Anda di halaman 1dari 8

PENGOLAHAN AIR DASAR TEORI

Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia, baik untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari maupun untuk kepentingan lainnya seperti pertanian dan indutri. Oleh karena itu keberadaan air dalam masyarakat perlu dipelihara dan dilestarikan bagi kelangsungan kehidupan. Air tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan, tanpa air tidaklah mungkin ada kehidupan. Semua orang tahu betul akan pentingnya air sebagai sumber kehidupan. Namun, tidak semua orang berpikir dan bertindak secara bijak dalam menggunakan air dengan segala permasalahan yang mengitarinya. Malah ironisnya, suatu kelompok masyarakat begitu sulit mendapatkan air bersih, sedangkan segelintir kelompok masyarakat lainnya dengan mudahnya menghambur-hamburkan air. Kebutuhan akan pentingnya air tidak diimbangi dengan kesadaran untuk melestarikan air, sehingga banyak sumber air yang tercemar oleh perbuatan manusia itu sendiri. Ketidak bertanggung jawaban mereka membuat air menjadi kotor, seperti membuang sampah ke tepian sungai sehingga aliran sungai menjadi mampet dan akhirnya timbul banjir jika hujan turun, membuang limbah pabrik ke sungai yang mengkibatkan air itu menjadi tercemar oleh bahan-bahan berbahaya, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, diperlukan pengolahan air yang telah tercemar hingga layak digunakan untuk aktivitas sehari-hari.

Pengelolaan limbah adalah kegiatan terpadu yang meliputi kegiatan pengurangan (minimization), segregasi (segregation), penanganan (handling), pemanfaatan dan pengolahan limbah. Pengolahan air limbah biasanya menerapkan 3 tahapan proses yaitu pengolahan pendahuluan (pretreatment), pengolahan utama (primary treatment), dan pengolahan akhir (post treatment). Pengolahan pendahuluan ditujukan untuk mengkondisikan alitan, beban limbah dan karakter lainnya agar sesuai untuk masuk ke pengolahan utama. Pengolahan utama adalah proses yang dipilih untuk menurunkan pencemar utama dalam air limbah. Selanjutnya pada pengolahan akhir dilakukan proses lanjutan untuk mengolah limbah agar sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan. Mengapa mengalami banyak proses dalam pengolahan limbah karena jika hasil limbah yang dikeluarkan oleh industri-industri tidak mengalami proses pengolahan terlebih dahulu maka akan menyebabkan kerugian-kerugian yang akan dialami oleh masyarakat-masyarakat yang tinggal didekat pembuangan limbah industri tersebut. Pengolahan limbah dapat kita bedakan menjadi tiga jenis yaitu: pengolhan secara fisik, pengolahan secara kimiawi, dan pengolahan secara biologi.

1. Pengolahan Limbah Secara Fisik Proses fisik dilakukan dengan cara memberikan perlakuan fisik pada air limbah seperti menyaring, mengendapkan, atau mengatur suhu proses dengan menggunakan alat screening, grit chamber, settling tank/settling pond, dll. Namun dalam proses pengolahan limbah secara fisik ini tidak dapat diterapkan untuk berbagai pengolahan limbah dlam proses pengolahan lombah secara fisik polutan akan dipisahkan dengan cara diendapkan. Hasil yang dicapai sangat terbatas dan memerlukan waktu yang cukup lama. 2. Pengolahan Limbah Secara Kimiawi Proses pengolahan limbah secara kimia dilakukan dengan cara membubuhkan bahan kimia atau larutan kimia pada air limbah agar dihasilkan reaksi tertentu, selain itu menambahkan bahan-bahan kimia ke dalam limbah. Dalam hal ini yang sangat penting adalah menentukan jenis bahan-bahan kimia yang diperlukan. Dalam pengolahan limbah secara kimiawi, waktu dan area yang diperlukan jauh lebih kecil dibandingkan pengolahan limbah secara fisik maupun biologi dengan kata lain pengolahan limbah dengan cara ini lebih efisien. Air limbah yang mengandung zat-zat kimia termasuk logam berat, sangat tepat bila pengolahan limbah dilakukan secar kimiawi. 3. Pengolahan Limbah Secara Biologi Proses biologi deilakukan dengan cara memberikan perlakuan atau proses biologi terhadap air limbah seperti penguraian atau penggabungan substansi biologi dengan lumpur aktif (activated sludge), attached growth filtration, aerobic process dan an-aerobic process. Proses kimia dilakukan dengan cara membubuhkan bahan kimia atau larutan kimia pada air limbah agar dihasilkan reaksi tertentu. PERSYARATAN AIR BERSIH
Persyaratan air bersih, antara lain : a. Persyaratan fisik Air yang berkualitas baik harus memenuhi persyaratan fisik seperti berikut : a) Jernih atau tidak keruh Air yang keruh disebabkan oleh adanya butiran-butiran koloid dari bahan tanah liat. Semakin banyak kandungan koloid maka semakin keruh. Derajat kekeruhan dinyatakan dengan satuan unit. b) Tidak berwarna

