Anda di halaman 1dari 62

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Masalah

Pelaksanaan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh berbagai aspek, diantaranya metode mengajar yang efektif dan efisien. Metode mengajar yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan tujuan dan bahan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya, selain daripada itu keberhasilan pembelajaran ditentukan pula oleh metode yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan pengetahuan siswa. Salah satu metode yang digunakan dalam pengajaran bahasa Indonesia adalah metode inquiri. Metode ini mendorong dan mengarahkan siswa untuk melibatkan diri secara aktif dalam proses belajar mengajar dengan melakukan berbagai kegiatan penelitian sederhana. Kegiatan tersebut dapat berupa mengumpulkan data melalui pengamatan, mencatat, menafsirkan data serta mengambil kesimpulan. Empat keterampilan berbahasa yang disajikan dalam pengajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah meliputi, keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Salah satu keterapilan berbahasa yang perlu dikembangkan adalah keterampilan membaca. Pengertian membaca yang dikemukan oleh W.J.S. Poerwadarminta (1976 : 71) adalah Melihat sambil melisankan suatu tulisan dengan tujuan ingin mengetahui isinya. Henry Guntur Tarigan (1983 : 2) mengatakan bahwa

Membaca yaitu proses pemerolehan pesan yang disampaikan oleh seorang penulis melaui tulisan. Bagi para siswa membaca merupakan kunci keberhasilan untuk meraih prestasi. Pepatah mengatakan Buku adalah gudang ilmu membaca adalah kuncinya. Makin banyak membaca buku, makin banyak pula ilmu yang didapat. Perlu kita sadari bahwa dengan kemajuan teknologi justru minat membaca pada para pelajar sangat kurang sekali. Anak lebih senang menonton televisi dari pada membaca buku. Seperti yang pernah penulis ketahui ketika mengadakan PPL di SMP Negeri 9 Cirebon tahun ajar 2008/2009, seharusnya siswa kelas VII SMP sudah memiliki keterampilan dalam membaca kritis, sebab mereka telah mengikuti program pendidikan pada jenjang sekolah sebelumnya, yaitu Sekolah Dasar yang juga menyajikan program pendidikan bahasa Indonesia. Untuk mencapai keberhasilan dalam proses belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa persiapan faktor diantaranya adalah kemampuan guru dalam membuat persiapan dan perencanaan pelajaran, kecermatan memilih dan menggunakan metode dengan tepat. Berdasarkan latar belakang itulah penulis mengadakan penelitian dengan judul Efektifitas Penggunaan Metode Inquiri Dalam Pembelajaran Membaca

Kritis di Kelas VII SMP Negeri 9 Cirebon Tahun Ajar 2008/2009.

B.

Identifikasi dan Rumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah Bertolak dari latar belakang masalah yang diuraikan di atas, identifikasi

masalah tersebut adalah sebagai berikut : a. Kemampuan Dasar Siswa Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan belajar siswa adalah kemampuan dasar siswa sebelum proses belajar mengajar berlangsung. Pengetahuan dasar siswa akan membantu mempermudah mempelajari bahan pelajaran. Hal ini kerena ada kaitannya antara pengetahun dasar siswa dengan materi yang akan diajarkan. Semakin banyak pengetahuan dasar siswa akan semakin besar bantuan keberhasilan proses belajar mengajar. Kemampuan dasar siswa dapat diketahui dari hasil Pretes. b. Proses Pembelajaran Kegiatan belajar mengajar sangat menentukan keberhasilan pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh aktifitas Guru dan siswa. Kemampuan menciptakan kondisi belajar yang membelajarkan siswa sangat penting. Proses pembelajaran hasilnya dapat diketahui melalui hasil postes. c. Penggunaan Metode Pembelajaran Metode pembelajaran merupakan cara melakukan interaksi antara guru dengan siswa dalam mempelajari materi pembelajaran. Ketepatan penggunaan metode pembelajaran dengan materi dan tujuan pembelajaran akan membantu pencapaian hasil belajar dengan mudah. Namun demikian, metode pembelajaran

hendaknya disesuaikan dengan tingkat keluasan dan kedalaman materi pembelajaran. 2. Rumusan Masalah Masalah adalah sesuatu hal yang harus dipecahkan. (Poerwadarminta, 1982 : 64). Berdasarkan pengertian tersebut, masalah adalah sesuatu kesulitan yang memerlukan pemecahan agar masalah tersebut mudah dipecahkan, maka semestinya dirumuskan secara jelas terlebih dahulu. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : a. Apakah Siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Cirebon telah

memiliki keterampilan membaca kritis sebelum uji coba pembelajaran ? b. Apakah Siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Cirebon telah

memiliki keterampilan membaca kritis sesudah uji coba pembelajaran dengan menggunakan metode inquiri ? c. Efektifkah penggunaan metode inquiri pada pembelajaran

membaca kritis di kelas VII SMP Negeri 9 Cirebon ? C. Tujuan Penelitian Tujuan dalam sebuah penelitian sangatlah penting, agar kita dapat menyusun langkah-langkah penelitian secara tepat. Berdasarkan rumusan permasalahan di atas, maka penulisan menentukan tujuan penelitian sebagai berikut :

1.

Mendapatkan data mengenai kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 9 Cirebon dalam membaca kritis sebelum uji coba pembelajaran.

2.

Mendapatkan data mengenai kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 9 Cirebon dalam membaca kritis setelah pembelajaran dengan menggunakan metode inquiri.

3.

Mendapatkan data mengenai Efektifitas penggunaan metode inquiri pada pembelajaran membaca kritis siswa kelas VII SMP Negeri 9 Cirebon.

D.

Kegunaan Penelitian Hasil dari sebuah penelitian diharapkan ada manfaatnya baik yang bersifat

teoritis maupun secara praktis. 1. Secara Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan, khususnya tentang membaca kritis. 2. a. Secara Praktis Bagi Guru Bagi para guru khususnya guru Bahasa Indonesia mendapat gambaran tentang bagaimana cara menerapkan metode inquiri dalam membaca kritis. b. Bagi Kepala Sekolah Hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman apabila akan memeberikan pengajaran dengan metode inquiri kepada guru-guru.

c.

Bagi Peneliti Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

dapat meningkatkan kegiatan belajar mengajar di tempat tugasnya. d. Bagi Lembaga Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah literature perpustakaan dan sebagai bahan acuan untuk mengadakan penelitian yang lebih lanjut. E. 1. Anggapan Dasar dan Hipotesis Penelitian Anggapan Dasar Penelitian

Winarno surakhmad (1994 : 10) mengatakan bahwa Anggapan dasar atau postulat adalah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik itu. Berdasarkan pola pendapat di atas, yang menjadi anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagi berikut : a. Kemampuan membaca kritis merupakan salah satu bahan pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP yang akan mampu meningkatkan pengetahuan serta keterampilan dalam menentukan tema cerita, membuat kesimpulan bacaan, membedakan fakta dan opini, membedakan realitas dan fantasi, menilai kebenaran isi bacaan serta menilai kesesuaian antara judul dan pengembangannya. b. Metode inquiri merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran membaca kritis. Metode ini mendorong dan mengarahkan siswa untuk melibatkan diri secara aktif dalam prosesbelajar mengajar

dengan melakukan berbagai kegiatan seperti mencatat, menafsirkan data, serta mengambil kesimpulan. Hipotesis Penelitian

2.

Hipotesis adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai salah satu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar serta panduan dalam verifikasi (Nasir, 1988 : 182). Hipotesis yang penulis susun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Kemampuan siswa dalam membaca kritis pada siswa kelas VII

SMP Negeri 9 Cirebon tahun ajar 2008/2009 sebelum pembelajaran masih rendah b. Kemampuan siswa dalam membaca kritis pada siswa kelas VII

SMP Negeri 9 Cirebon tahun ajar 2008/2009 setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode inquiri meningkat. c. Pembelajaran membaca kritis pada siswa kelas VII SMP Negeri 9

Cirebon tahun ajar 2008/2009 dengan menggunakan metode inquiri ternyata efektif. F. Definisi Istilah Istilah-istilah dalam judul penelitian membutuhkan persiapan yang sama agar tidak menimbulkan kesimpang siuran pemahaman khususnya bagi pembaca maka definisi istilah diperlukan. Definisi istilah yang penulis susun, sebagai berikut :

Efektifitas adalah ketepatan waktu dalam hai ini ketepatan dalam menggunakan metode inquiri. Penggunaan adalah pemakaian (alat, perkakas), pemanfaatan, dalam hal ini penggunaan metode inquiri. Metode inquiri adalah metode pembelajaran yang mengkondisikan siswa agar mampu menemukan sendiri tentang teori yang ada melalui pembuktian yang telah dilakukannya. Pembelajaran adalah proses penyampaian materi atau bahan pembelajaran melalui interaksi antara guru dengan murid untuk mencapai hasil belajar yang optimal dengan menggunakan metode yang relevan. Pembelajaran dalam penelitian ini adalah pembelajaran membaca kritis.

BAB II KAJIAN PUSTAKA TENTANG EFEKTIFITAS PENGGUNAAN METODE INQUIRI DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA KRITIS A. 1. Membaca Pengertian Membaca

Membaca merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang dapat dilakukan oleh hampir setiap orang. Pengertian membaca dikemukakan oleh Tarigan (1986 : 8) yang mengatakan bahwa, Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca melalui media kata-kata dan bahasa tulis. Untuk memperoleh pesanan yang terdapat dalam bacaan dituntut memiliki keterampilan mengamati makna simbol-simbol tulisan, memahami serta memikirkan dengan sugguh-sungguh. Hal ini seseai dengan pendapat Burhan (1990 : 90) yang menyatakan bahwa, Membaca adalah perbuatan atau yang dilakukan berdasarkan kerjasama beberapa keterampilan mulai dari melihat atau mengamati, memahami, dan memikirkan. Kegiatan membaca mulai dari melihat atau mengamati tulisan, selanjutnya dapat memahami atau mengerti isi bacaan bahkan mungkin dapat melisankan kembali sesuai dengan apa yang dutulis dalam bacaan. Poerwadarminta (1987 : 71) menyatakan bahwa, Membaca adalah melihat tulisan dan mengerti atau dapat melisankan apa yang ditulis itu.

2. Tujuan Membaca Tujuan utama kegiatan membaca bagi seorang pembaca adalahmencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami bacaan atau memperoleh rasa kebahagiaan dari bacaan. Dengan kata lain kegiatan membaca mempunyai bebarapa tujuan utama, yaitu : (a) untuk mengetahui maksud yang disampaikan oleh orang lain dalam bentuk bahasa tertulis dan (b) untuk memperdalam ilmu pengetahuan. Tarigan (1986 : 9) menyatakan bahwa, Fungsi utama membaca adalah untuk memperoleh infomasi. Begitu pun dengan Roojiakkaers dalam Tarigan (1986 : 176) menyatakan bahwa: Kegiatan membaca adalah merupakan sesuatu yang cukup penting artinya bagi kita. Dengan membaca secara teratur dapat menyerap gagasan, teori analisa atau penemuan orang lain. Dan lewat kegiatan mambaca pula orang dapat mengembangkan diri untuk bidangnya, serta dapat mengikuti setiap perkembangan baru yang terjadi. 3. Jenis Membaca Ada beberapa jenis membaca yang dapat dilakukan seseorang, antara lain membaca nyaring dan membaca dalam hati. Jenis-jenis kegiatan membaca dibagi dua, yaitu ekstensif dan membaca instensif. Kedua jenis kegiatan membaca ini memiliki bagian-bagian tersendiri sebagaimana penulis uraikan di bawah ini.
a.

Membaca ekstensif, terdiri atas : 1) membaca survey, 2) membaca sekilas,

3) membaca dangkal. b. Membaca insentif, terdiri atas :


1)

Membaca telaah isi, memiiki jenis-jenis :

10

a) membaca telilti b) membaca pemahaman c) membaca kritis d) membaca ide-ide Membaca telaah bahasa, memiliki jenis-jenis : a) membaca bahasa dan b) membaca sastra Membaca nyaring diartikan oleh Tarigan (1986 : 22) yang menyatakan bahwa suatu aktifitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap atau memahami informasi, pikiran atau perasaan seorang pengarang. Berdasarkan pengertian tersebut, dalam membaca nyaring seorang pembaca dapat mengetahui makna serta perasaan yang terkandung dalam bacaan, sedangkan pendengar diharapkan dapat memberikan tanggapan terhadap bahan bacaan yang didengarnya agar terjadi timbal balik yang searah. Membaca nyaring biasanya digunakan untuk membaca puisi atau membaca cerita pendek untuk orang lain. Dengan membaca nyaring, orang lain dapat mendengar secara langsung dan diharapkan dapat memahami informasi atau pemikiran yang terkandung dalam bacaan tersebut. Membaca dalam hati adalah kegiatan membaca yang berusaha memahami keseluruha isi bacaan secara mendalam isi bacaan itu dengan mengikut sertakan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki pembaca tanpa diikuti gerakan ataupun suara. Pada saat membaca dalam hati seseorang dituntut untuk

2)

11

menggunakan mata dan ingatan untuk dapat menangkap dan memahami informasi yang tersurat dan tersirat dalam bacaan. Membaca dalam hati terbagi dalam dua kelompok, yaitu membaca ekstensif dam membaca intensif. Membaca ekstensif dikelompokkan lagi menjadi membaca survey, membaca sekilas dan membaca dangkal. Membaca intensif meliputi membaca telaah isi dan membaca telaah bahasa. Membaca telaah isi terbagi atas membaca teliti membaca memahami, membaca kritis dan membaca ide-ide, sedangkan membaca telaah bahasa terdiri dari membaca bahasa dan membaca sastra. Dengan demikian membaca dalam hati dapat diartikan sebagai salah satu keterampilan berbahasa yang dilakukan tanpa gerak lisan maupun suara untuk mendalami isi bacaan baik yang tersurat maupun yang tersirat sehingga hasilnya dapat diungkapkan baik dengan bahasa tulis maupun bahasa lisan. Membaca dalam hati dapat dilaksanakan dengan berbagai terknik yakni dengan membaca ekstensif maupun intensif. Uraian membaca kritis termasuk membaca dalam hati dengan cara membaca intensif yang lebih menekankan pada membaca telaah isi. Dengan demikia membaca kritis merupakan salah satu keterampilan berbahasa, yang bertujuan untuk menemukan gagasan isi bacaan secara kritis yang tersurat maupun yang tersirat dalam bacaan yang disajikan oleh penulis. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Tarigan (1986 : 64) bahwa, Membaca kritisatau reading for understanding yang dimaksud di sini adalah sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami standar-standar atau norma kesastraan, resensi kritis, drama tulis, dan pola-pola fiksi.

12

Melalui membaca pemahaman, untuk memahami gagasan yang tersirat maupun yang tersurat dalam bacaan diperlukan pengalaman, pengetahuan yang luas yang terlibat secara kritis dari pembaca. Oleh sebab itu keberhasilan kemampuan membaca kritispada siswa sangat tergantung pada pengalaman, pengetahuan serta teknik membaca. Pembaca dalam membaca kritisbukan berarti dituntut untuk menghafal kalilmat demi kalimat dalam bacaan tersebut,dituntut untuk mengetahui dan mengingat hal-hal pokok serta perincian penting yang ada hubungannya dengan bacaan. Dengan demikian, membaca kritismenuntut ingatan agar memahami isi bacaan terdebut secara mendasar yang akhirnya mengerti, kemudian dapat menerapkan dan menggunakan dengan baik. Kemampuan membaca kritis merupakan seperangkat keterampilan dalam memperoleh pengetahuan sebagai akibat memberikan kesempatan pada orang lailn untuik memperoleh informasi dari bahasa tulis. Ada tujuh macam perangkat keterampilan dalam membaca pemahaman. Adapun ketujuh macam perangkat keterampilan dalam membaca

pemahaman, adalah sebagai berikut. Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for detail of facts). (2) Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main idears). (3) Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan organisai cerita (reading for sequence of organisaion). (4) Membaca untuk menyimpulkan atau membaca inferensi (reading for inference). (5) Membaca untuk mengelompokan atau membaca untuk mengklasifikasikan (reading for classification). (6) Membaca untuk menilai atau mengevaluasi (reading for evaluation). (7) Membaca untuk memperbandingkan (reading to compare or contars). (Anderson dalam Tarigan, 1986 : 9-10).
(1)

13

4.

Aspek-Aspek Membaca

Keterampilan membaca merupakan kegiatan yang sangat kompleks. Agar dalam membaca kritisberhasil secara efektif perlu diperhatikan aspek-aspek keterampilan sebagai penunjang dalam kegiatan membaca. Aspekaspek membaca digolongkan menjadi lima bagian, yang tiap-tiap bagian tersebut dapat dirinci lagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Aspek-aspek membaca tersebut yaitu :
a. b. c.

Keterampilan mengenali kata, Keterampilan mengenali tanda baca, Keterampilan memahami makna tersurat ada enam jenis, yaitu :
1)

Keterampilan memahami makna kata,

2) Keterampilan memahami makna frase, 3) Keterampilan memahami makna kalimat, 4) Keterampilan memahami makna paragraf, 5) Keterampilan memahami makna sebab, 6) Keterampilan memahami makna bab, d. Kemampuan mambaca kreatif dibagi lima jenis, yaitu : 1) Kemampuan membuat ringkasan, 2) Kemampuan membuat out line, 3) Kemampuan menyusun resensi, 4) Kemampuan menerapkan isi bacaan dalam konteks sehari-hari, dan 5) Kemampuan membuat esai balikan.

14

Aspek-aspek membaca sebagai penunjang keberhasilan membaca kritisini dikelompokkan mulai dari keterampilan yang dianggap berada pada urutan yang paling rendah, seperti pengenalan bentuk, pengenalan unsur-unsur linguistik, pengenalan hubungan atau korespondensi pola ejaan dan pola bunyi, kecepatan membaca bertaraf lambat, sampai pada keterampilan yang dianggap berada pada urutan yang tinggi, seperti memahami pengertian sederhana, memahami signifikan atau makna evaluasi atau penelitian, dan kecepatan membaca yang fleksibel, yang sudah sesuai dengan keadaan.

B. Langkah-Langkah Kegiatan Membaca Kritis 1. Pengertian membaca kritis Membaca kritis ialah suatu keterampilan berbahasa, yang bertujuan untuk menemukan gagasan isi bacaan secara kritis yang tersurat maupun yang tersirat dalam bacaan yang disajikan penulis. 2. keterampilan membaca kritis Dalam memahami suatu bacaan yang disajaikan dalam tisan dibutuhkan keterampilan dan pengalaman yang akan sangat mendukung pembaca dalam mencapai tujuan dari kegiatan membacanya. Keterampilan dalam kegiatan

membaca kritis penulis uraikan sebagai berikut : Keterampilan membaca kritis ada 11 jenis, yaitu : a b c Kemampuan menemukan tema cerita, Kemampuan membuat kesimpulan bacaan, Kemempuan menganalisa fakta-fakta penunjang,

15

d e f g h i j k

Kemampuan mengorganisasikan fakta-fakta, Kemampuan membedakan fakta dan opini, Kemampuan membedakan realitas dan fantasi, Kemampuan menemukan unsur-unsur propaganda, Kemampuan menemukan latar belakang tujuan pengarang, Kemampuan meramalkan dampak, Kemampuan menilai kebenaran isi bacaan, Kemampuan menilai kesesuaian antara judul dan pengembangannya. 3. Langkah-Langkah Kegiatan Membaca Kritis Setiap guru bahasa Indonesia haruslah dapat membantu serta membimbing

para siswa untuk mengembangkan dan meningkatkan keterampilan keterampilan yang mereka butuhkan dalam membaca pemahaman, yaitu sebagai berikut. a. Peranan guru membantu siswa memperkaya kosa kata, sebagai berikut. 1) Memperkenalkan sinonim, antnonim, frasem dan kata-kata

berdasar sama
2)

Memperkenalkan imbuhan, yang mencakup awalan, sisipan dan

akhiran. 3) 4) daerah. b. Guru dapat membantu para siswa untuk memahami makna struktur kata, kalimat dan sebagainya disertai latihan seperlunya. Memperkirakan makna kata yang abstrak dengan bahasa daerah. Kalau perlu menjelaskan arti kata yang abstrak dengan bahasa

16

c.

Kalau perlu guru dapat memberikan serta menjelaskan wawasan pengertian kiasan, sindiran, ungkapan, pepatah, peribahasa, dan lain-lain dalam bahasa daerah atau bahasa para ibu siswa.

d.

Guru dapat menjamin serta memastikan pemahaman para siswa dengan berbagai cara sebagai berikut.
1)

Mengemukakan berbagai jenis pertanyaan terhadap kalimat yang

sama;
2)

Mengemukakan pertanyaan, yang jawabannya dapat ditemukan

oleh para siswa secara verbetain (kata demi kata) dalam bahan bacaan. 3) Menyuruh siswa membuat rangkuman atau ikhtisar suatu paragraf.

Rangkuman tersebut haruslah mencakup ide-ide penting dalam urutan yang wajar. 4)
5)

Menanyakan ide-ide pokok suatu paragraf Menyuruh para siswa untuk menemukan kata-kata yang orang

melukiskan seseorang atau proses yang menyatakan bahwa beraktivitas : seperti bergegas, marah, dan sebagainya. 6)

Menunjukkan kalimat-kalimat yang kurang baik letaknya, dan

menyuruh para siswa untuk menempatkan pada tempat sesuai susunannya. e. Guru dapat meningkatkan kecepatan membaca para siswa, dengan cara sebagai berikut : 1) Membaca dalam hati hendaknya diukur sesuai waktu membaca

tersebut;

17

2)

Diusahakan agar waktu semakin bertambah singkat, efesien secara

teratur. 3) Harus dihindari gerakan-gerakan bibir pada saat membaca dalam

hati, hal ini tidak baik dan tidak perlu dilakukan oleh para siswa. Agar usaha meningkatkan efektivitas pembelajaran membaca kritisitu tercapai sesuai dengan yang diharapkan, diperlukan adanya langkah-langkah pembelajaran yang tepat. Langkah-langkah dalam pembelajaran membaca kritis dapat dilaksanakan sebagai berikut. a) Memeriksa bahan bacaan yang akan dibaca siswa secara

menyeluruh pemeriksaan menyangkut kata-kata yang memungkinkan siswa belum mengerti. Apabila dibiarkan maka siswa mengalami kesuliltan pemahaman kalimat atau bacaan kalimat.
b)

Meneliti bahan bacaan dengan teliti dengan cara melihat

bagian-bagian penting antara lain : judul, subjudul, daftar isi, dan kata pengantar. c) d) Membaca isi bacaan itu secara sepintas atau sekilas. Mempersiapkan diri untuk membaca secara mendalam atau

secara intensif dengan cara memusatkan pikiran atau konsentrasi. e) Membaca isi bacaan secara mendalam dengan jalan memahami

isi bacaan, kalimat dalam satu paragraf demi paragraf dalam satu bacaan serta keseluruhan bacaan. f) Berfikirlah secara kritis, lebih mengutamakan pemahaman isi

bacaan daripada hafalan.

18

C. Metode Pembelajaran
1.

pengertian Metode Pembelajaran

pengertian metode atau metoda berasal dari metha yang berarti melalui atau melewati dan hodos yang yang berarti jalan atau cara. Metode berarti jalan atau cara yang harus dilalui untukmencapai tujuan tertentu. Hal ini sesuai dengan pendapat ahli yang menyatakan, Metode adalah cara yang teratur dan berfikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud (Poerwadarminta, 1989 : 649). Metode pembelajaran merupakan tingkat penerapan teori-teori yang didasaekan kepada satu jenis pendekatan, sehingga merupakan rancanan yang menyeluruh dari jenis keterampilan yangakan dikuasai siswa, materi yang harus digunakan, serta penyusunan urutan materi penyajian. Berdasarkan uraian di atas, metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan suatu pekerjaan atau kegiatan guna mencapai tujuan yang telah ditentukan atau ditetapkan. 2. Fungsi Penggunaan Metode Mengajar a. b. c. Sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan. Gambaran aktivitas yang ditempuh siswa dan guru dalam pembelajaran. Sebagai bahan pertimbangan untuk mengdakan bimbingan. 3. Jenis-Jenis Metode Ada beberapa jenis metode yang dapat digunakan dalam mengajarkan bahasa Indonesia. Metode-metode tersebut diantaranya sebagai berikut : metode

19

ceramah, metode inquiri, metode demonstrasi, metode tanya jawab, metode diskoveri, metode eksperimen, metode inquiri, dan masih banyak jenis-jenis metode pembelajaran lainnya. Dari sekian banyak metode yang ada maka pembelajaran kalimat majemuk bertingkat dalam penelitian ini diarahkan menggunakan metode inquiri. Hal ini karena metode ini efektif digunakan untuk mencapai hasil belajar. 4. Metode Inquiri a. Pengertian Metode Inquiri Metode inquiri adalah metode pembelajaran yang mengkondisikan siswa agar mampu menemukan sendiri tentang teori yang ada melalui pembuktian yang telah dilakukannya. Metode inquri dalam penellitian ini digunakan untuk mengpembelajarankan pembelajaran membaca kritis kalimat majemuk bertingkat untuk mengetahui kemampuan siswa dengan cara siswa menemukan sendiri jawabannya. b. Prisip-Prinsip Metode Inquiri
1) 2)

Selalu ingin menguji kebenaran tentang sesuatu (skeptis). Membangkitkan rasa ingin tahu terhadap materi pelajaran

(curiosity). 3)
4)

Memberikan peluang untuk berekspresi yang kreatif. Memungkinkan siswa belajar memecahkan masalah(problem

solving)
5)

Memungkinkan siswa melakukan penemuan tentang suatu topik

(inquiri)

20

6)
7) 8)

Memungkinkan siswa mampu menyimak. Memungkinkan untuk belajar mnadiri (independent study) Meungkinkan untuk belajar bersama (cooperative learning). Memungkinkan siswa lebih termotivasi dalam belajar.

9) c.

Langkah-Langkah Penggunaan Metode Inquiri Langkah-langkah penggunaan metode inquiri banyak ditentukan oleh

aktifitas siswa dan kreatifitas guru. Hal ini dikarenakan metode inwuiri memungkinkan untuk dilaksanakan dengan langkah-langkah yang bervariasi, prinsipnya siswa beraktifitas untuk menemukan kesimpulan teori berdasarkan hasil percobaan, inquiri, tutor sebaya, dan metode lain yang mendukung.

D Tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Pelajaran Bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia 1. Perubahan Kurikulum Seperti dijelaskan dalam perubahan kurikulum dari Kurikulum KBK tahun 2004 ke Kurikulum Tingkat Satuan Satuan Pendidikan (KTSP) yang

diberlakukan mulai tahun 2006 yang berbunyi Di dalam bidang pendidikan perlu dilakukan inovasi sistem pendidikan, termasuk si dalamnya inovasi kurikulum. Dasar lainnya adalah melalui KTSP, para lulusan sekolah sudah dapat diprediksikan kemampuan minimal dalam penguasaan ilmu, keterampilan serta keahlian.

21

Untuk bidang Bahasa dan Sastra Indonesia, siswa lulusan SLTP harus memiliki kompetensi minimal menulis karya ilmiah dan artikel untuk media masa, membaca berbagai macam buku, dan berbicara di hadapan publik. Untuk mencapai kompetensi ini diperlukan kecakapan hidup melalui pembelajaran kontekstual, kriteria inilah yang kemudian menjadi dasar bagi pengukuran kompetensi yang dimiliki siswa, baik dalam ranah kognitif, psikomotorik maupun afektif.

2. Standar Kompetensi Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global. Dengan standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia ini diharapkan: 1. peserta didik dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya kesastraan dan hasil intelektual bangsa sendiri; 2. guru dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan kompetensi bahasa peserta didik dengan menyediakan berbagai kegiatan berbahasa dan sumberbelajar;

22

3. guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan peserta didiknya; 4. orang tua dan masyarakat dapat secara aktif terlibat dalam pelaksanaan program kebahasaan daan kesastraan di sekolah; 5. sekolah dapat menyusun program pendidikan tentang kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan keadaan peserta didik dan sumber belajar yang tersedia; 6. daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi dan kekhasan daerah dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional. 3. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan pokok-pokok materi yang harus dipelajari siswa sebagai sarana pencapaian kompetensi dasar. Materi yang dikembangkan harus diperhatikan dari segi cakupan, jenis serta kedalamannya yang didasarkan atas situasi dan keadaan sekolah atau lokasi sekolah. Dalam hal jenis, dilihat dari ranahnya materi harus mengarah pada penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap, sedangkan dilihat dari isinya dapat berupa fakta, konsep, prinsip serta prosedur (Suryaman, 1992). Dalam hal kedalaman yang harus diperhatika adalah tahapan dari yang mudah ke yang sukar, dari sederhana ke rumit, dari konkret ke abstrak. Susunan materi didasarkan atas struktur keilmuan serta variasi dan perpaduan dalam hal ilustrasi (diperhatikan dari segi kemenarikan, kejelasan serta kebenarannya dan

23

segi keilmuan), ragam media (TTS, ilustrasi, survey lapangan, ke pasar), serta perpaduan antar materi (ketika berupa apresiasi sastra tercakup di dalamnya keterampilan membaca, kosa kata, menulis dan sebagainya). 4. Pengalaman Belajar Pengalaman belajar berhubungan dengan bagaimana, dimana, dan sumber belajar yanga bagaimana siswa belajar. Sifat pengalaman belajar komprehensif tetapi juga khusus atau khas, artinya kegiatan belajar siswa bukan sekedar mendengarkan ceramah, akan tetapi mampu menghayati dan mengamati sendiri sehingga bermakna. Terkait dengan standar kompetensi dan pengalaman yang dapat diciptakan adalah siswa diberi tugas berbicara di depan kelas tentang strategi

mengembangkan usaha dagang dikaitkan dengan peluang yang muncul di masyakrakat. Oleh karena itu, kecakapan hidup (life skill) dan pembelajaran kontekstual (contekstual teaching and leraning) 5. Sumber Bahan Sumber bahan bukan hanya buku pelajaran, tetapi juga yang terkait dengan pembelajaran, seperti sarana, prasarana, bentuk maupun tempat (seperti pasar, wisata dan museum). Terkait dengan standar kompetensi sumber belajar yang dapat digunakan adalah siswa mengamati dan mewawancarai pedagang di pasar sebagai bahan dalam mengembangkan usaha dagang dikaitkan dengan peluang uang muncul di masyarakat.

24

BAB III METODE PENELITIAN A. 1. Metode Penelitian Setiap penelitian memerlukan metode atau cara yang digunakan untuk memecahkan masalah-masalah yang diteliti. Metode penelitian digunakan dengan tujuan untuk mengumpulkan, menyusun, dan menganalisis data. Metode yang tepat akan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Surakhmad (1994:131) yang menyatakan bahwa, Metode merupakan cara utama yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Berdasarkan uraian di atas, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode yang ditujukan untuk menyelidiki suatu masalah dengan menggambarkan keadaan objek yang diteliti secara rinci yang terjadi saat ini. Melalui metode tersebut, peneliti akan mendekskripsikan masalah dengan cara mencatat, menganalisa dan memaparkan permasalahan tentang kemampuan siswa dalam membaca kritis pada Metode dan Teknik Penelitian

25

pembelajaran pembelajaran dengan menggunakan Metode inquiri terhadap siswa kelas VII SMP Negeri 9 Cirebon Tahun Ajar 2008/2009 Pembelajaran dimaksud untuk mengetahui kemampuan siswa antara sebelum dengan sesudah

pembelajaran dalam membaca kritis dengan menggunakan Metode inquiri. Selanjutnya Metode inquiri dapat diketahui tingkat efektifnya dalam pembelajaran tersebut. 2. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian biasanya menggunakan teknik-teknik yang sesuai dengan masalah yang akan diteliti. Teknik adalah daya, upaya, usaha atau cara-cara yang digunakan dalam mencapai tujuan langsung dari pelaksanaan penelitian pada waktu itu. Jadi teknik tiada lain hanyalah kelanjutan dari metode sedangkan arahnya harus sesuai dengan approach. (Kosadi, 1990:60) Dari pernyataan di atas, dapat dikemukakan bahwa antara metode dan teknik harus saling menunjang dan memiliki keterkaitan, sehingga yang diharapkan dari penelitian ini dapat tercapai dengan baik. Untuk memperoleh data yang akurat maka diperlukan teknik yang tepat dan sesuai dengan sasaran. Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah : a. Teknik Tes

Teknik tes yang penulis gunakan ada dua, yaitu :


1)

Tes Awal (Pretes)

26

Yaitu tes yang dilakukan dengan menyuruh siswa membaca sebuah wacana yang telah dipersiapkan, kemudian siswa mengisi beberapa pertanyaan dari wacana tersebut. Data yang ingin diperoleh dari tes awal atau pretes berupa data penguasaan siswa terhadap pemahaman isi wacana sebelum proses pembelajaran dengan menggunakan metode inquiri.

2)

Tes Akhir (Postes) tes yang dilakukan setelah proses pembelajaran dengan

Yaitu

menggunakan metode inquiri dilaksanakan, dengan pertanyaan yang sama dengan pretes dari wacana yang sama pula. Data yang ingin diperoleh dari tes akhir atau postes berupa data penguasaan siswa terhadap pemahaman isi wacana setelah proses pembelajaran dengan menggunakan metode inquiri.

b.

Teknik kepustakaan

Tenik kepustakaan ialah teknik yang digunakan penulis dengan cara membaca-baca buku sumber yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Data yang diharapkan peroleh adalah wawasan pengetahuan serta landasan teori yang ada manfaatnya dalam pemecahan masalah penelitian.

27

B. 1.

Populasi dan Sampel Penelitian Populasi Penelitian

Penelitian memerlukan sumber data berupa populasi penelitian. Populasi penelitian adalah sekelompok subjek, baik manusia, gejala, nilai tes, benda-benda atau peristiwa (Surakhmad, 1994:93). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 9 Cirebon Tahun Ajar 2008/2009 berjumlah 474 orang terdiri dari 10 kelas seperti pada tebel berikut :

Tabel 2 KEADAAN JUMLAH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 9 CIREBON TAHUN AJAR 2008/2009 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Kelas VII A B C D E F G H I J Jumlah 2. Laki-laki 20 19 18 22 21 20 19 22 21 20 202 Perempuan 28 29 30 26 27 27 28 26 24 27 285 Jumlah 48 48 48 48 48 47 47 48 45 47 474 keterangan -

Sampel Penelitian

Penulis hanya akan meneliti sebagian dari populasi yaitu sampel. Sampel merupakan bagian dari populasi yang diteliti yang mewakili sifat populasi. Hal ini

28

mengingat populasinya terlalu banyak, sesuai dengan pendapat Sudjana (1995:71) yang menyatakan bahwa : Populasi tidak terbatas luasnya, bahkan ada yang tidak dapat dihitung jumlah dan besarnya sehingga tidak mungkin diteliti. Kalaupun akan diteliti memerlukan biaya, tenaga, waktu yang lebih lama dan tidak praktis. Oleh karena itu perlu sebagian saja asal memiliki sifat-sifat yang sama dengan populasi. Berdasarkan uraian di atas penulis menggunakan random sampel dengan cara undian, terpilih salah satu kelas yaitu kelas VII E sebanyak 48 orang. Cara penentuan sampel ini memungkinkan sebab populasi ini bersifat homogen yaitu tingkatan kelas sama, yakni kelas VII dan di sekolah yang sama yakni SMP Negeri 9 Cirebon sehingga setiap kelas secara representatif dapat mewakili poulasi. Adapun uraian sampel, penulis paparkan pada tabel di bawah ini. Tabel 3 SISWA KELAS VII E SMP NEGERI 9 CIREBON TAHUN AJAR 2008/2009 NO. N I S 1. 2. 3 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. NAMA Agung Rizkya A. Amiludin Bukhori Anggi Prayoga Anisah Asep Alex Triono Ati Rohari Ayu Phahesti Bayu Permana Putra Budi Pujiyanto Dadang Darsono Dede Hasanudin Desi Nurfamala Dini Adriani R. L L L P L P P L L L L P P P P KETERANGAN

29

14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36 37. 38. 39. 40. 41 42. 43 44. 45. 46. 47. 48.

Doni Hardiansyah Endah Wahyuning T Evihdesi Hartikasari Fahmi Mahardika Finiska Fachrunnisa Haerun Seriaman A.I. Hasbi Hassadiqy Juhana Kiki Sulilstiana Dewi Lus Safitri M. Anggi Maulana Marissyahara Nuray Meita Petrean Muchammadharis Muhammad Norfachmi Muhammad Sopyan Muhammad Saefudin Nia Trinamawati Nindia Firda A Nur Yanah Nuraisyah Plitri Laela Sari Putri Amellia Trni Riani Tidwan Riska Liana Rizki Oktafiyanto Rohman Firmansah Rumiyati Siti Arniyah Siti Zuhroh Sutardi Wina Febi Siska Wulan Yogi Setiawan Jumlah

L P P L P P L L P P L P P L L L L P P P P P P P L P L L P P P L P P L 21 27 TOTAL : 48

C.

Teknik Pengolahan Data

Penulis akan menggunakan dan mengolah data setelah data penelitian terkumpul. Data penelitian yang digunakan dan dikelola tesebut adalah hasil

30

pretes dan postes siswa kelas VII E SMP Negeri 9 Cirebon Tahun Ajar 2008/2009. Penulis akan mengolah data dengan menggunakan rumus prosentase dan korelasi product moment sebagaimana cara-cara di bawah ini.

1. Teknik Prosentase Prosentase yang akan digunakan dalam tingkatan kemampuan, penulis paparkan pada tabel di bawah ini : Table 4 PROSENTASE TINGKATAN KEMAMPUAN No. 1 2 3 4 5 6 7 Prosentase 0% 1% - 25% 26% - 49% 50% 51% - 75% 76% - 99% 100% Tingkat Kemampuan Tidak ada Hampir tidak ada Hampir separuhnya Separuhnya Lebih dari separuhnya Hampir seluruhnya Seluruhnya Ket.

2. Korelasi Product Moment r=

[n ( X

n( XY ) ( X )( Y )
2 2 2

) ( X ) ][n( Y ) ( Y )]
2

(Arikunto, 1998:292)

31

Keterangan : r = nilai korelasi (korelasi antara variabel X dan Y), n = jumlah siswa yang diteliti, x = nilai pretes, y = nilai postes, X Y XY X2 Y2 = jumlah nilai pretes, = jumlah nilai postes, = jumlah hasil kali skor pretes dengan postes, = jumlah kuadrat nilai pretes, = jumlah kuadrat nilai postes. Adapun skala nilai r yakni korelasi antara variabel x dan y penulis paparkan table di bawah ini. Table 5 SKALA NILAI r KORELASI PRODUK MOMENT No. 1 2 3 4 5 Nilai r 0 - 0,200 0,201 - 0,400 0,401 - 0,700 0,701 - 0,900 0,901 - Tidak ada Rendah tetapi masih ada korelasinya Sedang Tinggi Tinggi sekali Interprotensi Ket.

32

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Persiapan Pengumpulan Data Pada bab ini penulis akan menjelaskan tentang persiapan pengumpulan data, yakni kegiatan-kegiatan yang ada kaitannya dengan penyediaan sarana dan prasarana untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini. Pada penelitian ini, alat yang digunakan untuk menuntut kemampuan penulis dalam mengajarkan membaca kritisadalah kelas VII E. Dan metode pembelajaran yang digunakan adalah metode inquiri. Pembelajaran membaca kritis ditunjang dengan pembuatan rencana pembelajaran. Rencana pembelajaran ini merupakan pedoman, acuan bagi guru dalam proses pembelajaran sehingga dapat berjalan efektif, efesien dan terarah. Penyusunan rencana pembelajaran adalah untuk mengaktualisasikan indikator dalam uji coba pembelajaran yang dalam hal ini harus mengacu standar kompetensi dan kompetensi dasar seperti tercantum dalam kurikulum. Ada lima langkah dalam menyusun pembelajaran setelah memperhatikan standar kompetensi dan kompetensi dasar pembelajaran. 1. 2. 3. 4. Merangkai indikator yang terukur Merencanakan Alat Evaluasi Merumuskan Kegiatan Pembelajaran Melaksanakan Program Pembelajaran Untuk lebih jelasnya penulis akan menguraikan langkah-langkah tersebut, sebagai berikut :

33

1. pencapaian

Merumuskan

indikator

Indikator pencapaian dalam pembelajaran, yaitu tujuan yang hendak dicapai oleh siswa setelah selesai proses pembelajaran. Ada beberapa kriteria dalam penyusunannya, antara lain : a. dasar. b. dapat diamati. c. diukur. d. e. A : Audience B : Behavior C : Condition Tidak mengandung rumusan yang bersifat ganda. Rumusan harus lengkap, mencakup: = siswa yang belajar = perilaku yang diharapkan tercapai = kondisi yang diciptakan guru dan siswa untuk mencapai perilaku yang diharapkan D : Degree 2. = tingkat keberhasilan yang ingin dicapai Merumuskan Alat Evaluasi Aspek-aspek dalam merencanakan alat evaluasi adalah sebagai berikut : a. dan tes akhir. Prosedur evaluasi, mencakup tes awal, tes dalam proses, Harus measurable, yakni tujuan yang dicapai dapat Harus observable, yakni perubahan perilaku yang dicapai Harus mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi

34

b. perbuatan. c. 1) 2) 3) 4)

Jenis tes, mencakup tes tulis, tes lisan, dan tes

Alat tes, berupa soal-soal tes dengan kriteria : Sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus Sesuai dengan tingkat perkembangan siswa Sesuai dengan bahan ajar Bahasanya singkat, jelas diungkapkan dengan

bahasa yang baik dan benar 3. Pembelajaran Aspek-aspek yang dikemukakan dan dikembangkan dalam Merumuskan Kegiatan

merumuskan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut : a. memperhatikan : 1) 2) psikomotor 3) Memperhatikan perkembangan ilmu Sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus Meliputi aspek kognitif, afektif, dan Merencanakan materi pembelajaran, dengan

pengetahuan dan teknologi a. dengan kriteria : 1) pembelajaran khusus Sesuai dengan tujuan Merencanakan metode pembelajaran

35

2) aktif 3) metode pembelajaran b. pembelajaran dengan kriteria : 1) 2) 3) 4) c. pembelajaran, dengan kriteria : 1) 2) pembelajaran d. pembelajaran

Memungkinkan siswa dan guru

Menggunakan lebih dari satu

Merencanakan

langkah-langkah

Sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus Jelas memperhatikan kegiatan guru dan siswa Memperhatikan alokasi waktu Ada pengaturan kelas Merencanakan alat dan sumber

Sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus Menggunakan lebih dari satu alat dan sumber

Menyusun

program/

rencana

Berdasarkan tiga langkah di atas selanjutnya disusun program/ rencana pembelajaran.

RENCANA PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Mata Pelajaran : : SMP Negeri 9 Cirebon Bahasa Indonesia

36

Kelas/ Semester Materi Pokok Pertemuan Hari/ Tanggal Waktu

: : : : :

VII/ 2 Membaca Kritis Ke- 13 Senin, 16 Oktober 2008 2 Jam Pelajaran (2 X 45 Menit)

A.

Standar kompetensi :

Siswa mampu memahami dan menanggapi berbagai ragam wacana

B.

Kompetensi Dasar :

Memahami

cara

membaca kritis C. 1. Pengalaman Belajar Pengalaman Belajar dan Materi Pokok : - Mendengarkan penjelasan
-

Mengadakan pembahasan

2. Materi Pokok

Membaca kritis ialah suatu keterampilan berbahasa, yang bertujuan untuk menemukan gagasan isa bacaan secara kritis yang tersurat maupun yang tersirat dalam bacaan yang disajikan penulis. D. Indikator : Mampu menentukan tema dongeng yang diperdengarkan Mampu menunjukkan relevansi tema dengan situasi sekarang E. Strategi Pembelajaran : kegiatan 37 Waktu

1. Pendahuluan a. b. apersepsi : Tanya jawab jenis-jenis membaca c. kompetensi dasar 2. Kegiatan Inti a. Siswa memperhatikan dan mendengarkan dongeng b. Siswa menentukan tema, relevansi tema dongeng dengan situasi sekarang c. Siswa menyimpulkan pesan yang terkandung dalam dongeng 3. Kegiatan Akhir a. Guru dan siswa menyimpulkan materi b. Tindak Lanjut : penugasan F. Media/ Sumber Pelajaran 1. Media Pembelajaran Menyampaikan Mengorganisasi kelas Mengadakan

10 Menit

70 Menit

10 Menit

a. Contoh-contoh wacana berupa dongeng 2. Sumber pembelajaran

a. Buku paket b. Buku pelengkap G. Penilaian 1. Prosedur : - Pretes 38

- postes 2.Jenis Tes : - Tertulis

3.Bentuk Instrumen

: - Essai

4.Instrumen a.

: - Soal (digunakan untuk pretes dan proses) Simaklah dongeng berjudul Air Mata Emas di bawah ini ! Air Mata Emas

konon ada sebuah sumur ajaib. Letaknya di tengah hutan. Bila kita meninginginkan sesuat, kita tinggal melempar sekeping uang emas ke dalamnya sambil mengucapkan keinginan kita. Niscaya permintaan kita akan terkabul. Tidak semua orang percaya hal tersebut. Namun, bagi Anisa hal itu mungkin saja terjadi. Ia percaya keajaiban bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Anisa adalah anak seorang tukang kayu. Telah lama ia berangan-angan jika suatu saat nanti ia mempunyai uang emas, ia akan meminta rumah yang bagus. Bagi Anisa memperoleh uang emas tidaklah mudah. Ia buka anak orang kaya. Tapi ia bukan seorang anak yang pemalas. Ia yakin bahwa suatu saat ia akan memperoleh uang emas jika ia mau bekerja keras. Anisa lalu bekerja sebagai pelayan di rumah seorang bangsawan. Setiap hari ia selalu memberinya sekeping uang emas. Walaupun majikannya hanya memberinya sekeping uang emas, Anisa sangat gembira. Dengan bersemangat ia kemudian pergi ke sumur ajaib. Sepanjang perjalanan Anisa dengan sangat hati-hati menggenggam uang emas itu. Uang itu digenggamnya erat-erat di tangan kanannya. Ia takut uangnya jatuh. Jika uang itu jatuh pupuslah harapannya. Di tengah perjalanan Anisa bertemu seorang pedagang keliling. hendak pergi ke mana Anak Manis? sapa si pedagang. Saya mau pergi ke sumur ajaib, jawab Anisa agak gugup.

39

Apakah kamu punya uang emas? tanya pedagang itu. Ya, tapi hanya sekeping, jawab Anisa jujur. Mengapa kau menyia-nyiakan uangmu? Di sana uangmu takkan menjadi apa-apa. Lebih baik uangmu kau belikan sisir ini saja,bujuk pedagang itu yang ternyata menjual sisir. Sembari berkata demikian si pedagang menunjukkan sebuah sisir yanga sangat indah pada Anisa. Anisa tampak takjub. Belum pernah ia mellihat sisr seindah itu. Hampir saja ia tergoda hendak membeli sisir itu. Namun, ia segera ingat bahwa ia harus menyimpan uangnya untuk sumur ajaib. Anisa lalu melanjutkan perjalanannya. Lalu ia betemu dengan seorang laki-laki yang sedang membuat pipa. Kau mau ke mana, Anak Manis? tanya orang itu. Saya akan pergi ke sumur ajaib untuk melempar sekeping uang emas, Pak,jawab Anisa lugu. Orang itu segera menawarkan pipa buatannya yang berukir indah kepada Anisa. Pipa ini sangat cocok untuk ayahku, gumam Anisa. Tetapi lagi-lagi Anisa menggelengkan kepalanya dan kembali meneruskan perjalanannya. Tak lama kemudian Anisa bertemu dengan seorang wanita miskin dengan tiga anak yang kurus-kurus. Oh, Anak Manis, aku tak lagi mempunyai uang untuk membeli makanan. Padahal anak-anaku sedang kelaparan, keluh wanita itu mengiba. Kali ini tanpa berpikir panjang, Anisa memberikan sekeping uang easnya kepada wanita miskin itu. Wanita itu sangat berterima kasih pada Anisa. Setelah menerima uang dari Anisa bersama tiga anaknya wanita itu bergegas pergi untuk membeli makanan. Ya, sudahlah. Uangku sekarang sudah habis. Tak apalah. Tapi aku sudah terlanjur ke sini. Setidak-tidaknya aku dapat melihat sumur itu, pikir Anisa seperginya wanita malang dan tiga anaknya. Tiba si sumur ajaib, Anisa menatap ke dalam sumur. Tidak terlihat apaapa hanya gelap. Saat itu ia teringat semua keinginannya. Tanpa disadarinya ia meneteskan air mata. Dan tanpa ia ketahui, air matanya berubah berkilau sebening

40

emas. Jadilah air mata itu emas saat jatuh ke dalam sumur itu. Tanpa sadar Amisa membisikkan keinginannya untuk mendapat rumah yang indah dan uang untuk bekal hidupnya. Setelah itu ia bergegas pulang. Sesampai di rumah, alangkah terkejutnya Anisa. Rumahnya yang semula sangat sederhana kini telah berubah menjadi sebuah rumahbesar dan indah lengkap dengan hiasan taman di sekelilingnya. Di depan rumah, keluarga Anisa telah menanti kedatangannya. Mereka pun berpelukan dengan sangat bahagia. Namun, Anisa tak pernah tahu air mata emasnyalah yang membuat semua impiannya terwujud. (Sumber : Yunior, edisi 274 Tahun ke- 6 Minggu, 20 Juli 2006)

b.

Kerjakan soal di bawah ini !

1. Tentukanlah tema dari dongeng Air Mata Emas! Jawab:_________________________________________________________ _______________________________________________________________ 2. Bagaimana relevansi tema tersebut dengan situasi sekarang ?

41

jawab :_________________________________________________________ _______________________________________________________________ 3. Kemukakan hal-hal yang menarik dalam dongeng Air Mata Emas! jelaskan secara logis! Jawab :_________________________________________________________ _______________________________________________________________ _______________________________________________________________ _______________________________________________________________ 4. Simpulkan pesan dalam dongeng di atas dengan ungkapan dan pendapatmu ! Jawab :_________________________________________________________ _______________________________________________________________ ____________________________________________________________ 5. Kemukakan hal yang bersifat fantasi dalam isi dongeng Air Mata Emas! Jawab:_________________________________________________________ _______________________________________________________________ _______________________________________________________________

c.

Kriteria Penilaian Tiap jawaban yang benar nilainya Skor nilai ideal 5 X 4 Penentuan nilai akhir adalah = 4 = 20 = Skor yang diperoleh X 10 Skor ideal

42

d.

aspek penilaian Kriteria skor Pemahaman siswa terhadap naskah sangat baik dan penggunaan kaidah bahasa dalam penulisan sangat baik Pemahaman siswa terhadap naskah baik, namun penggunaan kaidah bahasa dinilai kurang Pemahaman siswa terhadap naskah kurang dan penggunaan kaidah bahasa kurang Kemempuan membaca kritis dan penggunaan kaidah bahasa buruk keterangan

Jumlah skor 4

3 2 1

4. Melaksanakan Program Melakasanakan program yakni mengaktualisasikan program pembelajaran di depan kelas yang dijadikan sumber data. Pelaksanaan program ini untuk mendapatkan data mengenai kemampuan siswa, serta efektifitas penggunaan metode pembelajaran.

B.

Pengumpulan Data Seperti telah dikemukakan terdahulu, bahwa pelaksanaan pembelajaran

bertujuan untuk mengadakan penelitian sehingga diperoleh data yang diperlukan, yakni data mengenai kemampuan siswa membaca kritisbaik sebelum maupun sesudah pembelajaran dan memperoleh data mengenai efektifitas penggunaan metode pembelajaran.

43

Adapun data yang diperoleh dari penilaian hasil tes membaca kritis dengan kriteria penilaian sebagai berikut : 1) Data Pretes Pretes dilaksanakan sebelum uji coba pembelajaran. Data ini diperlukan untuk mengetahui sejauh mana anak telah mengenal atau menguasai materi pembelajaran yang akan diberikan. Tabel 2 DATA PRETES MEMBACA KRITIS SISWA KELAS VII E SMP NEGERI 9 CIREBON TAHUN AJAR 2008/2009 NO. 1. 2. 3 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. NAMA
Agung Rizkya A. Amiludin Bukhori Anggi Prayoga Anisah Asep Alex Triono Ati Rohari Ayu Phahesti Bayu Permana Putra Budi Pujiyanto Dadang Darsono Dede Hasanudin Desi Nurfamala Dini Adriani R. Doni Hardiansyah Endah Wahyuning T Evihdesi Hartikasari Fahmi Mahardika Finiska Fachrunnisa Haerun Seriaman A.I. Hasbi Hassadiqy Juhana

1 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3

2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 44

SOAL 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3

4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

JUM LAH 10 12 10 10 10 10 12 14 10 12 12 12 10 14 10 10 10 10 10 10 14

NILAI 5 6 5 5 5 5 6 7 5 6 6 6 5 7 5 5 5 5 5 5 7

22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36 37. 38. 39. 40. 41 42. 43 44. 45. 46. 47. 48.

Kiki Sulilstiana Dewi Lus Safitri M. Anggi Maulana Marissyahara Nuray Meita Petrean Muchammadharis Muhammad Norfachmi Muhammad Sopyan Muhammad Saefudin Nia Trinamawati Nindia Firda A Nur Yanah Nuraisyah Plitri Laela Sari Putri Amellia Trni Riani Tidwan Riska Liana Rizki Oktafiyanto Rohman Firmansah Rumiyati Siti Arniyah Siti Zuhroh Sutardi Wina Febi Siska Wulan Yogi Setiawan

2 3 3 3 2 3 3 2 2

2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 10 7 2,2

2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 11 9 2,4

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 10 0 2,0

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 10 1 2,0

10 14 14 12 10 14 14 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 14 14 12 12 12 10 12 10 12 538 11,2

5 7 7 6 5 7 7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 7 7 6 6 6 5 6 5 6 269 5,6

2)

2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 JUMLAH 11 7 RATA-RATA 2,4 Data Postes

Postes dilaksanakan setelah uji coba pembelajaran dengan tujuan untuk menemukan data kemampuan siswa dalam membaca kritis setelah uji coba pembelajaran dilaksanakan. Data hasil postes sebagai berikut.

Tabel 3

45

DATA POSTES MEMBACA KRITISSISWA KELAS VII E SMP NEGERI 9 CIREBON TAHUN AJAR 2008/2009 NO. 1. 2. 3 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36 NAMA
Agung Rizkya A. Amiludin Bukhori Anggi Prayoga Anisah Asep Alex Triono Ati Rohari Ayu Phahesti Bayu Permana Putra Budi Pujiyanto Dadang Darsono Dede Hasanudin Desi Nurfamala Dini Adriani R. Doni Hardiansyah Endah Wahyuning T Evihdesi Hartikasari Fahmi Mahardika Finiska Fachrunnisa Haerun Seriaman A.I. Hasbi Hassadiqy Juhana Kiki Sulilstiana Dewi Lus Safitri M. Anggi Maulana Marissyahara Nuray Meita Petrean Muchammadharis Muhammad Norfachmi Muhammad Sopyan Muhammad Saefudin Nia Trinamawati Nindia Firda A Nur Yanah Nuraisyah Plitri Laela Sari Putri Amellia

1 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

2 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 46

SOAL 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

JUM LAH 19 18 15 15 15 16 18 18 15 19 15 18 15 19 15 15 16 15 15 15 18 15 18 19 16 15 16 16 15 15 15 15 15 15 15 15

NILAI 9,5 9 7,5 7,5 7,5 8 9 9 7,5 9,5 7,5 9 7,5 9,5 7,5 7,5 8 7,5 7,5 7,5 9 7,5 9 9,5 8 7,5 8 8 7,5 7,5 7,5 7,5 7,5 7,5 7,5 7,5

37. 38. 39. 40. 41 42. 43 44. 45. 46. 47. 48.

Trni Riani Tidwan Riska Liana Rizki Oktafiyanto Rohman Firmansah Rumiyati Siti Arniyah Siti Zuhroh Sutardi Wina Febi Siska Wulan Yogi Setiawan

JUMLAH RATA-RATA C.

3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 15 6 3,2

3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 16 7 3,4

3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 15 8 3,2

3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 15 3 3,1

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 14 9 3,1

15 15 15 19 16 16 16 16 15 15 15 16 768 16

7,5 7,5 7,5 9,5 8 8 8 8 7,5 7,5 7,5 8 384 8

Pembahasan Hasil Penelitian Pembahasan hasil penelitian ini dilaksanakan dengan cara memahami data

yang telah diperoleh dari hasil penelitian. Pembahasan masalah dilakukan setelah peneliti melakukan tindakan pembelajaran serta mengevaluasi hasil dari tindakan pembelajaran tersebut. Dengan selesainya tindakan dan evaluasi yang maka peneliti dapat melakukan langkah selanjutnya yaitu membahas data-data yang telah didapatkan. Dalam pembahasan ini data-data yang diperoleh haruslah akurat. Adapaun tujuan dari pembahasan hasil penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan penelitian dari pembelajaran yang telah ditetapkan dalam rumusan masalah serta untuk mengukur pencapaian tujuan penelitian. Selain daripada itu hasil dari perubahan data ini akan digunakan untuk membuktikan kebenaran hipotesis penelitian. Pembahasan data hasil penelitian dilaksanakan sebagai berikut :
1.

Kemampuan siswa kelas VII E SMP Negeri 9

Cirebon dalam membaca kritis sebelum uji coba pembelajaran. 47

Kemampuan siswa secara keseluruhan aspek dalam membaca kritis rata-rata 5,6 artinya tingkat kemampuan siswa baru mencapai 56 %, maka tingkat kemampuannya pada kategori masih separuh materi pembelajaran dikuasai siswa. Kemampuan siswa kelas VII E SMP Negeri 9

2.

Cirebon dalam membaca kritis setelah uji coba pembelajaran dengan menggunakan metode inquiri Kemampuan siswa secara keseluruhan aspek dalam membaca kritisrata-rata 8,0 artinya tingkat kemampuan siswa mencapai 80 %, maka tingkat kemampuannya pada kategori baik sekali, dan telah terjadi perkembangan yang signifikan. Efektifitas pengunaan metode inquiri dalam

3.

pemebelajaran membaca kritis di kelas VII E SMP Negeri 9 Cirebon.

a. Perbandingan Nilai Pretes Dengan Postes Berdasarkan data nilai hasi pretes dan postes ternyata ada peningkatan yang cukup besar dari rata-rata nilai pretes sebesar 5,6 menjadi rata-rata nilai postes sebesar 8,0. peningkatannya sebesar 1,6. Dengan demikian metode inquiri efektif dijadikan sebagai media pembelajaran membaca kritis pada siswa kelas VII E SMP Negeri 9 Cirebon karena dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca pemahaman.

48

b. Rekapitulasi Nilai Pretes dengan Postes rekapitulasi data perbandingan nilai hasil pretes dan nilai hasil postes dalam pemebelajaran membaca kritis dengan menggunakan metode inquiri pada siswa kelas VII E SMP Negeri 9 Cirebon tahun ajar 2006/ 2007, penulis uraikan pada tabel di bawah ini. Tabel 4 DATA PERBANDINGAN NILAI PRETES DAN POSTES KEMAMPUAN SISWA KELAS VIIE SMP NEGERI 9 CIREBON DALAM MEMBACA KRITIS NO. 1. 2. 3 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. NAMA Agung Rizkya A. Amiludin Bukhori Anggi Prayoga Anisah Asep Alex Triono Ati Rohari Ayu Phahesti Bayu Permana Putra Budi Pujiyanto Dadang Darsono Dede Hasanudin Desi Nurfamala Dini Adriani R. Doni Hardiansyah Endah Wahyuning T Evihdesi Hartikasari Fahmi Mahardika Finiska Fachrunnisa Haerun Seriaman A.I. Hasbi Hassadiqy Juhana Kiki Sulilstiana Dewi HASIL PRETES 5 6 5 5 5 5 6 7 5 6 6 6 5 7 5 5 5 5 5 5 7 5 POSTES 9,5 9 7,5 7,5 7,5 8 9 9 7,5 9,5 7,5 9 7,5 9,5 7,5 7,5 8 7,5 7,5 7,5 9 7,5

49

23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36 37. 38. 39. 40. 41 42. 43 44. 45. 46. 47. 48.

Lus Safitri M. Anggi Maulana Marissyahara Nuray Meita Petrean Muchammadharis Muhammad Norfachmi Muhammad Sopyan Muhammad Saefudin Nia Trinamawati Nindia Firda A Nur Yanah Nuraisyah Plitri Laela Sari Putri Amellia Trni Riani Tidwan Riska Liana Rizki Oktafiyanto Rohman Firmansah Rumiyati Siti Arniyah Siti Zuhroh Sutardi Wina Febi Siska Wulan Yogi Setiawan JUMLAH RATA-RATA

7 7 6 5 7 7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 7 7 6 6 6 5 6 5 6 269 5,6

9 9,5 8 7,5 8 8 7,5 7,5 7,5 7,5 7,5 7,5 7,5 7,5 7,5 7,5 7,5 9,5 8 8 8 8 7,5 7,5 7,5 8 384 8

Hasil analisis perbandingan nilai pretes dan postes di atas, sesuai dengan pengolahan dengan cara membandingkan hasil pretes atau variabel x dengan hasil postes atau variabel y dengan menggunakan rumus r (korelasi) product moment. Perbandingan tersebut yaitu, membandingkan tingkat kemampuan siswa antara sebelum uji coba pembelajaran yang tercantum dalam data nilai hasil pretes dengan tingkat kemampuan siswa setelah uji coba pembelajaran membaca kritis dengan menggunakan metode inquiri dalam data postes.

50

Adapun data perbandingan tingkat kemampuan siswa antara sebelum uji coba pembelajaran yang tercantum dalam data nilai hasil pretes dengan tingkat kemampuan siswa setelah uji coba pembelajaran pembelajaran membaca kritis dengan menggunakan metode inquiri yang tercantum dalam data nilai postes,

penulis uraikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 5 PENGOLAHAN DATA HASIL AKHIR PRETES DAN POSTES KEMAMPUAN SISWA KELAS VII E SMP NEGERI 1 KARANGSEMBUNG DALAM MEMBACA KRITIS NO. 1. 2. 3 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. NAMA Agung Rizkya A. Amiludin Bukhori Anggi Prayoga Anisah Asep Alex Triono Ati Rohari Ayu Phahesti Bayu Permana Putra Budi Pujiyanto Dadang Darsono Dede Hasanudin Desi Nurfamala Dini Adriani R. Doni Hardiansyah Endah Wahyuning T Evihdesi Hartikasari Fahmi Mahardika Finiska Fachrunnisa Haerun Seriaman A.I. Hasbi Hassadiqy Juhana Kiki Sulilstiana Dewi Lus Safitri M. Anggi Maulana x 5 6 5 5 5 5 6 7 5 6 6 6 5 7 5 5 5 5 5 5 7 5 7 7 y 9,5 9 7,5 7,5 7,5 8 9 9 7,5 9,5 7,5 9 7,5 9,5 7,5 7,5 8 7,5 7,5 7,5 9 7,5 9 9,5 x2 25 36 25 25 25 25 36 49 25 36 36 36 25 49 25 25 25 25 25 25 49 25 49 49 y2 90,25 81 56,25 56,25 56,25 64 81 81 56,25 90,25 56,25 81 56,25 90,25 56,25 56,25 64 56,25 56,25 56,25 81 56,25 81 90,25 xy 47,5 54 37,5 37,5 37,5 40 54 63 37,5 57 45 54 37,5 66,5 37,5 37,5 40 37,5 37,5 37,5 63 37,5 63 66,5

51

25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36 37. 38. 39. 40. 41 42. 43 44. 45. 46. 47. 48.

Marissyahara Nuray Meita Petrean Muchammadharis Muhammad Norfachmi Muhammad Sopyan Muhammad Saefudin Nia Trinamawati Nindia Firda A Nur Yanah Nuraisyah Plitri Laela Sari Putri Amellia Trni Riani Tidwan Riska Liana Rizki Oktafiyanto Rohman Firmansah Rumiyati Siti Arniyah Siti Zuhroh Sutardi Wina Febi Siska Wulan Yogi Setiawan JUMLAH RATA-RATA

6 5 7 7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 7 7 6 6 6 5 6 5 6 269 5,6

8 7,5 8 8 7,5 7,5 7,5 7,5 7,5 7,5 7,5 7,5 7,5 7,5 7,5 9,5 8 8 8 8 7,5 7,5 7,5 8 384 8

36 25 49 49 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 49 49 36 36 36 25 25 25 36 1526 31,7

64 56,25 64 64 56,25 56,25 56,25 56,25 56,25 56,25 56,25 56,25 56,25 56,25 56,25 90,25 64 64 64 64 56,25 56,25 56,25 64 3096 64,5

48 37,5 56 56 37,5 37,5 37,5 37,5 37,5 37,5 37,5 37,5 37,5 37,5 37,5 66,5 56 48 48 48 37,5 37,5 37,5 48 2163 45

Sesuai dengan uraian pengolahan data hasil pretes dan postes, selanjutnya dihitung dengan menggunakan rumus r korelasi product moment dan memprosentasekannya. Adapun uraian penghitunganya adalah sebagai berikut.

r =

{N . x

N . xy ( x )( y )
2 2

( x ) N . y 2 ( y )

}{

r =

(48 X 2.163) (269 X 384) { ( 48 X 1.526) ( 269 X 269) X ( 48 X 3.096) ( 384 X 384)}

52

r =

528 887 X 1.152 528 1.021.824

r =

528 r = 1.010,8 r = 0,522 Nilai r (korelasi) sebesar 0,522 atau 5,2 %. Artinya, metode inquiri efektif digunakan dalam pembelajaran membaca kritis karena memiliki korelasi yang hampir tidak ada namun masih ada peningkatan. Begitupun dengan nilai rata-rata postes sebesar 8,0 atau 80 % sedangkan nilai rata-rata pretes sebesar 5,6 atau 56 %. Hal ini ada kenaikan sebesar 2,4 atau 24 %. Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa setelah menggunakan metode membaca kritis ada peningkatan kemampuan siswa. inquiri dalam pembelajaran

D.

Interpretasi Data Uraian pengoalahan data pembahasan hasil penelitian, dapat penulis

interpretasikan atau tafsirkan sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan penulis dala uji coba pembelajaran membaca kritis dengan menggunakan metode inquiri pada siswa kelas VII E SMP Negeri 9 Cirebon tahun ajar 2008/2009. Adapun interpretasi data tersebut, penulis uraikan di bawah ini. Kemampuan siswa kelas VII E SMP Negeri 9 Cirebon tahun ajar

2008/2009 sebelum uji coba pembelajaran tergolong pada interpretasi kurang atau

53

memiliki kemampuan pada kategori hampir separuh bahan pembelajaran dikuasai siswa. Kemampuan siswa kelas VII E SMP Negeri 9 Cirebon tahun ajar

2008/2009, dalam membaca kritis setelah uji coba pembelajaran dengan menggunakan metode inquiri hampir seluruh bahan pembelajaran dapat dikuasai siswa, dengan demikian kemampuan seluruh siswa kelas VII E SMP Negeri 9 Cirebon tahun ajar 2008/2009, dalam membaca kritis dengan menggunakan metode inquiri tergolong pada interpretasi hampir seluruh pemebelajaran

dikuasai siswa atau mengalami peningkatan yang signifikan. Metode inquiri efektif digunakan dalam pembelajaran membaca kritis

pada siswa kelas VII E SMP Negeri 9 Cirebon tahun ajar 2008/2009, karena dapat meningkatkan kemampuan sebesar 24 %. Dengan demikian, metode inquiri dapat pula diterapkan pada seluruh populasi penelitian, yaitu seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 9 Cirebon tahun ajar 2008/2009 dalam pembelajaran keterampilan membaca khususnya dalam membaca kritis

E.

Pengujian Hipotesis Sesuai rumusan permasalahan dan tujuan penelitian serta pembahasan

hasil penelitian maka penelitian ini perlu diuji keselarasannya dengan hipotesis penelitian yang telah ditentukan sebelumnya. Hal ini, agar penelitian tentang uji coba pembelajaran membaca kritisdengan menggunakan metode inquiri pada

siswa kelas VII E SMP Negeri 9 Cirebon tahun ajar 2008/2009 mendapatkan hasil yang ojektif. Pengujian hipotesis dimaksud, penulis uraikan sebagai berikut. 54

Hipotesis pertama adalah, Kemampuan siswa dalam membaca kritis sebelum uji coba pembelajaran, masih kurang. Hipotesis ini sesuai dengan hasil penelitian, yaitu rata-rata hasil pretes sebesar 5,6 Artinya sebelum uji coba pembelajaran kemampuan siswa dalam membaca kritis hanya 56 %. Dengan demikian, tingkat kemampuannya pada kategori hampir seluruh siswa kurang menguasai dalam membaca kritis Oleh sebab itu, hipotesis diterima. Hipotesis kedua adalah, Kemampuan siswa kelas VII E SMP Negeri 9 Cirebon tahun ajar 2008/2009 dalam membaca kritissetelah pembelajaran menggunakan metode inquiri ternyata ada peningkatan. Hipotesis ini sesuai dengan penelitian, yaitu rata-rata nilai hasil postes sebesar 8,0. Artinya, setelah proses pembelajaran maka kemampuan siswa dalam membaca kritis mencapai 80 %. Dengan demikian, tingkat kemampuannya pada kategori hampir seluruh bahan pembelajaran inquri siswa atau kemampuan siswa dalam membaca kritis mengalami peningkatan yang signifikan. Oleh sebab itu, hipotesis kedua dapat diterima. Hipotesis ketiga adalah, Penggunaan metode inquiri dalam pembelajaran membaca kritis di kelas VII E SMP Negeri 9 Cirebon tahun ajar 2008/2009, ternyata dapat meningkatkan kemampuan keterampilan membaca. Hipotesis demikian sesuai dengan hasil penelitian, yaitu ada peningkatan hasil pembelajaran membaca kritis dari sebesar 56 % menjadi 80 %. Dengan demikian, dapat penulis kemukakan bahwa penggunaan metode inquiri dalam pembelajaran membaca pertama dapat

55

kritis dapat dikatakan berhasil baik atau dapat meningkatkan kemampuan siswa. Oleh sebab itu hipotesis ketiga dapat diterima.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A.

Simpulan

Simpulan mengenai pembahasan hasil penelitian pembelajaran membaca kritis dengan menggunakan metode inquiri untuk siswa kelas VII SMP Negeri 9 Cirebon tahun ajar 2008/2009, dapat penulis kemukakan sebagai berikut : Hasil penelitian mengenai kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 9 Cirebon tahun ajar 2008/2009 sebelum mengikuti pembelajaran masih rendah. Hal ini karena kemampuan siswa sebelum mengikuti uji coba pembelajaran baru mencapai 55 % dalam menguasai bahan pembelajaran sebagaimana data penelitian pada rata-rata nila hasil pretes, yakni 5,5. Hasil penelitian mengenai kemampuan siswa dalam membaca kritis pada siswa kelas VII SMP Negeri 9 Cirebon tahun ajar 2008/2009 setelah mengikuti pembelajaran mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan kemampuan siswa telah mencapai kategori baik sekali dalam menguasai bahan pembelajaran sebagaimana data penelitian pada rata-rata nilai hasil potes, yakni 8,68.

56

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, metode inquiri efektif untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 9 Cirebon tahun ajar 2008/2009 dalam pembelajaran membaca kritis. Hal ini dibuktikan dengan kemampuan siswa mengalami peningkatan dari rata-rata nilai pretes ke postes sebesar 3,18 atau 31,8%.

B.

Saran

Berdasarkan simpulan pembahasan hasil penelitian mengenai pembelajaran membaca kritis, maka penulis menyampaikan saran demi kesinambungan inovasi ilmiah yang penulis dapatkan. Saran tersebut adalah sebagai berikut : 1. Bagi Guru a. Guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk menanggulangi solusi terhadap materi pembelajaran yang dianggap sulit oleh siswa, yakni pembelajaran membaca kritis. Solusi dimaksud yaitu dengan menggunakan metode inquri dalam pembalajaran membaca kritis, agar proses belajar mengajar menjadi lebih variatif dan menyenangkan.
b.

Guru mata pelajaran bahasadan sastra Indonesia dapat meningkatkan

keterampilan membaca pada siswa setelah melaksanakan pembelajaran membaca kritis dengan menggunakan metode inquiri. Hal ini dapat dijadikan modal kemampuan dasar siswa dalam proses pembelajaran materi materi pembelajaran lainnya. Namun demikian metode inquiri hendaknya didampingi dengan metode pendukung lainnya. Hal ini karena pembelajaran yang hanya

57

menggunakan satu metode pembalajaran akan membosankan sehingga siswa kurang termotivasi dalam memahami bahan pembelajaran.

2.
a.

Bagi Kepala Sekolah Kepala Sekolah diharapkan lebih mendahulukan

merencanakan program pendidikan yang mengarah pada pencapaian mutu pembelajaran agar menghasilkan out put yang dapat dibanggakan. Salah satu diantaranya dengan cara memprogramkan musyawarah antara guru dengan kepala sekolah secara rutin tentang penentuan metode pembelajaran berdasarkan klasifikasi keluasan dan kedalaman materi pembelajaran.
b.

Kepala Sekolah sebagai pemimpin musyawarah sekolah

dalam menentukan metode pembelajaran sesuai dengan keluasan dan kedalaman materi-materi pembelajaran hendaknya menindaklanjuti dengan cara menghimbau guru untuk mengpembelajarankan hasil musyawarah tersebut. Dengan demikian, mutu pembelajaran akan semakin meningkatdan hasil belajar akan tercapai dengan mudah sesuai dengan harapan. Pencapaian belajar yang maksimal pada akhirnya dapat meningkatkan mutu out put yang bermutu pula.

C.

Implikasi

Implikasi dari hasil pembahasan yang penulis dapatkan, yaitu adanya peningkatan kemampuan siswa dalam membaca kritis setelah pembelajaran menggunakan metode inquiri. Dengan demikian, hasil penelitian ini

58

memungkinkan untuk dicermati dan dijadikan masukan bagi peningkatan pembelajaran. Hasil pembelajaran pembelajaran terhadap suatu pembelajaran yang penulis lakukan sangat membantu guru untuk mengembangkan proses pembelajaran selanjutnya. Efektifitas metode inquiri dalam pembelajaran membaca kritis dengan fokus kalimat bertingkat telah dibuktikan melalui penelitian yang penulis lakukan. Dengan demikian, kemampuan siswa dalam keterampilan berbahasa, khususnya membaca dapat pula meningkatkan daya serap dan daya ingat terhadap materimateri pembelajaran lainnya. Hal ini karena siswa telah dapat mengaplikasikan melalui sikap dan kompetensinya. Tingkat kemampuan siswa yang semakin baik setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan salah satu alternatif menanggulangi kesulitan pada materi pembelajaran lainnya.sesengguhnya kemampuan siswa dapat pula dijadikan sebagai kompetensi dasar dalam meningkatkan keterampilan membaca serta merespon secara positif terhadap setiap materi pembelajaran.

59

Daftar Pustaka

Arikunto. S. (1990). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1994). Kurikulum Sekolah lanjutan Tingkat Pertama. Jakarta : Balai Pustaka. Hidayat. K dan Rahmina. I. (1989). Perencanaan Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung : Bina Cipta. Poerwadarminta.W.J.S. (1987). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Sadtono. E. (1989). Tantangan Buat Pendekatan Komunikatif Pengajaran Bahasa Indonesia. Jakarta : Gramedia.

60

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. 2. 3. 4.

Surat Keputusan Bimbingan Skripsi ............................................................ Kartu Bimbingan Skripsi .............................................................................. Surat Izin Penelitian dari Dekan FKIP UNMA ............................................ Surat Pernyataan Melaksanakan Penelitian dari Kepala SMP Negeri 9 Cirebon .......................................................................................................

62 63 64

65

5. Hasil Tes Siswa Kelas VII A SMP Negeri 1 Talun Kabupaten Cirebon Tahun Ajar 2007/2008 ............................................................................... 66

61

62

Anda mungkin juga menyukai