Anda di halaman 1dari 44

BAB II PENETAPAN PRIORITAS MASALAH DAN PENYEBAB MASALAH 2.

1 Penetapan Prioritas Masalah Program promkes merupakan program kesehatan dasar yang berhubungan dengan permasalahan lintas sektoral. Diputuskan untuk menggunakan metode MCUA dalam penetapan prioritas masalah untuk program ini karena metode ini memiliki parameter expanding scope, dimana parameter ini menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sektor lain di luar sektor kesehatan. Dari masalah yang didapat diberikan penilaian pada masing-masing masalah dengan membandingkan masalah satu dengan lainnya, kemudian tiap masalah tersebut diberikan nilai. Pada metode MCUA, yang menjadi kriteria penilaian untuk menentukan prioritas masalah pada Puskesmas yang ada di Kecamatan Johar Baru yaitu : 1. Emergency Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga menimbulkan kematian atau kesakitan. Parameter yang digunakan dalam kriteria ini adalah CFR (Case Fatality Rate), jika masalah yang dinilai berupa penyakit. Adapun jika yang dinilai adalah masalah kesehatan lain, maka digunakan parameter kuantitatif berupa angka kematian maupun angka kesakitan yang dapat ditimbulkan oleh permasalahan tersebut. Misalnya masalah K1, maka yang digunakan sebagai parameter adalah angka kematian ibu, dan lain sebagainya. 2. Greatest member Kriteria ini digunakan untuk menilai seberapa banyak penduduk yang terkena masalah kesehatan tersebut. Untuk masalah kesehatan yang berupa penyakit, maka parameter yang digunakan adalah prevalence rate. Sedangkan untuk masalah lain, maka greatest member ditentukan dengan cara melihat selisih antara pencapaian suatu kegiatan pada sebuah program kesehatan dengan target yang telah ditetapkan.

37

3.

Expanding Scope Menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sektor lain diluar sektor kesehatan. Parameter penilaian yang digunakan adalah seberapa luas wilayah yang menjadi masalah, berapa banyak jumlah penduduk di wilayah tersebut, serta berapa banyak sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan dengan masalah tersebut.

4.

Feasibility Kriteria lain yang harus dinilai dari suatu masalah adalah seberapa mungkin masalah tersebut diselesaikan. Parameter yang digunakan adalah ketersediaan sumber daya manusia berbanding dengan jumlah kegiatan, fasilitas terkait dengan kegiatan bersangkutan yang menjadi masalah, serta ada tidaknya anggaran untuk kegiatan tersebut.

5.

Policy Berhubungan dengan orientasi masalah yang ingin diselesaikan adalah masalah kesehatan masyarakat, maka sangat penting untuk menilai apakah masyarakat memiliki kepedulian terhadap masalah tersebut serta apakah kebijakan pemerintah mendukung terselesaikannya masalah tersebut. Hal tersebut dapat dinilai dengan apakah ada seruan atau kebijakan pemerintah yang concern terhadap permasalahan tersebut, apakah ada lembaga atau organisasi masyarakat yang concern terhadap permasalahan tersebut, serta apakah masalah tersebut terpublikasi di berbagai media. Metode ini memakai lima kriteria yang tersebut diatas untuk penilaian masalah dan masing-masing kriteria harus diberikan bobot penilaianuntuk dikalikan dengan penilaian masalah yang ada sehingga hasil yang didapat lebih obyektif. Pada metode ini harus ada kesepakatan mengenai kriteria dan bobot yang akan digunakan. Dalam menetapkan bobot, dapat dibandingkan antara kriteria yang satu dengan yang lainnya untuk mengetahui kriteria mana yang mempunyai bobot yang lebih tinggi. Setelah dikaji dan dibahas, didapatkan kriteria mana yang mempunyai nilai bobot yang lebih tinggi.

38

Nilai bobot berkisar satu sampai lima, dimana nilai yang tertinggi adalah kriteria yang mempunyai bobot lima. Bobot 5 : paling penting Bobot 4 : sangat penting sekali Bobot 3 : sangat penting Bobot 2 : penting Bobot 1 : cukup penting 1. Emergency Merupakan kriteria yang menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga menimbulkan kematian dan kesakitan. Parameter yang digunakan dalam kriteria ini adalah CFR, jika masalah yang dinilai berupa penyakit. Adapun jika yang dinilai adalah masalah kesehatan lain, maka digunakan parameter kuantitatif berupa angka kematian maupun angka kesakitan yang dapat ditimbulkan oleh permasalahan tersebut. Misalnya masalah K1, maka yang digunakan sebagai parameter adalah angka kematian ibu dan lain sebagainya.

Tabel 2.1 Scoring terhadap program promkes di wilayah Puskesmas seKecamatan Johar Baru yang berkaitan dengan AKI Scor NO 1 2 3 4 AKI Penyuluhan KIA Penyuluhan Gizi Penyuluhan KB Penyuluhan AIDS e 25 20 15 5

Tabel 2.2

Scoring terhadap program promkes di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru yang berkaitan dengan AKB

NO

AKB

Score

39

1 2 3 4 5 6 7 8

Penyuluhan ISPA Penuluhan Imunisasi Penyuluhan TBC Penyuluhan Diare Penyuluhan KIA Penyuluhan Gizi Penyuluhan DBD Penyuluhan Air & Kesehatan Lingkungan

40 35 30 25 20 15 10 5

Tabel 2.3 Scoring terhadap program promkes di wilayah Puskesmas seKecamatan Johar Baru yang berkaitan dengan AKABA

NO 1 2 3 4 5 6 7 8

AKABA Penyuluhan ISPA Penuluhan Imunisasi Penyuluhan TBC Penyuluhan Diare Penyuluhan KIA Penyuluhan Gizi Penyuluhan DBD Penyuluhan Air & Kesehatan Lingkungan

Score 40 35 30 25 20 15 10 5

Tabel 2.4 Penentuan score emergency terhadap masalah promkes yang terdapat pada Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode Januari Agustus 2012 NO Daftar Masalah 1. Penyuluhan KIA dalam gedung se-Kecamatan Johar 2. Baru Penyuluhan KB dalam gedung AKI 25 15 AKB 20 0 AKABA 20 0 Total 65 15

40

3.

se-Kecamatan Johar Baru Penyuluhan Gizi dalam gedung se-Kecamatan Johar 20 15 15 50 Baru Penyuluhan Imunisasi dalam gedung se-Kecamatan Johar 0 35 35 70 Baru Penyuluhan Diare dalam gedung se-Kecamatan Johar 0 25 25 50 Baru Penyuluhan Demam Berdarah dalam gedung se-Kecamatan 0 10 10 20 Johar Baru Penyuluhan AIDS dalam gedung se-Kecamatan Johar 5 0 0 5 Baru Penyuluhan Hepatitis dalam gedung se-Kecamatan Johar 0 0 0 0 Baru Penyuluhan ISPA dalam gedung se-Kecamatan Johar 0 40 40 80 Baru Penyuluhan Rokok dan Narkoba dalam gedung seKecamatan Johar Baru 0 0 0 0

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

Penyuluhan Keganasan atau Kanker dalam gedung se0 0 0 0 Kecamatan Johar Baru Penyuluhan Penyakit Degeneratif dalam gedung se0 0 5 0 0 5 0 10 Kecamatan Johar Baru Penyuluhan Air dan Kesling dalam gedung se-Kecamatan

12.

13.

41

14.

Johar Baru Penyuluhan TBC dalam gedung se-Kecamatan Johar 0 30 30 60 Baru Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut dalam gedung se0 0 0 0 Kecamatan Johar Baru Penyuluhan Kesehatan Mata dalam gedung se-Kecamatan 0 0 0 0 Johar Baru Penyuluhan jiwa dalam gedung se-Kecamatan Johar 0 0 0 0 Baru Penyuluhan Kesehatan Kerja dalam gedung se-Kecamatan 0 0 0 0 Johar Baru Penyuluhan Kecacingan dalam gedung se-Kecamatan Johar 0 0 0 0 Baru Penyuluhan Lain-lain dalam gedung se-Kecamatan Johar Baru 0 0 0 0

15.

16.

17.

18.

19.

21.

22. 24. 25. 26.

Penyuluhan KIA luar gedung se-Kecamatan Johar Baru Penyuluhan KB luar gedung se-Kecamatan Johar Baru Penyuluhan Gizi luar gedung se-Kecamatan Johar Baru Penyuluhan Imunisasi luar gedung se-Kecamatan Johar Baru Penyuluhan Diare luar gedung se-Kecamatan Johar Baru Penyuluhan Demam berdarah

25 15 20

20 0 15

20 0 15

65 15 50

35

35

70

27. 28.

0 0

25 10

25 10

50 20

42

luar gedung se-Kecamatan 29. 30. Johar Baru Penyuluhan AIDS luar gedung se-Kecamatan Johar Baru Penyuluhan Hepatitis luar gedung se-Kecamatan Johar 31. J 32. 33. Baru Penyuluhan ISPA luar gedung se-Kecamatan Johar Baru Penyuluhan Rokok dan Narkoba luar gedung seKecamatan Johar Bar Penyuluhan Keganasan atau Kanker luar gedung se34. Kecamatan Johar Baru Penyuluhan Penyakit Degeneratif luar gedung se35. Kecamatan Johar Baru Penyuluhan Air & Kesehatan Lingkungan gedung se36. 37. 38. Kecamatan Johar Baru Penyuluhan TBC luar gedung se-Kecamatan Johar Baru Penyuluhan Kusta luar gedung se-Kecamatan Johar Baru Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut luar gedung se39. Kecamatan Johar Baru Penyuluhan Kesehatan Mata luar gedung se-Kecamatan 40. Johar Baru Penyuluhan Kesehatan Jiwa luar gedung se-Kecamatan 41. Johar Baru Penyuluhan Kesehatan Kerja 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 5 10 0 0 0 0 0 0 0 0

40

40

80

0 0

30 0

30 0

60 0

43

luar gedung se-Kecamatan 42. Johar Baru Penyuluhan Kecacingan luar gedung se-Kecamatan Johar 43. Baru Penyuluhan Lain-Lain luar gedung se-Kecamatan Johar 0 0 0 0 0 0 0 0

Baru Score Emergency terbesar terdapat pada masalah penyuluhan KIA dalam dan luar gedung di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru sebesar 80.

2.

Greatest Member Greatest member menunjukkan berapa banyak penduduk yang terkena

masalah atau penyakit yang ditunjukkan dengan angka prevalens. Semakin besar selisih antara target dan cakupan maka akan semakin besar score yang didapatkan. Tabel 2.5 Skala Score Greatest Member Score 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Range (%) 0-9,99 10-19,99 20-29,99 30-39,99 40-49,99 50-59,99 60-69,99 70-79,99 80-89,99 90-99,99 100-109,99 110-119,99 120-129,99 Score 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 Range (%) 130-139,99 140-149,99 150-159,99 160-169,99 170-179,99 180-189,99 190-199,99 200-209,99 210-219,99 220-229,99 230-239,99 240-249,99 250-259,99

44

Keterangan: Untuk menentukan score pada greatest member digunakan range. Range didapatkan dari selisih antara target dan cakupan dari tiap masalah. Diberikan score dari satu sampai 25 dengan jarak tiap range sebesar 10 agar mendapatkan nilai greatest member yang bervariasi. Tabel 2.6 Penentuan score greatest member terhadap masalah promkes pada Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode Januari Agustus 2012

45

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.

Daftar Masalah Penyuluhan KIA dalam gedung se-Kecamatan Johar Baru Penyuluhan KB dalam gedung se-Kecamatan Johar

Cakupan 8x 8x

Target 8x 8x

Selisih 0x (100%) 0x

Score 10 10 13 10 9 3 3 4 16 18 10 10 25 10 10 10 10 10 10 3 10 3 3 3

Baru (100%) Penyuluhan Gizi dalam gedung se-Kecamatan Johar masalah penyuluhan x 7x 8 KIA dalam x 1 Score Greatest Member terbesar terdapat pada Baru Penyuluhan Imunisasi dalam gedung se-Kecamatan Johar Baru Penyuluhan Diare dalam gedung se-Kecamatan Johar Baru Penyuluhan Demam Berdarah dalam gedung seKecamatan Johar Baru Penyuluhan AIDS dalam gedung se-Kecamatan Johar Baru Penyuluhan Hepatitis dalam gedung se-Kecamatan Johar Baru Penyuluhan ISPA dalam gedung se-Kecamatan Johar Baru Penyuluhan Rokok dan Narkoba dalam gedung seKecamatan Johar Baru Penyuluhan Keganasan atau Kanker dalam gedung seKecamatan Johar Baru Penyuluhan Penyakit Degeneratif dalam gedung seKecamatan Johar Baru Penyuluhan Air dan Kesling dalam gedung seKecamatan Johar Baru Penyuluhan TBC dalam gedung se-Kecamatan Johar Baru Penyuluhan Kusta/Frambosia dalam gedung seKecamatan Johar Baru Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut dalam gedung se-Kecamatan Johar Baru Penyuluhan Kesehatan Mata dalam gedung seKecamatan Johar Baru Penyuluhan Kesehatan Jiwa dalam gedung seKecamatan Johar Baru Penyuluhan Kesehatan Kerja dalam gedung seKecamatan Johar Baru Penyuluhan tentang Kecacingan dalam gedung seKecamatan Johar Baru Penyuluhan Lain-lain dalam gedung se-kecamatan Johar Baru Penyuluhan KIA luar gedung se-Kecamatan Johar Baru 46 Penyuluhan KB luar gedung se-Kecamatan Johar Baru Penyuluhan Gizi luar gedung se-Kecamatan Johar Baru 8x 15 x 10 x 4x 4x 21 x 22 x 0x 0x 10 x 16 x 0x 0x 0x 0x 0x 5x 0x 6x 6x 6x 8x 8x 8x 8x 7x 8x 8x 7x 7x 8x 8x 7x 7x 8x 7x 7x 7x 7x 8x 8x 8x (12,5%) 0x (100%) 7x (87.5%) 2x (25%) -2 x (25%) -3 x (42,8%) -13 x (162.5%) -14 x (175%) -7x (100%) -7x (100%) 2x (25%) 8x (100%) -7x (100%) -7 x (100%) -8 x (100%) -7 x (100%) -7 x (100%) -2 (28.5%) -7 x (100%) -2 x (25%) -2x (25%) -2x

3.

Expanding Scope Expanding Scope menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan

terhadap sektor lain diluar kesehatan. berapa banyak jumlah penduduk di wilayah tersebut, serta ada tidaknya sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan dengan masalah tersebut. Jumlah penduduk tertinggi kelurahan di Kecamatan Johar Baru adalah 61.481 , maka diputuskan bahwa masalah yang berada di wilayah dengan jumlah penduduk lebih dari 100.000 mendapat nilai yang lebih besar yaitu 15, untuk yang jumlah penduduk sebesar 50.000 sampai dengan 100.000 diberikan nilai 10 dan untuk jumlah penduduk kurang dari 50.000 diberikan nilai 5. Untuk keterpaduan lintas sektor diberikan nilai 2 karena masalah pada suatu program memungkinkan untuk menimbulkan masalah pada sektor lainnya yang berhubungan langsung, sedangkan yang tidak ada kaitan dengan sektor lain diberikan nilai 1. Luas wilayah kecamatan Johar Baru adalah 39,65 km, maka diputuskan untuk membagi rata-rata luas wilayah, sehingga didapatkan hasil, bila masalah yang berada di wilayah dengan luas lebih dari sama dengan 5 km kami berikan nilai 10, sedangkan masalah yang berada pada luas wilayah kurang dari 5 km diberikan nilai 5.

Tabel 2.7 Scoring Expanding Scope Berdasarkan Jumlah Penduduk Nilai 5 10 15 Jumlah Penduduk Jumlah penduduk <50.000 Jumlah penduduk 50.000 - 100.000 Jumlah penduduk >100.000

47

Tabel 2.8 Scoring Expanding Scope Berdasarkan Keterpaduan Lintas Sektoral Nilai 1 2 Lintas Sektor Tidak ada keterpaduan lintas sektoral Ada keterpaduan lintas sektoral

Tabel 2.9 Scoring Expanding Scope Berdasarkan Luas Wilayah Nilai 5 10 Luas Wilayah < 5 km 5 km

Tabel 2.10 Penentuan Nilai Expanding Scope terhadap masalah program promkes pada Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru Periode Januari Agustus 2012

48

Jumlah Penduduk <50.000 NO 1. Daftar Masalah Penyuluhan KIA dalam gedung se2. Kecamatan Johar Baru Penyuluhan KB dalam gedung se-Kecamatan 3. Johar Baru Penyuluhan Gizi dalam gedung seKecamatan Johar 4. Baru Penyuluhan Imunisasi dalam gedung seKecamatan Johar 5. Baru Penyuluhan Diare dalam gedung seKecamatan Johar 6. Baru Penyuluhan Demam Berdarah dalam gedung se-Kecamatan 7. Johar Baru Penyuluhan AIDS dalam gedung seKecamatan Johar Baru Jumlah Penduduk <50.000 NO 8. Daftar Masalah Penyuluhan Hepatitis dalam gedung seKecamatan Johar Baru 9. Penyuluhan ISPA dalam gedung seKecamatan Johar 10. Baru Penyuluhan Rokok dan Narkoba dalam 0 0 0 0 49 15 2 0 0 15 2 50.000 100.000 >100.000 Lintas Sektoral 0 0 15 2 0 0 15 2 0 0 15 2 0 0 15 2 0 0 15 2 0 0 15 2 0 0 15 2 50.000 100.000 >100.000 Lintas Sektoral

Luas Wilayah < 5 Km2 >5 Km2

Jumlah

22

22

22

22

22

22

22

Luas Wilayah < 5 Km2 >5 Km2

Jumlah

22

22

15

22

50

Jumlah Penduduk <50.000 NO 14. Daftar Masalah Penyuluhan TBC dalam gedung seKecamatan Johar 15. Baru Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut dalam gedung se-Kecamatan 16. Johar Baru Penyuluhan Kesehatan Mata dalam gedung seKecamatan Johar 17. Baru Penyuluhan Kesehatan Jiwa dalam gedung seKecamatan Johar 18. Baru Penyuluhan Kesehatan Kerja dalam gedung se-Kecamatan Johar 19. Baru Penyuluhan Cacingan dalam gedung seKecamatan Johar 20. Baru Penyuluhan PHBS dalam gedung seKecamatan Johar Baru 0 0 15 2 0 0 15 2 0 0 15 2 0 0 15 2 0 0 15 2 0 0 15 2 0 0 15 2 50.000 100.000 >100.000 Lintas Sektoral

Luas Wilayah < 5 Km2 >5 Km2

Jumlah

22

22

22

22

22

22

22

51

Jumlah Penduduk <50.000 NO 21. Daftar Masalah Penyuluhan RW Siaga dalam gedung seKecamatan Johar 22. Baru Penyuluhan Lain-lain dalam gedung se23. Kecamatan Johar Baru Penyuluhan KIA luar gedung se-Kecamatan 24. Johar Baru Penyuluhan KB luar gedung se-Kecamatan 25. Johar Baru Penyuluhan Gizi luar gedung se-Kecamatan 26. Johar Baru Penyuluhan Imunisasi luar gedung se27. Kecamatan Johar Baru Penyuluhan Demam berdarah luar gedung se-Kecamatan Johar 28. Baru Penyuluhan AIDS luar gedung se-Kecamatan Johar Baru 0 0 15 2 0 0 15 2 0 0 15 2 0 0 15 2 0 0 15 2 0 0 15 2 0 0 15 2 0 0 15 2 50.000 100.000 >100.000 Lintas Sektoral

Luas Wilayah < 5 Km2 >5Km2

Jumlah

22

22

22

22

22

22

22

22

52

Jumlah Penduduk <50.000 NO 29. Daftar Masalah Penyuluhan Hepatitis luar gedung se30. Kecamatan Johar Baru Penyuluhan ISPA luar gedung se-Kecamatan 31. Johar Baru Penyuluhan Rokok dan Narkoba luar gedung se-Kecamatan 32. Johar Baru Penyuluhan Keganasan atau Kanker luar gedung se-Kecamatan Johar 33. Baru Penyuluhan Penyakit Degeneratif luar gedung se-Kecamatan 34. Johar Baru Penyuluhan Air dan Kesehatan Lingkungan se35. Kecamatan Johar Baru Penyuluhan TBC luar gedung se-Kecamatan Johar Baru 0 0 15 2 0 0 15 2 0 0 15 2 0 0 15 2 0 0 15 2 0 0 15 2 0 0 15 2 50.000 100.000 >100.000 Lintas Sektoral

Luas Wilayah < 5 Km2 >5 m2

Jumlah

22

22

22

22

22

22

22

53

Jumlah Penduduk <50.00 NO 36. Daftar Masalah Penyuluhan Kusta luar gedung se-Kecamatan Johar Baru 37. Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut luar gedung se-Kecamatan 38. Johar Baru Penyuluhan Kesehatan Mata luar gedung se39. Kecamatan Johar Baru Penyuluhan Kesehatan Jiwa luar gedung se40. Kecamatan Johar Baru Penyuluhan Kesehatan Kerja luar gedung se41. Kecamatan Johar Baru Penyuluhan Cacingan luar gedung seKecamatan Johar Baru 42. Penyuluhan Lain-lain luar gedung seKecamatan Johar Baru 0 0 15 2 0 0 15 2 0 0 15 2 0 0 15 2 0 0 15 2 0 0 15 2 0 0 15 2 0 50.000 100.000 >100.000 Lintas Sektoral

Luas Wilayah < 5 Km2 >5 m2

Jumlah

22

22

22

22

22

22

22

Score expanding scope pada seluruh program promosi kesehatan periode Januari - Agustus 2012 adalah sebesar 22.

54

4. Feasibility Feasibility merupakan kriteria yang digunakan untuk menilai seberapa mungkin suatu masalah dapat diselesaikan. Pada dasarnya, kriteria ini adalah kriteria kualitatif, oleh karena itu perlu dibuat parameter kuantitatif sehingga penilaian terhadap kriteria ini menjadi obyektif. Adapun parameter yang digunakan untuk menilai apakah suatu masalah dapat diselesaikan meliputi : 1. Rasio tenaga kesehatan Puskesmas terhadap jumlah penduduk. Semakin banyak jumlah tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk, maka kemungkinan suatu permasalahan terselesaikan akan semakin besar. Oleh karena itu, dilakukan penghitungan rasio tenaga kesehatan di setiap Puskesmas kelurahan terhadap jumlah penduduk yang menjadi sasaran program kesehatan di masing masing wilayah Puskesmas. Berikut adalah rasio tenaga kesehatan di tiap Puskesmas terhadap jumlah penduduk sasaran di wilayah Puskesmas tersebut : Tabel 2.11 Scoring rasio petugas promkes dengan Jumlah Penduduk pada Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru 2012 Petugas No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 2. Puskesmas Kelurahan Galur Kelurahan Johar Baru I Kelurahan Johar Baru II Kelurahan Johar Baru III Kelurahan Tanah Tinggi Kecamatan Johar Baru Kelurahan Kampung Rawa Promosi Kesehatan 1 1 1 1 1 4 1 Jumlah Penduduk 60.952 38.003 38.003 38.003 57.943 20.493 38.003

Perbandingan 1:60952 1:38003 1:38003 1:38003 1:57943 1:20493 1:21203

Score 1 2 2 2 3 4 5

Ketersediaan fasilitas (material), fasilitas juga merupakan hal yang dibutuhkan untuk menjalankan suatu kegiatan dan menyelesaikan suatu

55

masalah dan cakupan kegiatan tersebut. Namun, fasillitas yang dibutuhkan oleh setiap kegiatan berbeda-beda. Oleh karena itu, dibuatkan kategori untuk fasilitas yang dibutuhkan oleh kegiatan-kegiatan tersebut. Kategori fasilitas digolongkan menjadi dua yaitu ketersediaan obat dan ketersediaan alat. Penilaian berdasarkan ada dalam jumlah mencukupi, ada namun kurang mencukupi dan tidak ada sama sekali. Digolongkan cukup bila dari kegiatan pelaksanaan program tidak ada masalah yaitu selalu tersedia dan diberi nilai dua. Digolongkan kurang bila tersedia namun jumlah kurang, atau terlambat datang, atau ada namun tidak layak pakai dan diberi nilai satu. Dan tidak ada bila tidak tersedia dan diberi nilai nol. Tabel 2.12 Scoring ketersediaan fasilitas terhadap kegiatan program promkes pada puskesmas di wilayah Kecamatan Johar Baru 2012 Kategori Tempat Alat Ketersediaan Tidak ada Ada tetapi kurang Ada dan cukup Tidak ada Ada tetapi kurang Ada dan cukup Score 0 1 2 0 1 2

3.

Ketersediaan dana, Scoring keterdiaan dana terhadap setiap kegiatan puskesmas penilaian dibagi dua yaitu cukup dan kurang. Penilaian berdasarkan wawancara dengan pemegang progran dan kepala Puskesmas tekait.

Tabel 2.13 Scoring Ketersediaan Dana Terhadap Kegiatan promkes pada puskesmas di wilayah Kecamatan Johar Baru 2012 Dana Cukup Kurang Score 2 1

56

Tabel 2.14 Penentuan score feasibility program promkes pada puskesmas seKecamatan Johar Baru 2012 Fasilitas Alat Tempat 2 2 2 2 2 2

No 1. 2. 3. 4.

Daftar Masalah Penyuluhan KIA dalam gedung se-Kecamatan Johar Baru Penyuluhan KB dalam gedung se-Kecamatan Johar Baru Penyuluhan Gizi dalam gedung se-Kecamatan Johar Baru Penyuluhan Imunisasi dalam gedung se-Kecamatan Johar Baru Penyuluhan Diare dalam gedung se-Kecamatan Johar Baru Penyuluhan Demam Berdarah dalam gedung se-Kecamatan Johar Baru Penyuluhan AIDS dalam gedung se-Kecamatan Johar Baru Penyuluhan Hepatitis dalam gedung se-Kecamatan Johar Baru Penyuluhan ISPA dalam gedung se-Kecamatan Johar Baru Penyuluhan Rokok dan Narkoba dalam gedung se-Kecamatan Johar Baru Penyuluhan Keganasan atau Kanker dalam gedung se-

SDM 4 4 4

Dana 1 1 1

Jumlah 9 9 9

5. 6.

7. 8.

9. 10.

9 9

11.

4 4

2 2

2 2

1 1 9

12.

Kecamatan Johar Baru Penyuluhan Penyakit

57

Degeneratif dalam gedung di wilayah Puskesmas se13. Kecamatan Johar Baru Penyuluhan Air dan Kesling dalam gedung se-Kecamatan 14. 15. Johar Baru Penyuluhan TBC dalam gedung se-Kecamatan Johar Baru Penyuluhan Kusta dalam gedung se-Kecamatan Johar 16. Baru Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut dalam gedung se17. Kecamatan Johar Baru Penyuluhan Kesehatan Mata dalam gedung se-Kecamatan 18. Johar Baru Penyuluhan Kesehatan Jiwa dalam gedung se-Kecamatan 19. Johar Baru Penyuluhan Kesehatan Kerja dalam gedung se-Kecamatan 20. Johar Baru Penyuluhan tentang Kecacingan dalam gedung se-Kecamatan 21. 22. 23. 24. 25. Johar Baru Penyuluhan Lain-lain dalam gedung se-kecamatan Johar Baru Penyuluhan KIA luar gedung seKecamatan Johar Baru Penyuluhan KB luar gedung seKecamatan Johar Baru Penyuluhan Gizi luar gedung seKecamatan Johar Baru Penyuluhan Diare luar gedung s4 2 2 1 9 4 2 2 1 9 4 2 2 1 9 4 2 2 1 9 4 2 2 1 9 4 2 2 1 9

4 4 4 4 4

2 2 2 2 2

2 1 1 1 1

1 1 1 1 1

9 8 8 8 8

58

26.

Kecamatan Johar Baru Penyuluhan Imunisasi luar gedung se-Kecamatan Johar 4 2 1 1 8 Baru Penyuluhan Demam Berdarah luar gedung se-Kecamatan Johar 4 2 1 1 8 Baru Penyuluhan AIDS luar gedung se-Kecamatan Johar Baru Penyuluhan Hepatitis luar gedung se-Kecamatan Johar Baru Penyuluhan ISPA luar gedung se-Kecamatan Johar Baru Penyuluhan Rokok dan Narkoba luar gedung se-Kecamatan Johar Baru Penyuluhan Keganasan atau Kanker luar gedung se4 2 1 1 8 Kecamatan Johar Baru Penyuluhan Penyakit Degeneratif luar gedung se4 2 1 1 8 Kecamatan Johar Baru Penyuluhan Air dan Kesehatan Lingkungan luar gedung se4 2 1 1 8 Kecamatan Johar Baru Penyuluhan TBC luar gedung seKecamatan Johar Baru Penyuluhan Kusta luar gedung se-Kecamatan Johar Baru Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut luar gedung seKecamatan Johar Baru Penyuluhan Kesehatan Mata luar gedung se-Kecamatan Johar

27.

28. 29.

30. 31.

32.

33.

34.

35. 36. 37.

4 4

2 2

1 1

1 1

8 8

4 4

2 2

1 1

1 1

8 8

38.

59

39.

Baru Penyuluhan Kesehatan Jiwa luar gedung se-Kecamatan Johar 4 2 1 1 8 Baru Penyuluhan Kesehatan Kerja luar gedung se-Kecamatan Johar 4 2 1 1 8 Baru Penyuluhan Kecacingan luar gedung se-Kecamatan Johar 4 2 1 1 8 Baru Penyuluhan Lain-lain luar gedung se-Kecamatan Johar Baru Score feasibility tertinggi pada program promosi kesehatan periode Januari-Agustus 2012 terdapat pada Penyuluhan KIA dalam gedung, Penyuluhan KB dalam gedung, Penyuluhan Gizi dalam gedung, Penyuluhan imunisasi dalam gedung, Penyuluhan Diare dalam gedung, Penyuluhan Demam Berdarah dalam gedung, Penyuluhan AIDS dalam gedung, Penyuluhan Hepatitis dalam gedung, Penyuluhan ISPA dalam gedung, Penyuluhan Rokok dan narkoba dalam gedung, Penyuluhan Keganasan dalam gedung, Penyuluhan Penyakit Degeneratif dalam gedung, Penyuluhan Air dan Kesehatan Lingkungan dalam gedung, Penyuluhan TBC dalam gedung, Penyuluhan Kusta dalam gedung, Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut dalam gedung, Penyuluhan Kesehatan Mata dalam gedung, Penyuluhan Kesehatan Jiwa dalam gedung, Kesehatan Kerja dalam gedung, Kesehatan Kecacingan dalam gedung dan Penyuluhan Lain-lain dalam gedung yaitu sebesar sembilan. 5. Policy Untuk dapat diselesaikan, aspek lain yang harus dipertimbangkan dari suatu masalah kesehatan adalah apakah pemerintah memiliki concern terhadap masalah tersebut. Parameter yang digunakan untuk menilai seberapa concern pemerintah 4 2 1 1 8

40.

41.

42.

60

adalah kebijakan pemerintah yang concern terhadap permasalahan tersebut, serta apakah masalah tersebut terpublikasi di berbagai media. Parameter tersebut diberikan nilai berdasarkan parameter yang paling mungkin sampai ke masyarakat. Publikasi suatu isu kesehatan di media cetak memiliki jangkauan yang lebih luas dibandingkan dengan penyuluhan. Maka skor untuk Penyuluhan diberikan nilai satu. Sedangkan untuk iklan di media cetak diberikan nilai lima. Begitupun dengan media elektronik yang memiliki jangkauan yang lebih luas dibandingkan dengan media cetak. Maka untuk adanya publikasi masalah kesehatan tersebut di media elektronik diberikan nilai 10. Tabel 2.15 Scoring kebijakan pemerintah terhadap program promkes pada puskesmas di wilayah Kecamatan Johar Baru periode Januari Agustus 2012 Parameter Tidak ada kebijakan Ada kebijakan Score 0 1

Tabel 2.16 Scoring media promosi terhadap program promkes pada puskesmas di wilayah Kecamatan Johar Baru periode Januari - Agustus 2012 Parameter Penyuluhan Media Cetak (Poster, Majalah, Koran) Media Elektronik (TV, radio, internet) Score 1 5 10

Tabel 2.17 Penentuan Score Policy program Promkes pada Puskesmas Se-Kecamatan Johar Baru periode Januari - Agustus 2012

61

No

Masalah Penyuluhan KIA dalam

Kebijakan Pemerintah 1

Penyuluhan

Media Cetak 5

Media Elektronik 10

Jumlah

1.

gedung Johar Baru Penyuluhan

se-Kecamatan KB dalam

17

2.

gedung Johar Baru Penyuluhan

se-Kecamatan Gizi dalam

10

17

3.

gedung Johar Baru Penyuluhan

se-Kecamatan Imunisasi se-

10

17

4.

dalam

gedung

10

17

Kecamatan Johar Baru Penyuluhan Diare dalam 5. gedung Johar Baru Penyuluhan 6. se-Kecamatan Demam 1 1 5 10 17 1 1 5 10 17

Berdarah dalam gedung seKecamatan Johar Baru Penyuluhan AIDS dalam

7.

gedung

se-Kecamatan

10

17

Johar Baru Penyuluhan Hepatitis dalam 8. gedung Johar Baru Penyuluhan 9. gedung Johar Baru No Masalah Penyuluhan 10. Rokok dan 1 1 5 10 17 Kebijakan Pemerintah Penyuluhan Media Cetak Media Elektronik Jumlah se-Kecamatan ISPA dalam se-Kecamatan 1 1 5 10 17 1 1 5 10 17

Narkoba dalam gedung seKecamatan Johar Baru Penyuluhan Keganasan atau

11.

Kanker dalam gedung seKecamatan Johar Baru Penyuluhan Penyakit

10

16

12.

Degeneratif dalam gedung se-Kecamatan Johar Baru Penyuluhan Air dan

10

16

13.

Kesehatan dalam

Lingkungan se-

gedung

62

10

17

Kecamatan Johar Baru Penyuluhan TBC dalam

No No 38. 29.

Masalah Masalah Penyuluhan Hepatitis

Kebijakan Pemerintah Kebijakan di Pemerintah 1

Penyuluhan Penyuluhan 0

Media Media Cetak Cetak 5

Media Elektronik Media Elektronik 10

Jumlah Jumlah 16

Penyuluhan luar gedung se-Kecamatan Kesehatan Mata di luar gedung seJohar Baru Penyuluhan ISPA di luar Kecamatan Johar Baru Penyuluhan Kesehatan gedung se-Kecamatan Jiwa di Joharluar gedung Baru sePenyuluhan Rokok dan Kecamatan Johar Baru Penyuluhan Narkoba di luar gedung seKesehatan Kerja di luar gedung Kecamatan Johar Baru sePenyuluhan Kecamatan Johar Baru Penyuluhan Kecacingan Keganasan/Kanker di luar di luar gedung se-Kecamatan gedung se-Kecamatan Johar Baru Penyuluhan Penyakit luar Lain-lain gedung se-Kecamatan Degeneratif di luar gedung Johar Baru se-Kecamatan Johar Baru Penyuluhan Air dan

39. 30.

0 5

10

11 16

40. 31.

10

16

41. 32.

1 1

0 0

5 5

10 10

16 16

42. 33.

1 1

0 0

0 5

10 10

11 16

34.

Kesehatan Lingkungan luar gedung se-Kecamatan Johar Baru Penyuluhan TBC di luar

10

16

35.

gedung se-Kecamatan Cilincing Penyuluhan Kusta di luar

10

16

36.

gedung

se-Kecamatan

10

11

Johar Baru Penyuluhan Kesehatan Gigi 37. dan Mulut di luar gedung se-Kecamatan Johar Baru 1 0 5 10 16

63

Score Policy tertinggi pada program promosi kesehatan periode Januari Agustus 2012 terdapat pada Penyuluhan KIA dalam dan luar gedung, Penyuluhan KB dalam dan luar gedung, Penyuluhan Gizi dalam dan luar gedung, Penyuluhan imunisasi dalam dan luar gedung, Penyuluhan Diare dalam gedung, Penyuluhan Demam Berdarah dalam gedung, Penyuluhan AIDS dalam gedung, Penyuluhan Hepatitis dalam gedung, Penyuluhan ISPA dalam gedung, Penyuluhan Rokok dan narkoba dalam gedung, Penyuluhan Keganasan dalam gedung, Penyuluhan Air dan Kesehatan Lingkungan dalam gedung, Penyuluhan TBC dalam gedung, Penyuluhan Kecacingan dalam gedung yaitu sebesar 17. Tabel 2.18 Penentuan Masalah Program Promkes Menurut Metode MCUA pada Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode Januari - Agustus 2012 No 1 2 3 4 5 Kriteria Greatest Member Feasibility Expanding Scope Policy Emergency Jumlah MS1 2 1 17 65 34 65 251 17 15 34 15 201 17 50 34 50 251 17 70 34 70 259 17 50 34 50 231 4 3 9 22 36 66 9 22 36 66 9 22 36 66 9 22 36 66 9 22 36 66 Bobot 5 MS1 N BN 10 50 MS2 N BN 10 50 MS3 N BN 13 65 MS4 N BN 10 50 MS5 N BN 9 45

Frekuensi penyuluhan KIA dalam gedung di wilayah Puskesmas seKecamatan Johar Baru periode bulan Januari-Agustus tahun 2012 sebanyak delapan kali, tercapai dari target delapan kali.

MS2

Frekuensi penyuluhan KB dalam gedung di wilayah Puskesmas seKecamatan Johar Baru periode bulan Januari-Agustus tahun 2012 sebanyak delapan kali, tercapai dari target delapan kali.

64

MS3

Frekuensi penyuluhan Gizi dalam gedung di wilayah Puskesmas seKecamatan Johar Baru periode bulan Januari-Agustus tahun 2012 sebanyak tujuh kali, lebih dari target delapan kali.

MS4

Frekuensi penyuluhan Imunisasi dalam gedung di wilayah Puskesmas seKecamatan Johar Baru periode bulan Januari-Agustus tahun 2012 sebanyak delapan kali, lebih dari target delapan kali.

MS5

Frekuensi penyuluhan Diare dalam gedung di wilayah Puskesmas seKecamatan Johar Baru periode bulan Januari-Agustus tahun 2012 sebanyak 15 kali, lebih dari target delapan kali.

Tabel 2.19 Penentuan Masalah Program Promkes Menurut Metode MCUA pada Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode Januari - Agustus 2012 MS10 N BN 18 90 9 22 17 0 36 66 34 0 286

No 1 2 3 4 5

Kriteria Greatest Member Feasibility Expanding Scope Policy Emergency Jumlah MS6

Bobot 5 4 3 2 1

MS6 N BN 3 15 9 22 17 20 36 66 34 20 171

MS7 N BN 3 15 9 22 17 5 36 66 34 5 166

MS8 N BN 4 20 9 22 17 0 36 66 34 0 156

MS9 N BN 16 80 9 22 17 80 36 66 34 80 296

Frekuensi penyuluhan Demam Berdarah dalam gedung di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode bulan JanuariAgustus tahun 2012 sebanyak 10 kali, lebih dari target delapan kali.

65

MS7

Frekuensi penyuluhan AIDS dalam gedung di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode bulan Januari-Agustus tahun 2012 sebanyak empat kali, kurang dari target delapan kali.

MS8

Frekuensi penyuluhan Hepatitis dalam gedung di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode bulan JanuariAgustus tahun 2012 sebanyak empat kali, kurang dari target tujuh kali.

MS9

Frekuensi penyuluhan ISPA dalam gedung di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode bulan Januari-Agustus tahun 2012 sebanyak 21 kali, lebih dari target delapan kali.

MS10

Frekuensi penyuluhan Rokok dan Narkoba dalam gedung di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode bulan Januari-Agustus tahun 2012 sebanyak 22 kali, lebih dari target delapan kali.

Tabel 2.20 Penentuan Masalah Program Promkes Menurut Metode MCUA pada Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode Januari - Agustus 2012 MS15 N BN 10 50 9 22 11 0 36 66 22 0 174

No 1 2 3 4 5

Kriteria Greatest Member Feasibility Expanding Scope Policy Emergency Jumlah

Bobot 5 4 3 2 0

MS11 N BN 10 50 9 22 16 0 36 66 32 0 184

MS12 N BN 10 50 9 22 16 0 36 66 32 0 184

MS13 N BN 25 125 9 22 17 10 36 66 34 10 271

MS14 N BN 10 50 9 22 17 60 36 66 34 60 426

66

MS11 Frekuensi penyuluhan Keganasan atau Kanker dalam gedung di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode bulan JanuariAgustus tahun 2012 sebanyak nol kali., lebih dari target tujuh kali. MS12 Frekuensi penyuluhan Penyakit Degeneratif dalam gedung di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode bulan JanuariAgustus tahun 2012 sebanyak nol kali, lebih dari target tujuh kali. MS13 Frekuensi penyuluhan Air dan Kesehatan Lingkungan dalam gedung di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode bulan Januari-Agustus tahun 2012 sebanyak 10 kali, lebih dari target delapan kali. MS14 Frekuensi penyuluhan TBC dalam gedung di wilayah Puskesmas seKecamatan Johar Baru periode bulan Januari-Agustus tahun 2012 sebanyak 16 kali, lebih dari target delapan kali. MS15 Frekuensi penyuluhan Kusta atau frambosia dalam gedung di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode bulan JanuariAgustus tahun 2012 sebanyak nol kali, lebih dari target tujuh kali. Tabel 2.21 Penentuan Masalah Program Promkes Menurut Metode MCUA pada Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode Januari - Agustus 2012 No 1 2 3 4 5 Kriteria Greatest Member Feasibility Expanding Scope Policy Emergency Jumlah 2 1 16 0 32 0 184 16 0 32 0 184 11 0 22 0 174 16 0 32 0 184 17 0 34 0 151 4 3 9 22 36 66 9 22 36 66 9 22 36 66 9 22 36 66 9 22 36 66 Bobot 5 MS16 N BN 10 50 MS17 N BN 10 50 MS18 N BN 10 50 MS19 N BN 10 50 MS20 N BN 3 15

67

MS16 Frekuensi penyuluhan Kesehatan Gigi & Mulut dalam gedung di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode bulan JanuariAgustus tahun 2012 sebanyak nol kali, lebih dari target tujuh kali. MS17 Frekuensi penyuluhan Kesehatan Mata dalam gedung di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode bulan JanuariAgustus tahun 2012 sebanyak nol kali, kurang dari target delapan kali. MS18 Frekuensi penyuluhan Kesehatan Jiwa dalam gedung di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode bulan JanuariAgustus tahun 2012, sebanyak nol kali kurang dari target tujuh kali. MS19 Frekuensi penyuluhan Kesehatan Kerja dalam gedung di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode bulan JanuariAgustus tahun 2012 sebanyak nol kali, kurang dari target tujuh kali. Tabel 2.22 Penentuan Masalah Program Promkes Menurut Metode MCUA pada Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode Januari - Agustus 2012 MS25 N BN 6 30 8 22 17 32 66 34 70 232

No 1 2 3 4 5

Kriteria Greatest Member Feasibility Expanding Scope Policy Emergency Jumlah

Bobot 5 4 3 2 1

MS21 N BN 10 50 9 22 11 0 36 66 22 0 174

MS22 N BN 3 15 9 22 17 65 36 66 34 65 216

MS23 N BN 3 15 8 22 17 15 32 66 34 15 162

MS24 N BN 3 15 8 22 17 50 32 66 34

50 70 197

68

MS20 Frekuensi penyuluhan Kecacingan dalam gedung di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode bulan Januari-Agustus tahun 2012 sebanyak 25 kali, lebil dari target tujuh kali. MS21 Frekuensi penyuluhan dan lain-lain dalam gedung di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode bulan Januari-Agustus tahun 2012sebanyak nol kali, kurang dari target delapan kali. MS22 Frekuensi penyuluhan KIA di luar gedung di wilayah Puskesmas seKecamatan Johar Baru periode bulan Januari-Agustus tahun 2012sebanyak enam kali, kurang dari target delapan kali. MS23 Frekuensi penyuluhan KB di luar gedung di wilayah Puskesmas seKecamatan Johar Baru periode bulan Januari-Agustus tahun 2012 sebanyak enam kali, kurang dari target delapan kali. MS24 Frekuensi penyuluhan Gizi di luar gedung di wilayah Puskesmas seKecamatan Johar Baru periode bulan Januari-Agustus tahun 2012sebanyak enam kali, kurang dari target delapan kali. MS25 Frekuensi penyuluhan gizi di luar gedung di wilayah Puskesmas seKecamatan Johar Baru periode bulan Januari-Agustus tahun 2012 sebanyak 13 kali, lebih dari target delapan kali.

Tabel 2.23 Penentuan Masalah Program Promkes Menurut Metode MCUA pada Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode Januari - Agustus 2012 MS30 N BN

No

Kriteria

Bobot

MS26 N BN

MS27 N BN

MS28 N BN

MS29 N BN

69

1 2 3 4 5

Greatest Member Feasibility Expanding Scope Policy Emergency Jumlah

5 4 3 2 1

10 8 22 16 50

50 32 66 32 50 230

10 8 22 16 20

50 32 66 32 20 230

10 8 22 16 5

50 32 66 32 5 230

10 8 22 16 0

50 32 66 32 0 180

10 8 22 16 80

50 32 66 32 80 260

MS26 Frekuensi penyuluhan Imunisasi di luar gedung di wilayah Puskesmas seKecamatan Johar Baru periode bulan Januari-Agustus tahun 2012 sebanyak nol kali, kurang dari target delapan kali. MS27 Frekuensi penyuluhan Demam Berdarah di luar gedung di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode bulan JanuariAgustus tahun 2012 sebanyak nol kali, kurang dari target delapan kali. MS28 Frekuensi penyuluhan AIDS di luar gedung di wilayah Puskesmas seKecamatan Johar Baru periode bulan Januari-Agustus tahun 2012sebanyak nol kali, kurang dari target delapan kali. MS29 Frekuensi penyuluhan Hepatitis di luar gedung di wilayah Puskesmas seKecamatan Johar Baru periode bulan Januari-Agustus tahun 2012 sebanyak nol kali, kurang dari target delapan kali. MS30 Frekuensi penyuluhan ISPA di luar gedung di wilayah Puskesmas seKecamatan Johar Baru periode bulan Januari-Agustus tahun 2012 sebanyak nol kali, kurang dari target delapan kali. Tabel 2.24 Penentuan Masalah Program Promkes Menurut Metode MCUA pada Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode Januari - Agustus 2012 MS31 MS32 MS33 MS34 MS35

70

No 1 2 3 4 5

Kriteria Greatest Member Feasibility Expanding Scope Policy Emergency Jumlah

Bobot 5 4 3 2 1

N 10 8 22 16 0

BN 50 32 66 32 0 180

N 10 8 22 16 0

BN 50 32 66 32 0 180

N 10 8 22 16 0

BN 50 32 66 32 0 180

N 10 8 22 16 10

BN 50 32 66 32 10

N 10 8 22 16 60

BN 50 32 66 32 60 190

MS31 Frekuensi penyuluhan Rokok dan Narkoba di luar gedung di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode bulan JanuariAgustus tahun 2012 sebanyak nol kali, kurang dari target delapan kali. MS32 Frekuensi penyuluhan Keganasan/Kanker di luar gedung di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode bulan JanuariAgustus tahun 2012 sebanyak nol kali, kurang dari target tujuh kali. MS33 Frekuensi penyuluhan Penyakit Degeneratif di luar gedung di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode bulan JanuariAgustus tahun 2012 sebanyak nol kali, kurang dari target delapan kali. MS34 Frekuensi penyuluhan Air & Kesehatan Lingkungan di luar gedung di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode bulan Januari-Agustus tahun 2012 sebanyak nol kali, lebih dari target tujuh kali. MS35 Frekuensi penyuluhan TBC di luar gedung di wilayah Puskesmas seKecamatan Johar Baru periode bulan Januari-Agustus tahun 2012 sebanyak nol kali, kurang dari target delapan kali.

71

Tabel 2.25 Penentuan Masalah Program Promkes Menurut Metode MCUA pada Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode Januari - Agustus 2012 MS40 N BN 10 50 8 22 16 0 32 66 32 0 180

No 1 2 3 4 5

Kriteria Greatest Member Feasibility Expanding Scope Policy Emergency Jumlah

Bobot 5 4 3 2 1

MS36 N BN 10 50 8 22 11 0 32 66 22 0 170

MS37 N BN 10 50 8 22 16 0 32 66 32 0 160

MS38 N BN 10 50 8 22 16 0 32 66 32 0 179

MS39 N BN 10 50 8 22 11 0 32 66 22 0 170

MS36 Frekuensi penyuluhan Kusta di luar gedung di wilayah Puskesmas seKecamatan Johar Baru periode bulan Januari-Agustus tahun 2012sebanyak nol kali, kurang dari target delapan kali. MS37 Frekuensi penyuluhan Kesehatan Gigi dn Mulut di luar gedung di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode bulan JanuariAgustus tahun 2012 sebanyak nol kali, kurang dari target tujuh kali. MS38 Frekuensi penyuluhan Kesehatan Mata di luar gedung di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode bulan JanuariAgustus tahun 2012sebanyak nol kali, kurang dari target delapan kali. MS39 Frekuensi penyuluhan Kesehatan Jiwa di luar gedung di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru pada periode Januari-Agustus 2012 sebanyak nol kali, kurang dari target tujuh kali.

72

MS40 Frekuensi penyuluhan Kesehatan Kerja di luar gedung di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru pada periode JanuariAgustus 2012 sebanyak nol kali, kurang dari target tujuh kali. Tabel 2.26 Penentuan Masalah Program Promkes Menurut Metode MCUA pada Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode Januari - Agustus 2012

No 1 2 3 4 5

Kriteria Greatest Member Feasibility Expanding Scope Policy Emergency Jumlah

Bobot 5 4 3 2 1

MS41 N BN 10 50 8 22 16 0 32 66 32 0 180

MS42 N BN 10 50 8 22 11 0 32 66 22 0 170

MS41 Frekuensi penyuluhan Kecacingan di luar gedung di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru pada periode Januari-Agustus 2012 sebanyak dua kali, kurang dari target tujuh kali. MS 42 Frekuensi penyuluhan Lain-lain di luar gedung di wilayah Puskesmas seKecamatan Johar Baru pada periode Januari-Agustus 2012 sebanyak delapan kali, lebih dari target tujuh kali. 2.2 Menentukan Penyebab Masalah Setelah dilakukan penetapan prioritas terhadap masalah yang ada, selanjutnya ditentukan kemungkinan penyebab masalah untuk mendapatkan penyelesaian yang ada terlebih dahulu. Pada tahap telah dicoba mencari apa yang

73

menjadi akar permasalahan dari setiap masalah yang merupakan prioritas. Pada tahap ini digunakan diagram sebab akibat yang disebut juga diagram dengan tulang ikan (fishbone diagram/ishikawa). Dengan memanfaatkan pengetahuan dan dibantu dengan data yang tersedia dapat disusun berbagai penyebab masalah secara teoritis.
Penyebab masalah dapat timbul dari bagian input maupun proses. Input, yaitu sumber daya atau masukan oleh suatu sistem. Sumber daya sistem adalah : 1. 2. 2. 3.

Man : sumber daya manusia Money : dana Material : sarana Method : cara
Proses adalah kegiatan sistem. Melalui proses akan diubah input

menjadi output. Pada proses terdiri dari : 1.

Planning (perencanaan) : sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi, sampai dengan menetapkan alternatif kegiatan unuk mencapainya.

2.

Organizing (pengorganisasian) : rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber daya (potensi) yang dimiliki organisasi dan memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai tujuan organisasi.

3.

Actuating (pelaksana) : proses bimbingan kepada staf agar mereka mampu bekerja secara optimal menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai dengan keterampilan yang telah dimiliki dan dukungan sumber daya yang tersedia.

4.

Controlling (monitoring) : proses untuk mengamati secara terusmenerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi jika terjadi penyimpangan.

74

Masalah prioritas untuk program promkes pada puskesmas di wilayah Kecamatan Cilincing yang akan ditetapkan penyebab masalah dengan menggunakan fishbone diagram adalah sebagai berikut:
1.

Frekuensi Penyuluhan KIA di Dalam Gedung di Wilayah puskesmas seKecamatan Cilincing periode Januari-Juli 2011 sebanyak 58 kali, lebih dari target delapan kali.

2.

Frekuensi Penyuluhan ISPA di Luar Gedung di Wilayah puskesmas seKecamatan Cilincing periode Januari-Juli 2011 sebanyak 52 kali, lebih dari target delapan kali.

75

76

2.3

Mencari Penyebab Masalah Yang Dominan Pada tahap ini adalah menentukan penyebab masalah yang dominan. Dari

enam prioritas masalah yang mungkin dengan menggunakan metode Ishikawa

77

atau lebih dikenal dengan fishbone (diagram tulang ikan), yang telah dikonfirmasi dengan data menjadi akar penyebab masalah (yang terdapat pada lingkaran). Dari akar penyebab masalah tersebut, dapat dicari akar penyebab masalah yang paling dominan. Penyebab masalah yang paling dominan adalah penyebab masalah yang apabila diselesaikan maka secara otomatis sebagian besar masalah-masalah yang lainnya dapat dipecahkan. Penentuan akar penyebab masalah yang paling dominan dengan cara diskusi, argumentasi, justifikasi dan pemahaman program yang cukup. Di bawah ini adalah penyebab masalah yang dominan dalam program promkes pada puskesmas di wilayah Kecamatan Johar baru. 2.3.1 Frekuensi Penyuluhan Rokok dan Narkotik di Dalam Gedung di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru Berdasarkan data yang ditemukan frekuensi penyuluhan Rokok dan Narkotik di dalam gedung di wilayah puskesmas se-kecamatan Johar Baru Periode Januari-Agustus 2012 sebanyak 22 kali, lebih dari target delapan kali ditemukan. Akar penyebab masalah yang ditemukan pada input adalah : 1.
2.

Kurangnya Petugas promkes di kelurahan (Man). Dana untuk penyuluhan rokok dan narkotik dari pemerintah kurang mencukupi (Money).

3.

Penyuluhan dengan media promosi lebih menarik minat masyarakat (Material).

4.

Petugas promkes kurang pelatihan dalam pencatatan data (Methods).

Akar penyebab masalah yang ditemukan pada proses adalah :

78

1.

Kurangnya pelatihan mengenai perencanaan program penyuluhan Rokok dan Narkotik (Planning).

2. 3. 4. 5.

Belum ada penerimaan petugas promkes baru (Organizing). Puskemas sebagai tempat rehabilitasi metadone (environment) Belum ada penerimaan petugas promkes baru (Controlling). Banyaknya kegiatan penyuluhan rokok dan narkotik (actuating) Dari sembilan akar penyebab masalah di atas maka ditetapkan tiga akar

penyebab masalah yang paling dominan, berdasarkan data, informasi, observasi langsung juga pemahaman yang cukup. Ketiga akar penyebab masalah yang paling dominan tersebut adalah : 1. 2. 3. Belum ada penerimaan petugas promkes baru. Petugas promkes kurang pelatihan dalam pencatatan data. Kurangnya pelatihan mengenai perencanaan program penyuluhan Rokok dan Narkotik. 2.3.2 Frekuensi Penyuluhan ISPA di dalam Gedung di Wilayah

Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru Berdasarkan data yang ditemukan penyuluhan ISPA di dalam gedung di wilayah puskemas se-Kecamatan Johar Baru Periode Januari-Agustus 2012 sebanyak 21 kali, lebih dari target delapan kali. Akar penyebab masalah yang ditemukan pada input adalah :
1. 2.

Belum ada penerimaan petugas promkes baru (Man). Petugas promkes tidak merencanakan anggaran untuk kegiatan

kemahasiswaan (Money).
3. 4.

Mayoritas mahasiswa praktek berasal dari fakultas kedokteran (Material). Petugas promkes kurang pelatihan dalam pencatatan data (Methods). Akar penyebab masalah yang ditemukan pada proses adalah :

79

1.

Kurangnya pelatihan petugas promkes mengenai perencanaan program penyuluhan diare (Planning).

2. 3.

Belum ada penerimaan petugas promkes baru (Organizing). Banyaknya mahasiswa praktek yang melakukan penyuluhan ISPA (Actuating).

4.

Penerimaan petugas promkes kurang (Controlling). Akar penyebab masalah yang ditemukan pada lingkungan (Environtment) adalah:

1.

Puskesmas sebagai tempat praktek lapangan mahasiswa kedokteran (Environtment). Dari sembilan akar penyebab masalah di atas maka ditetapkan dua akar

penyebab masalah yang paling dominan, berdasarkan data, informasi, observasi langsung juga pemahaman yang cukup. Kedua akar penyebab masalah yang paling dominan tersebut adalah : 1. 2. Kurangnya penerimaan petugas promkes baru. Kurangnya pelatihan petugas promkes mengenai perencanaan program penyuluhan ISPA.

80

Anda mungkin juga menyukai