adalah contoh kecil yang diakibatkan dari upaya manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebagaimana telah dikemukakan di atas, bahwa inti permasalahannya terletak pada semakin besarnya jumlah penduduk. Semakin besar jumlah penduduk, maka semakin besar pula pemenuhan keperluan pangan, sandang, papan, pelayanan kesehatan, pelayanan pendidikan, penyediaan lapangan kerja, keamanan dan lainlain kebutuhan bagi kesejahteraan hidupnya. Diseluruh dunia tekanan akibat semakin banyaknya penghuni planet ini semakin dirasakan, tanpa kecuali di negara kita ini. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini begitu dahsyat dan menakjubkan, sehingga seakan seluruh masalah dapat dipecahkan. Namun tidak dapat disangkal lagi, karena sebagian terbesar kehidupan enam milyar lebih manusia pada tahun 2005 dan seterusnya nampaknya masih tergantung dari dukungan alam sekitarnya, maka penggunaan sumber alam ini semakin intensif dan ekstensif. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dibarengi dengan pertumbuhan industri secara besar-besaran untuk mengikuti permintaan bermilyar-milyar orang tadi, telah mengakibatkan menurunnya mutu lingkungan hidup manusia tadi. Keadaan alam dan lingkungan hidup sekarang ini dapat dikatakan sudah mendekati titik krisis. Krisis yang terjadi saat ini pada intinya dikarenakan dua kekuatan besar yang saling mendukung dan memperkuat yaitu : 1) Pertumbuhan jumlah penduduk yang tidak terbatas di atas suatu planet dengan daya dukung terbatas untuk menghidupinya dan menampung sampah hasil kehidupannya. 2) Teknologi tidak terbatas yang dibarengi dengan sikap manusia untuk mendominasi dan menghabiskan alam lingkungannya. Mengingat luas permukaan bumi yang merupakan ekosistem kehidupan manusia itu luasnya tetap, sedangkan pertumbuhan penduduk terus melaju, maka akan terjadi benturan antara pertumbuhan populasi manusia disatu pihak dengan daya dukung lingkungan di pihak lain. Daya dukung lingkungan secara umum dapat diartikan sebagai suatu ukuran kemampuan suatu lingkungan mendukung sejumlah populasi jenis tertentu untuk dapat hidup dalam lingkungan itu. Bila fokus kita pada kepentingan manusia, maka daya dukung lingkungan itu adalah ukuran

kemampuan suatu lingkungan mendukung sejumlah populasi manusia untuk dapat hidup dengan wajar dalam lingkungan tersebut. Lingkungan yang berbeda, memiliki daya dukung yang berbeda. Daya dukung lingkungan dapat berkembang sesuai dengan kondisi faktor dan sumber daya yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut antara lain, faktor geografi dan sosial budaya. Faktor geografi antara lain : iklim, perubahan cuaca, kesuburan tanah sebgai akibat material gunung api (abu vulkanik) yang dijatuhkan pada waktu gunung tersebut meletus, erosi dan lain sebagainya. Faktor sosial budaya antara lain pengetahuan, ilmu, teknologi dan segala perilaku manusia yang mempengaruhi kondisi lingkungan. Faktor sosial budaya, khususnya berkenaan dengan pengetahuan, ilmu dan teknologi yang dimiliki manusia sesungguhnya dapat meningkatkan daya dukung lingkungan, di samping dapat pula dalam waktu yang bersamaan menurunkan daya dukung lingkungan. Penerapan teknologi dalam bidang pertanian, peternakan, pertambangan, pemukiman dan lain sebagainya, dapat mengembangkan serta meningkatkan daya dukung lingkungan sehingga mampu memakmurkan populasi penduduk di dalamnya. Tetapi penerapan teknologi yang tidak selaras dengan daya dukung lingkungan secara cepat dapat menurunkan daya dukung lingkungan. Ketimpangan lingkungan dalam bentuk banjir, kekeringan, erosi, tanah longsor, pencemaran air, tanah dan udara, intrusi air laut, adalah merupakan ungkapan keterbatasan daya dukung lingkungan. Perluasan pemukiman, perladangan, kawasan industri dan lain sebaginya, bila tidak didukung oleh kemampuan lingkungan, akan menimbulkan berbagai masalah lingkungan seperti kekeringan atau kekurangan air, tanah longsor, erosi, pencemaran yang mengakibatkan menurunnya kesehatan lingkungan serta meluasnya wabah penyakit. Penebangan hutan yang tidak bertanggungjawab sebagai akibat kebutuhan yang mendesak, selain menyebabkan terjadi kekeringan, erosi, dan lahan kritis juga akan menimbulkan kemiskinan dan kelaparan. Hal ini dapat kita perhatikan yang terjadi di Afrika, India, Amerika Latin dan sebagianya. Peristiwa tersebut sangat mungkin menimpa tanah air kita Indonesia, bahkan gejalanya telah lama nampak. Untuk itu, kewaspadaan sejak dini sangat dituntut dari kita semua. Secara ekologis, manusia itu merupakan makhluk yang dominan terhadap lingkungannya (man ecological dominant), karena manusia dikaruniai kemampuan budaya melebihi kemampuan makhluk-makhluk lainnya. Dengan kemampuan budayanya itu manusia mampu mengubah wajah muka bumi ini seperti kita saksikan dewasa ini. Manusia mampu memanfaatkan lingkungan bagi kesejahteraan hidupnya. Meskipun demikian kemampuan manusia itupun bervariasi, maka pemanfaatan sumber daya lingkungan pun bervariasi pula (culturally define resources). Sungai yang berliku-liku dibuat menjadi lurus. Sungai yang berjeram-jeram dipenggalpenggal untuk bendungan. Rawa yang kaya akan komunitas biotik, ditimbun atau diurug untuk pemukiman, jalan dan prasarana lainnya. Danau yang juga kaya akan komunitas biotik dipotongpotong siklus biogeokimianya, sehingga menjadi lebih sederhana komposisi biotiknya. Selanjutnya apa yang terjadi ? Merupakan bukti adanya ketimpangan ekologi sebagai akibat musnahnya atau setidaktidaknya berkurangnya binatang atau tumbuh-tumbuhan. Terjadinya kekeringan atau seidaktidaknya kekurangan air di suatu kawasan yang sebelum campur tangan manusia tidak pernah terjadi, dapat diakibatkan oleh ketimpangan ekologi di kawasan tersebut. Penebangan pohon-

