Anda di halaman 1dari 6

Penulisan Makalah dan Essay

12/06/2011 jasaproposal Umum esai, makalah Leave a comment Mengarang sebenarnya dapat menjadi kegiatan yang mudah dan menyenangkan. Kegiatan ini dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Dengan mengarang kita akan semakin berkembang. Sebagai mahasiswa, persoalan membuat tugas menulis karya ilmiah, baik makalah, essay, artikel, dan sebagainya merupakan kegiatan yang lazim dan hampir selalu dilakukan setiap saat. Hal ini seharusnya dijadikan kesempatan yang baik untuk mengembangkan diri. Dengan kata lain, menulis karya-karya di atas merupakan praktek membaca kritis fenomena, dan menimbang-nimbang peluang lainnya tidak hanya dijadikan sebagai tugas kuliah, namun berpretensi untuk selain itu. Khusus untuk perguruan tinggi, menulis karya ilmiah, baik itu makalah, essay dan sebagainya merupakan praktek berharga untuk menulis karya yang lebih panjang, seperti skripsi, tesis, disertasi dan sebagainya (Sudiati, 2000: vii-ix). Dalam banyak penulisan, seringkali kita sulit untuk membedakan jenis karangan apakah yang sedang kita baca ini. Memang pada umumnya, segala bentuk tulisan adalah hasil mengarang seseorang. Namun setiap karangan yang diciptakan, tentu saja memiliki jenis yang berbeda, baik dari segi substansi (isi) karangan, metodologi, struktur karangan, bentuk, dan sebagainya. Jenis-jenis karanganpun berbeda-beda, ada artikel, makalah, feature, esai, karangan ilmiah, dan sebagainya. Makalah dan esai adalah jenis karangan yang sudah lazim kita dengar dan seringkali kita buat sebagai tugas, baik itu dari guru, dosen, atau pada waktu kita ingin mengikuti suatu lomba menulis, misalnya, atau mendaftar suatu kegiatan dan membuat makalah atau esai merupakan salah satu persyaratannya. Namun pernahkah kita berpikir, apakah yang sebetulnya membedakan antara makalah dan esai? Bagaimanakah suatu bentuk karangan yang disebut makalah, dan bagaimana pula bentuk karangan yang disebut esai? Menulis karangan ilmiah, makalah dan esai, dapat dimisalkan mengadakan perjalanan dengan kedaraan bermotor, dengan segala bentuk yang melekat dalam kendaraan tersebut sehingga motor bisa dihidupkan dan dijalankan, seperti kemudi, persneling, gas, busi dan sebagainya. Perjalanan itu berangkat dari titik yang sama menuju tujuan yang sama. Sebenarnya, titik berangkat dan tujuan perjalanan tidak persis sama (Sudiati, ibid: 19). Artinya meskipun pada tema permasalahan yang sama, namun makalah dan essay memiliki sudut pandang yang berbeda, sehingga dengan demikian keduanya berbeda, baik dari segi substansi (isi), alur dan struktur. 1. A. Makalah

Dalam membuat karangan apapun, tentunya kita perlu tahu bagaimana proses pembuatannya. Begitu juga dengan penulisan makalah, langkah-langkah di bawah ini memang bukan bentuk penyusunan baku, namun setidaknya bisa memberikan gambaran tentang tahapan-tahapan dalam membuat tulisan makalah (Djuharlie-Suherli, 2001: 68-70).

