Anda di halaman 1dari 25

Oleh : Harlyani Pembimbing : dr. Agus F.Razak, Sp.

Retina adalah lapisan dalam pada bagian belakang mata yang sangat vital keberadaannya bagi kemampuan penglihatan manusia. Retina adalah lapisan sel-sel saraf di dalam mata yang berfungsi seperti film pada kamera. Retina merupakan jaringan saraf dengan sepuluh lapisan yang terdiri atas dua kelompok yaitu lapisan sensorik dan lapisan epitel pigmen.

Retina yang merupakan suatu struktur berupa lapisan dapan mengalami pelepasan atau dikenal dengan istilah ablasio retina. Ablasio retina termasuk kasus kedaruratan mata yang harus ditangani segera.

Ablasio retina (retinal detachment) adalah suatu keadaan terpisahnya sel kerucut dan sel batang retina dari sel epitel pigmen retina, pada keadaan ini sel epitel pigmen masih melekat erat dengan membrana Bruch. Lepasnya retina atau sel kerucut dan batang dari koroid atau sel pigmen epitel akan mengakibatkan gangguan nutrisi retina dari pembuluh darah koroid yang bila berlangsung lama akan mengakibatkan gangguan fungsi penglihatan yang menetap.

1. 2. 3.

Berdasarkan proses terjadinya ablatio retina dapat dikelompokan dalam 3 jenis yaitu ablatio retina regmatogen karena adanya robekan/lubang pada retina, ablatio retina traksional oleh karena tarikan terhadap retina dan ablatio retina eksudatif akibat komplikasi penyakit lain misalnya adanya tumor, hipertensi, peradangan dll.

Jika terjadi robekan pada retina, sehingga vitreus yang mengalami likuifikasi dapat memasuki ruangan subretina dan menyebabkan ablasio progresif (ablasio regmatogenosa). Jika retina tertarik oleh serabut jaringan kontraktil pada permukaan retina (misalnya seperti pada retinopati proliferatif pada diabetes mellitus (ablasio retina traksional). Walaupun jarang terjadi, bila cairan berakumulasi dalam ruangan subretina akibat proses eksudasi, yang dapat terjadi selama toksemia pada kehamilan (ablasio retina eksudatif)

RHEGMATOGENOUS RD

EXUDATIVE RD
-NO

TRACTIONAL RD
-NO

RETINAL BREAK SURFACE & HEIGHT RETINAL MOBILITY

-PRESENT

-CONVEX

-CONVEX

-CONCAVE

-UNDULATING BULLAE OR FOLDS

-SHIFTING ELEVATED BULLAE

-TAUT RETINA

EXTENT OF RD SRF
IOP CAUSES

-EXTENDS TO ORA
SERRATA EARLY -CLEAR, NO SHIFT -LOW -RETINAL BREAK

-MAY EXTEND TO
ORA -TURBID,SHIFT -VARIABLE -UVEITIS,SUBRETINAL NEOVASCULAR, TUMOR

-DOES NOT EXTEND TO ORA


-CLEAR, NO SHIFT -USUALLY NORMAL

-PDR,RETINOPATHY OF
PREMATURITY

Penyebab ablasio retina traksional yaitu diabetes proliferatif (PDR), ROP, Penetrating trauma, Proliferatif retinopati sabit, PVR dan oklusi vena retina. Pada PVR, epitel pigmen retina, sel glia, dan sel lainnya yang berada di dalam maupun di luar retina serta pada badan vitreus akan membentuk membrane. Kontraksi dari membrane tersebut akan menyebabkan retina tertarik ataupun menyusut, sehingga dapat mengakibatkan terdapatnya robekan baru atau berkembang menjadi ablasio retina traksi.

TRACTIONAL RETINAL DETACHMENT

Pada ablasio retina traksional, lepasnya jaringan retina terjadi akibat tarikan jaringan parut pada badan kaca yang akan mengakibatkan ablasi retina dan penglihatan turun tanpa rasa sakit. Pada badan kaca terdapat jaringan fibrosis yang dapat disebabkan diabetes mellitus proliferative, trauma, dan perdarahan badan kaca akibat bedah atau infeksi.

Pasien dengan oklusi vena retina sentral rumit oleh Neovaskularisasi pada disk dengan ablasi retina tractional

Seorang pasien dengan komplikasi retinopati diabetik proliferatif dengan ablasio retina tractional atas pada superotemporal

Tractional Retinal Detachment in Norrie's disease

Pada ablasio retina tipe traksi, di Amerika serikat terdapat sekitar 1600 kasus tiap tahunnya. Dan 500 kasus diantaranya telah mengalami kebutaan.

Pada awalnya sebelum terjadi ablatio retina seseorang akan merasakan penglihatannya seperti ada kotoran, ada bintik bintik hitam atau bayang bayang hitam seperti garis garis pada lapangan penglihatannya (floaters) dan dapat juga disertai adanya sensasi kilatan kilatan cahaya (fotopsi) selanjutnya secara cepat penglihatan seperti tertutup tirai dan bahkan gelap sama sekali.

USG Mata Funduskopi

Ablasio retina berulang Perdarahan vitreous Phtisis bulbi

Prognosis tergantung luasnya robekan retina, jarak waktu terjadinya ablasio, diagnosisnya dan tindakan bedah yang dilakukan. Terapi yang cepat dapat memberikan prognosis lebih baik. Prognosis lebih buruk bila mengenai makula atau jika telah berlangsung lama

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai