Anda di halaman 1dari 4

RESUME

Peta sosiologis masyarakat pesisir daerah pelantar kota Tanjungpinang


Dibuat sebagai tugas mata kuliah sosiologi masyarakat pesisir
Andi susilo 1/1/1901

STISIPOL RAJA HAJI 2012

Peta sosiologis masyarakat pesisir daerah Pelantar pasar Tanjungpinang

Jika dilihat masyarakat tersebut terdiri dari beberapa komponen masyarakat, berbagai suku tinggal dan hidup bersama disana dari suku jawa, suku bugis, suku melayu, suku buton, suku minang, suku flores, suku manado, suku batak, dan masih banyak lagi suku lainnya. Namun yang paling dominan tinggal di daerah pelantar tersebut merupakan etnis china yaitu suku tionghoa. Salah satu alasan mengapa mayoritas suku china itu tinggal di daerah ini adalah dapat dilihat dari karakter dominan dari masyarakatnya yang memang mengandalkan perdagangan sebagai mata pencaharian mereka. Mereka membuat rumah di daerah pelantar bahkan sangat banyak sekali ditemui bahwa mereka membuat rumah diatas laut untuk menghindari pajak dari pemerintah. Persaingan dagang begitu terjadi di pasar antara individu dari berbagai suku dengan suku lainnya maupun dengan suku mereka sendiri didalam perdagangan dipasar. Itu merupakan hal yang sangat wajar terjadi dan interaksi sosial pun terjadi disana dimana pasti terjadi dinamika kehidupan sosial yang akan menimbulkan pasang surut terjadinya perdagangan dan berbagai sendi kehidupan. Karena mayoritas penduduk disini adalah etnis tionghoa maka bahasa mereka punsepertinya sudah tidak asing lagi untuk digunakan. Begitupun masyarakat disini sepertinya sangat menghargai etnis tionghoa tidak seperti pada daerah lain di pulau seperti jawa misalnya, disana bahasa china tidak boleh atau tidak diijinkan dipakai di depan umum terlepas dari tidak ada peraturan pemerintah mengenai penggunaan bahasa tersebut namun nilai dan norma-norma masyarakat disana membuat peraturan demikian adanya. Jika peraturan yang tidak tertulis tersebut dilanggar maka pelanggar peraturan yang tidak tertulis tersebut akan memberikan sangsi kepada mereka yaitu setidak-tidaknya akan dikucilkan dari

masyarakat. Tidak sama dengan masyarakat pelantar pasar tanjungpinang dimana bahasa china seolah-olah begitu bebas digunakan disini. Sebagian besar mata pencaharian masyarakat disini adalah sebagai pengusaha dan bukan sebagai nelayan meskipun masyarakat tinggal di daerah pesisir laut. Karena letak geografis yang memungkinkan bagi seorang pengusaha untuk menekuni usahanya disini maka mayoritas masyarakat disini melakukan perdagangan dan jasa seperti angkutan umum baik didarat maupun di air untuk mata pencahariannya sehari-hari. Daerah tanjungpinang merupakan daerah yang berdekatan dengan negeri lain seperti Malaysia dan Singapura jadi pulau bintan ini merupakan daerah transit orang-orang yang akan bepergian ke negeri seberang maupun sebaliknya dari negeri seberang berlibur ke tanjungpinang. Meskipun daerah pelantar tanjungpinang adalah daerah pesisir namun nelayan pencari ikan jarang ditemui disini dan sepertinya mencari nafkah dengan mencari ikan tidak dijadikan prioritas bagi masyarakat setempat. Masyarakat pribumi disini yang merupakan masyarakat melayu menghabiskan hari-harinya sebagian besar untuk bekerja di sektor pemerintahan seperti menjadi pegawai negeri, pekerjaan sebagai pegawai negeri menjadi prioritas di kota ini bahkan sepertinya menduduki strata atas dalam masyarakat. Tidak demikian halnya dengan pekerjaan swasta, pekerjaan sebagai swasta sepertinya dianggap remeh bagi sebagian masyarakat sehingga terbukti meskipun tanpa bukti yang otentik jawaban tersebut tercermin dari beberapa permasalahan perusahaan swasta yang mendirikan perusahaannya disini. Itu dapat terlihat dari kharakter masyarakat jika digolongkan kepada suku maka akan terlihat perbedaan yang ada disana, contoh : sangat mencolok perbedaan antara penilaian masyarakat cihna dan masyarakat melayu dalam menilai status pegawai negeri. Disinilah tempat yang banyak berkumpulnya orang dari berbagai suku diantara tempat-tempat yang lainnya dan masyarakatnya tentu memiliki karakter yang berbeda-beda dari setiap suku jika dilihat dari sisi mata pencaharian. Nelayan yang mencari ikan demi

menghidupi kehidupannya sehari-hari sulit ditemukan disini, kalau pun ada hanyalah sebagian kecil dari mereka dan tidak menjadikan pekerjaan sebagai nelayan pencari ikan itu sebagai prioritas mata pencaharian mereka.

Anda mungkin juga menyukai