pohon tertentu yeng bernilai ekonomis pada suatu kawasan, padahal pohon-pohon tersebut memiliki fungsi menarik uap air dan menyimpan air yang jatuh, berarti memutuskan siklus yang selama ini berlangsung terus secara alamiah. Itulah ketimpangan ekologi yang menyebabkan terjadinya kekurangan air. Berbagai contoh di atas menunjukkan cuplikan adanya ketimpangan-ketimpangan ekologi sebagai akibat manusia dalam mengelola sumber daya alam. Ketimpangan tadi tidak hanya mengganggu stabilitas ekosistem melainkan juga menjadi masalah bagi kesejahteraan manusia. Karena itu, ketimpangan ekologi tersebut juga menjadi ketimpangan lingkungan hidup ini, merupakan efek sampingan dari pembudayaan lingkungan melalui penerapan ilmu dan teknologi yang tidak memperhatikan asas-asas ekologi yang berlaku di dalam kawasan atau ekosistem yang dibudayakan. Dengan demikian, penerapan dan pemanfaatan ilmu serta tektonogi dalam usaha meningkatkan kesejahteraan umat manusia, wajib dibarengi oleh suatu studi analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) dan analisis manfaat dan resiko lingkungan (AMRIL). Disinilah pentingnya suatu studi lingkungan hidup. Untuk itu, agar keluar dari krisis yang mengancam sistem kehidupan di planet bumi ini, perlu dihadapi dan dipecahkan bersama. Pertumbuhan penduduk harus kita atur, dan sikap kita yang cenderung tidak bertanggung jawab dalam mengeksploitasi dan mendominasikan alam lingkungan bagi kemudahan hidup perlu diubah. Dampak negatif dari pengelolaan sumberdaya alam yang tidak terencana dan rasional sangat mempengaruhi menurunnya daya dukung lingkungan yang selanjutnya berakibat pada menurunnya kualitas hidup manusia. Upaya pemecahan masalah lingkungan hidup yang berdampak pada kesejahteraan hidup manusia melalui pendekatan ekologis, merupakan alternatif yang tepat. Karena konsep ekologi menelaah interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Mengingat perilaku, perbuatan dan tindakan manusia yang menjadi pelaku serta penderita tidak dapat dipisahkan dari lingkungannya, menempatkan pendekatan ekologi merupakan pendekatan paling praktis dalam menelaah masalah sosial tadi. Pendekatan ekologi disatu pihak dapat diterapkan untuk menelaah suatu masalah sosial atau lingkungan termasuk kedalamnya penyusunan serta perumusan alternatif pemecahannya, dan dipihak lain dapat diterapkan untuk mengungkapkan potensi suatu lingkungan bagi kepentingan pembangunan, baik pembangunan untuk memecahkan suatu masalah sosial maupun untuk meningkatkan kesejahteraan hidup umat manusia. Jadi jelas bahwa peranan pendekatan ekologi ini cukup luas yang meliputi kepentingan preventif, represif dan rehabilitatif. Untuk menghindarkan terjadinya ketimpangan atau masalah kelak dikemudian hari, secara cermat melalui penerapan pendekatan ekologi diungkapkan lebih dulu daya dukung dan daya lentingnya kawasan tersebut terhadap populasi ternak secara optimum. Dengan demikian, dapat dihindarkan terjadinya masalah akibat terlalu banyak populasi ternak di kawasan tadi. Dalam kepentingan represif, pendekatan ekologi berarti menelaah kondisi lingkungan yang telah diokupasikan, tetapi produktifitasnya tidak dapat meningkat. Melalui penerapan pendekatan ekologi ditelaah apa sebabnya terjadi kelesuan di kawasan tersebut, sehingga produktivitasnya meningkat. Sedangkan peranan pendekatan ekologi bagi kepentingan rehabilitatif berarti mengungkapkan faktor masalah yang dialami suatu lingkungan untuk mencari alternatif pemecahan masalah di dalam suatu lingkungan atau ekosistem atau kawasan yang