1. Pengertian: karya tulis ilmiah mengenai suatu topik tertentu yang tercakup dalam ruang lingkup suatu perkuliahan atau kelas, dan makalah merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan suatu perkuliahan atau kelas. 2. Karakteristik Makalah 1. Merupakan hasil kajian literatur dan atau laporan lapangan. 2. Sifatnya mendemonstrasikan pemahaman seorang mahasiswa tentang permasalahan teoritik yang dikaji. 3. Menunjukkan kemampuan pemahaman isi berdasarkan sumber. 4. Mendemonstrasikan pemahaman tersebut dengan meramu dari berbagai sumber. 3. Jenis Makalah 1. Makalah biasa: dibuat untuk menunjukkan kemampuan mahasiswa tentang permasalahan yang dibahas, diperkenankan mengemukakan berbagai pandangan, beropini atas suatu bahasan tanpa mesti memihak dan berargumentasi mempertahankan pendapat tersebut. 2. Makalah posisi : dibuat untuk menunjukkan posisi teoritiknya dalam suatu kajian. Dengan demikian, selain penguasaan pengetahuan, diperlukan juga keberpihakan. 4. Sistematika Makalah Secara singkat, baik makalah biasa maupun makalah posisi terdiri atas : 1. Pendahuluan: latar belakang masalah, masalah, prosedur pemecahan masalah dan sistematika uraian. 2. Isi: mendemonstrasikan kemampuannya dalam menjawab masalah yang diajukan. Bagian isi boleh lebih dari satu bagian. 3. Kesimpulan : kesimpulan bukan ringkasan isi. Kesimpulan adalah makna hasil diskusi yang telah diuraikan dalam bagian isi. Untuk mengambil kesimpulan, penulis harus kembali ke permasalahan yang diajukan dalam bagian pendahuluan. 5. Teknik Pembuatan Makalah. Tidak ada yang khusus dalam langkah-langkah penulisan makalah. Artrinya langkah-langkah tersebut hampir sama dengan membuat karangan secara umum. Langkah-langkah yang dimaksud antara lain: 1). Menentukan atau memilih tema/topik makalah. Ini merupakan langkah awal dalam membuat makalah. Tema diartikan sebagai pokok pikiran, sedangkan topik adalah pokok pembicaraan. Tanpa menentukan atau memilih tema, penulisan tidak akan terarah. Perlu dingat pada saat penentuan tema, tema haruslah bersifat khusus agar dalam penguraian nantinya, tema tidak menjadi terlalu luas dan bisa diuraikan secara mendalam. Contoh: tema Kegiatan Mahasiswa atau Kaderisasi Kepemimpinan merupakan tema yang masih sangat luas dan bersifat umum. Akan lebih baik jika tersebut dibatasi, misalnya, Peranan Kegiatan Mahasiswa Guna Menciptakan Format Kepemimpinan Bangsa Masa Depan.

2). Menyusun kerangka makalah. Langkah ini digunakan untuk memudahkan pembuat makalah. Kerangka makalah ini nantinya dapat dituangkan ke dalam bentuk karangan menjadi kalimat-kalimat. Prosesnya adalah dengan menuliskan semua ide pokok yang berhubungan dengan tema/topik yang telah ditentukan. Menuliskan semua ide pokok ini bisa dalam bentuk cluster-cluster, atau kategorisasi (biasanya menggunakan metode mind map lihat materi Dasar-Dasar Penulisan). 3). Mengumpulkan bahan tulisan. Langkah selanjutnya adalah dengan mengumpulkan bahan-bahan yang akan dijadikan data untuk memperkaya penulisan dalam membuat makalah. Untuk mebuat makalah, bahan yang bisa digunakan berupa literatur-literatur pustaka atau hasil laporan lapangan. 4). Mengembangkan kerangka karangan/ide pokok menjadi kalimat. Susunan kalimat per kalimat sebagai pengembangan dari kerangka/ide pokok makalah, sedapat mungkin disesuaikan dengan kerangka baku yang sesuai dengan sistematika penulisan makalah (lihat sistematika penulisan makalah di atas). Bagian pertama adalah pendahuluan. Dalam pendahuluan terdapat latar belakang memuat pernyataan yang berisikan alasan-alasan mengapa tema tersebut perlu dipermasalahkan, masalah itu sendiri, solusi pemecahan masalah dan sistematika uraian. Bagian kedua adalah isi. Isi merupakan ulasan panjang tentang permasalahan yang diambil, dan di dalamnya terdapat pula berbagai macam fakta dan opini berdasarkan literaur atau laporan dan pendapat pembuat makalah sendiri. Bagian ketiga adalah kesimpulan dan penutup. Langkah-langkah praktis lain yang bisa digunakan dalam membuat makalah adalah sebagai berikut (Sudiati, op.cit: 20-22): Pertama, penulis membuka komunikasi untuk menarik minat dan perhatian pembaca. Tiap-tiap penulis makalah berbeda untuk membuka komunikasi ini. Cara-cara tersebut antara lain: 1. Memulai dengan kutipan. 2. Memulai dengan pengakuan akan pendapat atau pendekatan yang berbeda dengan pendapat atau pendekatan kita. 3. Memulai dengan fakta atau statistik yang menarik. 4. Memulai dengan sebuah pertanyaan atau beberapa pertanyaan. 5. Memulai dengan suatu paradoks. 6. Memulai dengan bahan latar belakang yang relevan. 7. Memulai dengan suatu analogi. 8. Memulai dengan pernyataan tentang akibat atau akibat-akibat jangka panjang tanpa langsung menyebutkan penyebabnya. 9. Memulai dengan definisi suatu istilah yang penting untuk topik yang diambil. Kedua, mulai mengarahkan gagasan atau ide makalah pada jalur dan orientasi yang sesungguhnya, yakni dengan mengemukakan pokok pembicaraan (topik) dan masalahnya. Ketiga, sesudah orientasi mantap, tinggal mengarahkan gagasan pokok makalah pada tujuan dan arah yang diinginkan. Keempat, memperkaya tulisan dengan data-data pendukung lain, baik opini, literatur dan hasil laporan. Langkah ini juga mempertautkan antara satu pendapat

