A.
B.
Sifat Kimia Air Tawar Hampir semua zat kimia bisa dilarutkan dalam air. Zat-zat yang bercampur dan larut dengan baik dalam air (misalnya garam-garam) disebut sebagai zat-zat "hidrofilik" (pencinta air), dan zat-zat yang tidak mudah tercampur dengan air (misalnya lemak dan minyak), disebut sebagai zat-zat "hidrofobik" (takut-air).
B.
Lanjutan.!!!!!!!!!!!!!
3. Syarat mikrobiologi Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus, kolera, dan bakteri patogen penyebab penyakit.
Dalam penyediaan air bersih yang layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat banyak mengutip Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 173/Men.Kes/Per/VII/1977, penyediaan air harus memenuhi kuantitas dan kualitas, yaitu:
a. Aman dan higienis.
Parameter Air Bersih secara Fisika 1. Kekeruhan 2. Warna 3. Rasa & bau 4. Endapan 5. Temperatur Parameter Air Bersih secara Kimia 1. Organik, antara lain: karbohidrat, minyak/ lemak/gemuk, pestisida, fenol, protein, deterjen, dll. 2. Anorganik, antara lain: kesadahan, klorida, logam berat, nitrogen, pH, fosfor,belerang, bahan-bahan beracun. 3. Gas-gas, antara lain: hidrogen sulfida, metan, oksigen. Parameter Air Bersih secara Biologi 1. Bakteri 2. Binatang 3. Tumbuh-tumbuhan 4. Protista 5. Virus
LANJUTAN.!!!!!!!!!!!
Parameter Air Bersih secara Radiologi 1. Konduktivitas atau daya hantar 2. Pesistivitas 3. PTT atau TDS (Kemampuan air bersih untuk menghantarkan arus listrik)
Kesehatan : logam dan logam berat, anorganik (nitrit), zat organic Estetika : bau, rasa, warna Teknis : the best technology available atau best practical technology Toksisitas : efek racun
Standar air minum di Indonesia:PP 82/2001 Standar air minum : Keputusan Menkes No. 907/2002
a.
Kriteria air minum : Kualitas : memenuhi persyaratan agar berfungsi secara baik dalam penggunanya Kuantitas : memenuhi kebutuhan agar jumlahnya cukup sesuai kebutuhan Kontinuitas : tersedia dan terjangkau setiap saat Kualitas : Kualitas fisik : bau, rasa, warna, suhu dan kekeruhan Kualitas kimiawi : Anorganik : ditoleransi hingga batas-batas tertentu, terutama dampaknya terhadap kesehatan. Contoh maksimum konsentrasi Cu = 1 mg/l, Zn = 5 mg/l Organik : dibatasi karena dapat bersifat toksik (baik karsinogen, maupun npn-karsigen), seperti senyawa aktif pembentukan pestisida dll Kualitas biologi : indikator pencemaran air oleh aktivitas domestik, contoh : bakteri eschericia coli
b.
D.
1. Tahapan Proses Pengolahan Tahapan proses pengolahan terdiri dari beberapa tahap yaitu :
1. 2. 3.
Netralisasi dengan pemberian kapur/gamping. Aerasi dengan pemompaan udara. Koagulasi dengan pemberian tawas.
4.
5.
Pengendapan.
Penyaringan.
2. Bahan
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 BAHAN Tangki Fiber glass Vol. 500 liter Tong Kran Plastik, Volume 20 atau 40 liter Stop kran " Stop kran " Socket PVC drat luar " Socket PVC drat luar " Fauset PVC drat dalam " Fauset PVC drat dalam " Pipa PVC " Pipa PVC " Slang Plastik 5/8" Pompa Tekan Ember Plastik Spons busa, tebal 2 cm Kerikil, diameter 1-2 cm Pasir silika Arang Ijuk Kapur Gamping Tawas Kaporit SATUAN buah buah buah buah buah buah buah buah batang batang meter buah buah lembar kg kg kg ikat JUMLAH 1 1 1 2 3 3 3 2 1 1 6 1 2 1 5 25 5 1 -
Tong/Tangki Penampung Pompa Aerasi Bak Penyaring Bahan Kimia Bahan kimia yang diperlukan antara lain : Tawas, kapur tohor dan kaporit bubuk.
4. Cara Pembuatan
Masukkan air baku kedalam tangki penampung sampai hampir penuh (550 liter). Larutkan 60 - 80 gram bubuk kapur / gamping (4 - 6 sendok makan) ke dalam ember kecil yang berisi air baku, kemudian masukkan ke dalam tangki dan aduk sampai merata.
Masukkan slang aerasi ke dalam tangki sampai ke dasarnya dan lakukan pemompaan sebanyak 50 - 100 kali. setelah itu angkat kembali slang aerasi.
Larutkan 60 - 80 gram bubuk tawas (4 - 6 sendok makan) ke dalam ember kecil, lalu masukkan ke dalam air baku yang telah diaerasi. Aduk secara cepat dengan arah yang putaran yang sama selama 1 - 2 menit. Setelah itu pengaduk diangkat dan biarkan air dalam tangki berputar sampai berhenti dengan sendirinya dan biarkan selama 45 - 60 menit. Buka kran penguras untuk mengelurakan endapan kotoran yang terjadi, kemudian tutup kembali. Buka kran pengeluaran dan alirkan ke bak penyaring. Buka kran saringan dan usahakan air dalam saringan tidak meluap. Tampung air olahan (air bersih) dan simpan ditempat yang bersih. Jika digunakan untuk minum sebaiknya dimasak terlebih dahulu.