LEVEL DAYA DAN LUAS CAKUPAN BTS PT. HUTCHISON CP TELECOMMUNICATIONS THREE (3) DI KECAMATAN TANETERIATTANG KABUPATEN BONE
Abstrak
Penulis tertarik menjadikan operator Three sebagai objek penelitian karena merupakan salah satu operator GSM yang baru di Sulawesi Selatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengalisis level daya dan luas cakupan BTS PT. Hutchison Telecommunications (Three) di Kec.Taneteriattang Kab. Bone. Dengan menggunakan perangkat drive test yaitu TEMS Investigation 8.4, diperoleh data karakteristik jaringan yaitu: level daya penerimaan MS untuk masing-masing sektor dapat ditentukan sebagai berikut: pada sektor I sinyal yang diterima level daya -95 x -80 termasuk dalam kategori indikator sedang (Fair), sektor II level daya > -80 dBm termasuk dalam kategori indikator baik (Good) dan sektor III level daya > -80 dBm termasuk dalam kategori indikator baik (Good). Dari hasil perhitungan diperoleh jari jari sel untuk sektor I = 3,469 km, sektor II = 3,466 km, sektor III = 3,464km. Luas cakupan untuk sektor I = 12,601 km 2, sektor II= 12,580 km2, sektor III = 12,565 km 2. Luas Total (LT) = 37,746 km2. Dengan menggunakan Map Info 8.5 dapat diketahui luas cakupan BTS Toro telah mencakup area disekitarnya. Kata kunci: Level daya , luas cakupan.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, membuat kebutuhan akan informasi dan komunikasi sangatlah penting bukan hanya dari satu aspek tapi hampir semua aspek kehidupan manusia memerlukan informasi dan komunikasi baik secara lisan maupun tertulis. Pelayanan dibidang telekomunikasi sangat dibutuhkan bukan hanya pada saat ini tapi juga ke depannya, sehingga dapat dikatakan bahwa sistem telekomunikasi tidak akan pernah berhenti tapi terus berkembang. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya operator telekomunikasi yang bermunculan. Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dibidang telekomunikasi HCPT (PT. Hutchison CP Telecommunications) yang mengusung produk yang berlogo Three (3) ini merupakan operator yang baru di Sulawesi Selatan khususnya di kabupaten Bone. HCPT selalu tampil dengan inovasi-inovasi baru agar dapat bersaing dengan operator lain di pasaran. Bagi HCPT peningkatan jaringan, brand yang kuat, dan sistem distribusi yang efektif sangat perlu karena dapat mempengaruhi pertumbuhan jumlah pelanggan. 1. 2 Rumusan Masalah
II. TINJAUAN PUSTAKA A. TEORI DASAR GSM (GLOBAL SYSTEM FOR COMMUNICATION) Alokasi Frekuensi GSM Global System for Mobile Communication (GSM) merupakan system komunikasi radio seluler yang digunakan sebagai sarana komunikasi suara atau data. Dalam jaringan GSM, terdapat dua band frekuensi yaitu :
1.
Untuk arah up-link, yaitu dari Mobile Station (MS) menuju Base Transceiver Station (BTS) menggunakan band frekuensi 890-915 MHz. Untuk arah down-link yaitu dari Base Transceiver Station (BTS) menuju Mobile Station (MS) menggunakan band frekuensi 935-960 MHz.
2.
1. Bagaimana
luas cakupan BTS PT. Hutchison CP Telecommunications Three di Kecamatan Taneteriattang Kabupaten Bone. Three di Kecamatan Kabupaten Bone. Taneteriattang
Lebar band frekuensi 25 MHz tersebut dibagi menjadi 124 pasang frekuensi carrier dengan spasi kanal 200 MHz, sementara band untuk spasi duplex 45 MHz ( sesuai dengan regulasi CEPT).
Struktur Jaringan GSM Secara garis besar jaringan GSM terdiri dari 3 sub system utama, yaitu :
1. 3 Tujuan Penelitian
1. Network Switching Sub System (NSS) 2. Radio Sub System (RSS) 3. Operation and Support Sub System (OSS)
Setiap sub system memuat sejumlah unit-unit fungsional sehingga fungsional fungsi system secara keseluruhan dapat direalisasikan. Unitunit fungsional tersebut diimplementasikan didalam berbagai perangkat (hardware). Jaringan GSM diperlihatkan melalui gambar 1
OSS
in
RSS NSS
Analisis link budget berhubungan dengan penentuan redaman lintasan (path loss) maksimum dan penentuan jari-jari sel dari redaman lintasan tersebut dengan menggunakan model propagasi yang sesuai dengan kondisi daerah layanan dan sistem yang digunakan. Perhitungan radius sel dilakukan dengan analisa link budget yang terdiri dari :
1. Daya yang ditransmisikan oleh base station, 2. Redaman kabel feeder (LBS-f)
LBS-f = (3,9/100) x (m) . . . . station (dB) Ac (LBS-f + LJUMP + LCON) . . . . . .. (3.1) PTX-BTS (dBm)
Merupakan rugi rugi yang terkombinasi pada seluruh komponen sistem transmisi antara output pemancar base station dan input antena base station
Drive Test merupakan metode pengukuran langsung terhadap jaringan. Tujuannya adalah untuk memperoleh data yang akan menunjukan seberapa baik kualitas sinyal pada daerah pengukuran. Drive Test dalam hal ini diamati dari sisi penerima (MS) dan dilakukan dengan menggunakan perangkat utama software TEMS Investigation WCDMA-GSM dengan menggunakan perangkat pendukung yaitu : sebuah perangkat Laptop, handset (Mobile Equipment (ME) Sony Ericson K800i, power supply, Global Positioning Station (GPS) yang digunakan untuk membantu menentukan letak dan koordinat posisi MS serta perangkat tambahan yaitu peta jalan. Prosedur optimasi proses pengukuran melalui drive test sendiri dibagi dalam tiga tingkatan, antara lain:
Hasil pengukuran drive test bisa dilihat dalam bentuk peta, dimana peta tersebut memperlihatkan plot-plot jalur yang ditelusuri saat drive test. Sehingga dari indikasi warna pada peta tersebut dapat diketahui daerah yang mengalami nilai level daya. Dalam melakukan drive test, hal yang juga diperhatikan sebagai data pembanding utamanya dalam menganalisa data nantinya adalah Rx Lev Sub (dBm), seperti yang ditunjukan pada tabel 1 berikut:
TABEL 1 Standar parameter level daya penerima yang digunakan pada HCPT Level Sinyal (dBm) x>-80 -95x-80 X<-95
Sumber : Drive Test Report for New Site HCPT Pada penelitian ini akan dianalisa luas cakupan berdasarkan rata-rata level daya penerimaan MS pada sector pengukuran yaitu: Sektor I 212182_1
(Contoh : Sektor 212182_1 adalah cell ID). III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Data hasil pengukuran pada BTS Toro. Dari hasil pengukuran dengan menggunakan TEMS investigation diperoleh data sebagai berikut :
a. Statistical Mode.
Hasil pengukuran dalam bentuk data statistik secara merata, sehingga tidak bisa mengetahui secara tepat posisi daerah yang mengalami perubahan nilai level daya.
b. Trace Mode.
TABEL 2 Hasil pengukuran sektor I
Altitude Time 03.01.24 03.01.26 03.01.35 03.01.41 (m) 19 19 19 20 Latitude S 0431.4512 S 0431.4370 S 0431.3934 S 0431.3484 Longitude E 12021.7887 E 12021.7788 E 12021.7484 E 12021.7172 Jarak MS-BTS (km) 1.384 1.384 1.400 1.416 RxLev (dBm) -73 -71 -69 -75 Indikator Good Good Good Good
03.01.50 03.01.58 03.02.05 03.02.14 03.02.21 03.03.00 03.03.10 03.03.17 03.03.33 03.03.48 03.03.55 03.04.05 03.04.12 03.04.20 03.04.29 03.04.35 03.05.12 03.05.17 03.05.21 03.05.35 03.05.44 03.05.50 03.05.57 03.05.52 03.06.00 03.07.07
20 20 21 21 22 23 23 24 23 24 24 26 28 28 28 29 30 30 30 30 31 31 31 32 32 32
S 0431.3243 S 0431.2835 S 0431.2514 S 0431.2097 S 0431.1825 S 0431.0426 S 0431.0103 S 0431.9918 S 0431.9989 S 0431.0443 S 0431.0608 S 0431.0970 S 0431.1260 S 0431.1513 S 0431.1844 S 0431.2007 S 0431.3456 S 0431.3617 S 0431.3860 S 0431.4340 S 0431.4724 S 0431.4916 S 0431.5166 S 0431.7087 S 0431.7480 S 0431.7724