dengan pendapat lain yang mungkin bertentangan tanpa harus memihak. Langkah keempat ini sistematikanya sendiri, mulai dari pendahulauan hingga kesimpulan

Struktur Makalah

Bagian Utama 1 AKHIR

B.

Esai

Pikiran Utama (satu atau lebih) Pikiran-pikiran pendukung Pikiran-pikiran penjelas Pikiran-pikiran penjelas Fokus/konsentrasi : Penegasan kembali Gagasan Pokok Difusi ;

Dalam penyusunan esai, teknik Bagian Utama 3 yang digunakan juga hampir sma dengan penulisan karangan pada umumnya. Artinya ada standar baku tahapan-tahapan yang harus dilalui untuk menulis suatu karangan, termasuk esai. Di bawah ini beberapa tahapan dalam membuat esai (Sudiati, ibid: 56-58):

1. Pengertian: karangan yang sedang panjangnya, biasanya dalam bentuk prosa, Kesimpulan yang mempersoalkan suatu persoalan secara mudah dan sepintas lalu, tepatnya Tindak lanjut, harapan, dan sebaginya mempersoalkan suatu persoalan sejauh persoalan tersebut merangsang hati penulis (Hoerip, 1982: 15). Tulisan esai merupakan bentuk tulisan yang sangat pribadi karena mengungkapkan persoalan yang terdapat di dalamnya hanya sebatas ketertarikan penulisnya terhadap persoalan tersebut. Di dalam tulisan esai, persoalan yang menjadi bahan tulisan dijadikan persoalan kembali, bukan dicari jalan kekuarnya. Namun bukan berarti esai mempersulit persoalan, melainkan tulisan yang memaparkan suatu persoalan sesuai dengan aspek emosional dan penalaran penulisnya. Selain itu, esai tidak sama dengan makalah yang menghadirkan persoalan, kemudian membahasnya sampai memperoleh kesimpulan untuk mengatasi persoalan atau mengantisipasi persoalan uang diungkapkan. Tulisan esai tidak kaku dan tidak terikat pada ketentuan bentuk dan isinya. Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang segar, agar mendukung bentuk tulisan ini sebagai tulisan yangtidak kaku dan diungkapkan dengan menarik.

2.

Jenis-jenis Esai 1. Esai formal: tampak kesungguhan penulis esai dalam menganggkat persoalan yang dipermasalahkannya dengan memberikan alasan yang nyata bahwa persoalan itu memang persoalan (masalah). Dari hal ini tergambar upaya penulis untuk meyakini pembaca terhadap persoalan yang ditulisnya. 2. Esai informal: mengungkapkan persoalan berdasarkan kesan pribadinya yang ditonjolkan sehingga tampak sekali hasil pikiran dan perasaannya.

Dari uraian di atas terkesan bahwa esai merupakan tulisan yang berbau pribadi dalam mempersoalkan suatu persoalan. Penulis esai memandang masalah dengan mata batinnya serta latar belakang kajiannya. 3. Teknik Membuat Esai

Sama halnya dengan penulisan makalah di atas, menulis esai juga melewati langkah-langkah seperti halnya menulis karangan lain. Secara singkat menulis esai mengikuti alur sebagai berikut. Pertama, tuliskanlah (rumuskanlah) sebuah pernyataan gagasan pokok, berupa satu kalimat lengkap. Gagasan pokok merupakan pandangan atau pendirian kita tentang topik yang dipilih. Dengan demikian pembicaraan tulisan mengarah pada gagasan tersebut. Contoh tentang kemampuan membaca-menulis dapat dirumuskan gagasan sebagai berikut. Kemampuan membaca-menulis fungsional sifatnya bagi pengembangan diri siswa, baik untuk melanjutkan studinya ke lembaga-lembaga pendidikan yang lebih tinggi maupun terjun ke dalam masyarakat. Kedua, untuk mengarang esai, pikirkan dan rumuskan pikiran-pikiran utama yang mendukung dan membeberkan gagasan pokok. Contoh, untuk membeberkan gagasan pokok tentang kemampuan membaca-menulis dapat diutarakan pikiran-pikiran utama sebagai berikut. a. Kemampuan membaca-menulis dapat diibaratkan dengan kunci pembuka gudang ilmu pengetahuan. b. c. Kemampuan membaca-menulis dapat diibaratkan pula dengan mikroskop. Kemampuan membaca-menulis dapat diibaratkan lagi dengan mesin waktu.

Ketiga, untuk mengembangkan dan menjelaskan tiap pikiran utama itu, temukan dan tuliskan evidensi-evidensi atau fakta-fakta penguatnya. Contoh, untuk mengembangkan dan menjelaskan pikiran utama (a) kemampuan membaca-menulis dapat diibaratkan dengan kunci ilmu pengetahuan, dapat diberikan pikiran pengemabng sebagai berikut. 1. dengan kemampuan membca-menulis, siswa dapat membuka khazanah yang terdapat dalam buku-buku. 2. dengan kemampuan membaca-menulis, siswa dapat membuka khazanah yang terdapat dalam buku kehidupan.

3. dengan kemampuan membca-menulis, siswa dapat membuka khazanah yang terdapat dalam dunia batinnya sendiri. Keempat, coba membangun sebuah paragraf dengan pikiran utama (a) dan pikiran-pikiran pengembangnya. Sebelum itu tentukan dulu modelnya, apakah model P-D-K (PendirianDukungan-Kesimpulan) (deduktif), model P-S-P (Pendapat-Sanggahan-Pendirian)(dediktif atau induktif), model M-B-P (Masalah-Pembahasan-Pemecahan), dan model Konversi (model yang menempatkan gagasan pokok karangan pada akhir karangan) (induktif). Unsurunsur pembangunan paragraf adalah pembuka, pikiran utama, pikiran pendukung, pikiran penjelas, peralihan, dan kesimpulan. Kelima, apabila tiap-tiap pikiran utama sudah lengkap dengan pikiran pengembangannya, bangun paragraf-paragraf berikut dengan pola P-D-K atau pola lainnya. Namun selalu ingat akan gagasan pokok yang hendak dituju dengan esai ini. Keenam, setelah paragraf-paragraf tubuh esai itu selesai dibangun, susun paragraf kesimpulan. Ketujuh, setelah membangun paragraf-paragraf tubuh esai dan menyusun paragraf kesimpulan, pikirkan sebuah paragraf pengantar untuk memperkenalkan topik atau masalah dan menarik minat pembaca. Kedelepan, setelah memiliki paragraf-paragraf tubuh esai, paragraf kesimpulan, dan paragraf pengantar, tinggal merevisi draf-draf itu dengan menambah atau mengurangi isinya, dengan mengubah atau membetulkan pemakaian/pemilihan kata, frase, dan kalimat. Kemudian tulis kembali esai tersebut dengan urutan paragraf pengantar, paragraf-paragraf tubuh esai, dan paragraf kesimpulan. Tahapan-tahapan di atas, baik dalam membuat makalah maupun esai, hanyalah tahapantahapan yang tidak harus diikuti. Artinya yang terpenting adalah memenuhi kriteria penulisan ilmiah. Penulis bisa mengambil metode apapun untuk membuat tulisan, itu yang penting ketimbang terlalu terpaku dengan tahapan-tahapan tersebut. C. Referensi Djuroto, Totok & Bambang S, Menulis Artikel dan Karya Ilmiah, Rosdakarya, Bandung, 2003. Samantho, Ahmad Y., Jurnalistik Islami: Panduan Praktis bagi Para Aktivis Muslim, Mizan Media Utama, Bandung, 2002. Suherli, S. Djuharie, Panduan Membuat Karya Tulis, Yrama Widya, Bandung, 2001. Widyamartaya & Veronica Sudiati, Dasar-Dasar Menulis Karya Ilmiah, Gramedia, Jakarta, 1997. Sumber Writing Skill, Fisipol UGM 2002

Anda mungkin juga menyukai