Anda di halaman 1dari 42

PENATALAKSANAAN GIZI PADA PJK

Materi Kuliah S1 Gizi Dosen: Herni Astuti

TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS


Setelah mengikuti kuliah, mahasiswa dapat: 1. Menyebutkan faktor risiko PJK 2. Menyebutkan kriteria risiko rendah 3. Menjelaskan cara pencegahan PJK 4. Menjelaskan tujuan penatalaksanaan PJK 5. Mengelola asuhan gizi pasien PJK

KONSUMSI OKSIGEN MYOCARDIUM


Oksigen dibawa oleh aliran darah ke jaringan selsel tubuh termasuk sel otot jantung. Manfaat untuk menggiatkan proses metabolisme aerobik di dalam mitokondria, betaoksidasi lemak dan oksidasi pada siklus Krebs. Selama istirahat, penggunaan O2 berkisar 65-80% Suplai O2 ke otot jantung sangat penting krn adanya keterbatasan jantung dalam pengadaan energi melalui metabolisme anaerob.

Lanjutan konsumsi O2
Terdapat hubungan yg erat antara laju konsumsi O2 myocardium dengan kerja yg dihasilkan oleh jantung, makin kuat jantung bekerja, maka semakin banyak O2 yg dibutuhkan. Terdapat hubungan yg erat antara penggunaan energi dengan konsumsi O2 myocardium

SUMBER ENERGI KONTRAKSI MEKANIK JANTUNG


ATP yg berasal dari proses metabolisme sel otot jantung t.u Siklus Krebs, dibagi dlm 3 fase, yaitu: pertama: pembebasan energi kedua:konversi energi ketiga: penggunaan energi Zat gizi sb energi t.u karbohidrat, lemak jaringan dan sedikit protein (a.a. alanin dan glutamin) Timbunan kreatinin fosfat otot jantung

Lanjutan sumber energi


Proses anaerobik berlangsung dengan glikolisis atau dengan menggunakan glukosa dan diubah menjadi G-6-P dengan bantuan Heksokinase yg merupakan bagian sel otot jantung. Reaksi sebaliknya tidak terjadi krn tdk ada fosfatase dlm otot jantung.

PENGERTIAN PJK
Penyakit akibat penyempitan atau penyum batan pembuluh darah koroner Manifestasi klinik berupa acut miocard infark, angina pectoris dan kematian mendadak Merupakan penyebab kematian nomer satu di negara maju dan di Indonesia

FAKTOR RISIKO PJK


YG TAK DPT DIUBAH 1. Hereditas/keturunan: anak yg orangtuanya menderita PJK akan lebih besar kemungkinannya mendapat PJK 2. Laki-laki: perbandingan 1 L terhadap 7 P sebelum menopause, setelah menopause 1 L terhadap 1 P 3. Peningkatan umur: makin tua umur maka makin berlanjut proses aterosklerosis.

Lanjutan faktor risiko


YG DPT DIUBAH 1. Merokok: pengaruh kejadian PJK tergantung pada rasio hazard merokok: jumlah rokok, jenis rokok, dan usia mulai merokok. 2. Dislipidemia: risiko meningkat sesuai dengan peningkatan kadar kolesterol LDL. 3. Hipertensi: meningkatkan beban jantung yg akan membuat dinding pembuluh darah menebal

Lanjutan faktor risiko


4. Diabetes Melitus: yg tdk terkontrol dg baik meningkatkan risiko PJK.
FAKTOR RISIKO PELENGKAP 5. Aktivitas fisik kurang: olah raga aerobic dapat mengontrol kolesterol darah, diabetes dan tekanan darah.

Lanjutan faktor risiko


6. Obesitas: berhubungan dengan PJK karena pengaruhnya pada tekanan darah, kadar lipid darah dan diabetes melitus 7. Stress: faktor risiko ini dpt mempengaruhi faktor risiko yg sdh ada, misalnya orang saat stress mulai merokok atau merokok lebih banyak. Semakin banyak faktor risiko yang dimiliki seseorang, maka makin besar pula kemungkinan mendapat serangan jantung

DEFINISI BERISIKO RENDAH TERKENA PJK


American College of Cardiology, Europen Heart Cardiology, dan Perki 1. Kolesterol total 160 199 mg/dl 2. LDL kolesterol 100 129 mg/dl 3. HDL kolesterol 45 mg/dl pada laki-laki dan 55 mg/dl pada wanita 4. Tekanan darah < 120/80 mmHg 5. Tidak merokok 6. Tidak menderita diabetes

RASIO TOTAL KOLESTEROL TERHDP HDL & RISIKO PJK


Risiko Laki-laki Perempuan Rendah 4,0 3,2 Sedang 6,0 4,8 Tinggi 6,9 5,5 Amat tinggi > 6,9 > 5,5 L, umur 45 th, total kolesterol 190 mg/dl (N), HDL 38 mg/dl (R), rasio 5 (N=4,2)

RASIO LDL TERHADAP HDL & RISIKO PJK


W.P Castelli dari Framingham Heart Study
Risiko Rendah Menengah Tinggi Amat tinggi Laki-laki Perempuan < 2,49 < 2,13 2,49 3,19 2,13 2,74 > 3,19 4,10 > 2,74 3,34 > 4,92 > 4,38

PENCEGAHAN
MENERAPKAN PARADIGMA SEHAT Seimbangkan gizi, kurangi makanan yg berlemak, perbanyak sayur dan buah-buahan dan pilih ikan, tahu dan tempe sbg lauk. Enyahkan rokok, berhenti merokok bagi perokok, anak-anak dan remaja dilarang merokok, perbanyak kawasan bebas rokok

Lanjutan pencegahan
Hindari dan atasi stress, dengan beragama dan berbudaya. Awasi tekanan darah, usahakan tetap normal. Teratur berolahraga, minimal jalan kaki setengah jam hampir setiap hari dalam seminggu.

GEJALA PJK
ANGINA PECTORIS * Ketidak seimbangan antara kebutuhan O2 miokard dg kemampuan pblh drh koroner dlm menyediakan O2 * Nyeri dada timbul pd kegiatan fisik, emosi, spontan saat istirahat, sesudah makanan INFARK MIOKARD Kerusakan otot jantung karena tersumbatnya pblh drh koroner sementara. Nyeri dada saat istirahat, spt tertindih, tertekan, kadang spt tercekik

DIAGNOSIS PJK
1. Riwayat nyeri dada kiri 2. Perubahan Elektrokardiografi (EKG) 3. Peningkatan enzim jantung, seperti: CK: Creatinin Kinase CKMB: Creatinin Kinase Miocard Band LDH: Laktic DeHidrokinase GOT: Glutamic Oxalo Transaminase Troponin I

MANAJEMEN TERAPI
PATOFISIOLOGI: suplai oksigen berkurang, menyebabkan perubahan metabolisme pada miokard dari aerob menjadi anaerob, shg produksi laktat bertambah, maka timbul nyeri dada & PH sel berkurang (asidosis)
PRINSIP: menurunkan pemakaian oksigen dan meningkatkan persediaan oksigen miokard

PENATALAKSANAAN AMI SECARA HOLISTIK


Aktifitas Bedrest total selama 12 jam pertama atau selama episode nyeri dada. Diberikan obat-obatan untuk menurunkan kebutuhan oksigen otot jantung dan meningkatkan aliran darah miokard dengan melebarkan pembuluh darah koroner Terapi oksigen Infus emergency

Lanjutan penatalaksanaan AMI


Diet: puasa pada 8 jam pertama setelah serangan, diteruskan diet jantung secara bertahap (konsistensi dan energi) Monitoring balans cairan Rehabilitasi jantung setelah 12 jam pertama bebas nyeri dada, dilakukan secara bertahap dimulai dari duduk (pasif, aktif, berjuntai), jalan (disekitar t.t, diruang perawatan)

Lanjutan penatalaksanaan
Tindakan PCI: membuka pembuluh darah koroner yang menyempit dengan cara dipasang ring atau dibalon Diet persiapan: pagi sbl tindakan diberi DJI Post PCI: Diet jantung secara bertahap, setiap waktu makan ditingkatkan dimulai dari DJ I

Lanjutan penatalaksanaan
Tindakan Coronary Artery Bypass Graft (CABG): operasi bedah pintas koroner. Diet persiapan: puasa malam hari s.d pagi Post CABG: pasien dirawat di ICU, dimulai dari stop makan minum (perenteral), kmd TETP (Cair, Lunak), Pasien dipindah ke ICCU (Tim, Nasi) TETP sampai dengan pasien pulang & diteruskan selama 3 bulan, kemudian kembali ke diet rendah cholesterol

TUJUAN TERAPI DIET PADA POST AMI


1. Mendukung istirahat untuk menurunkan kerja jantung dengan menghindari makanan yang terlalu banyak & keras 2. Menghindari aritmia dengan menyajikan makanan sesuai suhu tubuh. 3. Menghindari konstipasi 4. Menormalkan kadar lipid

Lanjutan tujuan diet


5. Menurunkan kebutuhan energi untuk mengunyah. 6. Menurunkan kelebihan berat badan 7. Mengidentifikasi faktor risiko dan menurunkannya apabila memungkinkan

REKOMENDASI DIET
1. Tahap pertama >8 jam onset (bedrest total) berikan diet jantung bentuk cair. 2. Tahap selanjutnya (aktifitas on bed) makanan lunak (bubur nasi/nasi tim), mudah cerna, rendah kolesterol dan lemak jenuh. 3. Pada pasien dengan kondisi stabil (aktifitas out of bed) atau pasien yg akan pulang diberikan makanan padat (nasi) rendah kolesterol & lemak jenuh

PENTAHAPAN DIET
Disesuaikan dengan kemampuan jantung, jika membaik maka diet ditingkatkan. Diperlukan kolaborasi dengan dokter atau perawat Dapat mengacu pada hasil EKG atau tahap mobilisasi jantung atau keluhan nyeri dada Jika muncul keluhan nyeri dada maka diet dipertimbangkan untuk diturunkan kembali

Lanjutan rekomendasi diet


1. Rendah kolesterol 250 mg/hari dan lemak

dlm bentuk PUFA : MUFA : SFA = 1:1:1 2. Tingkatkan asupan ikan, kacang-kacangan, serat larut air, minyak zaitun, minyak kedelai, dan minyak jagung. 3. Tingkatkan asupan bahan makanan yang mengandung flavonoid, seperti bawang, teh, apel, buah anggur dan tomat (licopen) 4. Cukup calsium, magnesium dan kalium.
.

Lanjutan rekomendasi diet


5. Kurangi asupan kuning telur, full cream milk, daging merah, lemak daging/ayam dan bakery. 6. Tingkatkan vitamin E bila perlu suplemen. 7. Tingkatkan bahan makanan sumber asam folat, riboflavin, vitamin B6 dan B12 jika kadar homocysteine tinggi dalam serum (hiperhomocysteinemia) 8.Asupan vitamin C disarankan 2 3 kali RDA.

STANDAR MAKANAN RS UNTUK DIET JANTUNG


Diberikan secara bertahap: bentuk makanan dan kandungan zat gizi t.u. energi. Diet Jantung I, bentuk cair, kandungan energi hanya mencukupi kebutuhan basal. Diet Jantung II, bentuk bubur nasi, kandungan energi sedikit diatas basal. Diet jantung III, bentuk nasi tim, kandungan energi sudah memperhitungkan aktivitas ringan.

Lanjutan standar makanan


Diet Jantung IV, bentuk nasi, kandungan energi sudah memperhitungkan aktifitas sehari-hari. Kandungan protein DJ I DJ IV sekitar 12% - 15% Kandungan lemak DJ I DJ IV sekitar 20% - 25%. Kandungan kolesterol antara 250 mg

EVALUASI
Sebutkan faktor risiko PJK yang bisa diubah Apa kriteria risiko rendah Sebutkan cara pencegahan PJK Sebutkan tujuan terapi diet pasca infark

NCP PADA PJK


ASESMEN A: Lila, SGA, IMT (recal BB & TB) B: profil lipid darah, enzim jantung C: onset nyeri dada, aktifitas fisik, tekanan darah D: riwayat pola makan, recal asupan 24 jam. (ditekankan pd asupan mkn tinggi energi, tinggi lemak, tinggi natrium, rendah serat)

NCP PADA PJK


DIAGNOSIS GIZI Pembatasan asupan energi berkaitan dengan gangguan suplai oksigen ke otot jantung ditandai dengan Peningkatan enzim jantung, nyeri dada kiri.

NCP PADA PJK


INTERVENSI TUJUAN: - Memberikan makanan tanpa memperberat kerja jantung - Mencapai/menurunkan kadar lipid dalam batas normal

NCP PADA PJK


MONEV Asupan zat gizi: energi, protein, kolesterol Fisik/klinis: nyeri dada, aktifitas fisik/ mobilisasi jantung Antropometri: BB, lingkar pinggang, lingkar perut, lingkar panggul Laboratorium: enzim jantung LDH

PUSTAKA
Crawford,M.H.,1995,Current Diagnosis & treatment in cardiology,Prentice Hall International, Inc. Soeharto, I., 2002, Serangan jantung dan stroke hubungannya dengan lemak dan kolesterol, P.T. Gramedia Pustaka Utama Komite Keperawatan & pokja keperawatan jantung RS Sardjito, 2004, Standar Keperawatan Jantung

PUSTAKA
Gottschlich, M.M., et al, 1993, Nutrition Support Dietetics,Aspen Stump, S.E.,1998, Nutrition and Diagnosis Related Care, Williams & Wilkins Masud, I., 1989, Dasar-dasar Fisiologi Kardiovaskuler Schaefer, E.J.2002. Lipoprotein, nutrition and heart disease, AJCN,75,191-212

Anda mungkin juga menyukai