bersangkutan. Dengan menerapkan kedua analisis tersebut akan dapat diharapkan bahwa pembangunan menjadi benar-benar bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat dan lingkungan tetap terjamin kelestariannya. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang RI nomor 23 Tahun 1997. Dalam melaksanakan pembangunan yang berwawasan lingkungan di Indonesia, yaitu pembangunan yang menerapkan pengelolaan lingkungan yang serasi dan selaras dengan peningkatan kualitas kehidupan serta tetap terjaminnya kelestarian lingkungan. AMDAL diterapkan pada taraf pembangunan itu belum dilaksanakan, dan pada taraf perencanaan sebagai kegiatan pre audit yaitu suatu sarana untuk memeriksa kelayakan rencana proyek dari segi lingkungan. Hal tersebut untuk memperhitungkan dampak apa yang akan terjadi dan sebesar apa dampak itu jika pembangunan sudah jadi dan beroperasi. Dari hasil AMDAL ini dapat ditentukan kelayakan proyek dan usaha menghindarkan terjadinya dampak negatif dari pelaksanaan dari pembangunan yang direncanakan. Contoh pada suatu kawasan akan dibangun industri tekstil. Untuk mendapatkan tingkat kelayakan pembangunan industri itu, dilakukan AMDAL. Sebelum dibangun pabrik telah diperhitungkan tingkat pencemaran air, pencemaran udara, kebisingan, dan penyediaan air di kawasan tersebut. Garis dasar yang negatif telah diteliti dan diperhitungkan lebih dulu. Kemudian kegiatan AMDAL meneliti aspek-aspek yang diukur tersebut jika industri telah dibangun. Jiika sudah jelas angka negatif dari hasil perhitungan yang terakhir lebih besar. Selisih antara perhitungan angka sebelum proyek ada dengan setelah proyek itu beroperasi, merupakan dampak yang diperhitungkan untuk menentukan tingkat kelayakan, dan untuk memperhitungkan usaha mengatasi limbah industri yang negatif terhadap pelestarian dan kualitas lingkungan. Dengan demikian melalui AMDAL ini ketimpangan ekologi atau masalah lingkungan dapat ditekan seminimal mungkin. Sesuai dengan undang-undang yang berlaku di Indonesia, tiap pengusaha atau lembaga yang akan membangun suatu proyek wajib melakukan AMDAL untuk menjamin tetap terpeliharanya kualitas lingkungan. B. AMDAL dan Kebijakan Lingkungan di Indonesia Secara resmi AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) lahir di Amerika Serikat pada tahun 1969 berbarengan dengan diundangkannya Undang-undang tentang lingkungan hidup di Amerika Serikat atau lebih dikenal sebagai National Environmental Policy Act (NEPA) dan mulai efektif berlaku pada tgl. 01 Januari 1970. Pada p asal 102 (2) menyebutkan: Semua usulan legeslasi (RUU) dan aktivitas Pemerintah Federal yang besar dan diperkirakan punya dampak penting terhadap lingkungan harus disertai laporan Environmental Impact Assessment. Istilah environmental di dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi lingkungan, dan Impact diterjemahkan sebagai pengaruh dan Dampak. Akhirnya setelah melalui pengkajian yang mendalam dan saran dari berbagai pihak, Kantor Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup (KLH) menetapkan terjemahannya menjadi Analisis Dampak Lingkungan yang pada mulanya disingkat A.D.L dan dalam perkembangannya diubah menjadi Andal. Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No.51 tahun 1993 pasal 1, pengertian Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak penting suatu rencana atau kegiatan.

Di Indonesia AMDAL secara resmi baru diakui pada tahun 1982 dengan di undangkannya Undang-undang No.4 tahun 1982 tentang Ketentuan ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. Namun demikian, pemakaian AMDAL sudah berjalan sebelum berlakunya undang-undang tersebut, misalnya untuk memenuhi salah satu syarat pinjaman dari Bank Dunia (World Bank) dalam rangka pembiayaan bendungan Siguling di Jawa Barat yang harus menyertakan AMDAL. Pada Pasal 1 ayat (10) UU No.4 tahun 1982 disebutkan bahwa: Analisis mengenai dampak lingkungan adalah hasil studi mengenai dampak kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup, yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan. Di samping pengertian tersebut, dewasa ini dikenal pengertian : 1) AMDAL kegiatan tunggal, merupakan penyusunan dan pembuatan studi AMDAL yang diperuntukkan bagi satu jenis usaha dan/atau kegiatan yang mana kewenangan pembinaannya di bawah satu instansi yang membidangi jenis usaha dan/atau kegiatan tersebut. Contohnya pembangunan jalan tol, PLTU, lapangan golf, rumah ibadah, sekolah, dll. 2) AMDAL Kegiatan Terpadu/Multi Sektor yaitu hasil studi mengenai dampak penting kegiatan yang terpadu yang direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam satu kesatuan hamparan ekosistem dan melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi yang bertanggung jawab. Contoh kegiatan terpadu dan multi sektor misalnya pembangunan lahan tanaman industri, industri pulp, pemukiman terpadu, dll. 3) AMDAL Kawasan yaitu hasil studi dampak penting suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam satu kesatuan hamparan ekosistem dan menyangkut kewenangan satu instansi yang bertanggung jawab. Contoh kegiatan dalam kawasan misalnya pembangunan kawasan industri, kawasan pariwisata, dll. 4) AMDAL Regional yaitu hasil studi dampak penting suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam satu kesatuan hamparan ekosistem zona rencana pengembangan wilayah sesuai rencana umum tata ruang daerah dan melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi yang bertanggung jawab. Tujuan fundamental AMDAL adalah untuk internalisasi pertimbangan lingkungan dalam proses perencanaan, pembuatan program dan pengambilan keputusan. Pasal 15 (1) dan pasal 18 (1), UU No. 23/1997 (penyempurnaan PP No. 51 th 1993 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup) menyatakan bahwa setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang kemungkinan dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup. Hal ini kemudian ditegaskan dalam pasal 3 PP No. 27/1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang menyebutkan bahwa dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup meliputi: Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam. Eksploitasi sumberdaya alam baik yang terbaharui maupun yang tidak terbaharui. Proses dan kajian yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan, pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, serta kemerosotan sumberdaya alam dalam pemanfaatannya. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam, lingkungan buatan, serta lingkungan sumberdaya.

Proses dan kegiatan yang hasilnya akan mempengaruhi pelestarian kawasan konservasi sumberdaya alam dan/atau perlindungan cagar budaya Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, jenis hewan dan jasad renik. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non-hayati. Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk mempengaruhi lingkungan hidup. Kegiatan yang mempunyai resiko tinggi dan dapat mempengaruhi pertahanan negara

Proses keterbukaan informasi dijamin oleh kebijakan, di mana pasal 33 PP No. 27/1999 menegaskan kewajiban pemrakarsa untuk mengumunkan kepada publik dan saran, pendapat, masukan publik wajib untuk dikaji dan dipertimbangkan dalam AMDAL. Dan pasal 34 menegaskan bagi kelompok rakyat yang berkepentingan wajib dilibatkan dalam proses penyusunan kerangka acuan, penilaian kerangka acuan, analisis dampak lingkungan hidup, rencana pengelolaan lingkungan hidup dan rencana pemantauan lingkungan hidup. Maksud dan tujuan dilaksanakannya keterlibatan masyarakat dalam keterbukaan informasi dalam proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) ini adalah untuk : 1) Melindungi kepentingan masyarakat; 2) Memberdayakan masyarakat dalam pengambilan keputusan atas rencana usaha dan/atau kegiatan pembangunan yang berpotensi menimbulkan dampak besar dan penting terhadap Lingkungan; 3) Memastikan adanya transparansi dalam keseluruhan proses AMDAL dari rencana usaha dan/atau kegiatan; dan 4) Menciptakan suasana kemitraan yang setara antara semua pihak yang berkepentingan, yaitu dengan menghormati hak-hak semua pihak untuk mendapatkan informasi dan mewajibkan semua pihak untuk menyampaikan informasi yang harus diketahui pihak lain yang terpengaruh. Di mana prinsip dasar pelaksanaannya menganut: 1) Kesetaraan posisi di antara pihak-pihak yang terlibat, 2) Transparansi dalam pengambilan keputusan, 3) Penyelesaian masalah yang bersifat adil dan bijaksana, dan 4) Koordinasi, komunikasi, dan kerjasama dikalangan pihak-pihak yang terkait.

