Anda di halaman 1dari 4

Pemeriksaan pada Bayi.

Pada pemeriksaan mayat bayi yang baru dilahirkan, perlu pertama-tama ditentukan apakah bayi lahir hidup atau lahir mati. Seorang bayi dinyatakan lahir hidup bila pada pemeriksaan mayatnya dapat dibuktikan bahwa bayi telah dan pernah bernafas. Bayi yang telah bernafas memberikan ciri: Rongga dada yang telah mengembang. Pada pemeriksaan didapati diafragma yang letaknya rendah, setinggi iga ke 5 atau 6. Paru telah mengembang. Pada bayi yang belum bernafas, kedua paru masih menguncup dan terletak tinggi dalam rongga dada. Uji apung paru. Uji apung paru dilakukan untuk membuktikan telah terdapatnya udara dalam alveoli paru. Setelah alat leher diangkat, lakukanlah pengikatan setinggi trachea. Hindari sebanyak mungkin manipulasi terhadap jaringan paru. Alat rongga dada kemudian dikeluarkan seluruhnya untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam air. Perhatikan apakah kedua paru terapung. Pemeriksaan kemudian dilanjutkan dengan mengapungkan paru kanan dan paru kiri secara tersendiri. Lakukanlah pemisahan lobus paru, paungkan kembali ke dalam air. Selanjutnya buatlah 5 potongan kecil (k.l 5mm x 10mm x 10mm) dari masing-masing lobus dan apungkan kembali. Pemeriksaan mikroskopik memberikan gambaran paru yang telah bernafas. Pada pemeriksaan bayi baru lahir, perlu pula dilakukan pemeriksaan teliti terhadap kepala, mengingat kepala bayi yang dapat mengalami moulage pada saat kelahiran, mungkin dapat menimbulkan cedera pada sinus kepala. Untuk meneliti hal ini, kepala bayi harus dibuka dengan teknik khusus yang menghindari terpotongnya sinus tersebut sehingga dapat dinilai dengan sebaik-baiknya. Kulit kepala dibuka dan dikupas seperti pada mayat dewasa. Tulang tengkorak bayi baru lahir masih lunak sehingga pembukaan tengkorak dapat dilakukan dengan gunting (tidak perlu menggunakan gergaji). Untuk menghindari terpotongnya sinus sagitalis superior, guntinglah os parietal pada jarak 0,5 sampai 1 cm lateral dari garis median, dimulai pada daerah fontanel besar ke arah belakang sampai bagian posterior tulang ubun-ubun untuk kemudian membelok ke arah lateral. Di depan, pengguntingan dilanjutkan ke arah tulang dahi yang pada jarak 1-2cm dari batas lipatan kulit, membelok ke arah lateral. Os parietal kanan dan kiri kini dapat dibuka ke arah lateral seperti membuka jendela. Dengan menarik bagian otak besar ke arah lateral, sinus sagitalis superior, falx serebri dan sinus sagitalis inferior dapat diperiksa akan adanya robekan, resapan darah maupun

perdarahan. Dengan menarik bagian oksipital ke arah kranio-lateral, tentorium serebeli serta sinus lateralis, sinus oksipitalis dapat diperiksa. Otak bayi kemudian dikeluarkan dengan cara seperti pada mayat dewasa, atau dikeluarkan terpisah, bagian kanan dan kiri. Jaringan otak bayi baru lahir biasanya lebih lunak dari jaringan otak dewasa. Untuk dapat melakukan pengirisan dengan baik, kadang perlu dilakukan fiksasi dengan formalin 10%, baik dengan merendam otak tersebut atau melakukan penyuntikan imbibisi. Untuk menentukan usia dalam kandungan (gestational age) mayat bayi, dapat dilakukan pemeriksaan terhadap pusat penulangan. Pemeriksaan pusat penulangan pada distal femur dan proksimal tibia. Buat irisan melintang pada kulit daerah lutut sampai tempurung lutut. Dengan gunting, ligamentum patella dipotong dan patella disingkirkan. Dengan pisau, lakukan pengirisan distal femur atau proksimal tibia dimulai dari ujuang, lapis demi lapis ke arah metafisis. Pusat penulangan akan tampak sebagai bercak warna merah homogen dengan diameter lebih dari 5mm di daerah epifisis tulang.

