Anda di halaman 1dari 30

UNIVERSITAS INDONESIA

KELAYAKAN SENTRALISASI SUMUR DALAM SEBAGAI SUMBER AIR BAKU KEBUTUHAN DOMESTIK SUATU LINGKUNGAN PERUMAHAN SEBAGAI ALTERNATIF PENGGUNAAN SUMUR DANGKAL INDIVIDUAL

SEMINAR SKRIPSI

ANANDITA SANCOYO MURTI 0906511675

FAKULTAS TEKNIK DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL DEPOK 2012

ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, Dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk Telah saya nyatakan dengan benar.

Nama NPM Tanda Tangan

: Anandita Sancoyo Murti : 0906511675 :

Tanggal

: 2012

Universitas Indonesia

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat, hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Sipil pada Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Penulis mengucapkan terima kasih sebesarbesarnya kepada : 1. Ir. Herr Soeryantono, M.Sc, Ph.D selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini, serta segala kisah dan analogi yang membangkitkan semangat. 2. Dr. Nyoman Suwartha, M.T., M.Agr selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, pikiran, serta ketelitian untuk mengarahkan, membantu, dan membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini. 3. Papa dan Mama atas dukungan spiritual, moral, dan materil yang diberikan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Semangat yang selalu diberikan memberikan keteguhan untuk fokus mengerjakan tugas ini. 4. Kakak, kakak ipar, serta keponakan-keponakan atas dukungan spiritual, moral, dan rasa kekeluargaan sehingga kenyamanan yang diberikan dapat membantu skripsi ini terselesaikan. 5. Sahabat yang selalu memotivasi dan menemani proses terselesaikannya skripsi ini. Akhir kata, semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah disebutkan di atas. Semoga skripsi ini membawa manfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan.

Depok, 15 Januari 2013 Anandita Sancoyo Murti

Universitas Indonesia

iv

ABSTRAK

Nama

: Anandita Sancoyo Murti

Program Studi : Teknik Sipil

Judul : Kelayakan Sentralisasi Sumur Dalam Sebagai Sumber Air Baku Kebutuhan Domestik Suatu Lingkungan Perumahan Sebagai Alternatif Penggunaan Sumur Dangkal Individual

Tugas akhir ini bertujuan untuk mendesain sistem jaringan perpipaan di suatu kawasan dengan sentralisasi sumur dalam sehingga mengurangi pemakaian sumur individual dengan kajian biaya serta kajian perbandingan penurunan muka air tanah, serta tugas akhir ini bermanfaat untuk memaparkan dan mengaplikasikan hasil pengkajian akan kebutuhan adanya sistem jaringan perpipaan air baku di suatu kawasan dalam memenuhi kebutuhan air baku serta memperkaya wawasan berpikir dan mengembangkan kreativitas yang mampu memberikan masukan atas suatu masalah yang terjadi di sekitar.

Kata Kunci : Sentralisasi sumur dalam, Analisa biaya,

Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................... II KATA PENGANTAR .......................................................................................... III ABSTRAK ............................................................................................................ IV DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................VIII DAFTAR TABEL ................................................................................................. IX DAFTAR ISI ...........................................................................................................V BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 1.1 LATAR BELAKANG........................................................................................... 1 1.2 RUMUSAN MASALAH ....................................................................................... 3 1.3 TUJUAN............................................................................................................ 3 1.4 RUANG LINGKUP PEMBAHASAN ...................................................................... 3 1.5 MANFAAT .................................................ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 1.6 SISTEMATIKA PENULISAN ................................................................................ 3 BAB 2 TEORI DASAR ANALISA DALAM SISTEM PERPIPAAN DAN ANALISA BIAYA ................................................................................................. 5 A. SISTEM PERPIPAAN ............................................................................................ 5 2.1 KONSEP DASAR ............................................................................................... 5 2.2 PERSAMAAN-PERSAMAAN UNTUK ALIRAN ..................................................... 6 2.2.1 PERSAMAAN KONTINUITAS ........................................................................... 6 2.2.2 PERSAMAAN ENERGI ..................................................................................... 7 2.2.3 PERSAMAAN MOMENTUM ............................................................................. 7 2.2.4 PERSAMAAN BERNOULLI .............................................................................. 7

