Anda di halaman 1dari 6

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK _____________________________________________________________________________________ _______ 05 November 2010

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 112/PJ/2010

TENTANG

PENEGASAN TATA CARA PEMINJAMAN BUKU, CATATAN, DATA, DAN INFORMASI DAN/ATAU PERMINTAAN KETERANGAN TERKAIT DENGAN PENYELESAIAN KEBERATAN, PENGURANGAN ATAU PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI, PENGURANGAN ATAU PEMBATALAN SURAT KETETAPAN PAJAK ATAU SURAT TAGIHAN PAJAK YANG TIDAK BENAR, DAN PEMBATALAN HASIL PEMERIKSAAN ATAU SURAT KETETAPAN PAJAK DARI HASIL PEMERIKSAAN

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Dalam rangka lebih memberikan pelayanan kepada Wajib Pajak terkait dengan penyelesaian permohonan keberatan, pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi, pengurangan atau pembatalan surat ketetapan pajak atau surat tagihan pajak yang tidak benar, dan pembatalan hasil pemeriksaan atau surat ketetapan pajak

dari hasil pemeriksaan, dengan ini disampaikan hal-hal sebagai berikut :

1. atau

Direktur Jenderal Pajak untuk keperluan penyelesaian permohonan keberatan, pengurangan

penghapusan sanksi administrasi, pengurangan atau pembatalan surat ketetapan pajak atau surat tagihan pajak yang tidak benar, dan pembatalan hasil pemeriksaan atau surat ketetapan pajak dari hasil pemeriksaan, secara tertulis dapat : a. softcopy; meminjam buku, catatan, data, dan informasi dalam bentuk hardcopy dan/atau

dan/atau b. meminta Wajib Pajak untuk memberikan keterangan.

2.

Peminjaman dan/atau permintaan sebagaimana dimaksud pada angka 1 dilakukan dengan menggunakan surat peminjaman dan/atau permintaan dan disampaikan kepada Wajib Pajak.

3. Penyampaian surat peminjaman dan/atau permintaan sebagaimana dimaksud pada angka 2 dapat dilakukan dengan cara : a. b. c. disampaikan langsung kepada Wajib Pajak; dikirim melalui pos tercatat; dan/atau dikirim melalui media faksimili atau media surat elektronik (email).

4. Dalam hal surat peminjaman dan/atau permintaan disampaikan secara langsung kepada Wajib Pajak, dibuat tanda terima penyerahan dengan mencantumkan tanggal, bulan dan tahun diterima serta

identitas penerima surat.

5. Dalam hal surat peminjaman dan/atau permintaan disampaikan dengan cara sebagaimana dimaksud pada angka 3 huruf c, surat peminjaman dan/atau permintaan dimaksud dikirim juga dengan pos tercatat.

6.

Dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik kepada Wajib Pajak untuk penyelesaian permohonan keberatan, pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi, pengurangan atau pembatalan surat ketetapan pajak atau surat tagihan pajak yang tidak benar, dan pembatalan

hasil pemeriksaan atau surat ketetapan pajak dari hasil pemeriksaan, dapat dilakukan langkahlangkah sebagai berikut : a. dalam hal surat peminjaman dan/atau permintaan sebagaimana dimaksud pada angka 2 disampaikan dengan cara sebagaimana dimaksud pada angka 3 huruf b dan huruf c, maka dilakukan komunikasi dengan Wajib Pajak melalui media telepon pada saat hari penyampaian surat peminjaman dan/atau permintaan untuk menginformasikan penyampaian surat dimaksud.

b.

dalam hal surat peminjaman dan/atau permintaan sebagaimana dimaksud pada angka 2 disampaikan hanya dengan cara sebagaimana dimaksud pada angka 3 huruf b, maka

beberapa hari setelah surat dikirim dilakukan komunikasi kembali dengan Wajib Pajak melalui media

telepon untuk mendapatkan informasi apakah surat peminjaman dan/atau permintaan tersebut telah diterima dan kapan Wajib Pajak akan memenuhinya.

c. respon atas

dalam hal menjelang batas waktu yang ditentukan Wajib Pajak belum memberikan

surat peminjaman dan/atau permintaan, maka dilakukan komunikasi kembali dengan Wajib Pajak melalui media telepon untuk mengkonfirmasikan surat peminjaman dan/atau permintaan.

7. Bukti tanda terima penyampaian secara langsung, bukti pos tercatat, bukti pengiriman melalui media faksimili, dan/atau bukti pengiriman melalui email sebagaimana dimaksud pada angka 3 diadministrasikan dengan tertib dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan laporan penelitian permohonan Wajib Pajak.

8.

Setiap aktifitas yang dilakukan sebagaimana dimaksud pada angka 6, dituangkan dalam laporan penelitian permohonan Wajib Pajak dan kertas kerja penelitian dengan mencantumkan : a. b. c. d. tanggal, bulan dan tahun dilakukan komunikasi melalui media telepon; identitas nomor telepon yang dapat dihubungi; identitas penerima telepon dan jabatan yang bersangkutan; isi pembicaraan selama berkomunikasi melalui media telepon;

9. Segala kegiatan dalam rangka penyampaian surat peminjaman dan/atau permintaan sebagaimana dimaksud pada angka 3 dan aktifitas sebagaimana dimaksud pada angka 6, didokumentasikan dengan

baik dan lengkap untuk keperluan menghadapi persidangan.

10. Prosedur dan tata cara peminjaman buku, catatan, data, dan informasi dan/atau permintaan keterangan adalah sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER49/PJ/2009 tanggal 7 September 2009 dan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-02/PJ.07/2007 tanggal 08 Oktober 2007.

11. Untuk memudahkan penggunaan Surat Edaran ini, dianjurkan agar pengarsipannya disatukan dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-49/PJ/2009 dan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-02/PJ.07/2007.

Demikian untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 05 November 2010 Direktur Jenderal,

ttd

Mochamad Tjiptardjo NIP 195104281975121002

Tembusan : 1. 2. 3. Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak; Para Direktur dan Tenaga Pengkaji di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak; dan Kepala Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan.

Anda mungkin juga menyukai