Anda di halaman 1dari 7

STATUS PASIEN I. IDENTITAS PASIEN Nama Usia Jenis Kelamin Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat Tanggal Periksa II.

ANAMNESIS A. Keluhan Utama Mencoba bunuh diri B. Riwayat Perjalanan Penyakit Alloanamnesis dilakukan dengan adik ipar dan ibu pasien yang tinggal serumah dengan pasien per telpon. Awal mula pasien sakit seperti ini adalah sejak awal tahun 2000, ketika ayah pasien meninggal dunia. Terjadi perubahan tingkah laku pada pasien berupa pasien sering sedih dan menangis, melamun sendiri dan menarik diri dari lingkungan pergaulannya. Dahulunya sebelum ayah pasien meninggal, pasien sering bergaul dengan teman-temannya di desa sambil bermain kartu diluar rumahnya. Namun sekarang pasien lebih sering mengurung diri di rumah dan jarang berbicara dirumah. Pasien kelihatan sering kebingungan dan sering sedih. Pasien juga sering mengalami kesulitan tidur dan gelisah, pasien sering bangun pada tengah malam dan menangis sendiri. Pasien sering mengatakan kenapa ayahnya pergi meninggalkan dirinya. Menurut ibu pasien hubungan pasien dan ayahnya sangat dekat sekali. Kemudian ibu dan adik ipar pasien membawa pasien : Tn.T : 40 tahun : Laki-laki : Islam : SMEA : Tidak bekerja : Carangan, Buluwati, Pasar Kliwon : 24 Desember 2012

ke rumah sakit jiwa Klaten untuk diopname. Pasien diopname di rumah sakit selama sebulan, lalu dipulangkan setelah membaik. Setelah pulang pasien sering kontrol ke rumah sakit jiwa di Solo. Di rumah, keadaan pasien sudah terlihat lebih baik. Sejak 2 tahun yang lalu pasien sudah jarang kontrol kerumah sakit. Pasien merasa dirinya sudah sehat dan menolak untuk minum obat. Oleh keluarga hal ini dibiarkan saja karena mengingat keadaan pasien sudah membaik. Sejak 3 bulan sebelum MRS terlihat gejala kekambuhan berupa pasien bingung dan gelisah. Pasien sering berdiam diri dan juga malas untuk melakukan apa-apa. Ketika ditanya oleh keluarganya pasien tidak tahu apa yang membuat ia bingung dan gelisah. Sejak 1 minggu sebelum MRS terjadi peningkatan gejala berupa pasien lebih kelihatan bingung dan gelisah. Pasien sering merasa bingung ketika menonton tv dirumahnya. Pasien mengeluh pusing dan tidak betah berada dirumah. Sehari sebelum MRS pasien mencoba bunuh diri dengan menerjunkan dirinya ke sumur dirumahnya dan memegang kabel listrik. Pasien mengatakan sering mendengar bisikan-bisikan bahwa ayahnya ada disumur tersebut dan menyuruhnya untuk terjun ke sumur. Akhirnya oleh keluarganya pasien kembali di bawa kerumah sakit jiwa. Dari autoanamnesis didapatkan pasien mencoba bunuh diri bukan karena keinginanya tetapi karena dirinya sering mendengar bisikan-bisikan suara yang mengatakan bahwa ada ayahnya disumur dan menyuruhnya terjun ke sumur supaya bisa ikut dengan ayahnya. Pasien merasa sedih karena ditinggal mati oleh ayahnya. Pasien mengatakan hidupnya sudah tidak ada gunanya lagi bagi keluarganya. Pasien juga mengatakan ia sering memikirkan ibunya yang sakit buta dan tuli tetapi ia tidak dapat membantu ibunya, karena ibunya sering minta bantuan dengan adiknya. Sehingga ia merasa tidak berguna.

C.