Universitas Indonesia

vi

2.3 JENIS ALIRAN FLUIDA...................................................................................... 8 2.4 METODE PENDISTRIBUSIAN AIR .................................................................... 10 2.4.1 SISTEM GRAVITASI ..................................................................................... 10 2.4.2 SISTEM PEMOMPAAN .................................................................................. 10 2.4.3 SISTEM GABUNGAN KEDUANYA ................................................................. 10 2.5 KERUGIAN HEAD ........................................................................................... 10 2.5.1 KERUGIAN HEAD MAYOR ........................................................................... 10 2.5.2 KERUGIAN HEAD MINOR ............................................................................ 13 2.5.3 PERSAMAAN EMPIRIS UNTUK ALIRAN DALAM PIPA ................................... 13 2.6 TEORI ANALISA BIAYA .............................ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 2.6.1 BIAYA ....................................................ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 2.6.2 KLASIFIKASI BIAYA ...............................ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN PERANCANGAN SISTEM PEMIPAAN DAN ANALISA BIAYA ...................................................................................... 14 3.1 PENDAHULUAN PENELITIAN .......................................................................... 14 3.2 IDENTIFIKASI DAN PENGUMPULAN DATA ...................................................... 15 3.3 SKEMA METODE PENELITIAN ........................................................................ 16
lokasi kawasan dan data sos-eko

3.4 PERANCANGAN SISTEM TER-SENTRALISASI JARINGAN PERPIPAAN.................. 17


1. perencanaan sumur dalam 2. perencanaan jaringan pipa 2.1 hardy cross 3. analisa biaya 3.5.tinjauan sistem sumur individual 1. tinjauan rancangan tipikal sumur individual 1.1 perhitungan debit dan drawdown 1.2 perancangan teknis dan biaya 2. analisa biaya

Universitas Indonesia

vii

3.6. perbandingan kelayakan 1. kelayakan finansial 2. kelayakan non-finansial

3.4.1 LOKASI KAWASAN ...................................................................................... 17 3.4.2 SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH EKSISTING ...........ERROR! BOOKMARK NOT
DEFINED.

3.4.3 PERANCANGAN SISTEM JARINGAN PERPIPAAN ......ERROR! BOOKMARK NOT


DEFINED.

3.5 PERHITUNGAN SISTEM JARINGAN PERPIPAAN DENGAN METODE HARDY CROSS 18 3.5.1 KAPASITAS KEBUTUHAN AIR BERSIH ......................................................... 18 3.5.2 SISTEM PERPIPAAN ..................................................................................... 19 3.6 ANALISA BIAYA PERANCANGAN JARINGAN PERPIPAAN ................................ 19 3.6.1 HARGA SATUAN PIPA.................................................................................. 20 3.6.2 UNIT VOLUME PEKERJAAN PIPA ................................................................. 20 3.6.3 PERHITUNGAN HARGA SATUAN PEKERJAAN PIPA ...................................... 20 3.6.4 ANALISA BIAYA HARGA SATUAN DAN PEKERJAAN .................................... 20

Universitas Indonesia

viii

DAFTAR GAMBAR

Universitas Indonesia

ix

DAFTAR TABEL

Universitas Indonesia

Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kebutuhan air sangat menunjang kelangsungan hidup manusia. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan air dalam tubuh. Menurut Notoadmodjo (2003), sekitar 55 - 60% berat badan orang dewasa terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65% dan untuk bayi sekitar 80%. Kebutuhan sehari-hari terhadap air baku untuk kebutuhan domestik yang mencakup kebutuhan rumah tangga dan air minum berbeda-beda untuk tiap tempat dan tingkatan kehidupan. Semakin tinggi taraf kehidupan, semakin meningkat jumlah kebutuhan akan air. Menurut WHO dalam Depkes (2006) beberapa data menyebutkan bahwa volume kebutuhan air domestik bagi penduduk rata-rata di dunia berbeda. Di negara maju, air yang dibutuhkan adalah lebih kurang 500 liter/orang/hari, sedangkan di Indonesia (kota besar) sebanyak 200 - 400 liter/orang/hari dan di daerah pedesaan hanya 60 liter/orang/hari. Sejalan dengan kemajuan dan peningkatan taraf kehidupan, maka jumlah penyediaan air selalu meningkat untuk setiap saat. Pengadaan air domestik harus memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan peraturan Internasional (WHO dan APHA) ataupun peraturan nasional dan setempat. Air domestik yang biasa digunakan di wilayah Kota Depok diambil dari air tanah, namun keberadaan air tanah yang selalu dimanfaatkan untuk kebutuhan akan air domestik menyebabkan beberapa kerugian di sisi lahan seperti yang diungkapkan oleh anggota Komisi C DPRD Kota Depok Abdul Ghofar Hasan bahwa permukaan air tanah di Kota Depok setiap tahun mengalami penurunan sebesar 20 cm, karena maraknya pembangunan pusat perbelanjaan, apartemen, dan hotel. Pernyataan tersebut diperkuat dengan adanya data dari Bina Marga dan Sumber Daya Air (Bimasda) Kota Depok yaitu sebanyak 83 persen kebutuhan air bersih di Kota Depok berasal dari air tanah, dan 17 persen yang menggunakan sumber dari PDAM (www.gatra.com, 2011). kesulitan pengembangan jaringan air baku dr pdam

Universitas Indonesia

Ungkapan dari M Olik, Kepala UPT Air Bersih Kota Depok juga menjelaskan bahwa banyak perusahaan yang menggunakan air tanah sehingga ancaman kekeringan sangat rentan. Dengan eksploitasi besar-besaran, maka persediaan air tanah lama kelamaan semakin menipis dan kekeringan pun bisa terjadi (www.monitordepok.com, 2012). Pernyataan di atas mengacu pada kebutuhan akan pentingnya distribusi air domestik yang tidak lagi menggunakan air tanah sebagai sumbernya. Air tanah yang telah biasa digunakan dapat digantikan dengan air PDAM namun pengelolaannya sendiri sedang diusahakan pengoperasiannya hingga saat ini. Keadaan penurunan muka air tanah dan kebutuhan air domestik yang meningkat tidak diimbangi kemampuan ketersedian air baku yang memadai. Maka sebagai solusi antara, sambil menunggu PDAM memperluas jaringan air baku untuk kebutuhan domestik, sebaiknya tiap pembukaan pusat perbelanjaan, apartemen, dan perumahan baru harus dilengkapi fasilitas sumur terpusat melalui distribusi dengan jaringan pipa. Pengembangan jaringan distribusi air baku dengan sumur terpusat akan diperhitungkan sebagai soluis alternatif dari penggunaan sumur individual yang dimiliki setiap bangunan. Alternatif ini akan mengeluarkan biaya yang timbul dari instalasi. Biaya instalasi jaringan distribusi air baku merupakan salah satu yang diperhitungkan dalam menetapkan nilai jual suatu bangunan. Perhitungan sederhana yang digunakan developer perumahan (property) dalam menetapkan harga jual rumah yaitu menghitung komponen tanah matang, biaya legalitas dan perizinan, biaya konstruksi, biaya manajemen pengelolaan, dan profit sekitar 30 persen. Dari perhitungan tersebut akan ditinjau adanya kenaikan harga jual apabila instalasi jaringan distribusi air baku ini diterapkan, dibandingkan dengan penggunaan air baku yang bersumber dari sumur dangkal individual bangunan. Masalah muncul saat diperhitungkan apakah alternatif ini merugikan developer perumahan, dimana rugi merupakan biaya pembangunan lebih besar daripada pendapatan, bukan rugi dengan mengecilnya jumlah profit yang didapatkan. Sehingga tulisan ini mencoba untuk mengakses perbandingan biaya kedua alternatif yaitu sumur terpusat melalui jaringan distribusi dan sumur

Universitas Indonesia

dangkal individual beserta untung rugi lainnya di luar keuntungan kerugian finansial.

1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dari tugas akhir ini yaitu: a. Peningkatan biaya yang yang ditinjau dari fasilitas sumur terpusat melalui distribusi dengan jaringan pipa sebagai sumber air baku kebutuhan domestik di suatu wilayah perumahan. b. Kelayakan peningkatan biaya yang timbul dari instalasi terhadap usaha property.

1.3 Tujuan Tujuan dilakukannya tugas akhir ini adalah sebagai berikut: a. Menghitung biaya sentralisasi sumur sebagai sumber air baku kebutuhan domestik dan membandingkan biaya dengan biaya sumur dangkal individual. b. Mengkaji kelayakan sentralisasi sumber air baku terhadap usaha property memakai sumur dalam yang didistribusikan melalui jaringan pipa sebagai pengganti penggunaan sumur dangkal individual.

1.4 Ruang Lingkup Pembahasan Ruang lingkup pembahasan dari penulisan tugas akhir ini adalah: a. Kebutuhan air yang ditinjau yaitu air baku untuk kebutuhan domestik yang mencakup kebutuhan rumah tangga dan air minum. b. Biaya ditinjau dari pembuatan sumur dalam dan instalasi jaringan distribusi.

1.5 Sistematika Penulisan Penulisan karya tulis ini secara garis besar terbagi dalam enam bab dengan penjelasan sebagai berikut: BAB I. PENDAHULUAN

Universitas Indonesia

Bab ini memberikan ilustrasi secara ringkas hal-hal tentang latar belakang penulisan, rumusan masalah, tujuan penulisan, ruang lingkup pembahasan, dan sistematika penulisan. BAB II. TEORI DASAR Bab ini merupakan teori-teori dasar yang digunakan sebagai acuan dalam penyelesaian yang membicarakan tentang analisa kelayakan harga jual property, perancangan sumur dalam di suatu kawasan perumahan, dan teori sistem perpipaan. BAB III. METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi tentang pendahuluan penelitian, identifikasi dan pengumpulan data, skema metode penelitian, perancangan sistem ter-sentralisasi jaringan perpipaan, tinjauan sistem sumur individual, dan perbandingan kelayakan.

Universitas Indonesia

BAB 2 TEORI DASAR

A. Analisa Kelayakan Harga Jual Property

B. Perancangan Sumur Dalam

C. Teori Sistem Perpipaan 2.1 Konsep Dasar Untuk aliran fluida dalam pipa khususnya untuk air terdapat kondisi yang harus diperhatikan dan menjadi prinsip utama, kondisi fluida tersebut adalah fluida merupakan fluida inkompresibel, fluida dalam keadaan steady dan seragam = laju aliran (m3/s) = luas penampang aliran (m2) = kecepatan aliran (m/s)

dimana:

Q A v

Untuk aliran steady dalam pipa dengan diameter pipa konstan pada waktu yang sama berlaku

Universitas Indonesia

Gambar 2.1 Aliran Steady dan Seragam

2.2 Persamaan-Persamaan Untuk Aliran Untuk aliran fluida adapun beberapa persamaan-persamaan yang digunakan yaitu: 1. Persamaan Kontinuitas 2. Persamaan Energi 3. Persamaan Momentum 4. Persamaan Bernoulli

2.2.1 Persamaan Kontinuitas Persamaan kontinuitas digunakan untuk menyeimbangkan kapasitas aliran dan volume untuk sebuah jaringan distribusi. Dengan asumsi fluida

merupakan fluida inkompresibel dengan massa jenis () konstan

dimana :

= massa jenis ( kg/m3) m= massa ( kg) v = volume ( m3 )

dimana:

V = perubahan volume (m3)

Universitas Indonesia

t = interval waktu

2.2.2 Persamaan Energi Persamaan energi menunjukka n keseimbangan energi yaitu energy masuk sama dengan energi keluar dan dinyatakan dalam persamaan

2.2.3 Persamaan Momentum Persamaan momentum menggambarkan tahan pipa terhadap beban dinamik yang disebabkan oleh aliran bertekanan untuk fluida inkompresibel momentum M (N) dirumuskan = massa jenis (kg/m3) Q= kapasitas aliran (m3/s) v = kecepatan fluida (m/s)

Dimana:

2.2.4 Persamaan Bernoulli Penurunan persamaan Bernoulli untuk aliran sepanjang garis arus didasarkan pada hokum Newton II. Persamaan ini diturunkan dengan anggapan bahwa: 1. Zat cair adalah ideal, jadi tidak mempunyai kekentalan

(kehilangan energi akibat gesekan adalah nol). 2. Zat cair adalah homogen dan tidak termampatkan (rapat massa zat cair adalah konstan). 3. Aliran adalah kontiniu dan sepanjang garis arus. 4. Kecepatan aliran adalah merata dalam suatu penampang. 5. Gaya yang bekerja hanya gaya berat dan tekanan. Energi yang ditunjukkan dari persamaan energi total di atas, atau dikenal sebagai head pada suatu titik dalam aliran steady adalah sama dengan total energi pada titik lain sepanjang aliran fluida tersebut. Hal ini berlaku selama tidak ada energi yang ditambahkan ke fluida atau yang diambil dari fluida.