Pemrakarsa usaha dan/atau kegiatan wajib menyampaikan laporan pelaksanaan rencana pengelolaan lingkungan hidup dan rencana pemantauan lingkungan hidup kepada instansi yang membidangi usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan, instansi yang ditugasi mengendalikan dampak lingkungan dan Gubernur. Dokumen AMDAL (kelayakan lingkungan hidup) yang merupakan bagian dari kelayakan teknis finansial-ekonomi (pasal 2 PP No. 27/1999) selanjutnya merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan ijin melakukan usaha dan/atau kegiatan yang diterbitkan oleh pejabat yang berwenang (pasal 7 PP No. 27/1999).

Bagi kegiatan yang diragukan dampak pentingnya, dilakukan proses penapisan untuk memastikan apakah kegiatan tersebut berdampak penting atau tidak. Bagi rencana kegiatan yang tidak ada dampak pentingnya, dalam rangka menunjang pembangunan yang berwawasan lingkungan diharuskan melakukan upaya pengelolaan lingkungan (UKL) dan upaya pemantauan lingkungan (UPL). Dokumen AMDAL merupakan dokumen publik yang menjadi acuan dalam pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup yang bersifat lintas sektoral, lintas disiplin, dan dimungkinkan lintas teritorial administratif. Dokumen AMDAL terdiri dari : 1. Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL) 2. Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL). 3. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL). 4. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL).

AMDAL digunakan untuk: 1) Bahan bagi perencanaan pembangunan wilaya2. 2) Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan 3) Memberi masukan untuk penyusunan disain rinci teknis dari rencana usaha dan/atau kegiatan 4) Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup 5) Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu rencana usaha dan atau kegiatan Dari sisi akademisi ataupun para ahli yang terlibat dalam penyusun maupun penilai AMDAL, sangat penting untuk kembali membuka ulang pemikiran agar tidak terjebak pada kepentingan kehidupan saat ini semata. 1. Pemrakarsa, Penyusun dan Penilai AMDAL Pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL adalah: a) Komisi Penilai AMDAL, komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL b) Pemrakarsa, orang atau badan hukum yang bertanggungjawab atas suatu rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan, dan c) Masyarakat yang berkepentingan, masyarakat yang terpengaruh atas segala bentuk keputusan dalam proses AMDAL. Pemrakarsa adalah orang atau badan hukum yang bertanggung jawab atas suatu rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan. Tugas Pemrakarsa menyusun analisis dampak lingkungan hidup, rencana pengelolaan lingkungan hidup dan rencana pemantauan lingkungan hidup, berdasarkan kerangka acuan yang telah mendapatkan keputusan dari instansi yang

bertanggung jawab. Penyusunan analisis dampak lingkungan hidup, rencana pengelolaan lingkungan hidup, dan rencana pemantauan lingkungan hidup, berpedoman pada pedoman penyusunan analisis dampak lingkungan hidup, rencana pengelolaan lingkungan hidup, dan rencana pemantauan lingkungan hidup yang ditetapkan oleh Kepala instansi yang ditugasi mengendalikan dampak lingkungan. Pemrakarsa dapat meminta jasa konsultan untuk menyusun dokumen AMDAL atau disebut penyusun AMDAL. Konsultan AMDAL yang ditunjuk merupakan badan atau lembaga yang telah memiliki sertifikasi sebagai badan yang memiliki kewenangan melakukan studi AMDAL. Penyusun AMDAL biasanya terdiri dari atas tenaga ahli yang berpengalaman dan handal sesuai dengan bidangnya. Ketentuan standar minimal cakupan materi penyusunan AMDAL diatur dalam keputusan Kepala Bapedal No. 09/2000. Penilaian AMDAL dilakukan oleh komisi Penilai AMDAL dibantu dengan tim teknis. Komisi penilai dibentuk di tingkat pusat oleh Menteri; di tingkat daerah oleh Gubernur. Tim teknis yang bertugas memberikan pertimbangan teknis atas kerangka acuan, analisis dampak lingkungan hidup, rencana pengelolaan lingkungan hidup dan rencana pemantauan lingkungan hidup. Dalam menjalankan tugasnya, komisi penilai pusat dibantu oleh tim teknis dari masing-masing sektor. Komisi penilai menyerahkan hasil penilaiannya kepada instansi yang bertanggung jawab untuk dijadikan dasar keputusan atas kerangka acuan, analisis dampak lingkungan hidup, rencana pengelolaan lingkungan hidup, dan rencana pemantauan lingkungan hidup. Komisi penilai pusat berwenang menilai hasil analisis mengenai dampak lingkungan hidup bagi jenis usaha dan/atau kegiatan yang memenuhi kriteria : a) usaha dan/atau kegiatan bersifat strategis dan/atau menyangkut ketahanan dan keamanan negara; b) usaha dan/atau kegiatan yang lokasinya meliputi lebih dari satu wilayah propinsi daerah tingkat I; c) usaha dan/atau kegiatan yang berlokasi di wilayah sengketa dengan negara lain; d) usaha dan/atau kegiatan yang berlokasi di wilayah ruang lautan; e) Usaha dan/atau kegiatan yang berlokasi di lintas batas negara kesatuan Republik Indonesia dengan negara lain; Komisi penilai daerah berwenang menilai analisis mengenai dampak lingkungan hidup bagi jenis-jenis usaha dan/atau kegiatan yang diluar kriteria sebagaimana dimaksud di atas. Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu: a. Penentuan kriteria wajib AMDAL, saat ini, Indonesia menggunakan/menerapkan penapisan 1 langkah dengan menggunakan daftar kegiatan wajib AMDAL . b. Daftar kegiatan wajib AMDAL dapat dilihat di Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006. c. Apabila kegiatan tidak tercantum dalam peraturan tersebut, maka wajib menyusun UKL-UPL, sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86 Tahun 2002. d. Penyusunan AMDAL menggunakan Pedoman Penyusunan AMDAL sesuai dengan Permen LH NO. 08/2006. e. Kewenangan Penilaian didasarkan oleh Permen LH no. 05/2008.

