A. Latar Belakang Manusia mempergunakan bahasa sebagai sarana komunikasi vital dalam hidup. Bahasa dan pendidikan merupakan dua hal yang bertalian erat. Bahasa merupakan alat utama dalam kehidupan dan pendidikan. Bahasa dan pendidikan adalah dua hal yang saling mengembangkan dan saling meningkatkan dalam setiap aspek kehidupan masyarakat. Setiap bangsa pada hakekatnya memerlukan bahasa nasional, yaitu bahasa yang dapat mengkomunikasikan seluruh bangsa. Bahasa nasional bagi suatu bangsa merupakan hal yang tidak ternilai harganya, seperti dalam pasal 36 UUD 1945 yang berbunyi,"Bahasa negara ialah bahasa Indonesia. Untuk memperoleh bahasa nasionalnya, bangsa Indonesia harus berjuang dalam waktu yang cukup panjang dan penuh dengan tantangan. Dengan demikian, seharusnya kita bangga terhadap bahasa nasional kita. Bahasa Indonesia memiliki bahasa yang baku karena bahasa Indonesia merupakan bahasa umum dan bahasa nasional yang hidup dan berkembang sejalan dengan kehidupan kebangsaan. Semakin meluas kalangan pemakainya, maka diperlukan pemeliharaan dan pelestarian bahasa Indonesia malalui pengadaan suatu tata bahasa yang menjadi acuan normatif dalam penggunaan lisan maupun tulisan. Keterampilan seseorang dalam menggunakan bahasa tulis secara jelas dapat dilihat dari teknik penulisannnya, sebab dalam menulis terdapat kaidah-kaidah tertentu yang harus sesuai. Hal tersebut dapat dilihat dari seringnya terjadi kesalahan dalam teknik penulisan. Berdasarkan permasalahan di atas, permasalahan yang penulis angkat kesalahan bentukan kata dalam surat resmi.
B. Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut. 1. Adakah pemahaman penulis tentang bentukan kata dan surat resmi. 2. Bagaimana pemahaman penulis tentang bentukan kata dan surat resmi.
C. Tujuan Sesuai makalah yang diiajukan, makalah ini bertujuan: 1. Mengetahui pemahaman penulis tentang bentukan kata dalam surat resmi. 2. Mengetahui penganalisaan penulis tentang bentukan kata dalam surat resmi. 3. Mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh. 4. Memenuhi salah satu tugas mata pelajaran bahasa Indonesia.
D. Manfaat Adapun manfaat dari makalah ini sebagai berikut: 1. Sebagai upaya melatih diri penulis dalam menyusun makalah dengan mengembangkan dan mengelola kemampuan pemikiran sehingga mampu mengorganisasikan beragam informasi yang simpang siur menjadi pola-pola yang dapat dipahami. 2. Sebagai bahan masukan bagi pembaca dan pihak lain yang berkepentingan dalam penyusunan makalah bahasa Indonesia. 3. Dapat menambah literature perpustakaan.
II KERANGKA TEORI
A.Pengertian Kata, Bentukan Kata, dan Surat Resmi 1. Pengertian Kata Kata adalah bentuk kesatuan yang paling kecil yang dapat berdiri sendiri atau bentuk bebas. Pendapat pakar-pakar bahasa Indonesia tentang pengertian kata adalah sebagai berikut: a. Gorys Keraf bahwa kata adalah kesatuan-kesatuan yang terkecil yang diperoleh sesudah sebuah kalimat dibagi atau bagian-bagiannya dan mengandung suatu ide. (1966:57) b. Hocket dalam Parera bahwa kata adalah tiap segmen dari sebuah kalimat yang diapit oleh sendi-sendi yang berturut-turut memungkinkan adanya kesenyapan. (1922:3) Dari pendapat pakar tersebut, dapat disimpulkan bahwa kata adalah bentuk kesatuan terkecil dari sebuah kalimat dan mengandung suatu ide. 2. Pengertian Bentukan Kata Bentukan kata adalah kata yang telah mengalami proses morfologis apapun. Pendapat pakar-pakar bahasa Indonesia adalah sebagai berikut: a. Daeng Nurajamal, M.P.d,dkk. dalam buku Terampil Berbahasa Indonesia halaman 232 bahwa bentukan kata adalah seperangkat bagian dari tata bahasa yang membahas mengenai pembentukan kata. b. Drs. Joko Untoro,dkk. dalam buku Pintar Pelajaran halaman 454 bahwa bantukan kata adalah jika kata sudah diwujudkan ke dalam susunan kata berupa kalimat maka kata tersebut tidak lepas lagi dan sudah menjadi satu kesatuan.
Dari pendapat pakar tersebut dapat disimpulkan bahwa bentukan kata adalah seperangkat bagian dari tata bahasa yang mewujudkan kata ke dalam susunan kata berupa kalimat dan manjadi satu kesatuan. 3. Pengertian Surat Resmi Surat adalah sarana komunikasi tertulis antara satu pihak dengan pihak lain yang saling berkepentingan. Rumusan lain tentang surat dapat dikemukakan bahwa, surat adalah sehelai kertas yang memuat suatu bahan komunikasi berupa pemberitahuan, permohonan, undangan, dll yang
disampaikan seseorang kepada orang atau pihak lain, baik atas nama pribadi maupun karena kedudukannya dalam suatu organisasi, instansi, atau perusahaan. Salah satu jenis surat adalah surat resmi. Pendapat pakar-pakar bahasa Indonesia tentang surat resmi adalah sebagai berikut: a. Soedjito dan Solchan bahwa surat resmi adalah suatu alat komunikasi tulis yang paling efisien, efektif, ekonomis, dan praktis. Juga dikatakan bahwa surat resmi dikirimkan oleh perseorangan kepada kantor pemerintah. b. Daeng Nurjamal, M.P.d, dkk. dalam buku Terampil Berbahasa Indonesia halaman 122 bahwa surat resmi adalah surat yang berasal dari dinas atau instansi. c. Arifin bahwa surat resmi adalah surat yang dibuat oleh suatu badan perusahaan, organisasi, atau instansi tertentu.(1980:6) Dari pendapat pakar di atas dapat disimpulkan bahwa surat resmi adalah suatu alat sarana komunikasi tulis yang berasal dari suatu instansi, badan peruusahaan dan organisasi tertentu.
A. Ciri-Ciri Kata, Bentukan Kata, dan Surat Resmi 1. Adapun cirii-ciri kata antara lain: a. mengandung arti sendiri b. terdiri dari satu atau lebih morfem c. tidak diikuti oleh tanda baca
d. dapat berdiri sendiri 2. Adapun ciri-ciri bentukan kata antara lain: a. mengakibatkan perubahan makna b. merupakan unsur struktural c. berasal dari kata dasar d. pemakainnya pada beberapa kata 3. Adapun ciri-ciri surat resmi antara lain: a. menggunakan kop surat apabila dikeluarkan organisasi b. ada nomor surat, lampiran, dan perihal c. menggunakan salam pembuka dan penutup yang lazim d. menggunakan ragam bahasa yang resmi e. menyertakan cap atau stempel dari lembaga resmi f. ada aturan format baku
B. Fungsi Kata, Bentukan Kata, dan Surat Resmi 1. Adapun fungsi kata antara lain: a. membentuk frasa dan klausa b. mempunyai suatu ide tertentu c. membentuk sebuah kalimat 2. Adapun fungsi bentukan kata antara lain: a. memperjelas arti sesungguhnya b. membentuk kata kerja c. membantu kata baru yang biasanya tidak berbeda dengan jenis kata dasarnya 3. Adapun fungsi surat resmi antara lain: a. Wakil atau duta si penulis atau pengirim surat. Surat berperan sebagai pembawa misi atau pesan penulis atau pembuat surat. b. Bukti tertulis otentik, hitam di atas putih, yang mempunyai kekuatan buku. c. Pedoman untuk mengambil tindakan lebih lanjut.
d. Alat pengingat. Dengan adanya arsip, sesuatu yang lupa tentang kegiatan masa lalu dapat dilihat dan ditinjau kembali. e. Bukti sejarah dan kegiatan suatu organisasi atau badan usaha. f. Alat promosi (iklan) bagi pihak pengirim.
C. Jenis-Jenis Surat Adapun jenis-jenis surat antara lain: 1. Jenis Surat berdasarkan asalnya Surat berdasarkan asalnya dibedakan menjadi empat yakni surat yang berasal dari pribadi atau perseorangan, dinas, sosial, dan niaga. Surat pribadi atau perseorangan, dinas, sosial, dan niaga. Surat pribadi adalah surat yang berasal dari pribadi atau perseorangan. Surat dinas atau resmi yakni surat yang berasal dari suatu dinas atau instansi; surat sosial yakni surat yang berasal dari lembaga atau organisasi sosial; dan surat niaga yakni surat yang berasal dari dan berisi informasi seputar dunia usaha atau bisnis. 2. Jenis Surat Berdasarkan Sasarannya Berdasarkan sasarannya surat dapat dibedakan menjasi tiga jenis, yakni surat biasa, surat edaran, dan pengumuman. Surat biasa yang dimaksudkan disini adalah suatu surat yang ditujukan untuk satu alamat. Surat edaran adalah satu surat yang disampaikan kepada umum sekelompok khalayak tanpa harus diketahui siapa dan berapa jumlahnya. Siapapun dia boleh membaca sebuah surat pengumuman itu, namun tidak semua pembaca pengumuman itu berkepentingan dengan isinya. Berbeda dengan surat biasa dan edaran, pihak-pihak yang dikirimi surat merupakan pihak-pihak yang dipandang berkepentingan secara khusus dengan isi surat. 3. Jenis Surat Berdasarkan Bentuknya Surat berdasarkan bentuk atau wujud fisiknya, antara lain berupa: kartu pos, warkat pos/aerogram, telegram, surat bersampul, wesel, faksimili, memo
dan nota. Semua bentuk surat itu masing-masing mempunyai kekhasan baik bentuk maupun kegunaannya. Kartu pos atau lazim pula disebut posrcard digunakan untuk menyampaikan berita singkat yang tidak rahasia. Memo dan nota adalah surat-surat yang digunakan secara internal dalam suatu lingkungan kerja. Perbedaannya, nota: bernomor, isinya berupa informasi atau instruksi, penulisannya terbatas dan melekat pada jabatan, dikirimkan ke bawahan (instruksi) atau pejabat sederajat. Sedangkan memo: tidak bernomor isinya umum tidak terikat pada jabatan; siapapun bisa dan menulis memo ; memo biasa, bisa dikirimkan kepada atasan, bawahan, dan pejabat sederajat. 4. Jenis Surat Berdasarkan Keamanan Isinya Surat berdasarkan keamanan atau kerahasiaan isinya, dapat dibedakan menjadi empat jenis, yakni surat sangat rahasia, surat rahasia, surat konfidensial, dan surat biasa. Setiap surat sepanjang surat itu bersampul berarti surat itu rahasia. Artinya tidak sembarang orang boleh membuka atau membacanya. Hal ini berbeda dengan kartu pos post card yang memang terbuka, karena sifatnya itu maka digunakan untuk mengirimkan berita singkat dan tidak rahasia. Surat sangat rahasia dan surat rahasia masing-masing menggunakan dua buah sampul atau amplop, keduanya digunakan untuk mengirimkan dokumendokumen negara. Jadi, apabila sebuah surat sangat rahasia dan rahasia itu bocor, maka yang bocor itu adalah dokumen rahasia negara. Sedangkan surat konfidensial adalah surat yang yang isinya hanya boleh diketahui oleh orang atau pejabat yang namanya tercantum pada alamat yang dituju. Surat konfidensial ini lazim pula disebut dengan surat rahasia terbatas, surat rahasia jabatan, dan surat rahasia perusahaan. Surat konfidensial bisa juga dijelaskan sebuah surat yang isinya rahasia bagi pihak lain yang tidak menerimanya. Surat
biasa adalah surat yang memiliki sampul, artinya rahasia dan tidak sembarang boleh membacanya, tetapi tingkat kerahasiaan surat ini surat biasa. 5. Jenis Surat Berdasarkan Situasinya Surat berdasarkan situasinya terdiri dari surat pribadi, surat semi pribadi, dan surat resmi yang dibedakan menjadi dua; surat resmi kedinasan dan surat resmi bisnis. 6. Jenis Surat Berdasarkan Urgensinya Surat berdasarkan urgensi atau tingkat kepentingannya dapat dibedakan menjadi surat sangat segera, surat segera, dan surat biasa. Surat sangat segera adalah surat-surat yang harus diproses, dikirimkan, ditangani segera pada kesempatan pertama, saat jam kantor buka. Sedangkan surat segera adalah surat yang juga harus segera diproses, dikerjakan, ditangani namun tidak pada kesempatan pertama. Surat biasa adalah surat yang penanganan atau penyelesaiannya berdasarkan urutan datangnya surat atau berdasarkan prioritasnya. 7. Jenis Surat Berdasarkan Polanya Dalam dunia surat menyurat dikenal ada tujuh jenis pola surat yang lazim digunakan secara bervariasi, ketujuh pola surat itu adalah pola surat lurus penuh full block style; pola surat lurus block style; pola surat setengah lurus semi block style; pola surat taktik/lekuk idented style; pola surat menggantung hanging paragraf style; pola surat dinas official style; dan ; pola surat pribadi private style. Ketujuh pola surat itu dalam prakteknya, digunakan secara bervariasi di berbagai organisasi, tempat dan instansi atau perusahaan.
III METODOLOGI
A. Jenis Tulisan Dalam pembuatan makalah ini, penulis menggunakan jenis tulisan argumentasi dan eksposisi. Yaitu tulisan yang menyajikan alasan-alasan yang kuat dan meyakinkan pembaca disertai penjelasan dan pemaparan beberapa opini.
B. Objek Tulisan Makalah ini mengambil objek tulisan kesalahan bentukan kata dalam surat resmi. Adapun sasaran penulisan makalah ini adalah siswa. Agar siswa dapat meningkatkan pemahaman tentang bentukan kata dalam surat resmi.
C. Teknik Pengumpulan Data Penulis mengumpulkan data (bahan) mengenai bentukan kata dan surat resmi dengan menggunakan metode library research yaitu suatu metode yang digunakan dalam pengumpulan data dengan aktif melalui: 1. Mengutip secara langsung yaitu mengambil pendapat atau data maupun bahan yang terdapat dalam literatur kemudian dimasukkan ke dalam karya tulis. 2. Mengutip secara tidak langsung yaitu mengambil data atau bahan yang terdapat dalam literatur untuk diringkas kemudian dimasukkan dalam karya tulis.
IV PEMBAHASAN
A. Kesalahan Bentukan Kata dalam Surat Resmi Surat 1 PEMERINTAH KABUPATEN BONE
Implementation Unit (KPIU) Kegiatan PISP Satker Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bone T.A.2009, maka di mohon kesediaan Bapak/Ibu sebagai Nara Sumber yang Insya Allah akan dilaksanakan pada: Hari/Tanggal : Kamis /16 Juli 2009
10
Waktu Tempat
: Sesuai Jadwal Terlampir. : Ruang Pertemuan Kantor Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Bone Jl. Sultan Hasanuddin No.12 Watampone.
Ir. H.LANTO PALAWA,MP Pangkat: Pembina Utama Muda Nip : 19550805 198303 1 012
Tembusan: Disampaikan Kepada Yth. 1. Bupati Bone 2. Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi Sulawesi Selatan. 3. PPMU PISP Propinsi Sulawesi Selatan. 4. Kantor Pelayanan Pembendaharaan Negara (KPPN) Kab. Bone. 5. Masing-masing yang bersangkutan. 6. Pertinggal. di Tempat di Makassar di Makassar di Watampone di Watampone
11
Dalam rangka pemberdayaan kelompok P3A yang ada di daerah Irigasi dan berdasar Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi Sulawesi Selatan, kegiatan PISP terdapat Pelatihan Usaha
Intensifikasi, Ekstensifikasi, Diversifikasi Sistem Pengelolaan Air Irigasi, berdasarkan hal tersebut dengan ini disampaikan hal-hal sebagai berikut: 1. Pelatihan Usaha Intensifikasi, Ekstensifikasi, Diversifikasi Sistem Pengelolaan Air Irigasi, sesuai jadwal terlampir. 2. Sehubungan hal tersebut, diharapkan tiap P3A dapat menugaskan peserta perempuan.
12
3. Biaya transport dan konsumsi di tanggung panitia. Demikian disampaikan atas partisipasinya diucapkan terima kasih.
Kepala Dinas,
Ir. H.LANTO PALAWA,MP Pangkat: Pembina Utama Muda Nip : 19550805 198303 1 012
Tembusan di sampaikan Kepada Yth. 1. Bupati Bone sebagai laporan................................................di Watampone 2. Ketua KPCMO PISP Kabupaten Bone.................................di Watampone 3. Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi Sulawesi Selatan....................................................di Makassar 4. Konsultan PISP Propinsi Paket I dan II...............................di Makassar 5. Kepala Wilayah Kecamatan Lokasi Kegiatan......................di Tempat 6. Pemimpin Pertanian Kecamatan (PPK) Lokasi Kegiatan.....di Tempat 7. KTPM/TPM masing-masing daerah irigasi..........................di Tempat 8. Masing-masing yang bersangkutan......................................di Tempat 9. Arsip.
13
B. Tinjauan Kesalahan Bentukan Kata dalam Surat Resmi Dengan memperhatikan surat di atas terdapat beberapa kata yang digarisbawahi yang merupakan kesalahan bentukan kata dalam surat resmi yaitu: 1. Surat Resmi 1 a. di mohon b. nara sumber c. di ucapkan 2. Surat Resmi 2 a. berdasar b. menugaskan c. di tanggung d. di sampaikan
C. Analisis Kesalahan Bentukan Kata dalam Surat Resmi Dengan memperhatikan dan menganalisa surat di atas kita dapat melihat beberapa kesalahan bentukan kata yaitu. Surat 1 a. Pada paragraf pertama kalimat pertama yakni di mohon. Penulisan bentukan kata ini kurang tepat karena tidak menggabungkan prefiks di pada kata mohon dan unsur di harus dilekatkan pada kata yang mengikutinya. Penulisan bentukan kata yang tepat adalah dimohon. b. Pada paragraf pertama kalimat pertama yakni nara sumber. Penulisan bentukan kata ini kurang tepat karena tidak menggabungkan kedua kata yang seharusnya digabung. Penulisan bentukan kata yang tepat adalah narasumber. c. Pada paragraf kedua kalimat pertama yakni di ucapkan. Penulisan bentukan kata ini kurang tepat karena tidak menggabungkan prefiks di pada kata ucapkan. Penulisan bentukan kata yang tepat adalah diucapkan.
14
Surat 2 a. Pada paragraf pertama kalimat pertama yakni kata berdasar. Penulisan bentukan kata ini kurang tepat karena tidak memberikan akhiran kan atau sufiks kan sehingga maknanya jelas. Penulisan kata yang tepat adalah berdasarkan. b. Pada paragraf pertama kalimat ketiga yakni kata menugaskan. Penulisan bentukan kata ini kurang tepat karena pemilihan sufiks yang tidak sesuai. Penulisan bentukan kata yang tepat adalah menugasi. c. Pada paragraf pertama kalimat keempat yakni kata di tanggung. Penulisan bentukan kata ini kurang tepat karena tidak menggabungkan prefiks di pada kata tanggung. Penulisan bentukan kata yang tepat adalah ditanggung. d. Pada tembusan yakni di sampaikan. Penulisan bentukan kata ini kurang tepat karena unsur di harus dilekatkan pada kata yang mengikutinya. Penulisan bentukan kata yang tepat adalah disampaikan.
15
V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya tentang bentukan kata dalam surat resmi, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Kesalahan dalam bentukan kata mempengaruhi makna dari sebuah surat kabar. Agar penerima surat dapat dengan tepat memahami isi surat yang diterimanya sesuai dengan maksud surat, maka perlu memperbaiki bentukan kata. Kesalahan dalam bentukan kata dalam surat resmi seperti di mohon, nara sumber, di ucapkan, berdasar, pengelolaan, menugaskan, di tanggung, dan di sampaikan. 2. Analisis kesalahan bentukan kata seperti kesalahan dalam menuliskan gabungan kata dasar dengan afiks, menghilangkan afiks pada kata dasar yang seharusnya berafisk, dan kesalahan dalam menuliskan gabungan kata yang mendapat prefiks dan sufiks.
B. Saran Adapun saran yang diberikan penulis antara lain: 1. Sebaiknya penulis lebih banyak membaca literatur tentang bentukan kata dan surat resmi. 2. Sebaiknya perpustakaan sekolah lebih banyak menyediakan buku tentang bentukan kata dan surat resmi . 3. Sebaiknya pemerintah turut serta dalam menyediakan buku-buku tentang bentukan kata dan surat resmi.
16
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. Kesalahan Penulisan Kata. Http:// www.paknewulan.wordpress.com (diakses tanggal 8 Mei 2012). ______. 2007. Permasalahan Kebahasaan dalam Surat Dinas.
Http://www.areraiera.wordpress.com (diakses tanggal 8 Mei 2012). ______. 2011. Pengertian Kosakata. Http://www.hasan2U.blogspot.com (diakses tanggal 5 Mei 2012). ______. 2011. Surat Resmi. Http://www.gunungkidul.org (diakses tanggal 5 Mei 2012). ______. 2011. Undang-undang Republik Indonesia dan Perubahannya. Jakarta: Penabur Ilmu. ______. 2011. Jenis-Jenis Surat. Http://www.hasan2U.blogspot.com (diakses tanggal 6 Mei 2012). ______. 2011. Surat Dinas yang Benar. Http://www.sisialinnet.com (diakses tanggal 5 Mei 2012). Arifin dalam Anonim. 1980. Surat Resmi. Http://www.artikelresmi.blogspot.com (diakses tanggal 7 Mei 2012). Hocket dalam Parera.1992. Pengertian Kata. Bandung:Alfabeta. Keraf, Gorys. 1944. Terampil Berbahasa Indonesia 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta:Depdikbud. Keraf, Gorys dalam Anonim. 1966. Pengertian Kata. Http://imsucis.wordpress.com (diakses tanggal 5 Mei 2012).
17
Mafrukhi,dkk.. 2007. Kompeten Berbahasa Indonesia untuk SMA Kelas XI . Jakarta: Erlangga. Nurjamal, Daeng,dkk.. 2011. Terampil Berbahasa Indonesia. Bandung:Alfabeta. Soedjito dan Solchan dalam Anonim. 1987. Surat Resmi Sarana Komunikasi. Http://www.sisialinnet.com (diakses tanggal 5 Mei 2012). Supriatna, Agus. 2007. Bahasa Indonesia. Jakarta:Grafindo. Untoro, Joko. 2010. Bahasa Indonesia. Jakarta:Wahyu Media. Widodo, A.Slamet.1995. Penuntun Belajar Bahasa Indonesia 2 untuk kelas II SMA. Bandung:Geneca Exact. Yudha, Sahid.2006. Buku Ajar Bahasa Indonesia. Surakarta:Citra Pustaka.
18