Universitas Indonesia

Konsep ini dinyatakan ke dalam bentuk persamaan yang disebut dengan persamaan Bernoulli, yaitu:

Gambar 2.2 Ilustrasi persamaan Bernoulli

Persamaan di atas digunakan jika diasumsikan tidak ada kehilangan energi antara dua titik yang terdapat dalam aliran fluida, namun biasanya beberapa head losses terjadi diantara dua titik. Jika head losses ini tidak diperhitungkan maka akan menjadi masalah dalam penerapannya di lapangan. Jika head losses dinotasikan dengan hl maka persamaan Bernoulli di atas dapat ditulis menjadi persamaan baru, dimana dirumuskan sebagai:

Persamaan diatas dapat permasalahan

digunakan

untuk

menyelesaikan

banyak

type aliran, biasanya untuk fluida inkompresibel tanpa adanya

penambahan panas atau energi yang diambil dari fluida. Namun, persamaan ini tidak dapat digunakan untuk menyelesaikan aliran fluida yang mengalami penambahan energi untuk menggerakkan fluida oleh peralatan mekanik, misalnya pompa, turbin, dan peralatan lainnya.

2.3 Jenis Aliran Fluida Aliran fluida dapat dibedakan atas 3 jenis yaitu aliran laminar, aliran

Universitas Indonesia

transisi dan aliran turbulen. Jenis aliran ini didapatkan dari hasil eksperiman yang dilakukan oleh Osborne Reynold tahun 1883 yang mengklasifikasikan aliran 3 jenis. Jika air mengalir melalui sebuah pipa berdiameter d dengan kecepatan rata-rata V maka dapat diketahui jenis aliran yang terjadi. Berdasarkan eksperimen tersebut maka didapatkan bilangan reynold dimana bilangan ini tergantung pada kecepatan fluida, kerapatan, viskositas, dan diameter. Aliran dikatakan laminar jika partikel-partikel fluida yang bergerak teratur mengikuti lintasan yang sejajar pipa dan bergerak dengan kecepatan sama. Aliran ini terjadi apabila kecepatan kecil atau kekentalan besar. Aliran disebut turbulen jika tiap partikel fluida bergerak mengikuti lintasan sembarang di sepanjang pipa dan hanya gerakan rata-rata saja yang mengikuti sumbu pipa. Aliran ini terjadi apabila kecepatan besar dan kekentalan zat cair kecil. Bilangan reynold (Re) dapat dihitung dengan persamaan:

dimana:

= massa jenis fluida (kg/m3) d = diameter dalam pipa (m) v = kecepatan aliran fluida (m/s) = viskositas dinamik fluida (Pa.s)

Karena viskositas dinamik dibagi dengan massa jenis fluida merupakan viskositas kinematik (v) maka bilangan reynold dapat juga dinyatakan: sehingga

Menurut Orianto (1989), berdasarkan percobaan aliran didalam pipa, Reynolds menetapkan bahwa untuk angka Reynolds dibawah 2000, gangguan aliran dapat diredam oleh kekentalan zat cair maka disebut aliran laminar. Aliran akan menjadi turbulen apabila angka Reynolds lebih besar dari 4000. Apabila angka Reynolds berada di antara kedua nilai tersebut (2000 < Re < 4000) disebut aliran transisi.

Universitas Indonesia

10

2.4 Metode Pendistribusian Air 2.4.1 Sistem Gravitasi Metode pendistribusian dengan sistem gravitasi bergantung pada topografi sumber air yang ada dan daerah pendistribusiannya. Biasanya sumber air ditempatkan pada daerah yang tinggi dari daerah distribusinya. Air yang didistribusikan dapat mengalir dengan sendirinya tanpa pompa. Adapun keuntungan dengan sistem ini yaitu energi yang dipakai tidak membutuhkan biaya, sistem pemeliharaan yang murah.