E 12021.7005 E 12021.6723 E 12021.6504 E 12021.6219 E 12021.6025 E 12021.4693 E 12021.4279 E 12021.4042 E 12021.3663 E 12021.3232 E 12021.3045 E 12021.2620 E 12021.2267 E 12021.1962 E 12021.1567 E 12021.1368 E 12020.9602 E 12020.9403 E 12020.9106 E 12020.8511 E 12020.8029 E 12020.7796 E 12020.7481 E 12020.5058 E 12020.4577 E 12020.4270
1.432 1.448 1.464 1.513 1.529 1.706 1.738 1.754 1.770 1.674 1.642 1.561 1.513 1.432 1.368 1.352 1.159 1.143 1.094 1.078 1.062 1.046 1.030 1.175 1.223 1.352
-74 -90 -92 -91 -98 -96 -92 -96 -97 -91 -92 -91 -89 -92 -88 -82 -81 -74 -82 -82 -87 -77 -71 -81 -90 -88
Good Fair Fair Fair Bad Bad Fair Bad Bad Fair Fair Fair Fair Fair Fair Good Good Good Good Good Fair Good Good Good Fair Fair
Sehingga dapat disimpulkan bahwa sektor I berindikator baik (good) dan sedang (fair). Dari tabel .2 di atas dilakukan pengukuran sebanyak 30 kali. Ini menunjukkan indikator Good = 1330 X 100%=43,3 % ; Fair = 1330 X 100%= 43,3 %; Bad = 430 X 100%= 13,3 % Dengan cara yang sama di atas maka sector II dan III berindikator baik (good). Data di atas yang diarsir warna merah, merupakan salah satu titik daerah yang digunakan dalam perhitungan dengan menggunakan rumus Okumura-Hatta sebagai perbandingan hasil pengukuran menggunakan TEMS Investigation versi8.4.
Keterangan :
2.
gambar BTS Toro.
1.
3. 6
Indikator berwarna merah menyatakan sinyal yang diterima kurang baik. Indikator berwarna kuning menyatakan sinyal yang diterima sedang.
4.
Indikator berwarna hijau menyatakan sinyal yang diterima baik. 5. Kondisi (good) untuk Rx Lev >-80 dBm. 6. Kondisi sedang (fair) untuk -95x<-80 dBm. 7. Kondisi buruk (bad) untuk Rx Lev <-95 dBm. Dari gambar 2 dapat dilihat bahwa indikator level daya yang lebih dominan adalah warna hijau artinya sinyal yang diterima dari BTS Toro adalah good. 3.2 Analisis Luas Cakupan Bts Pt. Hutchison Cp Telecommunications Untuk dapat melakukan analisis wilayah cakupan BTS pada PT. Hutchison CP Telecommunications maka dibutuhkan data mengenai kondisi daerah, potensi penduduk, data teknis telekomunikasi, dan operasional yang telah ada. Kemudian akan dilakukan analisis radius dan luas cakupan BTS serta mengamati daerah cakupan untuk tiap-tiap sector pada Map (peta) dengan skala 1:50.000.
b. Perhitungan dan Analisis Cakupan BTS 212182 Toro Analisis Radius Sektor I untuk kanal 837 Frekuensi Carrier DownLink (fc) : 1870,20 MHz Tinggi antena base station (hBS): 55 m Tinggi antena mobile station (hMS): 1,5 m Daya pancar dari base station (PBS-tx): 39,8 dBm Daya pancar dari mobile station: 2 watt Type antena : UMWD-09016-2DH Gain antenna base station: 18,2 dBi Threshold power (SMS-rx): -99 dBm Net margin (NM) : 8 dB Type feeder yang digunakan: 7/8 Coacxial 50 Loss Feeder (LBS F) : 3,9 dB / 100 m Loss jumper (LJUMP) : 2 dB Loss conector (LCON) : 1,5 dB Loss filter dan combiner (Ac): 4 dB Lintasan horizontal :5m Perhitungan a(hms) fc = 1870,2 MHz ; hbts = 55 m. a(hms) = (1,1 log fc 0,7) hms (1,56 log fc 0,8) (dB) = (1,1 log 1870 0,7) 1,5 (1,56 log 1870,2 0,8) = 0,0444 dB
a. Tinjauan Operasional Area Layanan BTS 212182 Toro Letak Geografis dan Area Layanan Secara kondisi geografis area layanan BTS 212182 Toro terletak pada Kecamatan Taneteriattang, Kabupaten Bone, berada pada posisi 413'- 56' LS dan antara 11942'-12030' BT. Luas wilayah kabupaten Bone sendiri sebesar 4.559 km dengan jumlah penduduk 717.268 jiwa. Site BTS Toro dibangun di Jalan Sungai Preman Kelurahan Tolo Panyula. Data Teknis Telekomunikasi Secara geografis posisi BTS terletak pada 403200.00 Lintang Selatan dan 12002110.3 Bujur Timur. Site 212182 dalam operasionalnya menggunakan 3 buah sektor yaitu : Sektor I dengan posisi 00 (ARFCN 837) Up Link = 1710,20 + 0,20 (837 512) MHz = 1775,20 MHz Down Link = (Up Link + 95) MHz = 1775,20 + 95 = 1870,20 MHz Sektor II dengan posisi 1400 (ARFCN 845) Sektor III dengan posisi 2400 (ARFCN 853) Berdasarkan survey lokasi maka kondisi daerah cakupan BTS 212182 Toro pada kecamatan Taneteriattang merupakan daerah sub urban.
