Anda di halaman 1dari 25

PENGGUNAAN ROLE PLAY UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP LUAS DAN VOLUME PADA KUBUS DAN BALOK DALAM

PEMBELAJARAN MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS VIII SMP N 1 SURAKARTA TAHUN 2012

PROPOSAL Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Pembelajaran Matematika Pengampu: Prof. Dr. Sutama, M.Pd

Diajukan oleh :

YOKY ARISKI CHANDRA A 410 090 003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting bagi manusia karena pendidikan merupakan proses untuk membantu perkembangan masing masing dari jasmani dan akal dengan sesuatu yang memungkinkan tercapainya kesempurnaan. Dengan pendidikan kita semua mendapatkan kepintaran dan hidup kita tidak selalu bergantung pada orang lain. Dan karena pendidikan kita semua bisa meraih cita-cita yang diinginkan setiap orang. Tetapi banyak masalah yang terjadi di negara ini yaitu ketertinggalan mutu pendidikan dan rendahnya pendidikan. Pendidikan harus ditingkatkan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Jadi dengan pendidikan yang efektif memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat tercapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian, pendidik (dosen, guru, instruktur, dan trainer) dituntut untuk dapat meningkatkan keefektifan pembelajaran agar pembelajaran tersebut dapat berguna. Seorang guru harus memiliki kemampuan yang baik dalam menyampaikan materi yang diajarkannya, bila tidak yang akan terjadi adalah siswa akan kurang faham, tidak menyukai pelajaran. Untuk mengantisipasi hal tersebut guru harus pintar memilih strategi yang tepat dalam pembelajaran sehingga siswa dapat meningkatkan pemahaman konsep khususnya pada pokok bahasan luas dan volume pada kubus dan balok dalam pembelajaran matematika. Hakekat matematika adalah belajar konsep, sehingga belajar matematika memerlukan cara-cara khusus dalam belajar dan

mengajarkannya. Belajar mengajar merupakan interaksi antara siswa dengan guru. Seorang guru berusaha untuk mengajar dengan sebaik-baiknya, sehingga siswa dapat memahami hasil belajar dengan baik. Sebaliknya

apabila kurang menguasai konsep maka siswa akan memperoleh hasil belajar yang kurang baik. Penananman konsep pasti pertama ada kesulitan yang dialami siswa. Tetapi dengan memahami konsep khususnya memahami konsep luas dan volume kubus dan balok pada SMP. Sehingga siswa dapat lebih paham tentang kubus dan balok.. yang pertama siswa dikenalkn unsur unsur dari kubus dan balok dan kemudian menanamkan konsep luas dan volume kubus dan balok itu sndiri. Siswa cenderung menghafal konsep-konsep matematika, Seringkali dengan mengulang-ulang menyebutkan definisi yang diberikan guru atau yang tertulis dalam buku tanpa memahami maksud dan isinya. Sehingga pembelajaran matematika di sekolah merupakan masalah jika konsep dasar yang diterima siswa salah. Maka sangat sukar untuk memperbaiki kembali. Kalau siswa bersikap terbuka maka masih ada harapan untuk

memperbaikinya. Pendidikan matematika lebih menekankan pada pembelajaran yang pembelajaran itu sendiri cenderung pada ketercapaian target materi menurut kurikulum atau menurut buku yang dipakai sebagai buku wajib, bukan pada pemahaman materi yang dipelajari. Siswa sering kali menghafalkan konsep matematika . Sehingga guru memberikan inovatif dalam proses belajar , supaya siswa lebih enjoy dan nyaman dalam pembelajaran pemahaman luas dan volume kubus dan balok. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat mengatasi siswa pasif dan lebih aktif dan imajinasi yaitu dengan strategi pembelajaran Role Play Dengan menggunakan strategi pembelajaran Role Play diharapkan siswa dapat memahami materi yang telah disajikan. Pemahaman siswa yang diharapkan yaitu efek ringan dari pembelajaran luas dan volume kubus dan balok. Strategi Pembelajaran Role Play merupakan suatu cara penguasaan bahanbahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan itu dilakukan siswa dengan

memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. strategi ini mempunyai nilai tambah yaitu: a. Dapat menjamin partisipasi seluruh siwa dan memberi kesempatan yang sama untuk menunjukkan kemampuannya dalam bekerjasama hingga berhasil. b. Permainan merupakan pengalaman yang menyenangkan bagi siswa B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka didapat rumusan masalah: 1. Bagaimana proses pembelajaran matematika melalui strategi pembelajaran Role Play ? 2. Apakah dengan menggunakan stategi pembelajaran Role Play dapat menigkatkan pemahaman konsep luas dan volume pada kubus dan balok dalam pembelajaran matematika bagi siswa kelas VIII SMP N 1 Surakarta tahun 2012 ? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum : Mendiskripsikan proses pembelajaran melalui strategi pembelajaran Role Play.

2. Tujuan Khusus : Meningkatkan pemahaman konsep luas dan volume pada kubus dan balok dengan diterapkannya strategi Role Play dalam pembelajaran matematika bagi siswa kelas VIII SMP N 1 Surakarta tahun 2012. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Memberikan sumbangan pada pembelajaran matematika utamanya peningkatan pemahaman konsep dalam pembelajaran matematika melalui strategi Role Play.

b. Sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika melalui strategi Role Play dan dapat memberikan kontribusi pada strategi pembelajaran di sekolah. 2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi siswa Sebagai upaya meningkatkan pemahaman konsep dalam pembelajaran matematika. b. Manfaat bagi guru Memberikan teori baru mengenai strategi pembelajaran Role Play untuk meningkatkan pemahaman konsep. c. Manfaat bagi sekolah Memberikan ide yang baik dalam rangka perbaikan pembelajaran matematika dan sebagai bentuk inovasi pembelajaran yang dapat diterapkan pada mata pelajaran matematika maupun mata pelajaran lain.

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori 1. Strategi Pembelajaran Role Play Peranan strategi pembelajaran sangat penting dalam pembelajaran matematika. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan peserta didik atau siswa. Dalam proses kegiatan belajar mengajar, disatu pihak guru melakukan kegiatan atau perbuatanperbuatan untuk membawa siswa kearah tujuan dimana siswa melakukan serangkaian kegiatan atau perbuatan yang disediakan oleh guru yaitu kegiatan yang terarah pada tujuan yang hendak dicapai. Strategi Pembelajaran Role Play adalah suatu cara penguasaan bahanbahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan

penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan itu dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Strategi ini akan berjalan dengan baik jika materi yang dipelajari menurut pemikiran yang mendalam atau menurut siswa untuk berpikir analisis bahkan mungkin sisntesis dan materi bersifat factual. Langkah- langkah strategi pembelajaran Role Play yaitu : a. Siswa diminta untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari sebelum pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar b. Siswa membentuk kelompok yang anggotanya 5 orang c. Masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan d. Masing-masing siswa diberikan atas lembar penampilan kerja untuk

membahas/memberi kelompok

penilaian

masing-masing

e. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya, memberikan kesimpulan secara umum.

2.

Proses Pembelajaran Matematika Dalam proses pembelajaran matematika mempunyai dua

komponen penting yaitu : a. Belajar Thursan Hakim (2005:1), belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan. Menurut Skinner dalam Dimyati dan Mudjiono (1999:9), belajar merupakan hubungan antara stimulus dan respons yang tercipta melalui proses tingkah laku. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku setiap individu dalam peningkatan kualitas dan kuantitas. b. Mengajar Belajar dan mengajar terdapat interaksi satu sama lain,

saling mempengaruhi dan saling menunjang satu sama lain. Dengan adanya mengajar maka proses belajar dapat berlangsung dengan maksimal. Nasution (1982:8) mengemukakan bahwa mengajar adalah segenap aktivitas kompleks yang dilakukan guru dalam

mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar. William H Burton, mengatakan bahwa: mengajar adalah upaya dalam memberi rangsangan (stimulus), bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah memberikan rangsangan (stimulus) kepada siswa yang dilakukan oleh guru sehingga tercapainya proses belajar.

3.

Pemahaman Konsep Luas Permukaan serta Volume Kubus dan Balok Pembelajaran matematika dibuat dalam usaha meningkatkan pembelajaran matematika yang lebih mengutamakan pada pelatihan, sehingga matematika itu lebih mudah dipelajari dan menarik. Siswa yang menyenangi matematika hanya pada permulaan mereka perkenalan dengan matematika yang sederhana. Makin tinggi sekolahnya dan makin sukar matematika yang dipelajarinya makin kurang minat siswa terhadap matematika. Disamping itu terdapat banyak siswa yang setelah belajar matematika bagian yang sederhanapun banyak yang tidak dipahaminya, banyak konsep yang dipahami secara keliru. Matematika dianggap ilmu yang sukar, ruwet dan banyak memperdayakan. Soedjadi mendefinisikan konsep adalah ide abstrak yang digunakan untuk menagadakan klasifikasi atau penggolongan yang apad umumnya dinyatakan dengan suatu istilah atau rangakaian kata. Sedangkan pengertian konsep itu sendiri adalah universal di mana mereka bisa diterapkan secara merata untuk setiap extensinya. Konsep juga dapat diartikan pembawa arti. Konsep dalam matematika adalah abstrak yang memungkinkan kita untuk mengelompokkan (mengklasifikasi) objek/kejadian. Konsep yang tingkat tinggi dapat berupa hubungan antara konsep-konsep dasar. Konsep dapat dipelajari melalui definisi/pengamatan langsung. Menurut Zulaiha (2006: 19), pemahaman konsep merupakan hasil belajar yang dinilai dalam mata pelajaran matematika ada tiga aspek. Penalaran dan komunikasi, serta pemecahan masalah. Ketiga aspek tersebut bisa dinilai dengan menggunakan penilaian tertulis, penilaian kinerja, penilaian produk, penilaian proyek, maupun penilaian portofolio. Luas permukaan sebuah bangun ruang adalah besar daerah yang menutup suatu permukaan bangun ruang, sering juga disebut luas jaringjaring. Ukuran untuk luas adalah cm2, m2, km2, atau satuan luas lainnya. Sedangkan Volume adalah isi atau besarnya benda dalam bangun ruang.

Ukuran untuk volume adalah cm3, m3, km3, atau satuan volume yang biasa disebut kubik. 4. Hasil Belajar Matematika Hasil belajar sebagai pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari strategi alternatif dalam kondisi berbeda. Ada hasil nyata yang diinginkan dalam pembelajaran. Hasil yang diinginkan umumnya berpengaruh pada tujuan tujuan pemilihan suatu strategi, ini berarti hasil belajar sangat erat dengan strategi yang digunakan. Semakin tepat pemilihan strategi pembelajaran. Memahami pengertian hasil belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli mengemukakan pendapat yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang dianut. Menurut Hamalik (2002: 155) Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa,yang dapat diamati dan diukur dalam perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembanganyang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjaditahu, sikap tidak sopan menjadi sopan dan sebagainya. Sedangkan menurut Winkel (1996:162) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Jadi hasil belajar adalah sikap atau perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk kemampuan dan keterampilan yang telah dicapai oleh seseorang dalam jangka waktu tertentu. Maka hasil belajar matematika adalah bukti keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah melalui suatu proses belajar matematika. 5. Penerapan Strategi Pembelajaran Role Play pada Kubus dan Balok Langkah-langkah strategi pembelajaran Role Play pada materi Kubus dan Balok, yaitu. a. b. Siswa mengamati benda-benda dalam ruang kelas Siswa menyebutkan dan mencatat benda-benda dalam ruang kelas

c.

Siswa mengidentifikasi berbagai kubus dan balok menurut sifat dan unsurnya

1) Pengertian Kubus dan Balok a) Kubus merupakan suatu bangun ruang segi empat beraturan yang semua sisi tegak dan alasnya berbentuk persegi. b) Balok adalah sebuah prisma segi empat beraturan yang bidang alasnya berbentuk persegi panjang. 2) Unsur-Unsur pada Kubus dan Balok a) Titik Sudut : suatu titik yang dibentuk oleh pertemuan dua ruas garis yang salah satu ujungnya saling bertemu (berpotongan). b) Rusuk : bidang-bidang yang berpotongan atau bertemu pada suatu garis. c) Sisi : himpunan titik-titik yang yang membatasi suatu bangun ruang. d) Diagonal Sisi : ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut berhadapan pada sisi-sisi suatu bangun ruang. e) Diagonal Ruang : ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut berhadapan pada suatu bangun ruang. f) Bidang Diagonal : bidang yang memuat dua rusuk berhadapan dalam suatu bangun ruang. 3) Luas Permukaan Kubus Dan Balok a) Luas Permukaan Kubus

Dari

Gambar

diatas

terlihat

suatu

kubus

beserta

jaring-

jaringnya.Untuk mencari luas permukaan kubus, berarti sama saja dengan menghitung luas jaring-jaring kubus tersebut. Oleh karena

jaring-jaring kubus merupakan 6 buah persegi yang sama dan kongruen maka luas permukaan kubus = luas jaring-jaring kubus= 6 (s s)= 6 s2 L = 6 s2 Jadi, luas permukaan kubus = 6 s2 , dengan s merupakan panjang rusuk kubus. b) Luas Permukaan Balok

Pada gambar diatas misalkan, rusuk-rusuk pada balok diberi nama p (panjang), l (lebar), dan t (tinggi) seperti pada gambar .Dengan demikian, luas permukaan balok tersebut adalah luas permukaan balok = luas persegipanjang 1 + luas persegipanjang 2 + luas persegipanjang 3 + luas persegipanjang 4 + luas persegipanjang 5 + luas persegipanjang 6 = (p l) + (p t) + (l t) + (p l) + (l t) + (p t) = (p l) + (p l) + (l t) + (l t) + (p t) + (p t) = 2 (p l) + 2(l t) + 2(p t) = 2 ((p l) + (l t) + (p t) = 2 (pl+ lt + pt) Jadi, luas permukaan balok = 2 (pl+ lt + pt) 4) Volume Kubus dan Balok a) Volume Kubus

Gambar diatas menunjukkan bentuk-bentuk kubus dengan ukuran berbeda. Kubus pada Gambar (a) merupakan kubus satuan. Untuk membuat kubus satuan pada Gambar (b) , diperlukan 2 2 2 = 8 kubus satuan, sedangkan untuk membuat kubus pada Gambar (c) , diperlukan 3 3 3 = 27 kubus satuan. Dengan demikian, volume atau isi suatu kubus dapat ditentukan dengan cara mengalikan panjang rusuk kubus tersebut sebanyak tiga kali. Sehingga volume kubus = panjang rusuk panjang rusuk panjang rusuk= s s s = s3 Jadi Volume Kubus = s3 , dengan s merupakan panjang rusuk kubus. b) Volume Balok

Dengan pencarian rumus yang sama dengan kubus sehingga diperoleh Volume balok = panjang lebar tinggi Volume balok = p l t Dengan p : panjang, l : lebar, dan t : tinggi d. Siswa mempelajari scenario dalam waktu beberapa hari sebelum pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar.

e. f.

Siswa membentuk kelompok yang beranggotakan 5 orang. Siswa yang sudah ditunjuk melakonkan scenario yang sudah dipersiapkan.

g.

Masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati scenario yang sedang di peragakan.

4) Setelah selesai di tampilkan,masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk membahas/memberi penilaian atas penampilan masingmasing kelompok. h. i. Masing-masing kelompok menympaikan hasil kesimpulannya. Siswa memberikan kesimpulan secara umum.

B. Hasil Penelitian yang Relevan Dalam penelitian ini penulis mengacu pada penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan oleh : Arief Kristyawan (2009) penelitian mengatakan bahwa adanya peningkatan pemahaman konsep luas serta volume kubus dan balok melalui model pembelajaran aktif tipe snow ball pada siswa dan peningkatan prestassi belajar siswa. Dwi Handayani (2005) yang dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa adanya pengaruh hasil belajar matematika pada pokok bahasan bangun ruang antara siswa yang diberi pengajaran menggunakan metode

pembelajaran kontekstual dengan siswa yang diberi pengajaran menggunakan metode pembelajaran konvensional. Bradley J. Brummel, C. K. Gunsalus, Kerri L. Anderson, dan Michael C. Loui (2010) dalam penelitian berjudul Development of Role-Play Scenarios for Teaching Responsible Conduct of Research, menyatakan bahwa siswa dengan menggunakan permainan lebih menarik dan

dipromosikan pemahaman lebih dalam dari sebuah studi kuliah atau kasus yang mencakup topik yang sama. Di masa depan, evaluasi sumatif akan menguji apakah siswa menampilkan lebih dalam pemahaman dan mempertahankan pelajaran dari pengalaman bermain peran.

Marilena Chrysostomou and George N. Philippou (2010) dalam penelitian berjudul Teachers Epistemological Beliefs and Efficacy About Mathematics, menyatakan bahwa keberhasilan seorang guru dalam proses belajar mengajar matematika sangat dipengaruhi oleh epistemology guru dalam menggunakan metode pembelajaran. Penelitian penelitian diatas bahwa menggunakan strategi belajar yang tepat dapat meningkatkan siswa dalam proses belajar matematika. Sehubungan hal itu peneliti akan mengembangkan penelitian dengan strategi pembelajaran Role Play pada pembelajaran matematika.

C. Kerangka Berfikir Pada kondisi awal siswa kelas VIII SMP N 1 Surakarta mempunyai pemahaman konsep matematika yang rendah, sehingga hal tersebut berakibat pada rendahnya hasil belajar. Siswa tidak aktif dalam menyelesaikan soal dan berpresentasi soal cenderung pasif, ini dikarenakan guru kurang optimal dalam menggunakan strategi pembelajaran. Jika guru dapat memilih strategi pembelajaran yang tepat maka dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika. Prosedur penelitian tindakan kelas merupakan siklus dan

dilaksanakan sesuai perencanaan tindakan atau perbaikan dari perencanaan tindakan terdahulu. Tindakan kelas yang dilaksanakan berupa pengajaran di kelas secara sistematis dengan tindakan pengelolaan kelas melalui strategi pembelajaran yang tepat dan menarik yang mengacu perencanaan tindakan yang telah tersusun sebelumnya. Dalam setiap tindakan peneliti akan mengamati keaktifan siswa setiap tindakan, pengajaran yang dilakukan di depan kelas dan hasil belajar siswa. Siswa agar aktif dalam pembelajaran, maka diperlukan adanya strateegi pembelajaran yang tepat. Dengan menggunakan strategi

pembelajaran Role Play diharapkan siswa aktif, kreatif, dan trampil dalam menyampaikan pendapat dan memahami pelajaran. Sehingga minat siswa

dalam mempelajari matematika semakin besar dan siswa akan mencapai nilai yang memuaskan. Berdasarkan uraian diatas, kerangka berpikir penelitian ini dapat di ilustrasikan pada gambar berikut.

Guru kurang optimal Kondisi Awal dalam memanfaatka strategi pembelajran

Rendahnya hasil pemahaman konsep luas dan volume pada kubus dan balok.

Pembelajaran matematika melalui strategi pembelajaran Role Play : 1. 2. Tindakan Menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari sebelum pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar. Membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan. Masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan. Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk membahas/memberi penilaian atas penampilan masing-masing kelompok. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya. Memberikan kesimpulan secara umum, evaluasi, penutup.

3. 4.

5. 6.

7. 8.

Kondisi Akhir

Meningkatnya pemahaman konsep matematika

Gambar kerangka berfikir penelitian

D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori, hasil penelitian yang relevan dan kerangka berfikir dapat dirumuskan dua hipotesis, kedua hipotesis tindakan disampaikan dibawah ini : 1. Ada peningkatkan pemahaman konsep luas permukaan serta volume kubus dan balok pada siswa melalui strategi pembelajaran Role Play. 2. Ada peningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika melalui strategi pembelajaran Role Play.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantaban rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktik pembelajaran tersebut dilakukan, (Tim proyek PGSM ,199 ). Penelitian tindakan kelas ditujukan untuk mengkaji faktor faktor yang menghambat kegiatan pembelajaran didalam kelas. Penelitian ini juga ditujukan untuk meningkatkan pemahaman konsep luas danvolume kubus dan balok dengan strategi pembelajan Role Play. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Surakarta yang beralamat di Jalan M.T Haryono 4 Surakarta. Status sekolah yaitu sekolah negeri dengan kualitas sarana dan prasarana yang memadai untuk proses belajar mengajar. 2. Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan melalui beberapa tahapan dengan rincian sebagai berikut : a. Tahap Persiapan Minggu ke III bulan Juli 2012 sampai minggu ke III bulan Agustus 2012. b. Tahap Pelaksanaan Minggu ke IV bulan Agustus 2012 sampai minggu ke IV bulan September 2012.

c. Tahap Analisis Data Minggu ke I bulan Oktober 2012 sampai minggu ke IV bulan Oktober 2012. d. Tahap Laporan Minggu ke I bulan November 2012 sampai minggu ke IV bulan November 2012. C. Subjek Penelitian Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP N 1 Surakarta sebanyak 35 siswa sebagai subyek penelitian yang menerima tindakan, dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 15 orang dan perempuan sebanyak 20 orang. Subyek yang melaksanakan penelitian ini adalah guru matematika kelas VIII yang bekerjasama dengan peneliti. D. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas kolaboratif yang berupaya memperoleh hasil optimal melalui cara yang paling efektif, maka dimungkinkan adanya tindakan yang berulangualng dengan revisi untuk menciptakan strategi pembelajaran yang menyenangkan dalam rangka meningkatkan pemahaman konsep. Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini yaitu: 1) dialog awal, 2) perencanaan tindakan, 3) pelaksanaan tindakan, 4) observasi, 5) refleksi, 6) evaluasi, 7) penyimpulan. Langkahlangkah penelitian diilustrasikan dalam siklus sebagai berikut:

Dialog Awal

Perencanaan I Refleksi I Evaluasi

Tindakan I

Observasi Tindakan I

Pengertian dan Pemahaman Tindakan II

Perencanaan Terevisi Refleksi II Evaluasi

Observasi Tindakan II

Pengertian dan Pemahaman Seharusnya sesuai dengan alokasi waktu tahapan tindakan yang direncanakan

Sumber: Modifikasi dari Kemmis dan MC Taggart (Sutama, 2000:92).

1. Dialog Awal

Dialog awal dilakukan dengan mengadakan pertemuan antara peneliti, guru matematika, dan kepala sekolah. Dalam dialog ini guru matematika dan kepala sekolah bersama peneliti membuat kesepakatan untuk melakukan pengenalan dan berdiskusi untuk mendukung berjalannya penelitian serta melakukan diagnosis terhadap cara-cara peningkatan hasil belajar siswa dengan pemahaman konsep matematika dalam pembelajaran matematika melalui strategi pembelajaran Role Play. 2. Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan ini mengacu pada hasil awal yang dirumuskan sebagai fokus permasalahan. Perencanaan juga melibatkan guru mitra atau peserta action research, yaitu memadukan hasil pengamatan serta persepsi guru terhadap siswa selama proses kegiatan berlangsung. Selanjutnya disusun langkah-langkah persiapan tindakan pembelajaran, yaitu:

a. Identifikasi masalah Setiap guru pasti menemui masalah dalam pembelajaran. Masalah tersebut harus didiskusikan dengan peneliti. Maka lebih baik jika guru mengajukan masalah dan peneliti membantu mencari solusi. b. Identifikasi siswa Peningkatan hasil belajar matematika akan lebih terarah bila dalam kegiatan yang dikerjakan guru matematika menggambarkan keadaan nyata yang suatu saat akan dihadapi. Untuk itu guru sebaiknya mempunyai gambaran tentang permasalahan siswa yang menyebabkan ketidakefektifan proses pembelajaran matematika. Tindakan ini sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pemahaman konsep dalam pembelajaran matematika

menggunakan strategi Role Play.

c. Perencanaan solusi masalah Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan upaya peningkatan memahami konsep luas permukaan serta volume kubus dan balok kelas VIII SMP semester II melalui gaya pengajaran guru adalah strategi pembelajaran melalui strategi pembelajaran Role Play. Dengan penggunaan strategi pembelajaran Role Play diharapkan siswa dapat meningkatkan pemahaman konsep luas permukaan serta volume kubus dan balok sehingga hasil belajar siswa juga akan meningkat. 3. Pelaksanaan tindakan Pelaksanaan tindakan dilaksanakan berdasarkan pada perencanaan, namun tindakan tidak mutlak dikendalikan oleh rencana. Suatu tindakan yang diputuskan mengandung berbagai resiko karena terjadi dalam situasi nyata. Oleh karena itu, rencana tindakan harus bersifat sementara.

Pada tahap pelaksanaan tindakan, guru melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan dan menggunakan strategi pembelajaran Role Play dalam usaha ke arah perbaikan pembelajaran. Pada tahap ini lebih mengarah pada substansi yang menjadi permasalahan pokok. 4. Observasi Observasi adalah usaha merekam semua peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan berlangsung. Observasi itu harus bersifat terbuka fleksibel untuk mencatat hal-hal yang tak terduga. Proses pembelajaran dan mengumpulkan data mengenai segala sesuatu yang terjadi pada proses pembelajaran, baik yang terjadi pada guru, siswa maupun situasi sekolah yang harus diamati oleh observer. Peneliti mencatat semua kegiatan guru mulai dari pendahuluan, pengembangan, penerapan, dan penutup 5. Refleksi Dalam pengambilan keputusan secara efektif perlu dilakukan refleksi yaitu merenungkan apa yang telah terjadi dan tidak terjadi, apa yang telah dihasilkan atau belum berhasil dituntaskan dengan tindakan perbaikan yang telah dilakukan. Hasil refleksi itu digunakan untuk menetapkan langkah lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan penelitian tindakan kelas. 6. Evaluasi Kegiatan ini sebagai proses pengumpulan data, mengolah dan menyajikan informasi sehingga bermanfaat untuk pengambilan

keputusan tindakan. Evaluasi diarahkan pada penemuan bukti-bukti dari kreativitas belajar siswa setelah dilaksanakan serangkaian tindakan diantaranya mencakup penyelesaian, memfokuskan dan

mengorganisasikan data secara sistematis dan rasional. 7. Penyimpulan Penyimpulan merupakan pengambilan intisari dari sajian data yang telah terorganisir dalam bentuk pernyataan atau kalimat yang singkat,

padat dan bermakna. Hasil penelitian tersebut berupa peningkatan kemandirian dan hasil belajar dalam pembelajaran matematika.

E. Metode Pengumpulan Data Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan bersifat deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dibedakan menjadi metode pokok dan metode bantu.

1. Metode pokok a. Metode observasi Menurut (Arikunto, 2002: 127) dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrument. Format yang disusun berisi item item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Dalam penelitian ini, observasi digunakan untuk mengetahui adanya perubahan tingkah laku tindakan belajar siswa yaitu peningkatan pemahaman konsep matematika melalui strategi

pembelajaran Role Play. Peneliti melakukan observasi sesuai dengan pedoman observasi yang ditetapkan. b. Metode tes Metode tes digunakan untuk mendapatkan data nilai hasil belajar matematika sebelum penelitian dan hasil belajar setelah penelitian. Berguna juga untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa di dalam memahami konsep matematika. 2. Metode bantu a. Catatan lapangan Dalam hal ini, catatan lapangan digunakan untuk mencatat kejadian kejadian penting yang muncul pada saat proses

pembelajaran matematika berlangsung. Model catatan lapangan dalam penelitian ini adalah catatan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dan guru matematika. b. Dokumentasi Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah dan nama siswa serta foto rekaman proses tindakan penelitian. Dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah berupa data sekolah dan daftar nama siswa kelas VIII SMP N 1 Surakarta serta foto proses penelitian. F. Teknik Analisis Data Pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, data dianalisis sejak tindakan pembelajaran dilaksanakan, dikembangkan selama proses refleksi sampai proses penyusunan laporan. Dimana langkah-langkah yang harus dilalui dalam metode alur meliputi pengumpulan data, penyajian data dan verifikasi data.

1. Proses Analisis Data Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber. Setelah dikaji kemudian membuat rangkuman untuk setiap pertemuan atau tindakan di kelas. Berdasarkan rangkuman yang dibuat kemudian peneliti melaksanakan reduksi data yang kegiatan mencakup unsur-unsur sebagai berikut: a. Memilih data atas dasar relevansi. b. Menyusun data dalam satuan-satuan sejenis. c. Memfokuskan penyederhanaan dan menstrasfer dari data kasar ke catatan lapangan. 2. Penyajian Data Peneliti berusaha menyusun data yang relevan sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu. Dengan cara menampilkan data dan membuat hubungan antara variabel peneliti

mengerti apa yang terjadi dan apa yang perlu ditindaklanjuti untuk mencapai tujuan penelitian. 3. Verfikasi Data Verifikasi data atau penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap untuk memperoleh derajat kepercayaan tinggi. Dengan demikian analisis data dalam penelitian ini dilakukan sejak tindakan dilaksanakan. Verifikasi data dilakukan pada setiap tindakan yang pada akhirnya dipadukan menjadi kesimpulan.

DAFTAR PUSTAKA

Adinawan, Cholik dan Sugiono. 2007. Matematika Untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Erlangga. Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Sutama. 2010. Penelitian Tindakan Teori dan Praktek dalam PTK, PTS, dan PTBK. Surakarta : CV. Citra Mandiri Utama. Kristyawan, Arief. 2009. Peningkatan Pemahaman Konsep Luas Permukaan Serta Volume Kubus dan Balok Melalui Model Pembelajaran Aktif Tipe Snow. Surakarta : Skripsi UMS (tidak diterbitkan) . Handayani, Dwi. 2005. Pengaruh Pembelajaran Kontekstual dan Aktivitas Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Skripsi. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta (tidak diterbitkan). Bradley J. Brummel, C. K. Gunsalus, Kerri L. Anderson, dan Michael C. Loui. 2010. Development of Role-Play Scenarios for Teaching Responsible Conduct of Research. Department of Electrical and Computer Engineering, and Coordinated Science Laboratory.

Anda mungkin juga menyukai