2.4.2 Sistem Pemompaan Metode ini menggunakan pompa dalam mendistribusikan air menuju daerah didtribusi. Pompa langsung dihubungkan dengan pipa yang menangani pendistribusian. Dalam pengoperasiannya pompa terjadwal utnuk beroperasi sehingga dapat menghemat pemakaian energi. Keuntungan dari metode ini yaitu tekanan pada daerah distribusi dapat terjaga.

2.4.3 Sistem Gabungan Keduanya Metode ini merupakan gabungan antara metode gravitasi dan pemopaan yang biasanya digunakan untuk daerah distribusi yang berbukit-bukit.

2.5 Kerugian Head 2.5.1 Kerugian Head Mayor Aliran fluida yang melalui pipa akan selalu mengalami kerugian head. Hal ini disebabkan oleh gesekan yang terjadi antara fluida dengan dinding pipa atau perubahan kecepatan yang dialami oleh aliran fluida (kerugian kecil). Kerugian head akibat gesekan dapat dihitung dengan menggunakan salah satu dari dua rumus berikut, yaitu: 1. Persamaan Darcy-Weisbach yaitu:

dimana:

hf = kerugian head karena gesekan (m) f = faktor gesekan (diperoleh dari diagram Moody)

Universitas Indonesia

11

d = diameter pipa (m) L = panjang pipa (m) v = kecepatan aliran fluida dalam pipa (m/s) g = percepatan gravitasi (m2/s) Diagram Moody telah digunakan untuk menyelesaikan permasalahan aliran fluida di dalam pipa dengan menggunakan faktor gesekan pipa (f) dari rumus Darcy Weisbach. Untuk aliran laminar dimana bilangan Reynold kurang dari 2000, faktor gesekan dihubungkan dengan bilangan Reynold, dinyatakan dengan rumus:

Gambar 2.3Diagram Moody

Bahan Riveted Steel Concrete Wood Stave Cast Iron Galvanized Iron Asphalted Cast Iron

Kekasaran ft 0,003 0,03 0,001 0,01 0,0006 0,003 0,00085 0,0005 0,0004 m 0,0009 0,009 0,0003 0,003 0,0002 0,009 0,00026 0,00015 0,0001

Universitas Indonesia

12

Commercial Steel or Wrought Iron Drawn Brass or Copper Tubing Glass and Plastic

0,00015 0,000005 smooth

0,000046 0,0000015 smooth

Tabel 2.1Nilai kekasaran dinding untuk berbagai pipa komersil

Untuk aliran turbulen dimana bilangan Reynold lebih besar dari 4000, maka hubungan antara bilangan Reynold, faktor gesekan dan kekasaran relative menjadi lebih kompleks. Faktor gesekan untuk aliran turbulen dalam pipa didapatkan dari hasil eksperimen, antara lain: a. Untuk daerah complete roughness, rough pipes menurut, yaitu: ( )

b. Untuk pipa halus, hubungan antara bilangan Reynold dan faktor gesekan dirumuskan sebagai: Blasius:

b.1 Untuk Re = 3000 < Re < 100000 b.2 Von Karman: [ ]

c. Untuk pipa kasar, menurut Orianto (1989), yiatu: Von Karman: d. Untuk pipa antara kasar dan halus atau dikenal dengan daerah transisi, menurut Orianto (1989), yaitu: Corelbrook-White:

2. Persamaan Hazen-Williams Rumus ini pada umumnya dipakai untuk menghitung kerugian head dalam pipa yang relatif sangat panjang seperti jalur pipa penyalur air minum. Bentuk umum persamaan Hazen Williams, yaitu:

Universitas Indonesia

13

dimana:

hf = kerugian gesekan dalam pipa (m) Q = laju aliran dalam pipa (m3/s) L = panjang pipa (m) C = koefisien kekasaran pipa Hazen-Williams d = diameter pipa (m)

