Anda di halaman 1dari 12

PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

3 Januari 2013

Tugas Kelompok Mata Kuliah Psikologi Pendidikan

Universitas Negeri Jakarta Joko Soebagyo Amin Mustopa Mansyurdin S Hadi Permana

Ringkasan

Segala sesuatu yang memiliki kriteria pasti ada penilaian yang harus dipenuhi. Penilaian dilakukan untuk melihat kemajuan yaang diperoleh terhadap kriteria yang telah ditetapkan. Setiap negara memiliki kriteria masing-masing terhadap bidang-bidang yang ada di negara tersebut, setiap bidang-bidang memiliki kriteria khusus untuk menetapkan standar yang akan dicapai. Sehingga setiap negara memiliki kriteria yang berbeda di bidang yang berbeda-beda pula. Secara khusus makalah ini membahas tentang penilaian pendidikan di Indonesia dan lebih spesik lagi tentang penilaian pendidikan matematika di Indonesia. Mengingat matematika adalah dasar dari semua ilmu pengetahuan sehingga diperlukan pemahaman sekaligus penilaian khusus tentang bagaimana matematika dipelajari, dipahami, dicapai dan dikembangkan sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh pemerintah. Dengan berpedoman terhadap dua peraturan, yaitu: Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan dan Assessment for Learning in Mathematics oleh NCTEM, makalah singkat ini tentunya tidak akan membahas semua point yang ada dalam peraturan tersebut tetapi akan banyak dibahas bagian dari penilaian pendidikan matematika. Mengingat keterbatasan waktu dan tenaga, makalah ini pastinya masih jauh dari apa yang diharapkan. Namun demikian, penyusun berharap makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan untuk pembaca sekalian.

Jakarta, 15 Desember 2012 Penyusun

1
1.1

Pendahuluan
Denisi Assessment

1. Denisi Menurut Bahasa Menurut Kamus: Assessment kb. 1 taksiran, penaksiran. a. of a house taksiran sebuah rumah. 2 penilaian. a. of a situation penilaian keadaan. 3 beban, pembebanan, pemikulan. 2. Denisi Secara Umum Menurut Joint Information System Comitee (JISC) assessment adalah instrumen yang digunakan untuk membuktikan dan mengevaluasi sejauh mana seseorang telah mencapai atau membuat kemajuan terhadap kriteria penilaian.

1.2

Area Assessment Secara Psikologi

Ada 5 area assessment: 1. A life situation, relationship or practical problems 2. Altered thinking 3. Altered physical feelings/symptoms 4. Altered behaviour 5. Altered emotional feelings Semua bidang kehidupan, baik pendidikan, pekerjaan, perusahaan dll, pasti memerlukan assessment untuk mengevaluasi kemajuan terhadap kriteria penilaian. (http://www.rcpsych.ac.uk/expertadvice/treatments/cbt/5areas.aspx)

1.3

Kriteria Assessment

Setiap bidang memiliki kriteria masing-masing sesuai kebutuhan dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Dalam makalah ini akan lebih ditekankan tentang assessment dalam pendidikan matematika. 3

2
2.1

Assessment dalam Pendidikan


Denisi
Assessment is the systematic collection , review , and use of information about

educational programs undertaken for the purpose of improving student learning and development (Palomba Banta). (http://www.csulb.edu) Assessment is an ongoing process aimed at understanding and improving student learning. It involves making expectations explicit and public; setting appropriate criteria and high standards for learning quality; systematically gathering, analyzing, and interpreting evidence to determine how well performance matches those expectations and standards, and using the resulting information to document, explain, and improve performance. (Angelo, T. (1995) Thomas A. Angelo, Reassessing (and Dening) Assessment AAHE Bulletin, 48(3): 7) Dapat disimpulkan bahwa Penilaian adalah proses berkelanjutan yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan pembelajaran siswa sesuai dengan kriteria yang dilakukan secara sistematis dengan cara mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan bukti untuk menentukan seberapa baik kemajuan yang dicapai dan menggunakan informasi yang dihasilkan untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan.

2.2

Fokus dari Assessment Pendidikan

1. Fokus dalam peningkatan pembelajaran siswa 2. Fokus tidak terbatas dalam ruangan kelas tetapi melibatkan faktor lain yang mempengaruhi proses pembelajaran 3. Fokus pada proses yang tertanam dalam sistem yang lebih besar 4. Fokus pada perhatian kolektif, menciptakan hubungan dan meningkatkan koherensi dalam dan di kurikulum 5. Fokus pada penilaian untuk perbaikan dan penilaian untuk akuntabilitas

3
3.1

Penilaian Pendidikan di Indonesia


Standar Penilaian Pendidikan di Indonesia

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan meliputi hal-hal berikut ini: 1. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. 2. Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik; 3. Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan, melakukan perbaikan pembelajaran, dan menentukan keberhasilan belajar peserta didik. 4. Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih. 5. Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 a 9 ming gu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut. 6. Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut. 7. Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir

semester genap pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan KD pada semester tersebut. 8. Ujian sekolah/madrasah adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan. Mata pelajaran yang diujikan adalah mata pelajaran kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan dalam ujian nasional dan aspek kognitif dan/atau psikomotorik kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian yang akan diatur dalam POS Ujian Sekolah/Madrasah. 9. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik pada beberapa mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan. 10. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah kriteria ketuntasan belajar (KKB) yang ditentukan oleh satuan pendidikan. KKM pada akhir jenjang satuan pendidikan untuk kelompok mata pelajaran selain ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan nilai batas ambang kompetensi.

3.2

Prinsip Penilaian

Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut: 1. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur. 2. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.

3. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender. 4. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. 5. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan. 6. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik. 7. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku. 8. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan. 9. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.

4
4.1

Penilaian Hasil Belajar


Penilaian oleh Pemerintah

1. Penilaian hasil belajar oleh pemerintah dilakukan dalam bentuk UN yang bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. 2. UN didukung oleh suatu sistem yang menjamin mutu dan kerahasiaan soal serta pelaksanaan yang aman, jujur, dan adil.

3. Dalam rangka penggunaan hasil UN untuk pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan, Pemerintah menganalisis dan membuat peta daya serap berdasarkan hasil UN dan menyampaikan ke pihak yang berkepentingan. 4. Hasil UN menjadi salah satu pertimbangan dalam pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. 5. Hasil UN digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam menentukan kelulusan peserta didik pada seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya. 6. Hasil UN digunakan sebagai salah satu penentu kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan yang kriteria kelulusannya ditetapkan setiap tahun oleh Menteri berdasarkan rekomendasi BSNP.

4.2

Penilaian oleh Pendidik

Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan, bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Penilaian tersebut meliputi kegiatan sebagai berikut: 1. menginformasikan silabus mata pelajaran yang di dalamnya memuat rancangan dan kriteria penilaian pada awal semester. 2. mengembangkan indikator pencapaian KD dan memilih teknik penilaian yang sesuai pada saat menyusun silabus mata pelajaran. 3. mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian sesuai dengan bentuk dan teknik penilaian yang dipilih. 4. melaksanakan tes, pengamatan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang diperlukan. 5. mengolah hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar peserta didik.

6. mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan peserta didik disertai balikan/komentar yang mendidik. 7. memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran. 8. melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada pimpinan satuan pendidikan dalam bentuk satu nilai prestasi belajar peserta didik disertai deskripsi singkat sebagai cerminan kompetensi utuh. 9. melaporkan hasil penilaian akhlak kepada guru Pendidikan Agama dan hasil penilaian kepribadian kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan sebagai informasi untuk menentukan nilai akhir semester akhlak dan kepribadian peserta didik dengan kategori sangat baik, baik, atau kurang baik.

5
5.1

Penilaian dalam Pembelajaran Matematika


Menurut Jeremy Hodgen and Dylan Wiliam

1. Aims of mathematics teaching Penilaian dalam pembelajaran matematika bergantung kepada tujuan pengajaran matematika. Jika tujuan pengajaran matematika hanya berorientasi tentang pemahaman, penggunaan dan ide matematika, maka penilaian formatif sangat sesuai untuk membantu guru menyaring data sehingga dapat dilakukan langkah berikutnya dalam belajar 2. Principals of Learning Prinsip dalam belajar adalah start from where the learner is students must be active students need to talk about their ideas students must understand the learning intention feedback should tell pupils how to improve Jika hal ini terjadi, maka penilaian formatif memiliki esensi: 1. from student to teacher, 2. from teacher to student, 3. between student. 3. Classroom dialogue: talking in and about mathematics

5.2

Menurut NCTEM

Assessment for Learning is an important tool for increasing the level of learning in mathematics classrooms. Using Assessment for Learning eectively involves: 1. Setting deep learning objectives 2. Asking questions or setting challenging activities 3. Feedback 4. Involving children in the process of learning

10

5.3

Menurut Cholis Sadijah

Assessment kinerja dalam matematika, meliputi: 1. Presentasi Tugas Matematika 2. Proyek atau Investigasi 3. Observasi 4. Wawancara 5. Produk

11

Daftar Pustaka
1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan 2. Assessment for Learning in Mathematics oleh NCTEM 3. Jeremy Hodgen and Dylan Wiliam, Mathematics Inside the Black Box: Assessment for Learning in the Mathematics Classroom 4. Curriculum and Evaluation Standards for School Mathematics

12

Anda mungkin juga menyukai