Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Mata Kuliah Kode Mata Kuliah Waktu Pertemuan A. Pokok Bahasan B. Sub Pokok Bahasan : : : : : Riset Pemasaran MBB 502 sks:3 150 menit Rancangan Kuesioner dan Format 1.1. Kuesioner 1.2. Proses perancangan kuesioner 1.3. Jenis metode dan wawancara 1.4. Menetapkan urutan pertanyaan
C. Kompetensi Umum
D. Indikator Keberhasilan
:
:
Mahasiswa dapat memahami dan mengerti rancangan kuesioner dan format kuesioner.
1.)
Mahasiswa mampu membuat kuesioner dengan tugas kelompok 2.) Mahasiswa mampu menjelaskan proses perancangan kuesioner dengan diskusi kelompok. 3.) Mahasiswa mampu menerangkan jenis metode wawancara dengan diskusi kelompok 4.) Mahasiswa mampu menjelaskan cara menetapkan urutan pertanyaan dengan diskusi kelompok.
(I) Kuesioner
Definisi Kuesioner : sebuah kuesioner, baik itu disebut formulir atau skedul, bentuk wawancara, atau instrumen pengukuran, merupakan serangkaian pertanyaan yang diformulasikan untuk mendapatkan informasi dari responden. Tujuan Kuesioner :
1. Kuesioner harus menterjemahkan informasi yang diperlukan ke dalam serangkaian pertanyaan spesifik yang dapat dan akan dijawab responden (mengembangkan pertanyaan yg dapat dan akan dijawab responden untuk menghasilkan informasi yang diharapkan merupakan hal yang sulit..tantangan)
2
2. Kuesioner harus menguatkan, memotivasi dan mendorong responden yg terlibat dalam wawancara, untuk bekerjasama, dan untuk menyelesaikan tanya-jawab. Wawancara yg tidak diisi lengkap memberikan kegunaan terbatas, shg dalam merancang kuesioner harus meminimalkan kelelahan, kebosanan, ketidaklengkapan, serta non-tanggapan responden. 3. Kuesioner harus meminimalkan kesalahan respon.
3
Metode Survey
Wawancara Telepon
Wawancara Personal
Wawancara Surat
Wawancara Elektronik
Tradisional
Internet
Berbantuan Komputer
Berbantuan Komputer
7
4.1.Mengatasi Ketidakmampuan Menjawab. Penelitian tidak boleh berasumsi responden dapat memberikan jawaban yg akurat dan dapat diterima untuk seluruh pertanyaan. Responden mungkin tidak mempunyai informasi, mungkin tidak ingat, atau mungkin tidak mampu untuk mengungkapkan jenis-jenis tanggapan tertentu.
4.2. Mengatasi Ketidaksediaan Menjawab Upaya yg dibutuhkan dari responden : sbgan besar responden tdk bersedia melakukan byk upaya utk memberikan informasi, peneliti yg harus meminimalkan upaya yg perlu dilakukan responden. Cth :
Sebutkan seluruh departemen tempat anda membeli barang dlm kunjungan belanja anda terakhir ke toserba tertentu (SALAH) Dalam daftar berikut , tanda seluruh departemen tempat anda membeli barang dalam kunjungan anda terakhir ditoserba tertentu (BENAR)
1. 2. 3. 4. 5. 17. 18. Pakaian wanita Pakaian pria Pakaian anak Kosmetika .. Perhiasan Lainnya (silakan sebut) _____ _____ _____ _____ _____ _____
10
Informasi sensitif : responden tdk bersedia mengungkapkan, setidaknya secara akurat, informasi sensitif (malu, kehormatan, image rusak).jika dipaksa jawaban akan BIAS, terutama pd saat wawancara
Cth : uang, kehidupan keluarga, keyakinan politik dan agama, serta keterlibatan dlm insiden dsb.
Kelebihan :
Kelemahan :
2) Pertanyaan terstruktur : menentukan secara spesifik alternatif tanggapan dan bentuk tanggapan, dpt berupa pilihan majemuk, dikotomis atau skala
Pertanyaan pilihan majemuk : bisa memilih lebih dari satu jawaban.
Apakah anda akan membeli sebuah mobil baru dalam enam bulan mendatang ?
Pasti tidak akan membeli Mungkin tidak akan membeli Tidak memutuskan Kemungkinan akan membeli Pasti akan membeli Lainnya (sebutkan)
14
Pertanyaan Dikotomis : hanya mempunyai dua alternatif tanggapan ; ya atau tidak , setuju atau tidak setuju, dst.Sering juga dilengkapi alternatif netral.
Apakah anda berniat membeli mobil baru dalam enam bulan kedepan?
Ya Tidak Tidak Tahu
Skala :.
15
Untuk menghindari :
Definisikan permasalahannya (siapa, apa, bgm, kapan,dimana, mengapa) Gunakan kata-kata sederhana Hindari kata-kata yg tidak jelas Hindari pertanyaan yg mengarahkan/menggiring Hindari alternatif yg tersirat Hindari asumsi yg tersirat Hindari generalisasi dan perkiraan, serta Gunakan pernyataan positif dan negatif.
