Anda di halaman 1dari 28

JATUH DAN GANGGUAN BERJALAN

Pleno LBM II Kelompok 2

Learning Objektive
Untuk mengetahui definisi jatuh Untuk mengetahui faktor-faktor jatuh Dapat menjelaskan tentang akibat-akibat jatuh Dapat menjelaskan tentang pemeriksaan fisik pada pasien jatuh Dapat menjelaskan tentang upaya pencegahan yang dapat dilakukan agar pasien tidak jatuh berulang Dapat menjelaskan tentang DM pada lansia

Skenario
Seorang laki-laki 68 th. datang ke RS dengan keluhan menurut keluarganya tiba-tiba terpleset di depan kamar mandi tadi pagi. Setelah itu kedua tungkai tidak dapat digerakkan tetapi kalau di raba atau di cubit masih dirasakan oleh penderita Sejak seminggu penderita terdengar batukbatuk dan agak sesak napas serta nafsu makan sgt berkurang tetapi tidak disertai demam. Dan diketahui pasien adl seorang perokok sejak muda. penderita selama ini juga mengidap dan minum obat penyakit kencing manis dan tekanan darah tinggi, kedua mata di anjurkan utk operasi tetapi penderita selalu menolak

Terminologi
Jatuh Kencing Manis (Diabetes Melitus) Hipertensi

Identifikasi Masalah
kenapa tiba2 terpleset atau jatuh? Hubungan pasien seorang perokok sejak muda dengan keluhan batuk dan sesak Mengapa tungkai tidak dapat digerakkan tetapi kalau diraba atau dicubit masih dirasakan oleh penderita Adakah hubungan penderita mengidap DM dan Hipertensi dengan kejadian tiba2 terpleset di kamar mandi? Adakah hubungan mengkonsumsi obat DM dan hipertensi dengan kejadian tiba2 terpleset?

Brainstorming
Faktor-faktor yang mempengaruhi jatuh pada lansia, yaitu :
Faktor intrinsik Faktor ekstrinsik.

Faktor Intrinsik
Kondisi fisik Neuropsikiatri Penurunan visus dan fungsi keseimbangan Perubahan neuromuskular Gaya berjalan Refleks postural karena proses penuaan.

Faktor Ekstrinsik
Obat-obatan Alat-alat bantu berjalan Lingkungan yang tidak mendukung Konsumsi alkohol

Hubungan Pasien seorang Perokok dr usia muda mengaktifkan transkripsi nuclear factor meningkatkan produksi TNF dan IL-8 neutrofil mengalami degranulasi dan membebaskan protease sel kerusakan jaringan paru.

Cont...
Asap rokok hipertrofi kelenjar mukosa . Penambahan sel goblet dan hilangnya epitel bersilia Batuk Penuaan otot pernafasan menjadi kaku dan kehilangan kekuatan atau serabut elastik dan serabut retikular paru yang disertai dengan menghilangnya kemampuan paru untuk mengembang secara elastis Volume udara inspirasi Sesak

Secara anatomis tungkai (ekstremitas bawah) dipersarafi oleh serabut saraf dari vertebrata segmen lumbal dan sakral. Jadi kemungkinan besar ketika terjatuh, pasien tersebut mengalami trauma vertebrata segmen lumbal sakral

Komplikasi yang terjadi akibat jatuh


Perlukaan (injury) Disabilitas Meninggal

Pemeriksaan Pd Pasien Jatuh


Anamnesis:
Seputar jatuhnya Gejala yang menyertai Kondisi kormobid Review obat-obatan yang diminum Review keadaan lingkungan

Pemeriksaaan Fisik
Mengukur tanda vital : Tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu badan. Kepala dan leher : Apakah terdapat penurunan visus, penurunan pendengaran, nistagmus, gerakan menginduk, ketidak seimbangan, bising. Pemeriksaan Jantung : Kelainan katup, aritmia, stenosis aorta dll Neurologi : Perubahan status mental, defisit fokal, neuropati, perifer, kelemahan otot, instabilitas, kekakuan, tremor, dll Muskuluskeletal : Perubahan sendi, pembatasan gerak sendi, deformitas, dll

Assesmen Fungsional
Fungsi gait dan keseimbangan :observasi pasien ketika bangkit dari kursi, berjalan, ketika membelok/ berputar badan. Mobilitas : dapat berjalan sendiri tanpa bantuan menggunakan alat bantu atau dibantu orang lain Aktivitas kehidupan sehari-hari :mandi, berpakaian, berpergian, dll

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan radiologis Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan elektrokardiogram (EKG)

Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan adalah untuk mencegah terjadinya jatuh berulang Penatalaksanaan bersifat individual, artinya berbeda untuk setiap kasus karena perbedaan factor factor yang bekerjasama mengakibatkan jatuh. Lebih banyak pasien jatuh karena kondisi kronik, multifaktorial sehingga diperlukan terapi gabungan antara obat rehabilitasi, perbaikan lingkungan, dan perbaikan kebiasaan lansia itu.

Pencegahan yang dapat dilakukan agar pasien tidak jatuh berulang. 1. Identifikasi faktor resiko 2. Penilaian keseimbangan dan gaya berjalan ( gait ) 3. Mengatur / mengatasi faktor situasional

DM pada Lansia
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2002). Diabetes mellitus merupakan penyakit sistemis, kronis, dan multifaktorial yang dicirikan dengan hiperglikemia dan hipoglikemia. ( Mary,2009).

DM tipe 2
3 faktor terjadinya DM: Terjadi perubahan komposisi tubuh yaitu penurunan jumlah massa otot dan peningkatan jumlah jaringan lemak yang mengakibatkan menurunnya jumlah serta sensitivitas reseptor insulin. Penurunan aktivitas fisik yang mengakibatkan penurunan jumlah reseptor insulin. Perubahan neuro-hormonal khususnya (IGF-1) dan dehydroepandrosteron (DHEAS) turun sampai 50% pada usia lanjut yang mengakibatkan penurunan ambilan glukosa karena menurunnya sensitivitas reseptor insulin serta turunnya aksi insulin.

Manifestasi Klinis
TRIAS DM umumnya tidak terjadi Sebaliknya yang sering mengganggu pasien adalah keluhan akibat komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan saraf.

Etiologi
Proses menua/kemunduran ( Penurunan fungsi pankreas, dan penurunan kualitas insulin sehingga insulin tidak berfungsi dengan baik). Gaya hidup (life style) yang jelek

Penatalaksanaan
Diet Latihan Pemantauan Terapi (jika diperlukan) Pendidikan

Komplikasi
Akut
Hipoglikemia

Kronis
Retinopati diabetic Nefropati diabetic neuropati Dislipidemia Hipertensi.

Kesimpulan
Jatuh merupakan suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata, yang melihat kejadian mengakibatkan seseorang mendadak terbaring/terduduk di lantai/tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka.

Daftar Pustaka
Darmojo-Boedhi.2004.Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). FKUI : JakartaLansia Sering Tiba-tiba Roboh from : http://www.republika.co.id Mekanisme Keseimbangan Postural Pada Lansia from : http://www.rumahweb.com Guyton dan Hall, 2006, Medical Physiology 11th Edition, Elsevier, Philadelphia. Kasper, Dennis L., dkk, 2005, Harrisons Principle of Interna Medicine 16th Edition,Mc-Graw Hill New York. Lllmann, Heinz dkk, 2000, Color Atlas of Pharmacology,. Thieme, New York. Martono, Hadi, dkk, 2009, Buku Ajar GERIATRI (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut), Balai Penerbit , Jakarta Price, A. Sylvia, dan Wilson, Lorraine M., 2006, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Edisi 6 Volume 1, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Sherwood, Lauralee., 2001, Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Sudoyo, Aru, dkk, 2009, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V, Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai