Lanjutan konsumsi O2
Terdapat hubungan yg erat antara laju konsumsi O2 myocardium dengan kerja yg dihasilkan oleh jantung, makin kuat jantung bekerja, maka semakin banyak O2 yg dibutuhkan. Terdapat hubungan yg erat antara penggunaan energi dengan konsumsi O2 myocardium
PENGERTIAN PJK
Penyakit akibat penyempitan atau penyum batan pembuluh darah koroner Manifestasi klinik berupa acut miocard infark, angina pectoris dan kematian mendadak Merupakan penyebab kematian nomer satu di negara maju dan di Indonesia
Risiko Laki-laki Perempuan Rendah 4,0 3,2 Sedang 6,0 4,8 Tinggi 6,9 5,5 Amat tinggi > 6,9 > 5,5 L, umur 45 th, total kolesterol 190 mg/dl (N), HDL 38 mg/dl (R), rasio 5 (N=4,2)
PENCEGAHAN
MENERAPKAN PARADIGMA SEHAT Seimbangkan gizi, kurangi makanan yg berlemak, perbanyak sayur dan buah-buahan dan pilih ikan, tahu dan tempe sbg lauk. Enyahkan rokok, berhenti merokok bagi perokok, anak-anak dan remaja dilarang merokok, perbanyak kawasan bebas rokok
Lanjutan pencegahan
Hindari dan atasi stress, dengan beragama dan berbudaya. Awasi tekanan darah, usahakan tetap normal. Teratur berolahraga, minimal jalan kaki setengah jam hampir setiap hari dalam seminggu.
GEJALA PJK
ANGINA PECTORIS * Ketidak seimbangan antara kebutuhan O2 miokard dg kemampuan pblh drh koroner dlm menyediakan O2 * Nyeri dada timbul pd kegiatan fisik, emosi, spontan saat istirahat, sesudah makanan INFARK MIOKARD Kerusakan otot jantung karena tersumbatnya pblh drh koroner sementara. Nyeri dada saat istirahat, spt tertindih, tertekan, kadang spt tercekik
DIAGNOSIS PJK
1. Riwayat nyeri dada kiri 2. Perubahan Elektrokardiografi (EKG) 3. Peningkatan enzim jantung, seperti: CK: Creatinin Kinase CKMB: Creatinin Kinase Miocard Band LDH: Laktic DeHidrokinase GOT: Glutamic Oxalo Transaminase Troponin I
MANAJEMEN TERAPI
PATOFISIOLOGI: suplai oksigen berkurang, menyebabkan perubahan metabolisme pada miokard dari aerob menjadi anaerob, shg produksi laktat bertambah, maka timbul nyeri dada & PH sel berkurang (asidosis)
PRINSIP: menurunkan pemakaian oksigen dan meningkatkan persediaan oksigen miokard
Lanjutan penatalaksanaan
Tindakan PCI: membuka pembuluh darah koroner yang menyempit dengan cara dipasang ring atau dibalon Diet persiapan: pagi sbl tindakan diberi DJI Post PCI: Diet jantung secara bertahap, setiap waktu makan ditingkatkan dimulai dari DJ I
Lanjutan penatalaksanaan
Tindakan Coronary Artery Bypass Graft (CABG): operasi bedah pintas koroner. Diet persiapan: puasa malam hari s.d pagi Post CABG: pasien dirawat di ICU, dimulai dari stop makan minum (perenteral), kmd TETP (Cair, Lunak), Pasien dipindah ke ICCU (Tim, Nasi) TETP sampai dengan pasien pulang & diteruskan selama 3 bulan, kemudian kembali ke diet rendah cholesterol
REKOMENDASI DIET
1. Tahap pertama >8 jam onset (bedrest total) berikan diet jantung bentuk cair. 2. Tahap selanjutnya (aktifitas on bed) makanan lunak (bubur nasi/nasi tim), mudah cerna, rendah kolesterol dan lemak jenuh. 3. Pada pasien dengan kondisi stabil (aktifitas out of bed) atau pasien yg akan pulang diberikan makanan padat (nasi) rendah kolesterol & lemak jenuh
PENTAHAPAN DIET
Disesuaikan dengan kemampuan jantung, jika membaik maka diet ditingkatkan. Diperlukan kolaborasi dengan dokter atau perawat Dapat mengacu pada hasil EKG atau tahap mobilisasi jantung atau keluhan nyeri dada Jika muncul keluhan nyeri dada maka diet dipertimbangkan untuk diturunkan kembali
dlm bentuk PUFA : MUFA : SFA = 1:1:1 2. Tingkatkan asupan ikan, kacang-kacangan, serat larut air, minyak zaitun, minyak kedelai, dan minyak jagung. 3. Tingkatkan asupan bahan makanan yang mengandung flavonoid, seperti bawang, teh, apel, buah anggur dan tomat (licopen) 4. Cukup calsium, magnesium dan kalium.
.
EVALUASI
Sebutkan faktor risiko PJK yang bisa diubah Apa kriteria risiko rendah Sebutkan cara pencegahan PJK Sebutkan tujuan terapi diet pasca infark
PUSTAKA
Crawford,M.H.,1995,Current Diagnosis & treatment in cardiology,Prentice Hall International, Inc. Soeharto, I., 2002, Serangan jantung dan stroke hubungannya dengan lemak dan kolesterol, P.T. Gramedia Pustaka Utama Komite Keperawatan & pokja keperawatan jantung RS Sardjito, 2004, Standar Keperawatan Jantung
PUSTAKA
Gottschlich, M.M., et al, 1993, Nutrition Support Dietetics,Aspen Stump, S.E.,1998, Nutrition and Diagnosis Related Care, Williams & Wilkins Masud, I., 1989, Dasar-dasar Fisiologi Kardiovaskuler Schaefer, E.J.2002. Lipoprotein, nutrition and heart disease, AJCN,75,191-212