16
Urutan logis ;
Seluruh urutan pertanyaan yg berhubungan dgn topik ttt harus diajukan sebelum memulai topik yg baru. Ketika mengganti topik, frase transisi yg pendek harus digunakan untuk membantu responden mengalihkan jalan berfikir mereka.
18
9. Reproduksi Kuesioner
Secara profesional, cara pengendalian penggandaan kuesioner akan mempengaruhi hasil (kertas berkualitas, bersih dan rapi)
20
21
22
23
Metode Test-Retest
Keuntungan dari metode ini diantaranya ialah sangat mudah dipahami dan dapat digunakan untuk satu pertanyaan atau satu set pertanyaan. Walaupun metode ini sangat sederhana, namun metode ini juga mempunyai permasalahan dalam penelitian sosial. Permasalahan ini di antaranya ialah Sangat tidak praktis untuk menyelenggarakan satu tes pada satu sampel yang sama pada dua waktu yang berbeda. Sangat sukar membedakan antara perubahan jawaban yang sebenarnya dan akibat ketidakandalan suatu pertanyaan/pernyataan. Hal ini sebagai akibat dari jeda atau selang waktu antara dua tes, yaitu pre-test dan retest. Dengan kata lain, sampel mungkin akan berubah pada selang waktu dua tes. Oleh karena itu, kita tidak tahu secara pasti perbedaan tanggapan itu menggambarkan angket yang tidak andal atau perubahan yang sebenarnya. Jawaban responden pada retest mungkin dipengaruhi jawaban pada tes pertama. Hal ini biasa terjadi bila jangka masa test dan retest sangat singkat.
24
Metode Panel-Juri
Metode ini mengandalkan pada pertimbangan suatu panel yang kita sebut dengan Panel-Juri. Dengan metode ini, keandalan suatu angket didasarkan pada cara data dikode. Andaikan ada satu video tentang sekelompok orang yang berinteraksi dalam situasi tertentu dan ingin mengkode tentang perilaku interaksi tersebut. Seorang pengamat mungkin akan mengkode interaksi tersebut dengan cara tertentu (misal peristiwa konflik, tingkat ketegangan, ataupun tingkat kerjasama). Pertanyaan yang mungkin muncul dalam mengkode ini ialah sejauh mana keputusan seseorang tersebut bisa mempengaruhi nilai keandalan. Untuk mendapatkan kode yang andal, maka diminta kepada juri lain yang independen untuk mengkode hal yang sama. Tingkat kesesuaian antara dua orang juri ini selanjutnya digunakan untuk menunjukkan apakah pengkodean menunjukkan kekonsistenannya. Untuk mengukur kesesuaian antara dua juri ini salah satu statistik yang bisa digunakan ialah Cohens Kappa.
25
Ada beberapa pendekatan untuk korelasi yang biasa digunakan dalam metode ini:
Rata-Rata Korelasi Inter-Item. Korelasi ini diperoleh dengan cara mengkorelasi setiap item dengan item lain yang digunakan untuk mengukur konsep dan lalu merata-ratakannya. Rata-rata Korelasi Item-Total. Korelasi ini diperoleh dengan mengkorelasi setiap item dengan total dari item-item. Dengan mengambil rata-rata korelasi ini maka akan diperoleh tingkat keandalan suatu angket. Korelasi Belah-Tengah. Dengan metode ini, seluruh item dibagi secara acak menjadi dua bagian. Namun demikian, pembagian ini bisa juga didasarkan pada item dengan nomor genap dan ganjil. Dengan membagi secara acak in diharapkan bahwa seluruh item akan merupakan sebagian dari ukuran final. Seterusnya dengan membelah dua keseluruhan item, tanggapan within dari setiap kelompok digabung dan kemudian kedua-dua bagian ini dikorelasikan. Dalam praktiknya, metode ini cenderung tidak menaksir nilai keandalan secara tepat. Oleh karena itu diperlukan satu koreksi. Metode yang bisa digunakan untuk memenuhi hal ini ialah koefisien Spearman-Brown prophecy. Secara umum nilai korelasi nilai korelasi yang diinginkan minimal 0,71.
28
Koefisien Cronbach-Alpha. Uji keandalan ini didasarkan pada ide metode belah-tengah. Berbanding uji belah tengah yang menumpu pada satu uji belah-tengah, maka metode ini menggunakan semua kemungkinan korelasi belah tengah. Sebagai contoh, jika terdapat empat item maka terdapat tiga kemungkinan set item yang bisa dihitung, yaitu
Item 1, item 2 dengan item 3, item 4 Item 1, item 3, dengan item 2, item 4 Item 1, item 4 dengan item 2, item 3
Dalam praktik, koefisien alpha-Cronbach setara dengan ratarata nilai korelasi yang diperoleh dari semua kemungkinan pada metode belah-tengah. Nilai koefisien Cronbach-Alpha yang lazim digunakan sebagai satu ukuran keandalan angket ialah 0,75. Koefisien Kuder-Richardson. Koefisien ini pada dasarnya secara konsep sangat mirip dengan koefisien Cronbach-Alpha. Namun demikian koefisien ini didasarkan pada item-item yang dikotomi seperti jawaban ya/tidak. Sementara itu CronbachAlpha didasarkan angket yang mempunyai kategori ganda.
29
30