Perhitungan LUrban
Lurban = 46,3 + 33,9 log fc 13,82 log hbts a(hms) + (44,9 6,55 log hbts) log (d) = 46,3 + 33,9 log 1870,2 13,82 log 55 0,0444 + (44,9 6,55 log 55) log d = 133,1208 + 33,5006 log d
Perhitungan LSub Urban LSub Urban= LUrban2 {log(fc/28)}2 5,4 (dB) = 133,1208 + 33,5006 log d 2 { log (1870,2/28)}2 5,4 = 121,0616 + (33,5006 log d) dB.
Perhitungan LBS-f (Loss Feeder) LBS-f = (3,9/100) x (m) = hbts + Lintasan Horizontal = 55 + 5 = 60 m LBS-f = (3,9/100) x 60 (dB) = 2,34 dB Perhitungan EIRPBTS (Daya teradiasi efektif pada BTS) EIRPBTS = PTX-BTS Ac (LBS-f + LJUMP + LCON) + GBS = 39,8 4 (2,34 + 2 + 1,5) + 18,2= 48,16 dBm
Perhitungan PMS MIN (Level sinyal minimum mobile station) PMS MIN = PRX-MS + NM = -91 dBm. Perhitungan Coverage Area BTS Toro Perhitungan luas cakupan maksimum BTS dihitung dengan persamaan : Ls = [ ( x d ) { (Y / 360 ) x x d }] (Km ) Dimana Y adalah sudut untuk daerah yang tercakup (untuk antena sektor). Untuk BTS Toro sektor I dengan : Sudut pengarahan antena = 00 Y = 3600 (3600/3) = 2400 Jari-jari sel (d) = 3,469 km Total luas daerah cakupan BTS Toro
2 0 2 2
LT
= (12,601 + 12,580 + 12,565) km2 = 37,746 km c. Menentukan Daerah Cakupan BTS Berdasarkan Level Daya Penerima MS. Distribusi level daya penerima pada MS berdasarkan hasil drive test ditujukan pada gambar 3 diperlihatkan daerah yang mengalami penurunan level daya dari kategori level daya baik menjadi level daya sedang dan bahkan menjadi level daya kurang baik yang ditunjukan oleh indicator berwarna kuning untuk level daya sedang dan indicator berwarna merah untuk level daya kurang baik. Dalam kasus ini, penurunan level daya penerima disebabkan oleh faktor redaman gedung, namun secara umum level daya yang diterima MS termasuk baik. Semakin jauh jarak Tx terhadap MS, maka level daya yang diterima semakin kecil
Gambar 4 di atas adalah hasil dari perhitungan antara tinggi antena BTS, titik koordinat, alfa, beta, gamma dari tiap sektor BTS dan jari-jari sel tiap sektor BTS dan di masukkan ke dalam program Map Info 8.5. 5. SIMPULAN DAN SARAN 1 Simpulan
> -80 dBm termasuk dalam kategori indikator baik (Good) dan sektor III level daya > -80 dBm termasuk dalam kategori indikator baik (Good). 2 Saran
3. Diharapkan
peneliti berikutnya dapat menganalisis trafik dari BTS Toro agar dapat diketahui demannya. pusat kota.
http:www.launch3telecom.com/Andrew/basestetion antennas/dualpol/UMWD-09016-2DH.html
Khamsawarni Nien, Ir, 2004, Komunikasi Seluler ,UNHAS Makassar. Parrangan, Munir & Arung, Lot Limbong. 2006 Skripsi Analisis Luas Cakupan BTS (Base Transceiver Station) Jaringan Telkomsel Jalur Makassar - Pare-pare.
DAFTAR PUSTAKA
Danu, SMG Engineer Drive Test Report For New Site , PT. Hutchison CP Telecommunications Makassar. http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Bone
10