Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN NYERI

Disusun oleh: Lilis Awaliyah (20070320071)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2011

1. NYERI 2. DEFINISI Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya. Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan. Nyeri pada abdomen adalah nyeri yang dirasakan di antara dada dan region inguinalis. Nyeri perut bukanlah suatu diagnosis, tapi merupakan gejala dari suatu penyakit. Akut abdomen didefinisikan sebagai serangan nyeri perut berat dan persisten, yang terjadi tiba-tiba serta membutuhkan tindakan bedah untuk mengatasi penyebabnya. Appley mendefinisikan sakit perut berulang sebagai serangan sakit perut yang berlangsung minimal 3 kali selama paling sedikit 3 bulan dalam kurun waktu 1 tahun terakhir dan mengganggu aktivitas sehari-hari. 3. ETIOLOGI

Stimulasi Kimia (Histamin, bradikirun, prostaglandin, bermacam-macam asam) Pembengkakan Jaringan Spasmus Otot Inflamasi Keletihan Penelitian terdahulu hanya 7 % kasus yang disebabkan oleh kelainan organik

yang akan menimbulkan sakit perut, hal ini meningkat terhadap berbagai kondisi seperti konstipasi, abdominal migrain, gastritis, ulkus peptikum dihubungkan dengan Helycobacter pylori dan irritable bowel syndrome. Penyebab intra-abdominal dapat diklasifikasikan lagi menurut penyebab dari dalam saluran cerna, ginjal, dan lain-lain.

4. PATOFISIOLOGI (PATHWAY) Sebagian besar jaringan dan organ diinervasi reseptor khusus nyeri nociceptor yang berhubungan dengan saraf aferen primer dan berujung di spinal cord. Jika suatu stimuli (kimiawi, mekanik, panas) datang diubah menjadi impuls saraf pada saraf aferen primer ditransmisikan sepanjang saraf aferen ke spinal cord ke SSP. Transmisi dan persepsi nyeri: Transmisi nyeri terjadi melalui serabut saraf aferen (serabut nociceptor), yang terdiri daridua macam: serabut A- (A- fiber) peka thd nyeri tajam, panas first pain serabut C (C fiber) peka thd nyeri tumpul dan lama second pain contoh:nyeri cedera, nyeri inflamasiMediator inflamasi dapat meningkatkan sensitivitas nociceptor ambang rasa nyeri turun nyeri Contoh:

prostaglandin, leukotrien, bradikinin pada nyeri inflamasi substance P, CGRP (calcitonin gene-related peptide) pada nyeri neurogenik Persepsi nyeri : Setelah sampai di otak nyeri dirasakan secara sadar timbul respon

5. MANIFESTASI KLINIK

Nyeri bisa berupa nyeri tajam, tumpul, rasa terbakar, geli (tingling),

menyentak (shooting) yang bervariasi dalam intensitas dan lokasinya. Suatu stimulus yang sama dapat menyebabkan gejala nyeri yang berubah sama sekali(misal. tajam menjadi tumpul). Gejala kadang bersifat non spesifik. Nyeri akut dpt mencetuskan hipertensi, takikardi, midriasis tapi tidak bersifat diagnostik. Untuk nyeri kronis seringkali tidak ada tanda yang nyata.

Gangguam Tidur Posisi Menghindari Nyeri

Gerakan Menghindari Nyeri Pucat Perubahan Nafsu Makan 6. PEMERIKSAAN PENUNJANG Anamnesis Riwayat sakit perut
Pemeriksaan Fisik abdomen

7. ASUHAN KEPERAWATAN a. Pengkajian Dalam pengkajian nyeri menggunakan tehnik PQRST P (provokes) : apa yang menimbulkan nyeri ( aktivitas, spontan, stress, setelah makan dll) Q (Quality) : apakah tumpul, tajam, tertekan, dalam, permukaan dll? Apakah pernah merasakan nyeri seperti itu sebelumnya. R (radiation atau Relief) : apakah menyebar ( rahang, punggung, tangan dll)? Apa yang membuat lebih baik (posisi), apa yang mempertambah buruk (inspirasi, pergerakan) S (Severity atau tanda dan gejala) : jelaskan skala nyeri dan frekuensi. Apakah disertai dengan gejala seperti ( mual, muntah, pusing, diaphoresis, pucat, nafas pendek, sesak, tanda vital yang abnormal dll) T (time; mulai dan lama) : kapan mulai nyeri, Apakan konstan atau kadang kadang, berapa lama, tiba tiba atau bertahap dan frekuensinya.

b. Diagnosa

Nyeri berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan :

Data subjektif : pasien mengeluh nyeri Data objektif : wajah mengkerut; otot tegang c. Rencana tindakan keperawatan Tujuan : pasien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai tingkat yang dapat diterima d. Intervensi : Mengkaji tingkat nyeri dengan skala 0 sampai 5

Rasional : informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan atau keefektifan intervensi Jika mungkin, gunakan prosedur-prosedur (misal pemantauan suhu non

invasif, alat akses vena Rasional : untuk meminimalkan rasa tidak aman Evaluasi efektifitas penghilang nyeri dengan derajat kesadaran dan sedasi

Rasional : untuk menentukan kebutuhan perubahan dosis. Waktu pemberian atau obat Lakukan teknik pengurangan nyeri non farmakologis yang tepat Rasional : sebagai analgetik tambahan Berikan obat-obat anti nyeri secara teratur Rasional : untuk mencegah kambuhnya nyeri

REFERENSI 1. Perry dan Potter, 2002, Fundamental Keperawatan, Edisi 4, Penerbit buku kedokteran :EGC 2. Tarwoto dan Wartonah, 2000, Kebutuhan Dasar Manusia, Penerbit Medika Salemba : Jakarta 3. Brunner & Suddarth.2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC 4. NANDA. 2005-2006. Panduan Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Prima Medika

Anda mungkin juga menyukai