Pemeriksaan pusat penulangan pada tallus dan kalkaneus. Untuk mencapai tallus dan kalkaneus, telapak kaki bayi dipotong mulai tumit ke arah depan sampai sela jari ke 3 dan 4. Dengan melebarkan potongan kulit, pada tallus dan kalkaneus dapat dipotong longitudinal untuk memeriksa adanya pusat penulangan.4,5

Penentuan umur janin/ embrio dalam kandungan (intrauterin) dengan rumus De Haas, adalah 5 bulan pertama, panjang kepala- tumit (cm)= kuadrat umur gestasi (bulan) dan selanjutnya = umur gestasi (bulan) x 5.

Tabel 1. Umur bayi dan panjang badan. Umur 1 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan 5 bulan 6 bulan Panjang badan (kepala-tumit) 1 x 1 = 1 (cm) 2 x 2 = 4 (cm) 3 x 3 = 9 (cm) 4 x 4 = 16 (cm) 5 x 5 = 25 (cm) 6 x 5 = 30 (cm)

7 bulan 8 bulan 9 bulan

7 x 5 = 35 (cm) 8 x 5 = 40 (cm) 9 x 5 = 45 (cm)

Perkiraan umur janin dapat pula dilakukan dengan melihat pusat penulangan (ossification centers) sebagai berikut: Pusat penulangan pada: Klavikula Tulang panjang (diafisis) Iskium Pubis Kalkaneus Manubrium sterni Talus Sternum bawah Distal femur Proksimal tibia Kuboid Umur (bulan) 1,5 2 3 4 5-6 6 Akhir 7 Akhir 8 Akhir 9/ setelah lahir Akhir 9/ setelah lahir Akhir 9/ setelah lahir Bayi perempuan lebih cepat

Pemeriksaan pada Ibu (pelaku). Pemeriksaan pada ibu (pelaku) khususnya adalah secara kejiwaan. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah motif dan alasan daripada pembunuhan anak sendiri tersebut terjadi. Pemeriksaan pada tersangka pembunuhan anak sendiri dilakukan dengan cara pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui tanda-tanda pasca kelahiran (nifas). Pada masa nifas, adaptasi ibu terhadap kehamilan belum menghilang seluruhnya pada minggu ke-6 postpartum. Perubahan-perubahan postpartum terjadi pada uterus, serviks, traktus urinarius, vagina, peritoneum dan dinding abdomen, dan sebagainya.

Setelah partus, dinding perut menjadi longgar karena diregang begitu lama. Biasanya dinding perut kembali normal dalam waktu 6 minggu. Biasanya terdapat linea nigra di kulit abdomen karena merupakan salah satu tanda kehamilan.

Pada masa nifas, pembuluh darah uterus mengalami obliterasi akibat perubahan hialin dan pembuluh-pembuluh darah yang lebih kecil menggantikannya. Tepi luar serviks, yang berhubungan dengan os eksternum, biasanya mengalami laserasi terutama di bagian lateral. Korpus uteri mengalami involusi. Segera setelah pengeluaran plasenta, fundus korpus uteri yang berkontraksi terletak kira-kira sedikit di bawah umbilikus. Setelah 2 hari pertama, uterus mulai menyusut sehingga dalam 2 minggu organ ini telah turun ke rongga panggul sejati.

Nyeri pascamelahiran akibat dari uterus yang cenderung tetap berkontraksi secara tonis. Uterus sering berkontraksi hebat dalam interval-interval tertentu, terutama pada multipara.

Pada awal masa nifas, ditemukan lokhia, yaitu peluruhan jaringan desidua yang menyebabkan keluarnya discharge vagina dalam jumlah bervariasi. Secara mikroskopis, lokhia mengandung eritrosit, serpihan desidua, sel-sel epitel dan bakteri. Lokhia biasanya berlangsung kurang lebih selama 2 minggu setelah bersalin.

Pada pemeriksaan darah, didapatkan leukositosis dan trombositosis yang cukup nyata selama dan setelah persalinan. Hitung leukosit kadang-kadang dengan predominasi penigkatan granulosit. mencapai 30.000/ul,

Pada 2 hari setelah melahirkan, mammae masih belum bisa mengeluarkan susu tetapi mengandung colostrum yang dapat dikeluarkan dengan pemijatan papilla mammae atau jika diisap oleh bayi. Setelah hari ke-3 postpartum, mammae akan menjadi besar, tegang dan nyeri yang merupakan tanda permulaan sekresi ASI.2-5

Anda mungkin juga menyukai