2. Manfaat Amdal Telah disebutkan terdahulu bahwa AMDAL diperlukan bagi proses pengambilan keputusan suatu kegiatan. Ini berarti bahwa dokumen AMDAL merupakan salah satu bahan pertimbangan, untuk menetapkan apakah suatu kegiatan itu memungkinkan untuk dilaksanakan ditinjau dari sudut kepentingan kelestarian lingkungan hidup. Dengan demikian maka AMDAL bermanfaat untuk : a) Mengetahui adanya dampak suatu rencana kegiatan terhadap kualitas lingkungan hidup yang melampaui ambang batas yang telah ditetapkan ataupun yang tidak dapat ditolerir serta membahayakan kesehatan dan keselamatan manusia. b) Mengetahui adanya dampak suatu rencana kegiatan terhadap kegiatan lainnya yang dapat menimbulkan pertentangan. c) Memberikan masukan bagi studi kelayakan teknis dan kelayakan ekonomi sehingga dapat dilakukan optimasi, terutama dalam rangka mengendalikan dampak negatif dan mengembangkan dampak positifnya. d) Memberikan informasi sejauh mana keadaan lingkungan dapat menunjang perwujudan suatu rencana kegiatan, terutama informasi tentang sumber daya yang diperlukan bagi kegiatan tersebut, seperti energi, tenaga manusia, sarana dan prasarana angkutan dan sebagainya. e) Pelaksanaan upaya pengelolaan lingkungan berdasarkan hasil pendugaan dan evaluasi dampak lingkungan yang dilakukan dalam proses penyusunan AMDAL. f) Pelaksanaan pemantauan lingkungan yang diperlukan bagi penilaian ataupun pengawasan pelaksana pengelolaan lingkungan. C. Metode dan Langkah-Langkah dalam Penyusunan Dokumen ANDAL Dokumen ANDAL menggambarkan rona lingungan hidup awal, serta pengumpulan dan analisis data mengenai prediksi dampak besar dan penting pada lingkungan akibat usaha dan/ atau kegiatan lingkungan. Metode dalam penyusunan ANDAL yaitu; a. Metode identifikasi rona lingkungan hidup awal Sesuai dengan definisi lingkungan yang berlaku di Indonesia (Undang-undang No. 4 Tahun 1982) komponen lingkungan yang ditelaah dalam studi ANDAL bagi suatu kegiatan meliputi komponen lingkungan fisik kimia, komponen lingkungan hayati dan komponen sosial ekonomi dan sosial budaya. Identifikasi rona lingkungan hidup awal mengungkapkan secara mendalam komponenkomponen lingkungan hidup dan sumber daya potensial di wilayah yang akan dibangun suatu proyek, yang berpotensi terkena dampak penting usaha dan/atau kegiatan. Pengumpulan data rona lingkungan hidup awal harus efisien, sesuai dengan indikator yang akan diukur, dan representatif. Data yang representatif, yaitu data yang mewakili jumlah seluruh sampel dan variabilitas harian, bulanan, atau musiman. Data-data yang dikumpulkan berupa data primer meliputi komponen fisik-kimia, biologi, sosial-ekonomi masyarakat, dan kesehatan masyarakat, serta data sekunder, yang dikumpulkan dari berbagai sumber seperti Dinas Pekerjaan Umum setempat, Pemda, Stasiun Klimatologi dan lembaga-lembaga lainnya.

Data primer aspek fisik dan kimia dikumpulkan melalui pengamatan langsung di lapangan atau pengumpulan data di lapangan, yaitu data yang dianalisis dan diteliti di dalam laboratorium. Komponen fisik dan kimia meliputi beberapa aspek berikut: 1) Kualitas udara. Parameter kualitas udara yang diukur beserta metode dan peralatannya sesuai dengan SK Menteri KLH No.2/MENKLH/I/1998. Unsur parameter kualitas udara meliputi kebisingan, debu, SO2, NOx, CO, H2S, NH3, dan Pb. 2) Fisiografi. Fisiografi meliputi keadaan fisiografi dan topografi daerah, sifat-sifat morfologi tanah dan kandungan kimia tanah, dan neraca air. 3) Komponen biologi. Komponen biologi yang ditelaah meliputi flora dan fauna serta organisme lainnya, baik darat maupun perairan. Data yang diambil berupa indeks keanekaragaman, indeks pemerataan, dan kelimpahan suatu organisme. 4) Komponen sosial, ekonomi, dan budaya. Komponen sosial yang penting di antaranya adalah demografi, ekonomi, dan budaya.

b. Metode prakiraan dampak kegiatan pembangunan Prakiraan dampak adalah pengkajian dalam perubahan kualitas lingkungan yang disebabkan pembangunan suatu proyek baik pra konstruksi, kontruksi, maupun pasca kontruksi. Langkah yang harus dilakukan dalam mengidentifikasi prakiraan dampak adalah dengan menyusun berbagai dampak besar yang timbul dan menuliskan semua aktivitas pembangunan yang menimbulkan dampak. Kriteria dampak besar dan penting, yaitu memberikan dampak langusng pada komponen sosial, fisik dan kimia, kemudian menimbulkan rangkaian dampak lanjutan pada komponen biologi dan sosial. Metode-metode yang dipakai dalam memprakirakan dampak, yaitu: 1) Model matematik. 2) Prakiraan dampak berdasarkan analogi. 3) Penggunaan standard baku mutu lingkungan. 4) Penilaian oleh para ahli.

c. Metode evaluasi dampak penting Evaluasi dampak dimaksudkan sebagai penelaahan dampak penting dari rencana usaha atau kegiatan pembangunan secara menyeluruh. Hasil evaluasi ini kemudian dijadikan masukan bagi instansi berwenang untuk memutuskan kelayakan lingkungan dari rencana suatu proyek. Evaluasi dampak penting dilakukan dengen pendekatan secara menyeluruh, meliputi sebab akibat dampak penting yang ditimbulkan, sifat dan karakteristik dampak, dan pola persebaran dampak. Metode yang digunakan untuk mengevaluasi dampak secara menyeluruh di antaranya: 1) Matrik Leopold. 2) Bagan alir dampak (Flow chart). 3) Environmental Evaluation System (EES). 4) Matrik tiga tahap Fischer dan Davies. 5) Extended Cost Benefit Analysis.

Metode-metode tersebut harus bersifat komprehensif, fleksibel, dinamis, dan analitis. Hasil evaluasi dampak penting kemudian dituangkan dalam matriks evaluasi dampak penting. Berdasarkan matriks tersebut, ditentukan komponen kegiatan yang paling menimbulkan dampak penting dan komponen yang paling terkena dampak penting. Kemudian matriks dievaluasi setiap lima tahun untuk melihat sejauh mana intensitas dampak negatif dari masing-masing kegiatan atau proyek. Dampak negatif yang timbul selanjutnya ditekan dan diminimalisasi. Evaluasi ini dilaksanakan pada proyek masih dibangun, pada saat proyek beroperasi, maupun sesudah proyek berakhir. d. Langkah pelaksanaan Studi AMDAL Secara umum langkah-langkah pelaksanaan studi AMDAL secara berurutan dapat digambarkan pada diagram alir sebagai berikut : 1) Langkah pertama Persiapan meliputi : 1) Pembentukan Tim Penyusun. 2) Pemahaman mengenai peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan AMDAL, pedoman-pedoman, baku mutu lingkungan, rencana kegiatan yang akan dikaji. 3) Pengenalan keadaan umum lokasi kegiatan (pra survai). 11 4) Penentuan ruang lingkup studi (scoping). 5) Penyusunan rencana kerja/usulan teknis. 2) Langkah kedua Pengumpulan dan penyusunan informasi mengenai kegiatan yang akan dikaji sekurangkurangnya memuat : 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) Nama dan alamat pemrakarsa kegiatan. Status, jenis, tujuan, dan kegunaan kegiatan. Lokasi kegiatan. Hasil (output) dan umur kegiatan. Uraian kegiatan mulai dari fase persiapan sampai operasi. Perkiraan biaya. Rencana operasional atau alur proses kegiatan. Rincian mengenai limbah kegiatan. Uraian tentang sistim pengelolaan limbah.

3) Langkah ketiga : Penentuan rona lingkungan awal dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang kondisi lingkungan fisik, biologis, dan sosial di wilayah yang diperkirakan terkena dampak kegiatan, meliputi kegiatan : a) Menetapkan komponenlingkungan yang akan dikaji.

b) Menetapkan metodologi pengukuran setiap komponen lingkungan termasuk sampling system dan sampling site-nya. c) Menyusun daftar isian dan panduan-panduannya. d) Menetapkan cara pengolahan dan analisa data. e) Persiapan peralatan dan bahan-bahan. f) Pelaksanaan pengukuran/penelitian di lapangan dan analisis di laboratorium. g) Pengolahan, analisis dan penyusunan hasil. 4) Langkah keempat : a) Identifikasi dampak yaitu mengidentifikasi komponen lingkungan yang mungkin terkena dampak rencana kegiatan/ komponen kegiatan. b) Pendugaan dampak lingkungan yaitu memproyeksikan perubahan komponen lingkungan yang mungkin terjadi akibat dilaksanakannya rencana kegiatan. 5) Langkah kelima : Evaluasi dampak lingkungan dan alternatif pengelolaannya, meliputi : a) Penentuan hubungan sebab akibat antara komponen rencana kegiatan dan komponen lingkungan dengan dampak yang mungkin ditimbulkan. b) Uraian alternatif pengelolaan dampak lingkungan. Dari langkah-langkah tersebut kemudian disusun laporan hasil studi yang berbentuk beberapa dokumen yang meliputi : KA ANDAL, ANDAL, serta RKL/RPL. a. Laporan Hasil Studi AMDAL Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 1993, laporan hasil studi AMDAL harus disusun dalam bentuk dokumen sebagai berikut : Kerangka Acuan ANDAL (KA-ANDAL) Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL).

b. Sistematika Laporan AMDAL Berikut ini akan diuraikan secara singkat butir-butir yang harus tercantum dalam setiap dokumen dan beberapa hal penting yang harus ada pada setiap dokumen. 1) Kerangka Acuan ANDAL Sesuai dengan pedoman teknis Kerangka Acuan ANDAL harus disusun dengan sistimatika sebagai berikut : Pendahuluan Tujuan studi Ruang lingkup studi Metodologi Tim studi ANDAL

Biaya Waktu pelaksanaan Daftar pustaka. 2) Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) Sesuai dengan pedoman teknis secara sistimatis dokumen ANDAL harus memuat uraian tentang : Ringkasan: a) b) c) d) e) f) g) h) Pendahuluan Dasar pembangunan Rencana pembangunan Rona lingkungan hidup awal Perkiraan dampak penting Evaluasi dampak penting Kepustakaan Lampiran

Laporan hasil studi ANDAL harus disusun berdasarkan Kerangka Acuan yang telah ditetapkan oleh Komisi. Untuk hal-hal yang bersifat sangat rahasia dan tidak mungkin diungkapkan dalam laporan misalnya menyangkut rahasia yang dipatenkan harus diberikan catatan tersendiri dan hal ini dituangkan dalam ringkasan ANDAL. 3) Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan Sesuai dengan pedoman teknis RKL dan RPL harus disusun dengan sistimatika sebagai berikut : Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) : a. b. c. d. e. Identitas pemrakarsa Uraian kegiatan Tujuan, kegunaan, ruang lingkup, dan pendekatan pengelolaan lingkungan Rencana pengelolaan lingkungan Kepustakaan.

Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL): a. b. c. d. e. Identitas pemrakarsa Uraian kegiatan Tujuan, kegunaan, dan alternatif pemantauan lingkungan Uraian rencana pemantauan lingkungan Kepustakaan.

Uraian yang disajikan dalam laporan RKL dan RPL harus dapat mengungkap secara jelas tentang apa, bagaimana, di mana, siapa, dan kapan pengelolaan dan pemantauan lingkungan akan dilakukan. Perlu diingat bahwa dokumen RKL dan RPL termasuk dokumen yuridis yang menjadi pegangan semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan pengawasan pelaksanaan RKL dan RPL.

Anda mungkin juga menyukai