Anda di halaman 1dari 11

OLEH : NI KADEK DIANA YASMINI PUTU DYTA WITARYANI NI KT KARTIKA AMANDA ASTITI (0914081007) (0914081008) (0914081011)

JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM S1 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2012

Problem utama setiap investor adalah menentukan sekuritas berisiko mana yang harus dibeli. Karena satu portofolio merupakan kumpulan sekuritas, masalah ini bagi investor sama dengan memilih portofolio yang optimal dari suatu portofolio yang ada. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka dilakukan upaya meminimalisasi kerugian dengan portofolio investasi. Portofolio adalah sekumpulan investasi atau gabungan dari 2 (dua) atau lebih surat berharga yang sejenis ataupun tidak sejenis. Tujuan utama dari kombinasi ini adalah rencana investasi yang paling aman dengan keuntungan yang maksimal dan risiko yang minimal. Semakin banyak jenis investasi yang diambil, maka risiko kerugian dapat diminimalisir atau ditutup oleh keuntungan yang diperoleh dari jenis investasi yang lain. A. RETURN DAN RISIKO PORTOFOLIO Sebelum investor melakukan investasi pada sekuritas, ia perlu merumuskan terlebih dahulu kebijakan investasinya. Berapa risiko yang perlu ditanggung, berapa jumlah dana yang diinvestasikan, merupakan pertanyaan-pertanyaan yang harus ia pecahkan terlebih dahulu. Salah satunya yang terpenting adalah menghitung return dan risiko portofolio. Mengukur return dan risiko untuk sekuritas tunggal memang penting, tetapi bagi manager portofolio, return dan risiko seluruh sekuritas di dalam portofolio lebih diperlukan. Return Portofolio Return realisasian portofolio (portfolio realized return) merupakan rata rata tertimbang dari return return realisasian masing masing sekuritas tunggal di dalam portofolio tersebut. Secara matematis, return realisasian portofolio dapat ditulis sebagai berikut

Notasi : Rp = return realisasian portofolio wi = porsi dari sekuritas I terhadap seluruh sekuritas di portofolio Ri = return realisasian dari sekuritas ke-i n = jumlah dari sekuritas tunggal

Sedangkan return ekspetasian portofolio (portfolio expected return) merupakan rata rata tertimbang dari return return ekspetasian masing masing sekuritas tunggal di dalam portofolio. Return ekspetasian portofolio dapat dinyatakan secata sistematis sebagai berikut:

Notasi : E(Rp) = return ekspetasian dari portofolio wi n yaitu: 1. Placement analysis. Dalam langkah ini, investor melakuakan pengumpulan data, baik kuantitatif maupun kualitatif dari berbagai alat investasi yang akan dijadikan portofolio. 2. Portofolio contruction. Pada langkah ini, investor mulai melakuakan berbagai alat investasi yang dapat memenuhi tujuan investasinya. 3. Portofolio selection. Pada langkah ini, investor mulai melakukan kombinasi diantara alat investasi yang sudah dipilih dengan tujuan mendapatkan portofolio yang efisien. Risiko Portofolio Konsep dari risiko portofolio pertama kali diperkenalkan secara formal oleh Harry M. Markowitz di tahun 1950-an. Beliau menunjukkan bahwa secara umum risiko munbgkin dapat dikurangi dengan menggabungkan beberapa sekuritas tunggal ke dalam bentuk portofolio. Persyaratan utama untuk dapat mengurangi risiko dalam portofolio ialah return untuk masing masing sekuritas tidak berkorelasi secara positif dan sempurna. 1. Portofolio dengan dua aktiva Return portofolio ekspetasian dengan menggunakan dua aktiva dapat dicari dengan menggunakan rumus :
R p a.E ( R A ) b.E ( R B )

= porsi dari sekuritas I terhadap seluruh sekuritas di portofolio = jumlah dari sekuritas tunggal.

E(Ri) = return ekspetasian dari sekuritas ke-i Langkah-langkah yang disarankan oleh John Dickinson dalam melakukan portofolio

Salah satu pengukuran risiko adalah deviasi standar (standard deviation) atau varian (variance) yang merupakan kuadrat dari deviasi standar. Risiko yang diukur dengan ukuran ini mengukur risiko dari seberapa besar nilai tiap tiap item menyimpang dari rata rata. Risiko juga dapat di ukur dengan besarnya deviasi standar atau varian dari nilai nilai return sekuritas sekuritas tunggal yang ada di dalamnya. Varian return portofolio yang merupakan risiko portofolio dapat dituliskan :
2 Var(R p ) p a 2 .Var( Ra) b 2 .Var(Rb) 2abCov(Ra, Rb)

Kovarian adalah pengukur yang menunjukkan arah pergerakan dua variabel. Kovarian antara return saham A dan B menunjukkan hubungan arah pergerakan dari nilai-nilai return sekuritas A dan B. Nilai kovarian yang positif menunjukkan nilai-nilai dari dua variabel bergerak ke arah yang sama, yaitu jika satu meningkat, yang lainnya juga meningkat atau jika satu menurun, yang lainnya juga ikut menurun. Nilai kovarian yang negatif menunjukkan nilai-nilai dari dua variabel bergerak kearah yang berlawanan, yaitu jika yang satu meningkat maka yang lainnya menurun. Atau jika yang satu menurun, yang lainnya meningkat. Nilai kovarian yang nol menunjukkan nilai-nilai dari dua variabel independent, yaitu pergerakan satu variabel tidak ada hubungannya dengan pergerakan variabel yang lainnya. Kovarian dapat di hitung menggunakan cara probabilitas maupun menggunakan data historis. a. Kovarian dengan cara probabilitas Kovarian yang dihitung dengan menggunakan probabilitas dapat di hitung dengan rumus sebagai berikut:

b. Kovarian menggunakan cara historis Kovarian yang menggunakan data historis dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

c. Koefisien Korelasi

Konsep dari kovarian dapat dinyatakan dengan korelasi.koefisien korelasi menunjukan besarnya hubungan pergerakan antara dua variabel relatif terhadap masing masing deviasinya.
rAB AB Cov( R A .R B ) A . B

2. Portofolio dengan banyak aktiva Risiko portofolio adalah penjumlahan dari varian dan kovarian sesuai dengan proporsi masing-masing aktiva didalamnya. Risiko ini dapat dituliskan dalam bentuk perkalian antara matrik varian kovarian dengan matrik proporsi masingmasing aktiva. Matrik varian-kovarian menunjukkan varian (bagian diagonal) dan kovarian (bagian bukan diagonal) dari seluruh aktiva. Untuk portofolio dengan banyak aktiva, rumus varian dapat dituliskan sebagai berikut.
2 p wi2 . i2 wi .w j . ij i 1i i 1 j 1 n n n

Rumus ini menunjukkan bahwa risiko portofolio adalah penjumlahan semua varian dan kovarian yang berada di matrik varian-kovarian dikalikan dengan proporsi aktivanya masing-masing dalam portofolio. B. Diversifikasi Diversifikasi adalah pembentukan portofolio melalui pemilihan kombinasi sejumlah aset tertentu sedemikian rupa hingga risiko dapat diminimalkan tanpa mengurangi besaran return yang diharapkan. Atau dengan kata lain diversifikasi adalah berinvestasi pada berbagai jenis saham, dengan harapan jika terjadi penurunan pengembalian satu saham akan ditutup oleh kenaikan pengembalian saham yang lain. Risiko yang dapat di diversifikasikan adalah risiko yang tidak sistematik atau risiko spesifik dan unik untuk perusahaan. Diversifikasi risiko ini sangat penting untuk investor, karena dapat meminimumkan risiko tanpa harus mengurangi return yang di terima. Investor dapat melakukan diversifikasi dengan beberapa cara, seperti dengan membentuk portofolio berisi banyak aktiva, membentuk portofolio secara random atau diversifikasi secara metode Markowitz. 1. Diversifikasi dengan banyak aktiva Mengikuti hukum statistik bahwa semakin besar ukuran sampel semakin dekat dengan nilai ekspetasian dari populasi. Hukum ini disebut dengan

hukum jumlah besar. Asumsi yang di gunakan adalah bahwa tingkat hasil Untuk masing masing sekuritas secara statistik adalah independen. Ini berarti bahwa tingkat hasil untuk 1 sekuritas tidak terpengaruhi oleh hukum jumlah besar sekuritas yang lain. 2. Diversifikasi secara random Diversifikasi random atau diversifikasi secara naif terjadi ketika investor menginvestasikan dananya secara acak pada berbagai jenis saham yang berbeda atau pada berbagai jenis aset yang berbeda. Investor memilih asetaset yang akan dimasukkan ke dalam portofolio tanpa terlalu memperhatikan karakterisitik aset-aset bersangkutan (misalnya tingkat risiko dan return yang diharapkan serta industri). Dalam diversifikasi random, semakin banyak jenis aset yang dimasukkan dalam portofolio, semakin besar manfaat pengurangan risiko yang akan diperoleh namun dengan marginal penurunan risiko yang semakin berkurang. 3. Diversifikasi secara Markowitz Berbeda dengan diversifikasi random, diversifikasi Markowitz mempertimbangkan berbagai informasi mengenai karakteristik setiap sekuritas yang akan dimasukkan dalam portofolio. Diversifikasi Markowitz menjadikan pembentukan portofolio menjadi lebih selektif terutama dalam memilih aset-aset sehingga diharapkan memberikan manfaat diversifikasi yang paling optimal. Informasi karakteristik aset utama yang dipertimbangkan adalah tingkat return dan risiko (mean-variance) masingmasing aset, sehingga metode divesifikasi Markowitz sering disebut dengan meanvariance model. Kontribusi penting dari ajaran Markowitz adalah bahwa risiko portofolio tidak boleh dihitung dari penjumlahan semua risiko aset-aset yang ada dalam portofolio, tetapi harus dihitung dari kontribusi risiko aset tersebut terhadap risiko portofolio, atau diistilahkan dengan kovarians. Semakin banyak sekuritas yang dimasukkan kedalam portofolio semakin kecil risiko portofolio. Dengan menggunakan metode Markowitz diversifikasi ini dapat di buktikan secara matematis. Dengan demikian, diversifikasi akan menghilangkan efek dari varian, tetapi efek kovarian masih tetap ada, yaitu sebesar nilai rata-rata semua kovarian atau dengan kata lain, untuk portofolio yang didiversifikasikan dengan baik yang terjadi dari banyak

aktiva efek dari kovarian menjadi lebih penting dibandingkan efek dari varian masingmasing aktiva. C. MENENTUKAN PORTOFOLIO EFISIEN Portofolio efisien adalah portofolio yang memberikan return ekspetasian terbesar dengan risiko tertentu atau memberikan risiko terkecil dengan return ekspetasian tertentu. Dengan asumsi diatas, maka menentukan portofolio efisien dapat dilakukan dengan jalan 1. Investor bisa menerima penghasilan tertentu, dengan bersedia pula menerima risiko minimum. 2. Investor bisa menetukan penghasilan yang tinggi (maksimum), dengan bersedia pula menerima risiko tertentu. Contoh return ekspetasian :

Dengan asumsi portofolio investasi diatas, investor akan lebih memilih portofolio D dibandingkan portofolio E atau F. Portofolio E lebih baik dari portofolio F dan portofolio D lebih baik baik dari portofolio E, karena dengan risiko yang sama, return ekspetasian portofolio D lebih tinggi dibandingkan dengan return ekspetasian portofolio E atau F. Dengan demikian portofolio D adalah portofolio efisien. Dengan cara yang sama dapat juga dijelaskan bahwa portofolio C lebih baik dari portofolio E atau G. Portofolio E lebih baik dari portofolio G dan portofolio C lebih baik dari portofolio E, karena dengan return ekspetasian yang sama, risiko portofolio C lebih kecil dibandingkan dengan risiko portofolio E atau G. Dengan demikian portofolio C juga merupakan portofolio efisien. Dengan cara yang sama juga, maka dapat

ditentukanbahwa titik kurva A sampai dengan B akan berisi dengan portofolioportofolio efisien. D. MENENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL Portofolio optimal merupakan portofolio yang dipilih investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio efisien. Portofolio optimal dikatakan sebagai portofolio yang paling baik, karena portofolio optimal merupakan kombinasi return ekspetasian dan risiko terbaik. Ada tiga konsep dasar yang perlu diketahui untuk memahami pembentukan portofolio optimal, yaitu: 1. portofolio efisien dan portofolio optimal 2. fungsi utilitas dan kurva indiferen 3. aset berisiko dan aset bebas risiko Fungsi utilitas dapat diartikan sebagai suatu fungsi matematis yang menunjukkan nilai dari semua alternatif pilihan yang ada. Fungsi utilitas menunjukkan preferensi seorang investor terhadap berbagai pilihan investasi dengan masing-masing risiko dan tingkat return harapan. Fungsi utilitas bisa digambarkan dalam bentuk grafik sebagai kurva indiferen. Kurva indeferen menggambarkan kumpulan portofolio dengan kombinasi return harapan dan risiko masing-masing yang memberikan utilitas yang sama bagi investor. Kemiringan (slope) positif kurva indeferen menggambarkan bahwa investor selalu menginginkan return yang lebih besar sebagai kompensasi atas risiko yang lebih tinggi. Semakin enggan seorang investor terhadap risiko (risk averse), maka pilihan investasinya akan cenderung lebih banyak pada aset yang bebas risiko. Aset berisiko adalah aset-aset yang tingkat return aktualnya di masa depan masih mengandung ketidakpastian. Salah satu contoh aset berisiko adalah saham. Sedangkan Aset bebas risiko (risk free asset) merupakan aset yang tingkat returnnya di masa depan sudah bisa dipastikan pada saat ini, dan ditunjukkan oleh varians return yang sama dengan nol. Satu contoh aset bebas risiko adalah obligasi jangka pendek yang diterbitkan pemerintah, seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Macam-macam cara menentukan portofolio optimal antara lain : 1. Portofolio Optimal Berdasarkan Preferensi Investor

Tiap-tiap investor memiliki preferensi atau tanggapan risiko yang berbeda-beda. Karena memiliki preferensi yang berbeda-beda, seorang investor akan memilih portofolio yang berbeda dengan investor lainnya selama portofolio tersebut merupakan portofolio efisien yang masih berada di efficient set. 2. Portofolio Optimal Berdasarkan Model Markowitz. Model Markowitz menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut : a. Waktu yang digunakan hanya satu periode. b. Tidak ada biaya transaksi. c. Preferensi investor hanya didasarkan pada return ekspetasian dan risiko portofolio d. Tidak ada pinjaman dan simpanan bebas risiko. Asumsi bahwa preferensi investor hanya didasarkan pada return ekspetasian dan risiko dari portofolio secara implisit mengganggap bahwa investro mempunyai fungsi utiliti yang sama. Pada kenyataannya tiap-tiap investor mempunyai fungsi utiliti yang berbeda. Jika preferensi investor terhadap portofolio berbeda karena mereka mempunyai fungsi utiliti yang berbeda, portofolio optimal untuk masing-masing investor akan dapat berbeda. Demikan juga jika tersedia pinjaman dan simpanan bebas risiko, maka optimal portofolio akan dapat berbeda seandainya pinjaman dan simpanan bebas risiko ini tidak tersedia. Model Markowitz tidak mempertimbangkan hal tersebut. Jika investor hanya mempertimbangkan risiko portofolio yang terkecil tanpa mempertimbangkan simpanan dan pinjaman bebas risiko riskless lending and borrowing) dan investor diasumsikan sebagai risk averse individu, maka titik portofolio optimal yang akan dipilih adalah kombinasi aktiva yang akan memberika portofolio yang efisien dengan risiko terkecil. Titik portofolio optimal ini disebut dengan portofolio varian minimal atau MVP (minimal variance portofolio). Fungsi objektif yang digunakan adalah fungsi risiko portofolio berdasarkan metode Markowitz. Fungsi ini kemudian diminimalkan dengan memasang beberapa kendala. Kendala yang pertama adalah total proporsi yang diinvestasikan di masing-masing aktiva untuk seluruh n aktiva adalah sama dengan 1. Kendala kedua adalah proporsi dari masing-masing sekuritas tidak boleh bernilai negatif . Kendala yang ketiga adalah jumlah rata-

rata dari seluruh return masing-masing aktiva sama dengan return portofolio. Dengan demikian, model penyelesaian optimasi ini dapat ditulis sebagai berikut : Fungsi Objektif :
2 Minimumkan : wi . i wi .w j . i i 1 i 1 j 1 n n n j

3. Portofolio Optimal dengan Aktiva Bebas Risiko Portofolio yang benar-benar optimal secara umum dapat diperoleh dengan menggunakan aktiva bebas risiko. Suatu aktiva bebas risiko dapat didefinisikan sebagai aktiva yang mempunyai return ekspetasian tertentu dengan risiko yang sama dengan nol. 4. Portofolio Optimal dengan Adanya Simpanan dan Pinjaman Bebas Risiko Investor dapat memasukkan aktiva bebas risiko ke dalam portofolio optimal aktiva berisiko dalam bentuk simpanan (leading) atau pinjaman (borrowing). Dalam bentuk simpanan (leading) berarti membeli aktiva bebas risiko dan memasukkannya ke dalam portofolio efisien aktiva berisiko. Dalam bentuk pinjaman (borrowing) berarti meminjam sejumlah dana dengan tingkat bunga bebas risiko (menjual aktiva bebas risiko) dan menggunakan dana ini untuk menambah proporsi di portofolio efisien aktiva berisiko. Kenyataannya tidak selalu investor dapat membeli atau menjual aktiva bebas risiko dengan tingkat pengembalian yang sama, yaitu sebesar return bebas risiko. Umumnya investor dapat membeli (menginvestasikan) dananya dengan tingkat return bebas risiko. Akan tetapi, investor biasanya harus meminjam dengan pengembalian yang lebih tinggi dari tingkat return bebas risiko. Jika investsor hanya dapat membeli aktiva bebas risiko, tetapi tidak dapat meminjam dengan tingkat bebas risiko, maka investor mempunyai tiga alternatif yang dapat dilakukan yaitu sebagai berikut : a. Menanamkan semua modalnya ke aktiva bebas risiko dengan mendapatkan tingkat return pasti. b. Menanamkan semua modalnya ke portofolio optimal aktiva berisiko dengan mendapatkan return ekspetasian. c. Menanamkan sebagian modalnya ke aktiva bebas risiko dan sebagian lagi ke portofolio optimal aktiva berisiko dengan hasil return ekspetasian

Referensi kk.mercubuana.ac.id/files/31020-6-737175375436.doc diakses pada hari Minggu, 30 September 2011 pukul 14.36 wita. http://meweks.blogspot.com/2011/11/return-dan-risiko-portofolio.html diakses pada hari Minggu, 30 September 2012 pukul 16.48 wita. http://deden08m.files.wordpress.com/2011/09/materi-4-return-yang-diharapkanrisiko-portofolio.pdf diakses pada hari Minggu, 30 September 2012 pukul 17.08 wipta. http://aliaariesanti.files.wordpress.com/2011/03/penentuan-portofolio-optimal.pdf diakses pada hari Minggu, 30 September 2012 pukul 22.58 wita http://deden08m.files.wordpress.com/2011/09/materi-5-pemilhan-portofolio.pdf diakses pada hari Minggu, 30 September 2012 pukul 23.04 wita. Hartono, Jogianto. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi edisi Ketujuh. Yogyakarta:BPFE

Anda mungkin juga menyukai