Anda di halaman 1dari 3

Menurut seorang dokter Suriah yang melakukan program pertukaran di Amerika.

Agama di negaranya adalah bagian dari kehidupan sehari-hari bahkan bagi orang yang tidak terlalu religius, agama tetap mempengaruhi kehidupannya. Hal ini jauh berbeda dengan di Amerika, disana orang-orang hanya sebatas berdoa, kehidupannya tidak terlalu terpengaruh oleh agama. Mereka cenderung memisahkan agama dari kehidupan pribadi mereka.

Konteks Umum Di lihat dari sejarah, awalnya orang-orang yang tinggal di Amerika adalah orang-orang dari Eropa yang melarikan diri dari penganiayaan agama karena mereka tidak di sukai oleh pemerintah. Mereka mencari tempat dimana tidak ada campur tangan pemerintah dalam hal agama. Atas keprihatinan mereka, Amerika berevolusi dengan doktrin pemisahan gereja dan negara. Hal ini berarti Amerika tidak memberikan dukungan resmi kepada agama manapun. Kristen fundamentalis banyak menyetujui doktrin memisahkan gereja dan negara dan percaya ppemerintah harus secara aktif mendukung pandangan mereka. Beberapa kelompok percaya cita-cita dasar negara mereka terancam oleh pelanggaran doktrin pemisahan gereja dan negara. Meskipun mereka tidak setuju tentang rincian pemisahan gereja dan negara, secara umum Amerika bangga dalam kebebasan beragama. Sementara nilai-nilai agama yang paling lazim adalah Yahudi-Kristen yang dibawa oleh orang-orang Eropa, agama yang berbeda sekarang banyak ditemukan di Amerika Serikat. Pada awal abad kedua puluh satu, agama utama adalah Kristen, Islam, dan ketiga Yudaisme. Islam mewakili agama yang paling cepat tumbuh dari beberapa kelompok agama lain di AS termasuk Buddha, Hindu, Baha'i, Saksi-Saksi Yehuwa, dan Mormons. Agama yang paling banyak dianut di Amerika adalah Kristen, tradisi umat kritstiani dan liburan mendapat perlakuan khusus dalam masyarakat. Sebagai contoh, periode liburan musim dingin di sebagian besar sekolah umum biasanya berlangsung selama satu minggu. Non-Kristen kadang-kadang mengeluh karena mereka tidak mendapatkan pengakuan dan penghormatan yang sama. Kristen fundamentalis mendirikan sekolah Kristen sebagai alternatif sekolah umum mereka merasa nilai-nilai yang di ajarkan kurang tepat tidak cukup mendukung. Jumlah orangtua menyekolahkan anak-anak mereka dengan cara home schooling meningkat signifikan, karena alasan yang sama.

Banyak orang Amerika yang tidak memiliki agama. Orang-orang itu di sebut ateis, yaitu orang-orang yang tidak percaya adanya Tuhan. Penganut agama di Amerika Serikat tidak didistribusikan secara acak dalam populasi. Ada pengelompokan berdasarkan wilayah geografis, warisan etnis, dan kelas sosial. Misalnya, Lutheran mendominasi negara bagian Minnesota, di mana orang-orang putih yang paling awal bermukimm berasal dari negara-negara Lutheran Skandinavia.

Pengecualian Pertama, kelompok-kelompok agama tertentu, terutama Kristen fundamentalis, anggotanya mencoba untuk mengajak orang lain untuk memeluk agama mereka. Kedua, seperti yang telah disebutkan, beberapa masyarakat Lutheran di Minnesota, Mormon di Utah, dan Yahudi Hasid di bagian tertentu dari New York City adalah beberapa contoh dimana hampir semua orang memiliki agama yang sama. Ketiga, meskipun konstitusi Amerika memisahan gereja dan negara, ada hal yang mencolok dalam simbol-simbol keagamaan dan dalam kegiatan publik. Amerika mengumandangkan kata-kata, "Kami percaya kepada Tuhan. Keempat, calon dan pemegang kantor elektif nasional.

Agama dan Orang Amerika Umumnya, tujuan agama adalah memberikan bimbingan rohani bagi orang-orang, membantu mereka untuk menjalani hidup sesuai dengan ajaran agama mereka. Bagi orang Kristen, ini berarti mengikuti prinsip-prinsip kasih persaudaraan, pengampunan, amal, dan kerendahan hati. "Beragama" biasanya berarti milik gereja atau tempat ibadah lain seperti masjid dan kuil atau beribadah secara teratur. Orang dianggap religius jika mereka teratur berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan pada hari-hari selain hari Sabat (Jumat bagi umat Islam, Sabtu untuk Yahudi dan Advent, dan Minggu untuk kebanyakan orang Kristen). Banyak orang yang menganggap dirinya religius, walaupun, tidak menghadiri layanan keagamaan secara teratur. Mereka mungkin jarang hadir dalam kegiatan keagamaan, seperti sekali atau dua kali dalam setahun, misalnya pada hari Minggu Paskah dan Natal, dua hari khusus pada kalender Kristen.

Seperti yang dijelaskan dalam bab 2, kebanyakan orang Amerika menganggap keyakinan agama mereka adalah urusan pribadi. Mereka tidak mudah membicarakan agama dengan orang lain. Orang Amerika tidak biasa bertanya, "Apa agamamu?" atau "Apakah Anda pergi ke gereja?" Pertanyaan seperti itu dianggap terlalu pribadi.

Saran Untuk Orang-Orang Pendatang Sebagian besar gereja dan tempat-tempat ibadah lainnya menyambut orang yang hanya berhenti di untuk mengamati atau bergabung layanan. Siswa akan bertemu pihak kampus di hampir semua perguruan tinggi dan universitas di AS. Pihak kampus berafiliasi dengan gerejagereja atau agama tertentu. Mereka membuat pertemuan, kegiatan, dan jasa yang ditujukan khusus untuk anak-anak muda. Pihak kampus memiliki peran resmi dalam kegiatan sekolah seperti orientasi, konseling, dan bimbingan. Tentu saja, menghadiri layanan dan menyaksikan ritual ini tidak cukup untuk memberikan orang-orang pendatang pemahaman yang komprehensif tentang agama di Amerika Serikat. Pendatang harus berbicara dengan orang Amerika secara individu tentang pemikiran mereka tentang agama.

Anda mungkin juga menyukai