Anda di halaman 1dari 16

Antibodi monoklonal

Pengertian antibodi monoklonal


Salah satu hasil dari teknik hibridoma ini adalah antibodi monoklonal. Antibodi monoklonal adalah antibodi yang diperoleh dari suatu sumber tunggal atau sel klona yang hanya mengenal satu jenis antigen. Pembentukan antibodi monoklonal dilakukan dengan menggunakan kelinci atau tikus.

Tahun 1975, Georges Khler, Csar Milstein, and Niels Kaj Jerne menemukan cara baru dalam membuat antibodi dengan mengimunisasi hewan percobaan, kemudian sel limfositnya difusikan dengan sel mieloma, sehingga sel hibrid dapat dibiakkan terus menerus.

Pembuatan Tehnik Hibrida


Teknik Hibridoma adalah penggabungan dua sel dari organisme yang sama maupun berbeda sehingga menghasilkan sel tunggal berupa sel hibrid ( hibridoma ) yang memiliki kombinasi dari sifat kedua sel tersebut. Teknik hibridoma ini sangat penting untuk menghasilkan antibodi dan hormon dalam jumlah yang besar.

Hal yang penting untuk diperhatikan adalah proses pemilihan sel klon yang identik yang dapat mensekresi antibodi yang spesifik. Karena antibodi yang diproduksi berasal dari sel hibridoma tunggal (mono-klon), maka antibodi yang diproduksi disebut dengan antibodi monoklonal.

Teknik Pembuatan Antibodi Monoklonal untuk Pengobatan Kanker


Langkah pertama adalah menginjeksikan antigen ke dalam tubuh tikus/ kelinci percobaan, kemudian limpanya dipisahkan. Sel-sel pembentuk antibodi pada limpa dilebur (fusi ) dengan sel-sel mieloma ( sel kanker ). Sekitar 1% dari sel limpa adalah sel plasma yang menghasilkan antibodi, sedangkan 10% sel hibridoma akhir terdiri dari sel-sel yang menghasilkan antibodi. Setiap hibridoma hanya dapat menghasilkan satu antibodi.

Kegunaan antibodi monoklonal lainnya adalah sebagai berikut


untuk mendeteksi kandungan hormon korionik gonadotropin ( HCG ) dalam urin wanita hamil. untuk mengikat racun dan menonaktifkannya, contohnya racun tetanus dan kelebihan obat digoxin dapat dinonaktifkan oleh antibodi ini. mencegah penolakan jaringan terhadap sel hasil transplantasi jaringan lain.

Antibodi Monoklonal Sebagai Agen Diagnostik


Tidak seperti kemoterapi dan radioterapi, yang bekerja secara kurang spesifik, tujuan pengobatan antibodi monoklonal adalah untuk menghancurkan sel-sel limfoma non Hodgkin secara khusus dan tidak mengganggu jenis-jenis sel lainnya.

Diagnostik imaging. Antibodi monoklonal dapat digunakan untuk melihat protein tertentu dalam tubuh, misal antibodi monoklonal dikonjugasikan dengan logam inert pasien yang dirontgen. Dari hasil rontgen tersebut dapat dikenali protein tertentu yang terlibat dalam penyakit. Cara ini juga diterapkan dalam melihat metastasis sel kanker.

Diagnostik molekular. Antibodi monoklonal dapat diaplikasikan untuk identifikasi penyakit yang lebih dikenal dengan imunologikal diagnostik. Di mana deteksi imunologik merupakan deteksi imunologik merupakan sistem deteksi yang sensitif, spesifik, dan sederhana. Misal: membedakan DHF dan tifus.

Sebagai contoh, rituximab, antibodi monoklonal yang dipakai dalam pengobatan limfoma non Hodgkin, mengenali penanda protein CD20. CD20 ditemukan di permukaan Sel B abnormal yang ditemukan pada jenis-jenis limfoma non Hodgkin yang paling umum.

Antibodi Monoklonal Sebagai Agen terapi


Induksi imunisasi pasif. Monitoring terapi obat (untuk live-saving drug). Sistem penghantaran obat (Drug delivery system/DDS). Isolasi dan atau purifikasi obat baru.

Terapi kanker: Para ahli bisa membuat antibodi monoklonal yang mampu bereaksi dengan antigen spesifik berbagai jenis sel kanker. Dengan ditemukannya lebih banyak lagi antigen kanker, berarti akan semakin banyak antibodi monoklonal yang bisa digunakan untuk terapi berbagai jenis kanker.Bila antibodi berikatan dengan antigen tumor spesifik yang terdapat di permukaan sel, maka ia juga bisa menginduksi sel mengalami apoptosis.

Tehnik Pembuatan Antibodi Monoklonal


Untuk mendapatkan antibodi yang homogen: 1.Imunisasi mencit Antigen berupa protein atau polisakarida yang berasal dari bakteri atau virus,di suntikkan secara subkutan pada beberapat empat atau secara intra peritoneal Setelah 23 minggu disusul suntikan antigen sekali atau beberapa kali suntikan. Mencit dengan kekebalan terbaik di pilih, 12 hari setelah suntikan terakhi antibodi yang terbentuk pada mencit diperiksa dan diukur titer antibodinya, mencit dimatikan dan limpanya diambil secara aseptis, kemudian dibuat suspensi sel atau limpa

Mencit dengan kekebalan terbaik di pilih, 12 hari setelah suntikan terakhi antibodi yang terbentuk pada mencit diperiksa dan diukur titer antibodinya, mencit dimatikan dan limpanya diambil secara aseptis, kemudian dibuat suspensi sel atau limpa untuk memisahkan sel B yang mengandung antibodi . Cara ini di anggap cukup baik danbanyak di pakai , walaupun kadangkala dipengaruhi oleh sifat antigen atau responimun binatang yang berbeda-beda.

Cara imunisasi lain yang juga sering dilakukan adalah imunisasi sekali suntik intra limpa Pada cara imunisasi konvensional antigen dipengaruhi bermacam-macam factor. Bila disuntikkan ke dala dmarah sebagian besar akan dieliminasi secara alami, sedangkana melalui kulit akan tersaring oleh kelenjar limfe, makrofag, dan sel retikuler. Hanya sebagian kecil antigen yang terlibat dalam proses imun.

Anda mungkin juga menyukai