Air untuk keperluan rumah tangga harus jernih. Air yang berwarna berarti mengandung bahanbahan lain yang berbahaya bagi kesehatan. c) Rasanya tawar Air yang terasa asam, manis, pahit, atau asin menunjukkan bahwa kwalitas air tersebut tidak baik. Rasa asin disebabkan adanya garam-garam tertentu yang larut dalam air, sedangkan rasa asam di akibatkan adanya sam organik maupun asam organik d) Tidak berbau Air yang berbau busuk mengandung bahan-bahan organik yang sedang mengalami dekomposisi (penguraian) oleh mikroorganisme air. e) Temperaturnya normal Air yang baik harus memiliki temperatur sama dengan temperatur udara ( 20 26 C). f) Tidak mengandung zat padatan b. Persyaratan kimia a) pH netral b) tidak mengandung bahan kimia beracun air yang berkwalitas baik tidak mengandung bahan kimia beracun seperti sinida, sulfida, fenolik. c) tidak mengandung garam atau ion-ion logam air yang berkwalitas baik tidak mengandung garam atau ion logam seperti Fe, Mg, Ca, K, Hg, Zn, Mn, Cl, Cr. d) kesadahan Rendah Tingginya kesadahan berhubungan dengan garam-garam yang terlarut di dalam air terutama garam Ca dan Mg. e) tidak mengandung bahan organik kandungan bahan organik dalam air dapat terurai menjadi zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan. c. Persyaratan Mikrobiologi a) b) Tidak mengandung bakteri pathogen Tidak mengandung baklteri non pathogen

PENGOTOR Pengotor yang terdapat pada air pada umumnya terdiri dari: a. Benda-benda besar dan kecil yang terapung b. Pasir dan lumpur kasar c. Lumpur halus berbentuk koloid d. Organisme e. Mikroorganisme patogen f. Zat-zat kimia, dll.

PROSES PENGOLAHAN AIR Pre-treatmen

a. Saringan Kasar (Bar Screen); untuk menyaring sampah yang berukuran besar (>50mm). b. Pompa Ulir (Screw Pump); untuk memompa air dari bak penampungan ke Grit Chamber. c. Saringan Halus (Mechanical Bar Screen); untuk menyaring sampah berukuran kecil (20mm-50mm). d. Screening Press; untuk memadatkan sampah yang dihasilkan oleh saringan halus. e. Grit Chamber; bak pemisah Lumpur dan pasir. Primary treatment

a. Netralisasi

Proses penambahan bahan kimia untuk menaikan atau menurunkan pH air, agar : - Diperoleh air bersih dengan pH yang memenuhi persyaratan baku mutu (pH 6,5- 8,5). - Untuk memperoleh pH air yang optimum dalam pengolahan air
b. Sedimentasi

Mengendapkan partikel-partikel koloid yang sudah didestabilisasi oleh unit sebelumnya. Unit ini menggunakan prinsip berat jenis. Berat jenis partikel kolid (biasanya berupa lumpur) akan lebih besar daripada berat jenis air. Ada 2 macam sedimentasi : a. Alamiah b. Penambahan Zat Kimia Faktor-faktor yang mempengaruhi sedimentasi : 1. Diameter partikel 2. BJ partikel

3. Viscositas Cairan 4. Kecepatan aliran

a.

Post treatment Koagulasi Koagulasi adalah proses pembubuhan bahan kimia Al2(SO4)3 (Tawas) kedalam air agar kotoran dalam air yang berupa padatan resuspensi misalnya zat warna organik, lumpur halus, bakteri dan lain-lain dapat menggumpal dan cepat mengendap. Tawas efektif pd pH 5,8 7.4 bila di luar ini koagulasi yang terbentuk tidak sempurna, bahkan larutan Kembali. reaksi : Al2(SO4)3 H2O 2Al+3 + 6OH3SO-24 + 6H+ atau Al2(SO4)3 + 6H2O 2AL(OH)3 + 6H+ + SO4-2 Macam-macam koagulan yang biasa digunakan: AL2(SO4)3 ( Tawas ) Fe2(SO4)3 ( Feri Sufat) & Fe2Cl3 (Feri Clorida) FeSO4 & FeCl2 (Fero Sulfat & Fero Clorida) 2Al+3 + 3SO-24 H+ + OH2Al(OH)3 3H2SO4 dihasilkan asam

b.

Filtrasi Pada proses pengendapan tidak semua gumpalan kotoran dapat diendapkan semua. Butiran gumpalan kotoran kotoran dengan ukuran yang besar dan berat akan mengendap, sedangkan yang berukuran kecil dan ringan masih melayang-layang dalam air. Untuk mendapatkan air yang betul-betul jernih harus dilakukan proses penyaringan. Penyaringan dilakukan dengan mengalirkan air yang telah diendapkan kotorannya ke bak penyaring yang terdiri dari saringan pasir silika. Ada 2 macam : 1. Alami ( percolation) 2. Buatan

Macam-macam saringan : 1. Saringan pasir lambat 2. Saringan pasir cepat

3. Saringan kain 4. Saringan bejana tanah liat / batu berpori 5. Sumur infiltrasi 6. Saringan arang batok kelapa syarat-syarat pasir : - bersih tdk mengandung tanah liat & zat organik - butiran 0.3 mm - tdk mdh rusak krn mekanis, kimia & biologi - air bekas cucian tdk mengandung sio2 > 30 ppm. c. Chlorinasi (desinfeksi)

Proses pembubuhan senyawa-senyawa aktif klor ke dalam air sebagai proses desinfeksi untuk membunuh mikrorganisme di dalam air. Macam-macam desinfektan 1. Kimia 2. Fisik 3. Mekanis - pengendapan ( 25%-75% bkt berkurang) - penyaringan (pasir lambat 90%) Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas desinfektan : 1. Kondisi mikroorganisme (jenis, jmlh, umur, & penyebarannya) 2. Desinfektan (jenis & konsentrasi) 3. Waktu kontak 4. Lingkungan pemanasan, uv

Langkah-langkah pada pengolahan air secara sederhana: i. Proses pendahuluan Proses pendahuluan dimaksudkan untuk mengeluarkan benda-benda kasar dan mengendapkan lumpur kasar atau pasir pada bak pengendap pendahuluan. ii. Proses koagulasi dan flokulasi Proses koagulasi dimaksudkan untuk mengendapkan lumpur halus berupa koloid dan zat-zat kimia yang terdapat pada air. Lumpur halus berupa koloid yang bermuatan negatif akan sukar untuk mengendap meskipun dibiarkan beberapa waktu lamanya. Cara untuk mengendapkan lumpur halus ialah secara kimia yaitu mula-mula menetralkan muatan negatifnya dengan ion-ion yang bermuatan positif, misalnya Al3+, Fe3+, Fe2+, dsb. iii. Proses pengendapan Lumpur yang telah netral (dengan cara pengocokan) dengan zat pemberat diusahakan agar menjadi blok-blok yang besar dan mudah mengendap. Pada peristiwa ini, zat-zat kimia yang terdapat pada air akan terendapkan juga. iv. Proses penyaringan Lumpur halus dan zat-zat kimia yang ada pada air setelah mengendap selanjutnya disaring menggunakan pasir sehingga didapat air yang jernih. v. Proses sterilisasi Air yang jernih didesinfekter, maksudnya untuk membasmi mikroorganisme dan bakteri-bakteri yang ada pada air agar air itu steril. Air dibiarkan pada bak penampung kira-kira 24 jam agar sterilisasi terjadi dengan sempurna. Selanjutnya, air didistribusikan ke konsumen. Zat yang diperlukan : a. Serbuk CaCO3 1 mg/L b. Al2(SO4)3 1 mg/L air c. CaOCl2 mg/ L d. Arang secukupnya

Cara kerja: i. Air dipisahkan dulu dari lumpur dan kotoran yang kasar ii. Ke dalam air ditambahkan larutan Al2(SO4)3 sebanyak 1mg/L air iii. Kocok kuat-kuat agar terjadi penetralan muatan lumpur dengan sempurna, lakukan kira-kira 10 menit iv. Tambahkan serbuk CaCO3 (batu kapur) sebanyak 1mg/L air v. Kocok secara pelan-pelan agat terjadi flokulasi dan lumpurnya mengendap. Lakukan kira-kira 5 menit vi. Tambahkan larutan Ca(OCl)2 atau kaporit sebanyak 3mg/L air vii. Biarkan kira-kira 3 jam dan saring dengan saringan pasir dan arang aktif untuk mengambil Cl2 yang berlebih.

Anda mungkin juga menyukai