Riwayat Penyakit Dahulu a. Riwayat Gangguan Mental Pasien sudah pernah mondok di RSJD dr. Soedjarwadi Klaten sebanyak 2 kali pada tahun 2000 dan 2006 dan ini merupakan yang ketiga kalinya. b. Kondisi Medik Pasien dan keluarga menyangkal akan adanya : -

Riwayat Kejang Riwayat Trauma Kepala Riwayat Asma Riwayat Alkohol Riwayat Penyalahgunaan Obat

D. Riwayat Kehidupan Pribadi 1. Riwayat Pre-Natal Ibu pasien mengandung pasien selama 9 bulan dan saat melahirkan, dibantu oleh dukun beranak secara normal. 2. Riwayat Masa Kanak-kanak (Umur 0-3 tahun) Di akui ibunya masa kanak-kanak pasien biasa-biasa saja. Pasien diberikan ASI oleh ibunya, tetapi ibunya lupa berapa lama. Pasien bisa merangkak pada usia kurang lebih 10 bulan. Tidak ada gangguan kesehatan yang berarti seperti kejang, panas tinggi, asma, ataupun gangguan lainnya.
3. Riwayat Anak-anak sampai Remaja (Umur 3-17 tahun)

Pasien terlihat biasa saja seperti anak-anak seusianya, suka menangis jika berkelahi dengan kakaknya. Diakui ibunya, pasien sangat dekat dengan ayahnya. Pasien mulai merokok sejak sekolah SMP kelas 2.

4. Riwayat Masa Dewasa (Umur > 17 tahun) a. Pendidikan Pasien lulusan SMEA dan tidak pernah tinggal kelas selama di sekolah SD, maupun SMP. b. Perkawinan Pasien belum pernah menikah c. Pekerjaan Setelah tamat SMEA pasien bekerja di perusahaan swasta di Jakarta. Beberapa tahun kemudian berhenti dan ikut membantu ayahnya sebagai supir bus antar kota hingga ayahnya meninggal. d. Agama Pasien beragama Islam, rajin sholat 5 waktu secara teratur. Rajin sholat Jumat. e. Hukum Pasien tidak pernah melakukan perbuatan menyimpang sampai berurusan dengan hukum. E. Genogram

Ket :

= laki-laki sakit jiwa

Pasien merupakan anak ke 3 dari 5 bersaudara. Tidak ada riwayat keluarga yang mengalami gangguan jiwa.

III. Status Mentalis 1. Keadaan Umum Tampak seorang laki-laki, sesuai dengan umur, perawatan diri cukup baik. 2. Kesadaran Kuantitatif 3. Orientasi a. Waktu : Baik b. Tempat: Baik c. Orang : Baik d. Ruang : Baik 4. Sikap Kooperatif 5. Tingkah Laku Normoaktif 6. Bentuk Pikir Nonrealistik 7. Isi Pikir Waham :
a. Waham kendali pikir : (+) b. Waham Nihilistik c. Ide - ide suicide

: Compos Mentis

: (+) : (+)

8. Progresi Pikir Relevan, koheren. 9. Afek


a. Afek b. Mood c. Keserasian

: menyempit : disforik, depresi : apropriate

10. Hubungan Jiwa Dapat berkomunikasi, hubungan jiwa : mudah

11. Perhatian Dapat ditarik, dapat dicantum 12. Persepsi Halusinasi auditorik (+) 13. Insight Jelek, derajat I IV. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum

: Compos Mentis E4 V5 M6, kesan gizi cukup, : 120/80 mmHg : 20 kali/menit : 90 kali/menit : Afebris : Dalam batas normal : Berdebar-debar, berkeringat. : Dalam batas normal : Dalam batas normal : Dalam batas normal : Dalam batas normal : Dalam batas normal

2. Vital Sign
a. TD b. Respiratory c. Nadi

d. Suhu
3. Cerebrospinal 4. Kardiovaskular 5. Respirasi 6. Digesti 7. Urogenital 8. Integumentum 9. Muskuloskeletal

V.

Diagnosis Skizoafektif tipe depresif (F.25.1) Karena memenuhi kriteria skizofren secara definitif dan gangguan afektif depresif pada saat yang bersamaan.

VI. Terapi Farmakologi


a. Haloperidol tablet 2 x 5 mg b. Fluoxetine tablet 2 x 10 mg c. Trihexyphenidyl tablet2 x 2 mg

VIII. Prognosis
1. Ad Vitam

: dubia ad bonam : dubia ad bonam

2. Ad Fungsional: dubia ad bonam 3. Ad Sanam

Anda mungkin juga menyukai