2.5.2 Kerugian Head Minor Kerugian yang kecil akibat gesekan pada jalur pipa yang terjadi pada komponen- komponen tambahan seperti katup, sambungan, belokan, reduser, dan lain-lain disebut dengan kerugian head minor (minor losses). Besarnya kerugian minor akibat adanya kelengkapan pipa menurut dirumuskan sebagai: g = percepatan gravitasi (m2/s) v = kecepatan aliran fluida dalam pipa (m/s) k = koefisien kerugian (dari lampiran koefisien minor losses peralatan pipa) Untuk pipa yang panjang (L/d >>>1000) , minor losses dapat diabaikan tanpa kesalahan yang cukup berarti tetapi menjadi penting pada pipa yang pendek.

dimana:

2.5.3 Persamaan Empiris Untuk Aliran Dalam Pipa Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, bahwa permasalahan aliran fluida dalam pipa dapat diselesaikan dengan menggunakan persamaan Bernoulli, persamaan Darcy dan diagram Moody. Penggunaan rumus empiris juga dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan aliran. Dalam hal ini digunakan dua model rumus yaitu persamaan Hazen Williams dan persamaan Manning.

Universitas Indonesia

14

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendahuluan Penelitian Tugas akhir ini diselesaikan dan dilakukan dengan penelitian mengenai penggunaan air tanah dan sistem jaringan perpipaan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang jaringan perpipaan distribusi air bersih serta analisa biaya yang dikeluarkan untuk perancangan di suatu kawasan. Kawasan yang dipilih yaitu Perumahan Telaga Golf, Sawangan, Depok dengan alasan kawasan ini berada di Kota Depok yang diketahui tingkat penurunan muka air tanah per tahun yaitu 20 cm akibat pemakaian air tanah yang dieksploitasi secara besar-besaran di sebagian besar wilayahnya. Keberadaan air tanah tidak dapat terjamin kualitasnya di masa sekarang karena banyaknya industri dan pembuangan limbah yang sembarangan. Pembuangan tersebut menurunkan standar kualitas air baku yang seharusnya dapat digunakan sehari-hari oleh masyarakat. Dalam mengantisipasi masalah kualitas ini maka dibutuhkan jaringan sistem perpipaan untuk air baku yang tidak bersumber dari air tanah. Air yang memungkinkan dipakai yaitu bersumber dari PDAM yang kualitas dan kuantita terkontrol dalam suatu kawasan. Saluran air baku dari PDAM ini akan dibuat mencapai kawasan yang akan dirancang yaitu Perumahan Telaga Golf, Sawangan, Depok dengan sistem jaringan perpipaan kota kemudian akan ditampung secara terpusat di kawasan terpilih tersebut. Hasil dari tampungan secara terpusat di kawasan terpilih akan disalurkan ke setiap unit rumah untuk pemakaian air baku sehari-hari dengan perancangan sistem jaringan perpipaan dengan metode Hardy Cross. Hasil pengkajian dan perancangan di kawasan akan dianalisis besarnya biaya dengan mengikut standar harga dengan SNI 06-4829-2005 dan tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pipa dan saniter dengan R SNI T-15-2002. Hasil pengkajian dan penelitian diharapkan mampu diaplikasikan dalam pemenuhan kebutuhan air baku yang memenuhi standar tanpa adanya eksploitasi

Universitas Indonesia

15

air tanah serta memperkaya wawasan berpikir dan memberikan masukan mengenai permasalahan yang terjadi demi keberlangsungan kehidupan.

3.2 Identifikasi dan Pengumpulan Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu: a. Data Primer Data primer merupakan data yang didapat dari sumber informan pertama atau sumber aslinya seperti hasil wawancara secara langsung. Dalam penulisan tugas akhir ini data primer yang dibutuhkan yaitu hasil wawancara dengan pihak pemerintah mengenai kondisi penggunaan air baku eksisting kawasan serta sistem jaringan perpipaan eksisting. b. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang digunakan berupa data tertulis yang diperoleh dari berbagai sumber yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Data sekunder yang digunakan disini yaitu kapasitas kebutuhan air bersih, data topografi kawasan, dan harga satuan pipa.

Data Primer Kondisi penggunaan air baku eksisting Sistem eksisting jaringan perpipaan

Data Sekunder Kapasitas kebutuhan air bersih

Data topografi

Harga satuan pipa

Tabel 0.1 Tabel identifikasi data

Universitas Indonesia

16

3.3 Skema Metode Penelitian Skema metode penelitian yang akan dilakukan pada tugas akhir ini yaitu: Tujuan dan Lingkup Studi

Studi Pustaka

Identifikasi dan Pengumpulan Data

Data Primer: Bentuk sistem jaringan perpipaan

Data Sekunder: Kapasitas kebutuhan air bersih Data topografi lokasi

Perancangan sistem jaringan perpipaan distribusi air bersih

Analisa Desain

Perbandingan Desain Eksisting Dengan Desain Perancangan

Analisa Biaya

Kesimpulan

Selesai

Universitas Indonesia

17

Skema metodologi penelitian tersebut menyatakan pekerjaan yang dilakukan secara bertahap. Tahapan dimulai dengan menentukan tujuan dari penyelesaian tugas akhir ini dan ruang lingkup studi yang menjadi batasan dalam pengerjaan. Tahapan ini telah dipaparkan pada sub bab 1.1. Latar Belakang (hal.1). Tahapan selanjutnya adalah studi pustaka. Studi pustaka merupakan hal penting dalam penyelesaian tugas akhir ini. Studi pustaka yang dilakukan yaitu studi literatur. Studi literatur menjadi acuan dalam memilih persamaan dan tata cara perhitungan yang sesuai. Beberapa literatur yang digunakan telah dipaparkan pada Bab 2 (hal. 6) mengenai teori dasar yang akan digunakan untuk analisa perhitungan. Selanjutnya tahapan identifikasi data yang meliputi data primer dan data sekunder. Pemilahan data primer dan data sekunder berdasarkan pengambilan data yang dibutuhkan. Tahapan identifikasi akan dilanjutkan tahapan selanjutnya yaitu tahapan anlisa. Perancangan sistem jaringan perpipaan merupakan awal dari proses analisa dari penelitian ini, sehingga nantinya dihasilkan analisa besarnya biaya untuk perancangan sistem jaringan perpipaan yang baru dan membandingkannya dengan biaya eksisting. Dari keseluruhan identifikasi dan analisa akan disimpulkan untuk dipaparkan hasil kajian atas tujuan yang akan dicapai.

3.4 Perancangan Sistem Jaringan Perpipaan 3.4.1 Lokasi Kawasan Lokasi kawasan yang dipilih untuk dirancang sistem jaringan perpipaan distribusi air baku yaitu Perumahan Telaga Golf, Sawangan, Kota Depok. Lokasi digambarkan seperti di bawah ini:

Universitas Indonesia

18

Gambar 3.1 Gambar lokasi kawasan Perumahan Telaga Golf, Sawangan, Kota Depok

Lokasi ini meliputi luas lahan yaitu m2. Dengan data lebih lanjut sebagai berikut: data sosial ekonomi, rata-rata tingkat ekonomi (luas rumah, pendapatan)

3.5 Perhitungan Sistem Jaringan Perpipaan Dengan Metode Hardy Cross 3.5.1 Persamaan Perhitungan Kapasitas Kebutuhan Air Bersih

Universitas Indonesia

19

3.5.2 Skema Perhitungan Sistem Jaringan Perpipaan Berikut skema perhitungan sistem jaringan perpipaan yang dirancang dalam tugas akhir ini: Mulai

Mengetahui nilai f dari Moody diagram dengan memplot data dari relative roughness dan Reynolds number

Mencari nilai R (resistance factor)

Permisalan nilai Q (debit) dengan trial and error

Sistem persamaan loop

Menurunkan sistem persamaan loop

Memasukkan nilai Q ke dalam sistem persamaan Memasukkan nilai Q ke dalam sistem persamaan loop loop Memasukkan nilai Q ke dalam turunan sistem persamaan loop Menentukan nilai Q Mencari nilai Q Melakukan iterasi sistem persamaan loop Menentukan nilai hydraulic head

3.6 Analisa Biaya Konstruksi

Universitas Indonesia

20

3.6.1 Harga Satuan Pipa

Tabel 0.2 Tabel harga satuan pipa

3.6.2 Skema Perhitungan Volume Konstruksi 3.6.3 Skema Perhitungan Konstruksi 3.6.4 Skema Analisa Biaya Konstruksi

Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai