Anda di halaman 1dari 19

MODUL PENGANTAR ELEKTRO TEKNIK

Muhamad Adam Zulfa Pendidikan Teknik Elektronika (S1) Reguler 5215120374

Pengukuran Tahanan, Tegangan dan Arus pada Resistor

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa.Berkat rahmat, nikmat, serta limpahan karunia-Nya modul dengan judul Pengukuran Tegangan, Arus dan Hambatan pada resistor ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya penulis memngambil referensi dari modul lain yaitu modul resistor dan hukum ohm (PPPG Teknologi Medan) oleh Dewi yulianti dan muchlisin dan juga banyak referensi dari internet. Penulisan modul ini sebagai sarana pemenuhan tugas mata kuliah pengantar elektro teknik, pendidikan teknik elektronika tahun pelajaran 2012/2013 yang mana merupakan salah satu mata kuliah di semester 97 Universitas Negeri Jakarta. Penulis banyak mengalami kendala dalam penyusunan modul ini terutama pada materi yang akan di paparkan. Namun berkat bantuan dari berbagai pihak, akhirnya modul ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Dr. Bambang Dharma Putra,M.Pd sebagai Pembimbing 2. Orang tua sebagai pemberi motivasi dan inspirasi Penulis menyadari modul ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu,penulis meminta kritik dan saran yang membangun supaya modul ini menjadi lebih baik lagi dan menjadi acuan yang bermutu. Semoga modul ini dapat bermanfaat bagi yang membaca, khususnya penulis.

Jakarta, 25 Oktober 2012

Penulis

BAB I PENDAHULUAN
Dalam menganalisis maupun merencanakan sebuah rangkaian , ada kalanya merupakan suatu kesulitan bagi seseorang yang tidak mengetahui konsep dasar rangkaian tersebut. Di dalam teknik kelistrikan maupun elektronika, setiap rangkaian baik yang sederhana atau yang komplek, membutuhkan suatu penganalisaan yang berhubungan dengan cara kerja rangkaian itu. Suatu rangkaian tidak akan bekerja dengan baik jika salah satu besaranya tidak sesuai dengan kebutuhan.

Deskripsi Konsep dasar rangkaian listrik arus searah terutama mengenai rangkaian resistor merupakan dasar dari analisis perhitungan dalam suatu rangkaian listrik. Seperti layaknya pondasi suatu bangunan, konsep dasar rangkaian listrik adalah hal pertama yang harus dimengerti dan dipahami dalam merencanakan maupun mengevaluasi sebuah rangkaian kelistrikan. Apabila konsep dasar tersebut sudah tertanam dalam, maka untuk melangkah ke penganalisaan yang lebih tinggi lagi akan terasa mudah.

Prasyarat Modul Alat Ukur Dan Teknik Pengukuran merupakan modul awal

pembelajaran maka tidak membutuhkan persyaratan modul yang lain atau kemampuan lain yang harus dimiliki mahasiwa sebelum mempelajari modul ini.

Tujuan akhir pemelajaran Setelah mempelajari modul ini, siswa diharapkan mampu memahami konsep dasar resistor (tahanan) dalam rangkaian arus searah.

BAB II DASAR TEORI


1.1. Resistor Pada dasarnya semua bahan memiliki sifat resistif namun beberapa bahan seperti tembaga, perak, emas dan bahan metal umumnya memiliki resistansi yang sangat kecil. Bahan-bahan tersebut menghantar arus listrik dengan baik, sehingga dinamakan konduktor. Kebalikan dari bahan yang konduktif, yaitu bahan material seperti karet, gelas, karbon memiliki resistansi yang lebih besar menahan aliran elektron sehingga disebut sebagai isolator. Resistor adalah komponen dasar elektronika yang selalu digunakan dalam setiap rangkaian elektronika karena bisa berfungsi sebagai pengatur atau untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Dengan resistor, arus listrik dapat didistribusikan sesuai dengan kebutuhan. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol (Omega). Di dalam rangkaian elektronika, resistor dilambangkan dengan huruf "R". Dilihat dari bahannya, ada beberapa jenis resistor antara lain : Resistor Carbon, Wirewound, dan Metalfilm. Ada juga Resistor yang dapat diubah-ubah nilai resistansinya antara lain : Potensiometer, Rheostat dan Trimmer (Trimpot). Selain itu ada juga Resistor yang nilai resistansinya berubah bila terkena cahaya namanya LDR (Light Dependent Resistor) dan resistor yang nilai resistansinya akan bertambah besar bila terkena suhu panas yang namanya PTC (Positive Thermal Coefficient) serta resistor yang nilai resistansinya akan bertambah kecil bila terkena suhu panas yang namanya NTC (Negative Thermal Coefficient). Untuk resistor jenis carbon maupun metalfilm biasanya digunakan kode-kode warna sebagai petunjuk besarnya nilai resistansi (tahanan) dari resistor. Resistor ini mempunyai bentuk seperti tabung dengan dua kaki di kiri dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk cincin kode warna, kode ini untuk mengetahui besar resistansi tanpa harus mengukur besarnya dengan ohmmeter. Kode warna tersebut adalah standar manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA (Electronic Industries Association) seperti yang ditunjukkan pada tabel 1.1.

Tabel 1.1 Nilai warna pada cincin resistor

4 cincin

5 cincin

Cincin 1 Angka ke-1 Hitam 0 Coklat 1 Merah 2 Jingga/orange 3 Kuning 4 Hijau 5 Biru 6 Ungu 7 Abu-abu 8 Putih 9 Emas Perak Tanpa warna Warna cincin Contoh :

Cincin 2 Angka ke-2 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Cincin 3 Angka ke-3 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Cincin 4 Pengali x100 x101 x102 x103 x104 x105 x106 x107 x108 x109 x10-1 x10-2

Cincin 5 Toleransi
1% 2%

5% 10% 20%

Urutan cincin warna (4 cincin warna) : orange orange merah emas Orange 3 Orange 3 Merah x102 Emas 5% Hasil 3300 5%

Ururan cincin warna (5 cincin warna) : kuning ungu hitam merah perak Kuning 4 Ungu 7 Hitam 0 Merah x102 Perak
10%

Hasil 47 M 10%

1.2.

Rangkaian Resistor Dalam praktek para desainer kadang-kadang membutuhkan resistor dengan nilai

tertentu. Akan tetapi nilai resistor tersebut tidak ada di toko penjual, bahkan pabrik sendiri tidak memproduksinya. Solusi untuk mendapatkan suatu nilai resistor dengan resistansi yang unik tersebut dapat dilakukan dengan cara merangkaikan beberapa resistor sehingga didapatkan nilai resistansi yang dibutuhkan. Ada dua cara untuk merangkaikan resistor, yaitu : 1. Cara Seri 2. cara Paralel Rangkaian resistor secara serial akan mengakibatkan nilai resistansi total semakin besar. Di bawah ini contoh resistor yang dirangkai secara serial.

Pada resistor rangkaian seri berlaku rumus : Rs = R1 + R2 + R3

Sedangkan rangkaian resistor secara paralel akan mengakibatkan nilai resistansi pengganti semakin kecil. Di bawah ini contoh resistor yang dirangkai secara paralel.

Pada resistor rangkaian paralel berlaku rumus :

Di bawah ini beberapa rumus (Hukum Ohm) yang sering dipakai dalam perhitungan elektronika :

Dimana :

V I R P

= = = =

Tegangan dengan satuan volt Arus dengan satuan ampere Resistansi (tahanan) dengan satuan ohm Daya dengan satuan watt

Konversi satuan : 1 ohm = 1 1 K ohm = 1K 1 M ohm = 1M 1K = 1.000 1M = 1.000 K 1M = 1.000.000 6 (M = Mega (10 ) ; K = Kilo (103))

1.3.

Penggunaan Multimeter Multimeter sering disebut AVOmeter atau multitester, alat ini biasa dipakai untuk mengukur harga resistansi (tahanan), tegangan AC (Alternating Current), tegangan DC (Direct Current), dan arus DC. Bagian-bagian multimeter seperti ditunjukkan gambar di bawah

Dari gambar multimeter dapat dijelaskan bagian-bagian dan fungsinya : Sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk (Zero Adjust Screw), berfungsi untuk mengatur kedudukan jarum penunjuk dengan cara memutar sekrupnya ke kanan atau ke kiri dengan menggunakan obeng pipih kecil. Tombol pengatur jarum penunjuk pada kedudukan zero (Zero Ohm Adjust Knob), berfungsi untuk mengatur jarum penunjuk pada posisi nol. Caranya : saklar pemilih diputar pada posisi W (Ohm), test lead + (merah dihubungkan ke test lead (hitam), kemudian tombol pengatur kedudukan 0W diputar ke kiri atau ke kanan sehingga menunjuk pada kedudukan 0 W. Saklar pemilih (Range Selector Switch), berfungsi untuk memilih posisi pengukuran dan batas ukurannya. Multimeter biasanya terdiri dari empat posisi pengukuran, yaitu: o Posisi W (Ohm) berarti multimeter berfungsi sebagai ohmmeter, yang terdiri dari tiga batas ukur : x 1; x 10; dan K W o Posisi ACV (Volt AC) berarti multimeter berfungsi sebagai voltmeter AC yang terdiri dari lima batas ukur : 10; 50; 250; 500; dan 1000. o Posisi DCV (Volt DC) berarti multimeter berfungsi sebagai voltmeter DC yang terdiri dari lima batas ukur : 10; 50; 250; 500; dan 1000. o Posisi DCmA (miliampere DC) berarti multimeter berfungsi sebagai mili amperemeter DC yang terdiri dari tiga batas ukur : 0,25; 25; dan 500. Tetapi ke

empat batas ukur di atas untuk tipe multimeter yang satu dengan yang lain batas ukurannya belum tentu sama. Lubang kutub + (V A W Terminal), berfungsi sebagai tempat masuknya test lead kutub + yang berwarna merah. Lubang kutub (Common Terminal), berfungsi sebagai tempat masuknya test lead kutub - yang berwarna hitam. Saklar pemilih polaritas (Polarity Selector Switch), berfungsi untuk memilih polaritas DC atau AC. Kotak meter (Meter Cover), berfungsi sebagai tempat komponenkomponen multimeter. Jarum penunjuk meter (Knife edge Pointer), berfungsi sebagai penunjuk besaran yang diukur. Skala (Scale), berfungsi sebagai skala pembacaan meter.

1.4.

Langkah-langkah menggunakan multimeter Pertama-tama jarum penunjuk meter diperiksa apakah sudah tepat pada angka 0 pada

skala DCmA , DCV atau ACV posisi jarum nol di bagian kiri (lihat gambar 2 a), dan untuk skala ohmmeter posisi jarum nol di bagian kanan (lihat gambar 2 b). Jika belum tepat harus diatur dengan memutar sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk meter ke kiri atau ke kanan dengan menggunakan obeng pipih (-) kecil.

DC

(a)

(b)

Gambar 2. Kedudukan normal jarum penunjuk meter a. Mengukur resistansi/tahanan Untuk mengukur resistansi suatu resistor, posisi saklar pemilih multimeter diatur pada kedudukan dengan batas ukur x 1. Test lead merah dan test lead hitam saling dihubungkan dengan tangan kiri, kemudian tangan kanan mengatur tombol

pengatur kedudukan jarum pada posisi nol pada skala . Jika jarum penunjuk meter tidak dapat diatur pada posisi nol, berarti baterainya sudah lemah dan harus diganti dengan baterai yang baru. Langkah selanjutnya kedua ujung test lead dihubungkan pada ujung-ujung resistor yang akan diukur resistansinya. Cara membaca penunjukan jarum meter sedemikian rupa sehingga mata kita tegak lurus dengan jarum meter dan tidak terlihat garis bayangan jarum meter. Supaya ketelitian tinggi kedudukan jarum penunjuk meter berada pada bagian tengah daerah tahanan. Jika jarum penunjuk meter berada pada bagian kiri (mendekati maksimum), maka batas ukurnya di ubah dengan memutar saklar pemilih pada posisi x 10. Selanjutnya dilakukan lagi pengaturan jarum penunjuk meter pada kedudukan nol, kemudian dilakukan lagi pengukuranter hadap resistor tersebut dan hasil pengukurannya adalah penunjukan jarum meter dikalikan 10 . Apabila dengan batas ukur x 10 jarum penunjuk meter masih berada di bagian kiri daerah tahanan, maka batas ukurnya diubah lagi menjadi K dan dilakukan proses yang sama seperti waktu mengganti batas ukur x 10. Pembacaan hasilnya pada skala K , yaitu angka penunjukan jarum meter dikalikan dengan 1K

b. Mengukur Tegangan Letakan selector switch (saklar pemilih) pada posisi teganagan DC (V=) Pilihlah batas ukur (1.5, 5, 10, 50, 150, 500). Dimana harus dipilih batas yang sama atau lebih besar dari tegangan yang akan di ukur 6.5 V, maka batas ukur yang harus dipilih adalah 10 V. Tidak boleh memilih batas yang lebih kecil, karena jarum penunjuk akan bergerak melewati batas maksimum dan dapat merusak moving coil. Sambungkan kabel probe pada resistor yang akan di ukur, kabel merah disambungkan kepada bagian positif dan kabel kabel hitam disambungkan ke negatif. Cara pemasangan seperti itu disebut hubungan paralel. Apabila pemasangan kabel polaritasnya terbalik, maka meter akan bergerak ke kiri. Bacalah papan skala sesuai dengan dimana jarum penunjuk berhenti, cara yang paling tepat dalam membaca adalah secara tegak lurus dimana jarum tampak satu garis dengan bayangan jarum pada cermin pemantul. Cara Pembacaan skala analog : Perhatikan penempatan sakelar jangkah ukur pilih skala yang sesuai. Untuk beberapa jangkah ukur anda perlu mengalikan atau membagi 10 atau 100 seperti

ditunjukan pembacaan dibawah ini. Untuk jangkah ukur teganagn AC gunakan tanda merah sebab kalibrasi skala sedikit geser. VDC = JP

VDC = Tegangan DC BU = Batas ukur SM = Skala maksimum yang di pakai JP = Jarum penunjuk

Misalakan batas ukur yang di gunakan 10 VDC dengan skala maksimum 10 VDC dan jarum diatas menunjuk pada angka 4 lebih 2 kolom kecil masing-masing kolom kecil bernilai 0,2 karena antara angka 4 dan 5 (tidak tetulis), terbagi jadi (5 kolom kecil) sehingga JP = 4,4 VDC = = = JP 4,4 4,4 VDC

Jadi nilai yang terukur adalah 4,4 VDC c. Mengukur Arus Cara mengukur arus agak berbeda dengan mengukur tegangan, dimana rangkaian untuk mengukur arus dipasang dengan cara seri dengan beban. Beban dapat berupa resistor, lampu atau lainnya. Tetapi pada praktek kali in akan kita gunakan resistor. Atur selector pada posisi Arus DC ( A=) Atur posisi selector pada posisi batas ukur yang lebih tinggi dari arus yang akan diukur, batas ukur dapat dipilih yang paling tinggi agar tidak merusak meter. Pengaruh pemilihan batas ukur yang terlalu jauh dari arus yang akan diukur hanya mengakibatkan pembacaan yang kurang akurat. Hubungkan kabel secara seri dengan beban. Beban dapat diserie pada kabel negative atau pada kabel positif. Apabila pemasangan kabel polaritasnya terbalik, maka meter akan bergerak kekiri. Baca penunjukan arus pada papan skala arus DC (A=) sesuai posisi jarum.

1.5.

Menggunakan aplikasi livewire a. Membuat Rangkaian pada aplikasi Livewire

Buka aplikasi livewire Pilih create a circuit Kemidian pada window gallery pilih power supplies dan cari DC voltage source dan AC voltage source seperti terlihat pada gambar.

Kemudian drag dan drop DC voltage source dan AC voltage source pada lembar kerja livewire. DC voltage source digunakan untuk menghasilkan arus searah, sedangkan AC voltage source digunakan untuk menghasilkan arus bolak balik. Seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

Setelah menentukan sumber yang akan di gunakan sekarang kita akan memasukan resistor untuk di rangkai dengan sumber, pada window gallery pilih passive components carilah resistor kemudian drag dan drop pada lembar kerja livewire.

Kemudian kita sambungkan sumber dengan komponen dengan cara arahkan cursor pada ujung kaki komponen kemudian klik 1 kali, lalu gerakan cursor menuju kaki komponen lain yang akan di sambungkan. Kita juga bisa menmbahkan komponen lain pada lembar kerja berikut pilihan

pada window gallery : No 1. 2. 3. 4. 5. Menu Power supplies Passive components Discrete semiconductors Input components Measuring Keterangan Berisi komponen berupa sumber tegangan Berisi komponen-komponen pasif Berisi komponen semikonduktor Berisi komponen seperti switch dan sensor Berisi alat untuk pengukuran

b. Mengubah properti pada komponen - Misalkan kita ingin merubah harga suatu resistor, maka yang pertama kita lakukan adalah klik kanan pada komponen yang akan di ubah propertinya lalu pilih properties, maka akan muncul window resistor properties. Seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

Lalu ubah value sesuai dengan nilai yang kita inginkan Klik OK

Langkah di atas juga bisa di lakukan pada komponen yang lainya, seperti capasitor dan nilai pada sumber tegangan.

LEMBAR KERJA
1. Praktek 1 Mengukur Tahanan
a. Tujuan Siswa dapat merangkai rangkaian percobaan menggunakan resistor. Siswa dapat mengukur tahanan pada resistor menggunakan multimeter pada aplikasi livewire.

b. Alat dan Bahan Kompuer Aplikasi Livewire

c. Gambar rangkaian

d. Langkah kerja Pastikan aplikasi Livewire telah terinstall pada komputer Kemudian buka aplikasi livewire dan pilih Create a Circuit Buatlah rangkaian seperti pada gambar di atas. Pastikan tidak ada komponen yang tersambung dengan komponen lainya. Setelah itu kita lakukan pengukuran degan memasukan Digital Multimeter Kemudian kita ubah mode paa multimeter dengan cara klik kanan pada multimeter Pilih mode dan klik ohm Setelah itu sambungkan multimeter dengan resistor yang akan di ukur Setelah itu tekan tombol F9 pada keyboard untuk memulai simulasi.

e.

Tabel pengukuran Resistor R1 R2 R3 Pengukuran Pertama Kedua Ketiga Keempat Kelima

2. Praktek 2 Megukur Tegangan dan Arus rangkaian seri


a. Tujuan Siswa dapat merangkai rangkaian seri. Siswa dapat mengukur tegangan dan arus pada resistor rangkaian seri dengan aplikasi livewire. b. Alat dan Bahan Kompuer Aplikasi Livewire

c. Gambar rangkaian

d. Langkah kerja Pastikan aplikasi Livewire telah terinstall pada komputer Kemudian buka aplikasi livewire dan pilih Create a Circuit Buatlah rangkaian seperti pada gambar di atas. Pastikan semua komponen tersambung. Setelah itu tekan tombol F9 pada keyboard untuk memulai simulasi. Tuliskan hasil pengukuran pada tabel.

e. Tabel pengukuran Tegangan sumber (volt) Arus (mA) VR1 (volt) VR2 (volt) VR3 (volt)

3. Praktek 2 Megukur Tegangan dan Arus rangkaian paralel


a. Tujuan Siswa dapat merangkai rangkaian paralel. Siswa dapat mengukur tegangan dan arus pada resistor rangkaian paralel dengan aplikasi livewire. b. Alat dan Bahan Kompuer Aplikasi Livewire

c. Gambar rangkaian

d. Langkah kerja Pastikan aplikasi Livewire telah terinstall pada komputer Kemudian buka aplikasi livewire dan pilih Create a Circuit Buatlah rangkaian seperti pada gambar di atas. Pastikan semua komponen tersambung. Setelah itu tekan tombol F9 pada keyboard untuk memulai simulasi. Tuliskan hasil pengukuran pada tabel.

e. Tabel pengukuran Tegangan (volt) Arus (mA) IR1 (mA) IR2 (mA) IR3 (mA)

4. Praktek 2 Megukur Tegangan dan Arus rangkaian campuran


a. Tujuan Siswa dapat merangkai rangkaian campuran (paralel & seri). Siswa dapat mengukur tegangan dan arus pada resistor rangkaian paralel dengan Multimeter Analog. b. Alat dan Bahan Multimeter Electronic trainer

c. Gambar rangkaian
I2

I1 I3

d. Langkah kerja Buatlah rangkaian seperti pada gambar di atas pada electronic trainer Hidupkan power pada elektronic trainer Atur tegangan menjadi 10V Hitunglah tegangan pada R1, R2, R3 Hitung juga arus pada I1 ,I2, I3 Tuliskan hasil pengukuran pada tabel

e. Tabel pengukuran Tegangan Sumber (volt) Tegangan VR1 VR2 VR3 I1 Arus I2 I3

5. Soal Latihan !!!


1. Sebuah lampu dihubungkan dengan sumber tegangan 12 V DC, berapakah arus listrik yang mengalir pada rangkaian jika tahanan lampu 800 ? 2. Diketahui resistor dengan warna sebagai berikut; a. Merah, biru, ungu, emas b. Coklat, merah, merah c. Kuning, hitam, cokelat, perak Hitunglah besarnya nilai tahanan dari resistor-resistor diatas ! 3. Diketahui resistor dengan nilai tahanan sebagai berikut; a. 4 K 7 b. 1 M 2 c. 68 Tentukan warna resistor-resistor tersebut! 4. Jelaskan langkah-langkah mengukur arus pada rangkaian ! 5. Gambarkan dan sebutkan bagian-bagian multimeter!

Anda mungkin juga menyukai