Anda di halaman 1dari 10

BLOK BIOMEDIS Penugasan Penulisan Ilmiah ANTARA DIABETES MELLITUS DAN KETOGENESIS

Disusun oleh: Nama NIM Kelompok Tutor : Putrinda Ellanika Kuswanda : 10711176 : 17 : dr. Binta

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Yogyakarta 2011

PENDAHULUAN
Banyak orang yang masih mengganggap penyakit diabetes merupakan penyakit orang tua atau penyakit yang hanya timbul karena faktor keturunan. Padahal, setiap orang dapat mengidap diabetes, baik tua maupun muda, termasuk kita. Menurut data WHO, Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah penderita Diabetes Mellitus di dunia. Pada tahun 2000 yang lalu saja, terdapat sekitar 5,6 juta penduduk Indonesia yang mengidap diabetes. Namun, pada tahun 2006 diperkirakan jumlah penderita diabetes di Indonesia meningkat tajam menjadi 14 juta orang, dimana baru 50 persen yang sadar mengidapnya dan di antara mereka baru sekitar 30 persen yang datang berobat teratur. Sangat disayangkan bahwa banyak penderita diabetes yang tidak menyadari dirinya mengidap penyakit yang lebih sering disebut penyakit gula atau kencing manis. Hal ini mungkin disebabkan minimnya informasi di masyarakat tentang diabetes terutama gejala-gejalanya. Sebagian besar kasus diabetes adalah diabetes tipe 2 yang disebabkan faktor keturunan. Tetapi faktor keturunan saja tidak cukup untuk menyebabkan seseorang terkena diabetes karena risikonya hanya sebesar 5%. Ternyata diabetes tipe 2 lebih sering terjadi pada orang yang mengalami obesitas alias kegemukan akibat gaya hidup yang dijalaninya. Diabetes bukan penyakit baru. Sejak 1552 SM penyakit yang ditandai dengan seringnya buang air kecil dalam jumlah banyak serta penurunan berat badan yang drastis ini, sudah dikenal dan disebut dengan istilah Poliuria. Tahun 400 SM, seorang penulis India Sushratha menamainya "penyakit kencing madu". Nama diabetes mellitus (diabetes = mengalir terus, mellitus = manis) akhirnya diberikan oleh Aretaeus sekitar 200 tahun sebelum Masehi. Ketogenesis merupakan proses pembentukan badan-badan keton di mana proses ini terjadi akibat pemecahan lemak dan karbohidrat tidak seimbang. Proses ketogenesis sering terjadi pada keadaan kelaparan dan DM yang tak terkontrol. Pada diabetes mellitus yang kronis, defisiensi insulin akan menyebabkan terjadinya ketogenesis, dan menyebabkan terjdinya ketoasidosis diabetik yang sangat berbahaya.

ISI
DIABETES MELLITUS Deabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan menifestasi berupa hilangnya toleransi

karbohidrat(Price,2002). Sedangkan menurut WHO 1980, dikatakan bahwa diabetes mellitus merupakan sesuatu yang tidak dapat dituangkan dalam satu jawaban yang jelas dan singkat tapi secara umum dapat dikatakan sebagai suatu kumpulan problema anatomik dan kimiawi yang merupakan akibat dari sejumlah faktor dimana didapati defisiensi absolut atau relatif dan gangguan fungsi insulin. Pada Diabetes Melitus terjadi defisiensi atau gangguan fungsi insulin. Insulin merupakan suatu hormon yang diproduksi oleh sel beta pankreas dimana produksinya diatur oleh kadar gula dalam darah (Guyton, 2008).

Klasifikasi diabetes mellitus sebagai berikut : 1. Diabetes tipe I:

DM tipe 1 adalah kelainan katabolik dimana insulin yang beredar sangat sedikit atau tidak ada, glukagon plasma meningkat, dan sel beta pankreas gagal untuk merespon pada semua rangsangan sekretorik insulin. Salah satu teori etiologi dari DM tipe 1

bahwa penyakit ini berasal dari kerusakan sel beta pankreas yang disebabkan bahan lingkungan atau bahan infeksius. Diabetes tipe I digolongkan sebagai penyakit kekebalan tubuh karena sistem kekebalan tubuh (sistem yang terdiri dari organ, jaringan dan sel yang membunuh organisme dan membuang zat-zat yang menimbulkan penyakit) menyerang dan menghancurkan sel yang menghasilkan insulin, yang dikenal sebagai sel beta dalam pulau Langerhans di pankreas. Para ahli meyakini bahwa kombinasi dari faktor genetik dan lingkungan dapat dengan cara tertentu memicu sistem kekebalan tubuh untuk menghancurkan sel-sel ini. Faktor lingkungan, seperti virus tertentu, dapat ikut pula membuat penyakit ini berkembang, khususnya pada orang yang telah memiliki faktor genetik dimana penyakit ini dapat berkembang. Fungsi utama hormon insulin dalam menurunkan kadar gula darah secara alami dengan cara:Meningkatkan jumlah gula yang disimpan di dalam hati, merangsang selsel tubuh agar menyerap gula, mencegah hati mengeluarkan terlalu banyak gula. Jika insulin berkurang, kadar gula di dalam darah akan meningkat. Jika terjadi gangguan sekresi (produksi) hormon insulin ataupun terjadi gangguan pada proses

penyerapan hormon insulin pada sel-sel darah, maka potensi terjadinya diabetes melitus sangat besar sekali.

2. Diabetes Melitus Tipe II

Jika pada Diabetes Melitus 1 penyebab utamanya adalah dari malfungsi kalenjar pankreas, pada Diabetes Melitus Tipe 2, gangguan utama justru terjadi pada volume reseptor (penerima) hormon insulin, yakni sel-sel darah. Dalam kondisi ini produktifitas hormon insulin bekerja dengan baik, namun tidak terdukung oleh kuantitas volume reseptor yang cukup pada sel darah, keadaan ini dikenal dengan resistensi insulin. Diabetes Type II (Diabetes Mellitus Tidak Tergantung Insulin), umumnya timbul pada orang dewasa.

3. Gestational diabetes mellitus (GDM)

Diabetes dimasa kehamilan merupakan keadaan dimana kandungan gula darah tinggi. Kehamilan sendiri memicu metabolisme peredaran gula darah dalam tubuh. Berdasarkan penelitian 4-9 persen ibu hamil memiliki potensi diabetes mellitus gestasional. Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolisme endokrin dan karbohidrat yang berfungsi menunjang masuknya nutrisi bagi janin serta juga menunjang persiapan untuk menyusui kelak. Glukosa dapat masuk secara tetap ke janin melalui plasenta sehingga kadar glukosa antara janin dan ibu hampir sama. Tetapi disini insulin ibu tidak dapat masuk ke janin, sehingga kadar gula ibu yang mempengaruhi kadar pada janin..

Faktor penyebab a. Faktor genetik . Para ahli kesehatan juga menyebutkan DM merupakan penyakit yang terpaut kromosom seks atau kelamin. Biasanya kaum laki-laki menjadi penderita

sesungguhnya, sedangkan kaum perempuan sebagai pihak yang membawa gen untuk diwariskan kepada anak-anaknya. b. Faktor lingkungan Infeksi mikroorganisme dan virus pada pankreas juga dapat menyebabkan radang pankreas yang otomatis akan menyebabkan fungsi pankreas turun sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Virus penyebab DM adalah rubela, mumps, dan human coxsackievirus B4. Melalui mekanisme infeksi sitolitik dalam sel beta, virus ini mengakibatkan destruksi atau perusakan sel. Diabetes mellitus akibat bakteri masih belum bisa dideteksi. Namun, para ahli kesehatan menduga bakteri cukup berperan menyebabkan DM. c. Gaya hidup Gaya hidup yang tidak sehat dan pola makan yang buruk dapat menjadikan pemicunya. Karena pola makan yang tidak baik menyebabkan tidak ada keseimbangan antara karbohidrat dan kandungan lain yang dibutuhkan oleh tubuh kita. Akibatnya kandungan gula dalam tubuh jadi tinggi melebihi kapasitas kerja pankreas. Nutrisi yang berlebihan (overnutrition) merupakan faktor resiko pertama yang diketahui menyebabkan DM. Semakin berat badan berlebih atau obesitas akibat nutrisi yang berlebihan, semakin besar kemungkinan seseorang terjangkit DM.

Orang gemuk dengan berat badan lebih dari 90 kg cenderung memiliki peluang lebih besar untuk terkena penyakit diabetes militus. d. Bahan-bahan kimia dan obat-obatan Bahan-bahan kimia dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan radang pankreas, radang pada pankreas akan mengakibatkan fungsi pankreas menurun sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. e. Faktor imunologi Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Hal ini merupakan respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh

dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing.

KETOGENESIS.

Ketogenesis merupakan proses pembentukan badan-badan keton di mana proses ini terjadi akibat pemecahan lemak dan karbohidrat tidak seimbang. Proses ketogenesis sering terjadi pada keadaan kelaparan dan DM yang tak terkontrol. Asetil KoA yang terbentuk pada oksidasi asam lemak akan memasuki daur asam sitrat hanya jika pemecahan lemak dan karbohidrat terjadi secara berimbang. Karena masuknya asetil KoA ke dalam daur asam sitrat tergantung pada tersedianya oksaloasetat untuk pembentukan sitrat. Tetapi konsentrasi oksaloasetat akan menurun jika karbohidrat tidak tersedia atau penggunaannya tidak sebagaimana mestinya. Oksaloasetat dalam keadaan normal dibentuk dari piruvat. Pada puasa atau diabetes, oksaloasetat dipakai untuk membentuk glukosa pada jalur glukoneogenesis dan demikian tidak tersedia untuk kondensasi dengan asetil KoA.

Pada keadaan ini asetil KoA dialihkan kepembentukan asetoasetat dan D3hidroksibutirat. Asetoasetat, D- 3- hidroksibutirat dan Aseton disebut dengan zat keton. Asetoasetat dibentuk dari asetil KoA dalam tiga tahap. Dua molekul asetil KoA berkondensasi membentuk asetoasetil KoA. Reaksi yang dikatalisis oleh tiolase ini merupakan kebalikan dari tahap tiolisis pada oksidasi asam lemak. Selanjutnya astoasetil KoA bereaksi dengan asetil KoA dan air untuk menghasilkan 3 - hidroksi- 3 metilglutaril KoA ( HMG - KoA ) dan KoA. Kondensasi ini mirip dengan kondensasi yang dikatalisis oleh sitrat sintase.Keseimbangan yang tidak menguntungkan bagi pembentukan asetoasetil KoA diimbangi oleh reaksi ini, yang keseimbangannya menguntungkan karena hidrolisis iaktan tioester. 3 - Hidroksi - 3 - metilglutaril KoA kemudian terpecah menjadi asetil KoA dan asetoasetat. Hasil dari keseluruhan reaksi adalah:

2 Asetil KoA + H20 ---------------------Asetoasetat +2 KoA H+ 3Hidroksibutirat terbentuk melalui reduksi asetoasetat di matriks mitokondria. Rasio hidroksibutirat terhadap astoasetat tergantung pada rasio NADH / NAD+ di dalam mitokondria . Karena merupakan asam keto - , asetasetat secara lambat mengalami dekarboksilasi spontan menjadi aseton . bau aseton dapat dideteksi dalam udara pernafasan seseorang yang kadar asetoasetat dalam darahnya tinggi. Situs utama produksi asetasetat dan 3 - hidroksibutirat adalah hati. Senyawaseyawa ini berdifusi dari mitokondria hati ke dalam darah dan diangkut ke jaringan perifer. Asetoasetat dan 3- hidroksibutirat merupakan bahan bakar normal pada metabolisme energi dan secara kwantitatif penting sebagai sumber energi .Otot jantung dan korteks ginjal menggunakan asetoasetat sebagai sumber energi dibanding glukosa. glukosa merupakan bahan bakar utama bagi otak dan sel darah merah pada orang yang mempunyai gizi baik dengan diet seimbang. Tapi otak dapat beradaptasi dan menggunakan asetoasetat dalam keadaan kelaparan dan diabetes. Pada kelaparan berkepanjangan, 75% bahan bakar yang diperlukan oleh otak didapat dari asetoasetat. Asetoasetat dapat diaktifkan melalui pemindahan KoA dari suksinil KoA dalam suatu reaksi yang dikatalisis oleh suatu koA transferase spesifik. Kemudian, asetoasetil KoA

dipecah oleh tiolase menjadi dua molekul asetil KoA, yang selanjutnya memasuki daur asam sitrat. Hati dapat membekali organ-organ lain dengan asetoasetat karena hati tidak memiliki KoA transferase spesifik ini. Asam lemak dilepaskan oleh jaringan adiposa dan diubah menjadi unit- unit astil oleh hati, yang kemudian mengeluarkannya sebagai asetoasetat. Kadar asetoasetat yang tinggi dalam darah menandakan berlimpahnya unit asetil yang menyebabkan berkurangnya laju lipolisis di jaringan adiposa.

HUBUNGAN DM DAN KETOGENESIS Insulin bertugas meningkatkan pemakaian karbohidrat dalam pembentukan energi, dan menekan penggunaan lipid. Sehingga jika konsentrasi insulin berkurang, metabolisme lipid akan bertambah. Ketogenesis juga akan bertambah Pada diabetes mellitus terjadi defisiensi insulin. Semua efek insulin yang menyebabkan penyimpanan lemak akan berbalik. Akibatnya konsentrasi asam lemak bebas akan meningkat. Bila tidak ada insulin namun kelebihan asam lemak di sel hati, mekanisme pengangkutan karnitin yang dipakai untuk mengangkut asam lemak ke mitokondria akan menjadi sangat aktif. Di dalam mitikondria, proses oksidasi beta asam lemak selanjutnya berjalan sangat cepat sehingga asetil-KoA dilepaskan dalam jumlah yang sangat besar. Asetil-KoA selanjutnya masuk ke proses ketogenesis. Kekurangan insulin juga menyebabkan terbentuknya asam asetoasetat karene selain di pakai untuk ketogenesis asetil-KoA dipadatkan untuk membentuk asam asetoasetat. Asam asetoasetat ini kemudian diubah menjadi asam -hidroksi butirat dan aseton, yang di sebut dengan benda-benda keton. Bila terdapat dalam jumlah besat maka disebut ketosis. Hal ini yang di sebut dengan ketoasidosis diabetik yaitu apabila kadar insulin sangat menurun, pasien mengalami hiperglikemia dan glukosuria berat, penurunan lipogenesis, peningkatan lipolisis dan peningkatan oksidasi asam lemak bebas disertai pembentukan benda keton (asetoasetat, hidroksibutirat, dan aseton).

DAFTAR PUSTAKA
Baequni A., Sudirman, Supriyadi, Pengaruh senam diabetes mellitus terhadap

penurunan kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus, Jurnal Pendidikan 2009;2:91-99 Hall, Guyton, 2006. Textbook Of Medical Physiology (11th ed). Irawati. 2008 (Alih Bahasa), Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Murray, 2006. Harper Illustrated Biochemistry (27th ed). Pendit. 2006(Alih Bahasa), Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Price, S.A., 2002. Patofisiologi (6th ed). Pendit. 2006(Alih Bahasa), Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Sudoyono, A., 2009. Ilmu Penyakit Dalam (5th ed). Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam

Tjekyan, S., 2007. Risiko Penyakit Diabetes Mellitus Tipe 2 di Kalangan Peminum Kopi di Kotamadya Palembang Tahun 2006-2007, Makara Kesehatan, 11:2, 5460

Anda mungkin juga menyukai