Anda di halaman 1dari 15

Standar Akreditasi Institusi Pendidikan Dokter Spesialis Mata Indonesia

Kolegium Oftalmologi Indonesia 2007

Bab I Pendahuluan
Pendidikan adalah suatu proses yang materi, cara pembelajaran maupun jenis produknya selalu mengalami perubahan secara dinamis. Hal tersebut secara nyata terlihat pada perjalanan proses pendidikan Dokter Spesialis Mata di Indonesia. Pada awal, pendidikan dokter spesialis mata bersifat magang, lalu berubah menjadi magang terbatas (1952-1978) dan kemudian menjadi terstruktur sebagai Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) setelah diresmikannya Katalogus Nasional 1978. Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) telah berkomitmen untuk meningkatkan derajat kesehatan mata masyarakat Indonesia serta mengembangkan ilmu penyakit mata dan kemampuan profesi sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kolegium Oftalmologi Indonesia merupakan badan PERDAMI yang mengatur dan berfungsi dalam proses pendidikan akademik profesional di bidang oftalmologi. Salah satu tanggung jawab KOI adalah melakukan pembinaan terhadap pusat pusat pendidikan dokter spesialis mata dan melaksanakan program akreditasi untuk menjamin mutu pelaksanaan pendidikan spesialis mata. Pola kapasitas produksi Sp.M yang berjalan selama ini, telah mengakibatkan kesenjangan antara jumlah Sp.M dengan kebutuhan masyarakat. Keadaan tersebut diperburuk lagi dengan pola penyebaran Sp.M yang tidak merata dan rendahnya kinerja profesi, terutama dalam tingkat pembedahan katarak. Kedua faktor tersebut di atas, pada institusi penyelenggara kesetaraan kualitas dengan perkembangan iptekdok global dan proyeksi kebutuhan secara nasional menyebabkan PERDAMI melalui Kolegium Oftalmologi Indonesia (KOI) perlu melakukan usaha untuk menyetarakan, dan membina sarana pendidikan serta proses pembelajaran PPDS Mata yang telah ada. Hal ini, merupakan kewajiban lembaga profesi untuk melindungi masyarakat dan sebagai bagian dari usaha pembinaan anggota muda. UU Praktik Kedokteran No. 29 Tahun 2004. Bab IV Pasal 26 mengamanatkan kepada kolegium kedokteran untuk menyusun standar pendidikan profesi kedokteran. Standar pendidikan ini kemudian menjadi acuan bagi institusi pendidikan agar dapat menyelenggarakan program pendidikan yang berkualitas. Kebutuhan untuk meningkatkan kualitas program pendidikan dokter spesialis mata, meningkatnya jumlah institusi pendidikan dokter spesialis mata, bersamaan dengan tujuan mempertahankan mutu pelayanan kesehatan mata di era globalisasi dan mobilisasi tenaga kesehatan mata, memerlukan sebuah sistem akreditasi sebagai alat untuk menjamin mutu pendidikan tersebut.

Akreditasi dipahami sebagai penentuan standar mutu serta penilaian terhadap suatu institusi pendidikan penyelenggara program pendidikan dokter spesialis mata oleh Kolegium Oftalmologi Indonesia. Untuk itu disusunlah Standar Akreditasi Institusi Pendidikan Dokter Spesialis Mata Indonesia. Standar Akreditasi ini dibuat oleh tim perumus berdasarkan guideline akreditasi WHO/WFME, dan diharapkan mempunyai dampak yang bermakna dalam meningkatkan kualitas pendidikan dokter spesialis mata di Indonesia. Pada masa selanjutnya standar akreditasi ini dapat direvisi, berdasarkan pengalaman dalam penerapannya.

Bab II Misi dan Tujuan Akreditasi


2.1. Pengertian

Akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dalam satuan pendidikan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. (Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003, tentang SISDIKNAS)

2.2. Misi
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan mata dan menurunkan angka kebutaan di Indonesia dengan melakukan penilaian dan peningkatan kualitas program pendidikan dokter spesialis mata melalui proses akreditasi.

2.3. Tujuan
Tujuan Umum Tujuan Umum Akreditasi adalah menjamin mutu penyelenggaraan PPDS Mata berdasarkan standar yang ditetapkan. Tujuan Khusus a. Menetapkan standar mutu penyelenggaraan PPDS Mata Indonesia. b. Menetapkan standar sarana dan prasarana lembaga pelayanan kesehatan mata yang berpotensi untuk digunakan sebagai lahan pendidikan PPDS. c. Menetapkan persyaratan pembentukan lembaga penyelenggara PPDS Mata baru.

2.4. Landasan Hukum


Standar Akreditasi dilaksanakan dalam kerangka hukum, yang menjamin otonomi akreditasi dan independensi penilaian kualitas dari pihak pemerintah, insitusi pendidikan dan profesi. Pelaksanaan akreditasi institusi pendidikan dokter spesialis mata Indonesia memiliki beberapa landasan hukum antara lain: 1. Undang-Undang Dasar 45 pasal 31 yang menyatakan: a. tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran. b. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang ditentukan oleh undangundang. 2. SK Ketua Pengurus Pusat Perdami No.40/Perd.VIII/SK/Sek/6/1998 tentang Dewan Keahlian Mata Nasional. 3. Hasil Kongres Nasional Perdami ke IX Surabaya, tanggal 24-27 Maret 2000 mengenai Kolegium Oftalmologi Indonesia. 4. Kesepakatan rapat kerja I, Kolegium Oftalmologi Indonesia PERDAMI, di Jakarta tanggal 26-28 Mei 2000, mengenai pelaksanaan akreditasi lembaga penyelenggara Program Pendidikan Dokter Spesialis Mata. 5. Undang undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) Bab XVI Pasal 56 61 mengenai Evaluasi, Akreditasi dan Sertifikasi.

6. Undang undang RI

No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Bab IV Pasal 26 mengenai Standar Pendidikan Profesi Kedokteran dan Kedokteran Gigi.

2.5. Tata Nilai


Standar nilai yang dianut dalam proses akreditasi institusi pendidikan dokter spesialis mata ialah : Akuntabilitas proses dan hasil akreditasi yang bersifat : - Terbuka dan transparan - Responsif terhadap kebutuhan dunia pendidikan dan kesehatan masyarakat Indonesia - Dapat dipercaya, valid, dan konsisten Proses Akreditasi yang bermutu tinggi yang bersifat - Efisien dan efektif - Outcome-based - Berorientasi pada perbaikan - Inovatif Profesionalisme dalam proses akreditasi yang bersifat : - Saling menghormati dan bekerjasama - Responsif - Etis - Jujur, adil dan bijaksana

Bab III Profil Komisi Akreditasi


Program akreditasi Institusi pendidikan dilaksanakan oleh komisi Akreditasi yang merupakan salah satu kelengkapan dari Kolegium Oftalmologi Indonesia (KOI). Kolegium Oftalmologi Indonesia merupakan bagian integral dari PERDAMI yang merupakan suatu Perhimpunan Profesi, dan sejalan dengan sistim pendidikan nasional maka landasan alur pikir yang diterapkan dalam pola akreditasi ini adalah kemampuan akademik dan kinerja profesional para pelaku / pendidik, proses dan sarana untuk membentuk dan memberdayakan kemampuan profesional tersebut.

Komisi akreditasi bertugas untuk : 1. Menyelenggarakan Akreditasi Institusi Pendidikan 2. Mempublikasikan Hasil Akreditasi Institusi Pendidikan 3. Mengevaluasi Sistem Akreditasi Struktur Organisasi Komisi Akreditasi terdiri dari Ketua Komisi Akreditasi, Anggota Komisi Akreditasi dan Tim Visitasi.

3.1.

Ketua Komisi Akreditasi


Ketua Komisi Akreditasi dipilih oleh Rapat Pleno KOI. Syarat Ketua Komisi Akreditasi adalah anggota tetap KOI atau anggota KOI ex-officio pada periode Akreditasi yang bersangkutan dan berasal dari institusi pendidikan terakreditasi A B, dengan tujuan agar dapat membina lembaga penyelenggara pendidikan yang terakreditasi C. Masa tugas Ketua Komisi Akreditasi sesuai dengan masa kepengurusan KOI.

3.2.

Anggota Komisi Akreditasi


Komisi Akreditasi memiliki anggota dalam jumlah yang terbatas. Para anggota haruslah individu profesi yang dihormati dan dihargai dalam profesi dan diutamakan memiliki visi dan wawasan internasional. Anggota komisi akreditasi harus memiliki latar belakang pendidikan kedokteran ilmu penyakit mata. Anggota komisi akreditasi adalah 3 orang yang berasal dari pengelola, staf senior institusi pendidikan dan perhimpunan profesi. Anggota komisi Akreditasi dipilih dalam Rapat Pleno KOI.

3.3.

Tim Visitasi
Tim visitasi merupakan tim yang bertugas untuk menilai performa institusi pendidikan penyelenggara Program Pendidikan Dokter Spesialis Mata. Tim ini terdiri dari 3 orang penilai yang diketuai oleh anggota komisi akreditasi dan beranggotakan guru besar dari Institusi Pendidikan dan anggota KOI ex-officio. Tim visitasi ini ditunjuk dalam Rapat Pleno KOI. Tim visitasi akan mendapatkan pengarahan sebelum melakukan visitasi untuk menyamakan persepsi dalam melaksanakan visitasi. Pengarahan tersebut dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan yang sedang diselenggarakan Perdami dan dilakukan oleh anggota komisi akreditasi. Dalam menjalankan tugasnya, tim visitasi akan melakukan kunjungan ke institusi pendidikan untuk melakukan validasi dan verifikasi terhadap laporan self-assessment yang dibuat institusi pendidikan dan menyampaikan laporan akhir yang disertai dengan rekomendasi

kepada komisi akreditasi. Tim visitasi bekerja untuk waktu tertentu sesuai dengan kebutuhan akreditasi.

Bab IV Komponen Penilaian Akreditasi


Penilaian akreditasi terdiri dari komponen penilaian yang meliputi Struktur Organisasi, Kinerja Luaran Institusi, Sumber Daya Manusia, Sistem, dan Sarana yang tersedia di institusi pendidikan penyelenggara Program Pendidikan Dokter Spesialis Mata. Kriteria penilaian komponen akreditasi institusi pendidikan dapat dilihat pada Pedoman Pelaksanaan Standar Akreditasi Institusi Pendidikan Dokter Spesialis Mata Indonesia.

4.1.

Kinerja Luaran Institusi


Penilaian Kinerja Institusi meliputi : a. Rerata Produksi pertahun. b. Rerata jumlah bedah katarak dengan pemasangan IOL per Peserta didik c. Nilai Ujian Tulis Peserta Didik d. Nilai Ujian Keterampilan Peserta Bedah Didik e. Nilai Ujian Keterampilan Diagnostik Peserta Didik f. Distribusi Tempat Bekerja Almamater peserta didik , sebagai data dasar

g. Kinerja Pelayanan Institusi

4.2.

Sistem Institusi Pendidikan


Penilaian Sistem Pendidikan, meliputi: a. Kurikulum Pendidikan b. Buku Panduan Rancangan Pembelajaran c. Buku Panduan Tahap Kerja Akademik d. Buku Panduan Tahap Kerja Profesi e. Buku Panduan Oftalmologi Komunitas f. Integrasi Pelayanan Kesehatan dan Pendidikan g. Integrasi dengan disiplin ilmu lain

4.3. Sistem Evaluasi Peserta Didik


Penilaian sistem evaluasi peserta didik, meliputi : a. Evaluasi Hasil Pendidikan b. Supervisi Pendidikan dan Logbook

4.4. Kebijakan Peserta Didik


a. Panduan Seleksi Masuk, Evaluasi dan Pemberhentian Peserta b. Rasio Pengajar : Peserta Didik c. Bimbingan, Konseling dan Sistem Perwakilan Peserta didik

4.5. Sumber Daya Manusia

Penilaian sumber daya manusia di institusi pendidikan, meliputi: a. Sistem Penerimaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia b. Kemampuan Staf Akademik c. Sumber Daya Manusia Penunjang / Profesi Penilaian Sarana Pendidikan, meliputi: a. Sarana Akademik b. Sarana Medik c. Materi Pendidikan d. Sarana Penelitian

4.6. Sumber Daya Pendidikan

4.7. Evaluasi Program

a. Umpan Balik Peserta Didik terhadap Sistem Pembelajaran termasuk Tenaga Pendidik b. Evaluasi Sistem Berkesinambungan (Quality Assurance)

4.8. Administrasi dan Penyelenggaraan Pendidikan


Institusi Pendidikan akan dinilai apakah institusi tersebut menyelenggarakan program pendidikan secara terstruktur dengan proses dan organisasi yang jelas. Penilaian meliputi adanya struktur organisasi dan uraian tugas yang jelas untuk masing-masing komponen berikut ini: a) Ketua Departemen

b) Program Studi

Ketua dan Sekretaris Ketua Divisi - Infeksi dan Immunologi - Glaukoma - Pediatrik Oftalmologi - Onkologi Mata - Oftalmologi Komunitas

c)
- Kornea dan Bedah Refraktif - Vitreo-Retina - Refraksi dan Lensa Kontak - Strabismus - Neuro-Oftalmologi - Plastik dan Rekonstruksi

Bab V Proses Akreditasi


Proses Akreditasi meliputi tahapan Self Assessment, Visitasi / Evaluasi Eksternal, Laporan akhir oleh tim visitasi, Keputusan Akreditasi.

5.1.

Self Assessment
Self-assesment bertujuan untuk mendorong Institusi Pendidikan untuk mendeskripsikan dan menganalisis program yang sudah mereka jalankan dalam hubungannya dengan pencapaian standar dan kriteria yang sudah ditetapkan. Disamping sebagai dasar dari proses akreditasi, self-assesment dapat dilihat sebagai instrumen perencanaan penting dalam mendorong institusi pendidikan mata untuk mencapai pemahaman pada kekuatan dan kelemahan mereka sendiri dan untuk mengidentifikasi kualitas program yang sudah dijalankan. Selfassessment dibuat sekomprehensif mungkin meliputi komponen yang termasuk dalam standar WFME, yaitu : misi dan tujuan pendidikan, program pendidikan, penilaian peserta didik, jumlah peserta didik, sistem penerimaan peserta didik, staf akademik, sumber daya pendidikan, evaluasi program, administrasi, dan pembaruan berkelanjutan. Self-assesment harus akurat berdasarkan bukti yang ada. Segala macam bahan atau data dapat digunakan, yang sudah ada ataupun yang masih baru. Laporan terhadap self-assesment institusi pendidikan disusun oleh tim visitasi yang ditunjuk.

5.2.

Evaluasi Eksternal / Visitasi

Evaluasi eksternal dibuat berdasarkan laporan selfassessment dari institusi pendidikan dan kunjungan lokasi oleh tim visitasi. Tujuan visitasi akreditasi adalah untuk menyediakan validasi hasil akhir selfassesment Institusi Pendidikan agar dapat memenuhi standar dan memberikan informasi tambahan. Institusi yang akan divisitasi harus diberikan informasi mengenai anggota-anggota tim visitasi yang sudah ditunjuk dan harus diberi kesempatan memberi perhatian terhadap potensi conflicts of interest. Langkah-langkah visitasi meliputi: Bertemu dengan staf pengajar, staf penunjang dan peserta didik Inventarisasi sarana dan prasarana Melakukan cross check (observasi dan wawancara) : menyesuaikan kenyataan lapangan dengan pengisian self assesment, menilai apakah proses akademik sesuai laporan, menilai suasana akademik (kerjasama antar komponen akademik) Visitasi akreditasi harus diakhiri dengan tanggapan evaluasi tim visitasi akreditasi kepada Institusi Pendidikan. Anggota tim visitasi akreditasi harus menyerahkan hasil penemuan awal. Struktur akreditasi harus mendukung institusi dalam memberikan petunjuk agar program visitasi akreditasi dapat disiapkan.

5.3.

Laporan Akhir Tim Visitasi


Tim visitasi akreditasi harus membuat laporan akhir yang menggambarkan secara jelas mengenai tingkat pencapaian institusi pendidikan sesuai dengan kriteria penilaian yang ada. Laporan tim visitasi juga harus memberikan penilaian secara singkat berdasarkan bukti yang ada untuk mendukung evaluasi. Laporan harus diakhiri dengan rekomendasi karena dapat membantu Komisi Akreditasi dalam memutuskan hasil akreditasi.

5.4.

Keputusan Akreditasi
Keputusan hasil evaluasi harus didasarkan semata-mata pada terpenuhi atau kurang terpenuhinya standar dan kriteria akreditasi. Akreditasi ini berlaku untuk periode waktu tertentu. Kategori keputuan akreditasi dibuat berdasarkan jumlah nilai akhir yang diperoleh setelah melalui proses self assessment dan evaluasi eksternal. Kategori keputuan akreditasi yaitu : Terakreditasi A Institusi pendidikan dokter spesialis mata mendapatkan nilai A jika telah terakreditasi secara penuh untuk periode waktu maksimum dapat diberikan jika semua kriteria atau standar telah terpenuhi. Institusi ini mendapatkan nilai akhir sebesar 316 - 395 / 80 100%. Periode berlakunya akreditasi yaitu setiap 5 tahun. Terakreditasi B Institusi pendidikan dokter spesialis mata mendapatkan nilai B jika telah terakreditasi dengan persyaratan, berarti bahwa

10

akreditasi dapat diberikan untuk periode waktu tertentu dengan syarat, yang kemudian akan dievaluasi lagi setelah beberapa waktu untuk memeriksa apakah institusi pendidikan penyelenggara program pendidikan dokter spesialis mata telah dapat memenuhi persyaratan. Institusi ini mendapatkan nilai akhir sebesar 277 315 / 70 < 80 %. Periode berlakunya akreditasi yaitu setiap 5 tahun. Terakreditasi C Institusi pendidikan dokter spesialis mata mendapatkan nilai C jika telah terakreditasi dengan persyaratan dapat digunakan dalam kasus-kasus tertentu di mana beberapa kriteria atau standar hanya dapat sebagian dipenuhi atau tidak dapat dipenuhi. Institusi ini mendapatkan nilai akhir sebesar 237 276 / 60 < 70 %. Periode berlakunya akreditasi yaitu setiap 3 tahun. Terakreditasi D Institusi pendidikan dokter spesialis mata mendapatkan nilai D jika banyak kriteria atau standar tidak dapat dipenuhi, menandakan sangat kurangnya kualitas program pendidikan dokter spesialis mata yang tidak dapat dijalankan dalam periode tertentu. Institusi ini mendapatkan nilai akhir sebesar 237 / < 60 %. Periode berlakunya akreditasi yaitu setiap 3 tahun.

5.5.

Publikasi Keputusan Akreditasi


Hasil keputusan akreditasi sebuah Institusi Pendidikan penyelenggara Program Pendidikan Dokter Spesialis Mata harus diumumkan. Publikasi dari laporan merupakan dasar dari keputusan, atau ringkasan laporan, juga sebaiknya dipertimbangkan. Hasil Evaluasi Visitasi diberikan secara tertulis kepada Institusi Penyelenggara Pendidikan berupa sertifikat akreditasi yang ditandatangani oleh Ketua Kolegium Oftamologi Indonesia dan Ketua Komisi Akreditasi. Sertifikat ini berlaku sesuai dengan ketentuan periodisasinya. Hasil evaluasi visitasi juga akan dipublikasikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan dan Majalah Oftalmologika Indonesiana. Publikasi ini merupakan salah satu bentuk tanggung jawab KOI kepada seluruh anggota PERDAMI.

5.6. Alur Pengurusan 5.6.1. Alur Pengurusan Akreditasi Bagi Calon Institusi Penyelenggara PPDS
1. Formulir isian akreditasi dapat diminta di sekretariat KOI. 2. Calon lembaga penyelenggara PPDS (Bagian I.P.Mata Fakultas Kedokteran) mengajukan permohonan penilaian kesiapan

11

untuk menjadi lembaga penyelenggara pendidikan kepada KOI, apabila telah memenuhi kriteria sbb.: a. Telah berpengalaman dalam proses pelaksanaan, pengelolaan dan penyelenggaraan PPDS secara bertahap dan selama sedikitnya 4 tahun. b. Telah mengisi (self assessment) borang-borang akreditasi KOI. c. Menyatakan kesediaan secara tertulis untuk menanggung seluruh beban biaya visitasi. d. Rekomendasi dari Bapak Angkat. Bapak Angkat adalah Lembaga Penyelenggara Pendidikan yang telah ter-akreditasi dengan kategori A, dan telah menerapkan Kurikulum Nasional secara penuh, serta menyatakan kesediaan-nya untuk membina secara tertulis. Garis besar program pembinaan tercermin dalam nota kesepakatan kerja sama antar Institusi Bapak Angkat dan Anak Angkat (Calon Lembaga Penyelenggara PPDS). Bapak Angkat harus dapat menjamin kesiapan calon Anak Angkatnya dalam hal : Kesiapan akademik dan profesional sumberdaya (SDM, adanya budaya ilmiah dan akademik, prasarana dan sarana akademik dan medik). Kesiapan administratif dan dukungan dari suprastruktur terkait. Prosedur Pengakuan Calon Lembaga Penyelenggara PPDS . Bapak Angkat mengajukan permohonan pengakuan kepada KOI untuk menjadi Institusi Pembina. Presentasi dan penilaian hasil Self Assessment Borang Akreditasi dari kedua institusi (Bapak Angkat dan Anak Angkat) dalam rapat kerja KOI. Dikeluarkan Surat Keputusan Persetujuan / Penundaan sebagai institusi Calon Lembaga Penyelenggara PPDS. Tahapan pembinaan terdiri dari: Periode Persiapan / Tahun I Dimana seluruh kegiatan belajar - mengajar sesuai dengan tahap I dan II Kurikulum Nasional dilakukan pada institusi Bapak Angkat. Pengelola Program Pendidikan dan staf pengajar institusi Calon Penyelenggara mengamati dan mengikuti proses penyelenggaraan pendidikan dan melakukan kegiatan peningkatan kemampuan keilmuan spesifik. Periode Pelaksana / Tahun II

12

Kegiatan belajar - mengajar sesuai dengan tahap III Kurikulum Nasional dilakukan secara bergantian di kedua institusi, dan dilakukan sesuai dengan kesiapan subbagian terkait.Kegiatan belajar mengajar tahap II dapat dialihkan ke institusi Calon Penyelenggara, dengan pengertian bahwa peserta didik tahap III dapat membantu alur proses pendidikan tahap II tsb. Evaluasi tahapan pendidikan dilakukan sepenuhnya oleh institusi Bapak Angkat, dengan ketentuan peserta didik yang gagal diharuskan mengulang tahapan pendidikan di institusi Bapak Angkat. Periode Pengelola / Tahun III Kegiatan belajar-mengajar sesuai dengan tahap III Kurikulum Nasional masih dilakukan secara bergantian di kedua institusi, sesuai dengan kesiapan subbagian terkait. Seluruh kegiatan pendidikan tahap I dan II dilakukan oleh institusi Calon Penyelenggara. Evaluasi tahapan pendidikan dilakukan secara bersama, dengan ketentuan bahwa peserta didik yang gagal diharuskan mengulang tahapan pendidikan di institusi Bapak Angkat. Periode Penyelenggara / Tahun IV Seluruh kegiatan belajar-mengajar dilakukan oleh dan di institusi Calon Penyelenggara, namun pembimbing utama skripsi harus dari institusi Bapak Angkat. Evaluasi tahapan pendidikan dilakukan secara bersama, dengan ketentuan peserta didik yang gagal diharuskan mengulang tahapan pendidikan di institusi Bapak Angkat. Institusi Calon Penyelenggara mengisi borang Self Assessment dan mengajukan permohonan visitasi KOI dan MKKI. Periode Mandiri / Tahun V-VI. Diharapkan telah ter-akreditasi oleh KOI dan MKKI. Institusi Bapak Angkat masih melakukan supervisi dan bertanggung jawab sampai 2 tahun berikutnya. 3. Pengurus Harian KOI akan membentuk Tim Akreditasi yang terdiri dari unsur: - 1 (satu) anggota KOI; 1 (satu) Institusi Pendidikan; 1 (satu) anggota PERDAMI 4. Tim Akreditasi melakukan visitasi, selambat-lambatnya dalam tempo 2 bulan setelah institusi pemohon menyatakan siap untuk dilakukan penilaian. Waktu visitasi ditentukan setelah dikomunikasi-kan kepada semua pihak. Metoda Penilaian:

13

a. Wawancara untuk mendapatkan kesan kesediaan dan kesiapan institusi calon penyelenggara PPDS, dilakukan terhadap : i. Dekan ii. Direktur RS (lahan pendidikan). iii. Staf akademik dan non-akademik di Institusi ybs. iv. Peserta PPDS dan mantan peserta/alumni-nya. b. Penilaian fisik terhadap kesesuaian pengisian borang akreditasi pada prasarana, sarana dan sistim akademik, sarana dan materi medik, kemampuan dan kinerja SDM. 5. Tim Akreditasi ketetapan KOI. melakukan rapat evaluasi dan mengusulkan

Hasil Visitasi disampaikan kepada Pengurus Harian KOI dalam sampul tertutup, dan merupakan kesepakatan tertulis dari semua anggota Tim Visitasi. Apabila tidak tercapai kesepakatan maka hasil evaluasi akan di-agenda-kan dalam forum Rapat Kerja KOI yang terdekat. Hasil visitasi berupa rekomendasi kepada Pengurus Harian bahwa insititusi tsb. telah :

Layak Sepenuhnya (kategori penyelenggara C), apabila semua indikator penilaian yang terdapat dalam borang akreditasi menunjukkan minimal nilai C.

Layak dengan Catatan (kategori penyelenggara D), apabila penilaian mendapatkan nilai D (maksimum 4 buah pada unsur SDM, sistem dan/atau Sarana Medik; dengan ketentuan hanya boleh ada 1 subBagian Besar). Penilaian Layak dengan Catatan, mengharuskan institusi tersebut mengirimkan (shoping stage) peserta PPDS-nya ke penyelenggara PPDS lain yang ter-akreditasi dengan nilai B atau A. Evaluasi / visitasi dapat dilakukan secepatnya 1 tahun kemudian. Belum Layak (kategori Lahan Pendidikan) menjadi penyelenggara apabila penilaian menghasilkan lebih dari 4 nilai D atau, pada lebih dari 1 sub-Bagian Besar. Penilaian Belum Layak berarti institusi tsb. masih harus dibawah binaan Bapak Angkat-nya. 6. Ketua KOI mengirimkan surat pemberitahuan penerimaan / penolakan akreditasi kepada institusi pemohon dan kepada MKKI IDI.

14

5.6.2. Alur Pengurusan Penyelenggara PPDS

Akreditasi

Bagi

Institusi

Pada bulan Oktober - Desembar, institusi yang ingin di akreditasi atau membutuhkan akreditasi ulang dapat mengirimkan surat permohonan akreditasi institusi pendidikan kepada ketua KOI cq. Ketua Komisi Akreditasi. Selain berdasarkan permohonan dari institusi pendidikan, Komisi Akreditasi dapat menentukan jadwal akreditasi terhadap suatu institusi pendidikan atas persetujuan institusi pendidikan yang bersangkutan Permohonan tersebut akan dibahas pada rapat kerja KOI yang diadakan pada bulan Desember bersamaan dengan Rakernas Perdami. Dalam rapat ini akan dibentuk tim visitasi yang akan melakukan visitasi ke institusi pendidikan. Setelah tim visitasi terbentuk, Komisi Akreditasi akan mengirimkan Instrumen Akreditasi ke institusi pendidikan yang akan diakreditasi. Institusi Pendidikan melakukan proses Self assesment dan mengirimkan hasil self assesment beserta borang akreditasi institusi pendidikan ke Komisi Akreditasi KOI. Tim visitasi akan melakukan evaluasi awal self assesment untuk keseragaman cara penilaian. Staf administrasi dalam komisi akreditasi dan tim visitasi yang ditunjuk diberikan kesempatan untuk meminta klarifikasi dan informasi tambahan terhadap laporan self-assesment dan borang akreditasi PPDS Mata yang akan divisitasi sebelum visitasi dilakukan. Penjadwalan Visitasi Proses Visitasi Akreditasi Institusi pendidikan yang divisitasi akan diberikan draf laporan hasil visitasi, termasuk rekomendasi dari tim visitasi, agar dapat memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan sebelum laporan dan rekomendasi diserahkan kepada Komisi Akreditasi Evaluasi dan Penetapan Hasil Akreditasi dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan status akreditasi Laporan akhir dan publikasi hasil akreditasi

5.7. Pendanaan
Pendanaan Komisi Akreditasi berasal dari : Kolegium Oftalmologi Indonesia Lembaga Penyelenggara Pendidikan Calon Lembaga Penyelenggara Pendidikan Sumber lain (DepKes dan LSM) Untuk biaya visitasi akreditasi ditanggung seluruhnya oleh Lembaga Pendidikan dan Calon Lembaga Penyelenggara Pendidikan yang di visitasi

15

Anda mungkin juga menyukai