Anda di halaman 1dari 29

31

LAPORAN PRAKTEK KEPERAWATAN KOMUNITAS DI DESA DASAN TAPEN KEC. GERUNG KABUPATEN LOMBOK BARAT 30 Januari 18 Februari

Oleh: Kelompok Wilayah Kerja Desa Dasan Tapen


1. Dusun Dasan Tapen 2. Dusun Proa 3. Dusun BTN Pemda Lobar 4. Dusun Carik Kauh

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM PROGRAM PRAKTEK PROFESI NERS

32

2012 BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Hakekat pembangunan kesehatan didalam sistem kesehatan nasional (SKN) adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesehjateraan umum dari tujuan nasional. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan partisipasi aktif dari seluruh anggota masyrakat bersama petugas kesehatan. Berkembangnya paradigma Sehat saat ini, dimana terjadi pergeseran upaya-upaya dalam hidup kesehatan antara lain: berubahnya upaya pengobatan kepada upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan, dari segi kegiatan yang bersifat pasif menunggu klien berobat di unit-unit pelayanan kesehatan bergeser kepada penemuan kasus secara aktif. Hal ini akan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit. Untuk itu peran serta masyarakat perlu terus dikembangkan agar tercapai pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang optimal secara mandiri.

33

Komunitas sebagai penerima pelayanan kesehatan dan aktif dalam seluruh proses perubahan, sejak pengenalan masalah kesehatan sampai penanggulangan masalah, dimana hal ini melibatkan individu, keluarga dan masyarakat sebagai target pelayanan keperawatan komunitas dengan fokus masyarakat peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit. Untuk mengaplikasikan teori ilmu keperawatan komunitas, dalam upaya menyiapakan tenaga keperawatan yang profesional dan potensi keperawatan secara mandiri, maka mahasiswa Stikes Yarsi Mataram, Program Studi Ilmu Keperawatan melaksanakan praktek keperawatan komunitas di wilayah desa Desa Dasan Tapen Kecamatan Gerung. Pada kegiatan praktek keperawatan komunitas digunakan 2 pendekatan, yaitu pendekatan keluarga dan pendekatan kepada masyarakat. Pendekatan keluarga dilakukan dengan cara masing-masing mahasiswa dapat membina keluarga binaan dengan resiko tinggi sebagai kasus keluarga dan gerontik yang ada di wilayah Desa Dasan Tapen. Pendekatan kepada masyarakat dilakukan dengan cara membentuk Kelompok Kerja Kesehatan (Pokjakes) yang merupakan bentuk nyata dari peran serta masyarakat Dusun Dasan Tapen. Dengan pembentukkan Pokjakes ini diharapkan dapat mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada individu, keluarga dan masyarakat dan mampu meningkatkat derajat kesehatan yang optimal secara mandiri. Dalam pelaksanaan praktik asuhan keperawatan komunitas menggunakan pendekatan proses keperawatan komunitas yang diawali dari pengkajian

34

dengan cara pengumpulan data, kemudian menyusun rencana sesuai dengan permasalahan yang ditemukan sampai pelaksanaan dan terakhir evaluasi. Bentuk kegiatan yang telah dilakukan mahasiswa antara lain: penyuluhan yang bertujuan memberikan bekal kepada masyarakat untuk mengenal dan menangani masalah kesehatan, pelatihan dan penyegaran kader kesehatan, kerja bakti dalam mengatasi masalah kesehatan lingkungan. Pada akhir praktek keperawatan komunitas mahasiswa melakukan diskusi, dengan harapan dapat bertukar pikiran tentang pelaksanaan kegiatankegiatan di komunitas dan dapat melakukan pengobatan masal dan pleno dari penyuluhan masing-masing dusun yang akan di lakukan di Desa Dasan Tapen. Tujuan 1. Tujuan Umum Mahasiswa mampu mengenali dan mengamati keadaan kesehatan masyarakat serta mampu menanggulangi masalah kesehatan tersebut bersama masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya dan potensi yang terdapat di masyarakat. 2. Tujuan Khusus Setelah melaksanakan praktik keperawatan komunitas, mahasiswa mampu: a. Berkomunikasi secara efektif dengan tokoh masyarakat dan semua lapisan masyarakat.

35

b. Mengumpulkan, masyarakat.

mengolah

dan

menganalisa

data

kesehatan

c. Memotivasi masyarakat dalam upaya mengenali dan mengatasi masalah kesehatan. d. Bersama masyarakat menyusun perencanaan kegiatan dalam

menanggulangi masalah kesehatan yeng terdapat pada masyarakat. e. Mengenali dan memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat guna mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi. f. Melaksanakan kegiatan bersama masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi. g. Mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan dan tindak lanjut dari tiap masalah keperawatan yang telah ditemukan. Manfaat 1. Untuk Mahasiswa a. Dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat dibangku perkuliahan kepada masyarakat tentang kesehatan. b. Untuk menimba pengalaman belajar mengenali masalah kesehatan dan menentukan langkah penyelesaiannya. 2. Untuk Masyarakat a. Masyarakat mengerti dan menyadari permasalah kesehatan yang ada dan mau menyelesaikan permasalahan tersebut. b. Masyarakat dapat mengerti gambaran status kesehatannya.

36

3. Untuk pendidikan Merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan pendidikan Program Studi Ilmu Keperawatan khususnya di bidang keperawatan komunitas.

BAB II Tinjauan Teori


Tujuan Pembangunan Kesehatan Nasional adalah untuk mencapai hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Dengan demikian pembangunan dibidang kesehatan mempunyai arti penting dalam kehidupan nasional khususnya dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang erat kaitannya dengan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia sebagai salah satu modal dasar pembangunan nasional. Keperawatan komunitas perlu dikembangkan ditatanan pelayanan kesehatan dasar yang melibatkan komunitas secara aktif, sesuai keyakinan keperawatan komunitas. Sedangkan asumsi dasar keperawatan komunitas menurut American Nurses Association (ANA,1980) didasarkan pada asumsi : 1. Sistem pelayanan kesehatan bersifat kompleks 2. Pelayanan kesehatan primer,sekunder dan tersier merupakan komponen sistem pelayanan kesehatan 3. Keperawatan merupakan sub sistem pelayanan kesehatan, dimana hasil pendidikan dan penelitian melandasi praktek

37

4. Fokus utama adalah keperawatan primer sehingga keperawatan komunitas perlu dikembangkan ditatanan kesehatan utama.

Keyakinan keperawatan komunitas yang mendasari praktek keperawatan komunitas adalah : 1. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat diterima semua orang. 2. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan dalam hal ini komunitas. 3. Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan perlu terjalin kerjasama yang baik. 4. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas baik bersifat

mendukung maupun menghambat. 5. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan 6. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang. Berdasar pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut, maka dapat dikembangkan falsafah keperawatan komunitas, sebagai landasan praktek keperawatan komunitas. Dalam falsafah keperawatan komunitas, keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan (bio,psiko, sosial, kultural dan spiritual) terhadap kesehatan komunitas. Dan memberikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu

38

kepada paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 point penting yaitu : manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan. Dalam praktek keperawatan komunitas, ada tiga model pengorganisasian masyarakat yang dapat digunakan yaitu: locality development, social planning dan social action. Locality development menekankan pada peran serta masyarakat dimana masyarakat terliat secara langsung dalam pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Sehingga hal ini dapat menumbuhkan kondisi kemajuan sosial ekonomi masyarakat dengan partisipasi aktif dan penuh percaya diri dalam menyelesaikan masalah- masalah yang dihadapi. Hal ini dijumpai dalam model pengorganisasian social planning maupun social action. Dalam sosial planning perencanaan untuk berubah dibuat oleh para ahli dan menggunakan birokrasi, sedangkan model pengorganisasian sosial action proses perubahan berfokus pada korban atau program yang dibuat oleh pemerintah untuk perubahan yang mendasar. Melihat ketiga model pengorganisasian diatas dan dikaitkan dengan konsep keperawatan komunitas, maka yang paling tepat digunakan dalam praktek keperawatan komunitas adalah model locality development. Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaannya adalah membina hubungan kerjasama dengan masyarakat dan sistem pendukung, membuat kontrak kerjasama, pembentukan kelompok kerja kesehatan, mengidentifikasi data yang perlu dikumpulkan dan membuat alat atau format pengumpulan data dasar dan

39

interpretasi keperawatan.

data

untuk

menentukan

masalah

kesehatan

serta

diagnosa

Pada tahap perencanaan, strategi intervensi keperawatan komunitas mencapai tiga aspek yaitu: proses kelompok, pendidikan kesehatan dan kerjasama. Selanjutnya pada tahap pelaksanaan intervensi yang dilakukan difokuskan pada tiga level pencegahan yaitu: pencegahan primer, pencegahan sekunder dan pencegahan tertier sesuai dengan lingkungan praktek keperawatan komunitas. Evaluasi dilakukan untuk melihat sejauhmana keberhasilan yang dicapai keluarga atau masyarakat dalam jangka waktu yang pendek atau jangka waktu yang panjang, sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Hasil evaluasi dilakukan guna diadakan tindakan koreksi untuk rencana selanjutnya. Tujuan akhir perawatan komunitas adalah kemandirian keluarga yang terkait dengan lima tugas kesehatan keluarga yaitu: mengenal masalah,

mengambil keputusan, merawat anggota keluarga, menciptakan lingkungan yang dapat mendukung upaya peningkatan kesehatan keluarga serta memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pemecahan masalah keperawatan yaitu melalui proses keperawatan Proses keperawatan komunitas dilakukan melalui lima tahap yaitu : 1. PENGKAJIAN Pengkajian yang diperlukan adalah inti komunitas beserta faktor lingkungannya. Elemen pengkajian komunitas menurut Anderson dan

40

MC.Forlane (1958) terdiri dari inti komunitas meliputi: demografi, populasi, nilai-nilai keyakinan dan riwayat individu termasuk riwayat kesehatan. Sedangkan faktor lingkungan adalah: lingkungan fisik, pendidikan, keamanan dan transportasi, politik dan pemerintahan, pelayanan kesehatan dan sosial, komunikasi, ekonomi dan rekreasi. Hal-hal diatas perlu dikaji untuk menetapkan tindakan yang sesuai dan efektif dalam langkah-langkah selanjutnya. 2. ANALISA DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS Data yang terkumpul kemudian dianalisa seberapa besar faktor stressor yang mengancam dan seberapa berat reaksi yang timbul dikomunitas. Selanjutnya dirumuskan masalah atau diagnosa keperawatan. Menurut Mueke (1987) yang terdiri dari : a. Masalah sehat sakit b. Karakteristik populasi c. Karakteristik lingkungan Diagnosa keperawatan yang dirumuskan dapat aktual atau ancaman / resiko. 3. MENENTUKAN MASALAH DAN SKALA PRIORITAS Menetapkan masalah keperawatan kesehatan masyarakat berdasarkan : a. Masalah yang ditetapkan dari data umum b. Masalah yang dianalisa dari hasil kesenjangan pelayanan kesehatan

41

Menetapkan skala prioritas dilakukan untuk menentukan tindakan yang lebih dahulu ditanggulangi karena dianggap dapat mengancam kehidupan

masyarakat secara keseluruhan dengan mempertimbangkan : a. Masalah spesifik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat b. Kebijaksanaan nasional dan wilayah setempat c. Kemampuan dan sumber daya masyarakat d. Keterlibatan, partisipasi dan peran serta masyarakat Kriteria skala prioritas: a. Perhatian masyarakat, yang meliputi: pengetahuan, sikap, keterlibatan emosi masyarakat terhadap masalah kesehatan yang dihadapi dan urgensinya untuk segera ditanggulangi. b. Prevalensi menunjukkan jumlah kasus yang ditemukan pada suatu kurun waktu tertentu c. Besarnya masalah adalah seberapa jauh masalah tersebut dapat

menimbulkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat d. Kemungkinan masalah untuk dapat dikelola dengan mempertimbangkan berbagai alternatif dalam cara-cara pengelolaan masalah yang menyangkut biaya, sumberdaya, sarana yang tersedia dan kesulitan yang mungkin timbul (Nasrul Efendi,1995). 4. PERENCANAAN Prosesnya meliputi :

42

a. Penyusunan menurut masalah atau diagnosa keperawatan komunitas sesuai dengan prioritas ( penapisan ) b. Menetapkan sarana dan tujuan c. Menetapkan strategi intervensi / tindakan ( klien & perawat ) d. Rencana Evaluasi

5. INTERVENSI DAN TINDAKAN KEPERAWATAN Level pencegahan dalam pelaksanaan praktek keperawatan komunitas terdiri dari : a. Pencegahan Primer Pencegahan yang terjadi sebelum sakit atau ketidakberfungsinya dan diaplikasikannya ke dalam populasi sehat padaumumnya dan

perlindungan khusus terhadap penyakit. b. Pencegahan Sekunder Pencegahan sekunder menekankan diagnosa diri dan intervensi yang tepat untuk menghambat proses patologis, sehingga memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan C. Pencegahan Tersier Pencegahan tersier dimulai pada saat cacat atau terjadi ketidakmampuan sambil stabil atau menetap atau tidak dapat diperbaiki lagi. Rehabilitasi sebagai pencegahan primer lebih dari upaya menghambat proses penyakit

43

sendiri. yaitu mengembalikan individu kepada tingkat berfungsi yang optimal dari ketidakmampuannya. 6. EVALUASI Evaluasi terhadap respon komunitas terhadap program kesehatan. Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah masukan (input), pelaksanaan (proses) dan hasil akhir (out put).

Fokus evaluasi adalah : a. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan. b. Perkembangan atau kemajuan proses. c. Efisiensi biaya. d. Efektifitas kerja. e. Dampak: apakah status kesehatan meningkat/ menurun, dalam jangka waktu berapa ?. Perubahan ini dapat diamati seperti gambar dibawah ini :

--------------------------------------------------------------------------------------> Keterangan : : Peran masyarakat

: Peran perawat

44

Pada gambar diatas dapat dijelaskan alih peran untuk memandirikan klien/ masyarakat dalam menanggulangi masalah kesehatan, pada awalnya peran perawat lebih besar daripada klien dan berangsur-angsur peran klien lebih besar daripada perawat.

BAB III PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI DESA DASAN TAPEN KEC. GERUNG LOMBOK BARAT
Tahap Persiapan Kegiatan praktek mahasiswa diawali dengan pertemuan pertama dengan warga dalam rangka saling mengenal dan membina hubungan saling percaya antara mahasiswa dengan tokoh tokoh warga Desa Dasan Tapen, yang dilaksanakan pada tanggal 30 Januari 2012. Pada saat pertemuan pertama selain acara perkenalan juga disampaikan tentang tujuan praktek dari Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram. Pada pertemuan pertama tersebut melalui curah pendapat berhasil di identifikasi masalah-masalah kesehatan yang sering terjadi di masyarakat Desa Dasan Tapen. A. Tahap Pengkajian

45

Wilayah Desa Dasan Tapen dibagi menjadi 4 Dusun dengan jumlah penduduk berdasarkan hasil pengkajian adalah sebagai berikut:

Dusun Dasan Tapen: 3098 jiwa Dusun Proa: 494 jiwa Dusun BTN Pemda Lobar: 548 jiwa Dusun Carik Kauh: 882 jiwa Secara umum gambaran wilayah berdasarkan Winshield Survey

sebagai berikut: Desa Dasan Tapen Batas wilayah sebelah utara Batas wilayah sebelah selatan Batas wilayah sebelah barat Batas wilayah sebelah timur : Omba Baru : Dasan Geres : Desa Induk (Bleke) : Jagaraga Indah

Mayoritas agama yang dianut warga Desa Dasan Tapen adalah Islam. Pelayanan dibidang kesehatan yang ada di Desa Dasan Tapen adalah 1 buah Puskesmas, 2 buah Puskesmas Pembantu, 4 buah Posyandu dan 19 orang kader. Hasil pengolahan data yang berasal dari angket, wawancara dan observasi terlihat pada diagram berikut:

46

DISTRIBUSI KK MENURUT KEPEMILIKAN VENTILASI RUMAH

Berdasarkan grafik diatas, dari 1302 KK di Desa Dasan Tapen, 220 KK dengan kondisi ventilasi kurang (tidak ada ventilasi), 614 KK dengan kondisi ventilasi cukup (ventilasi ada tidak dibuka). DISTRIBUSI KK MENURUT KEPEMILIKAN KMS

Berdasarkan grafik diatas, dari keseluruhan balita yang ada di Desa Dasan Tapen, sebagian besar balita memiliki KMS.

47

DISTRIBUSI BALITA MENURUT STATUS GIZI

Berdasarkan grafik diatas dari seluruh balita yang ada di Desa Dasan Tapen, sebagian besar balita dengan status gizi baik. DISTRIBUSI KK MENURUT KEBERSIHAN RUMAH

Berdasarkan grafik diatas dari 1302 KK, sebanyak 270 KK dengan kondisi kebersihan rumah kurang dan sebanyak 647 KK dengan kondisi kebersihan rumah cukup.

48

DISTRIBUSI KK MENURUT ADA TIDAKNYA JENTIK NYAMUK

Berdasarkan grafik diatas dari 1302 KK di Desa Dasan Tapen, sebanyak 598 ada jentik nyamuk. DISTRIBUSI KK MENURUT TEMPAT KEPEMILIKAN PEMBUANGAN LIMBAH

49

Berdasarkan grafik diatas dari 1302 KK di Desa Dasan Tapen, sebanyak 222 KK tidak memiliki saluran pembuangan dan sebanyak 227 KK memiliki saluran namun terbuka tergenang. DISTRIBUSI KK MENURUT JARAK KANDANG KANDANG DENGAN RUMAH

Berdasarkan diagram diatas dari seluruh KK yang memiliki hewan peliharaan di Desa Dasan Tapen, sebanyak 343 KK yang memiliki jarak kandang dengan rumah < dari 5 meter. DISTRIBUSI KK MENURUT KONDISI KANDANG

50

Berdasarkan diagram diatas, dari seluruh KK yang memiliki hewan peliharaan di Desa Dasan Tapen, sebanyak 298 KK memiliki kandang dengan kondisi kotor dan berbau. DISTRIBUSI KK MENURUT AIR YANG DI KONSUMSI

Berdasarkan diagram di atas dari 1302 KK di Desa Dasan Tapen, sebanyak 437 KK menkonsumsi air yang tidak direbus. DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN JENIS PENYAKIT YG SERING DI DERITA

51

Berdasarkan diagram diatas dari 5022 jiwa yang ada di Desa Dasan Tapen, penyakit yang paling mendominasi adalah penyakit infeksi yaitu penyakit kulit sebanyak 276 jiwa dan influenza sebanyak 240 jiwa. Analisa Data Tabel 1.1. Analisa data hasil pengkajian di Desa Dasan Tapen tahun 2012
N o 1 DATA a. Kesehatan lingkungan atau tempat tinggal: Jumlah KK yang memiliki ventilasi rumah yang kurang yaitu sebanyak 162 Jumlah KK yang memiliki ventilasi rumah yang cukup yaitu 452 Jumlah KK yang tidak memiliki saluran pembuangan yaitu 72 Jumlah KK yang kebersihan rumahnya kurang yaitu 135 (16.2%) Jumlah KK yang memiliki kandang dengan jarak ,5 meter yaitu 97 ETIOLOGI a. kurangnya informasi tentang pengolahan sampah, kesehatan lingkungan, rumah sehat b. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang lingkung MASALAH Perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan nilai kesehatan

52

Jumlah KK yang memiliki kandang dengan kriteria yang kurang dari 5 meter yaitu 282 Jumlah KK yg memiliki kandang kotor dan berbau yaitu 250 Jumlah KK yg membuang sampah di kebun 313 Jumlah KK yg membuang sampah di sungai 131 Jumlah KK yg mengkonsumsi air yang tidak di rebus 438 Berdasarkan hasil wawancara oleh mahasiswa: a. Hampir 93(11.4%) warga di Dusun Dasan Tapen membuang sampah di sungai b. Dari kejadian penyakit kronis didapatkan dari Dusun Dasan Tapen : penyakit kulit 186, Ispa 72, Bronchitis 46, influinza 49 c. Pencahayaan, kebersihan dan ventilasi sebagian besar cukup baik namun ventilasi rumah tidak pernah dibuka/kurang 389 (46,8%) di Dusun Dasan Tapen. Dari hasil wawancara sesuai dengan sample lansia, maka di dapatkan: a. sebagian besar lansia mengalami masalah kesehatan yaitu: tekanan darah tinggi52, DM 22, asma 19. b. Hasil wawancara

a. Kurangnya informasi tentang pengolahan sampah b. Kebiasaan masyarakat yang kurang sehat/ kurang mendukung kebersihan lingkungan. c. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap dampak yang bisa timbul akibat lingkungan yang kurang sehat.

Resiko terjadinya penularan penyakit (kulit, ,influenza, chikungunya) di masyarakat Dusun Dasan Tapen

kurangnya motivasi dan dukungan darikeluarga dan masyarakat terhadap program kesehatan lansia

Resiko bertambah cepatnya penurunan kesehatan pada lansia di Dusun Dasan Tapen.

53

dengan lansia terlihat anggota keluarga belum mampu merawat lansia secara optimal dan tidak melakukan Check up secara teratur dan hanya memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan saat sakit saja. c. Pola makan dengan tinggi konsumsi garam 26 jiwa Dari hasil wawancara, maka di dapatkan data : a. Jumlah Bumil yang berkunjung rutin ke posyandu sebanyak 54 b. Jumlah balita yang berkunjung ke posyandu sebanyak 251 c. Jumlah balita dengan status gizi baik sebanyak 261

Potensial peningkatan Informasi status kesehatan ibu kesehatan tentang bumil dan balita yang hamil dan balita cukup. Tinggi kesehatan ibu terhadap kesehatan balita yang di tunjang dengan keaktifan kader petugas kesehatan

Diagnosa Keperawatan 1. Perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan nilai kesehatan di Dusun Dasan Tapen berhubungan dengan kurangnya informasi tentang pengolahan sampah, kurangnya informasi tentang kesehatan lingkungan, kurangnya kesadarn masyarakat tentang lingkung dan kurangnya pengetahuan dan informasi masyarakat tentang rumah sehat. 2. Resiko terjadinya penularan penyakit di Dusun Dasan Tapen berhubungan dengan kurangnya informasi tentang pengolahan sampah, kurangnya informasi tentang kesehatan lingkungan, kurangnya kesadaran masyarakat tentang lingkung dan kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap dampak yang bisa timbul akibat lingkungan yang kurang sehat.

54

3. Resiko bertambah cepatnya penurunan kesehatan pada lansia di Dusun Dasan Tapen berhubungan dengan kurangnya motivasi dan dukungan dari keluarga serta masyarakat terhadap program kesehatan lansia. 4. Potensial peningkatan status kesehatan ibu hamil dan balita berhubungan dengan Informasi kesehatan tentang bumil dan balita yang cukup, tingginya kesadaran ibu terhadap kesehatan balita yang di tunjang dengan keaktifan kader petugas kesehatan Kriteria Skala Prioritas dan Perencanaan Tabel 1.2 Penilaian Diagnosa Keperawatan Komunitas Di Dusun Dasan Tapen Tahun 2012
NO . DX 1 2 3 4 PERHATIAN MASYARAKAT 4 3 2 4 POIN PREVALENSI 3 3 3 TINGKAT BAHAYA 3 3 3 KEMUNGKINA N UNTUK DIKELOLA 2 2 2 4 NILAI TOTAL 12 11 10 8

Keterangan : 4 = Sangat Tinggi 3 = Tinggi 2 = Sedang 1 = Rendah Berdasarkan Tabel 1.2 Diagnosa No. 1 mempunyai skor paling tinggi sehingga menjadi prioritas utama dalam prencanaan asuhan keperawatan asuhan keperawatan komunitas .

55
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN No 1 Dx Dx1 Tujuan Tujuan Jangka panjang: masyarakat dusun dasan tapen mampu menciptakan kondisi lingkungan yang nyaman dan sehat Intervensi 1. Lakukan penyuluhan tentang cara pengolahan sampah dengan benar 2. Kerja bakti untuk membersihkan sampah yang bermasalah 3. Kerja bakti untuk membersihkan selokan yang bermasalah Rasional 1. Tercapainya perubahan prilaku masyarakat dalam mengelola sampah yang benar. 2. Menciptakan lingkungan yang sehat serta memberi contoh nyata tentang pengelolaan sampah 3. Menciptakan lingkungan yang sehat serta memberi contoh nyata tentang pengelolaan sampah.

Tujuan jangka pendek masyarakat di dasan tapen mampu: 1. Mengetahui akibat dari pembuangan limbah dan sampah disembarangan tempat 2. Meningkatkan kesadaran untuk mengelola limbah dan sampah dengan benar. 3. Merencanakan pembuangan limbah secara benar. Kriteria hasil: 1. Masyarakat dapat menyebutkan kembali dengan benar akibat dari pembuangan limbah yang salah 2. Masyarakat menyatakan kesediaannya untuk mengelola sampah dan limbah secara benar 3. Adanya perencanaan dari warga untuk membersihkan lingkungan di desanya. 2 Dx 2 Tujuan jangka panjang : masyarakat mengeti pentingnya menerapkan pola hidup sehat dan terbebas dari penyebaran penyakit menular.

1. Berik an penyuluhan tentang bahaya penyakit menular. 2. Berik an penyuluhan tentang pola hidup sehat.

1. Tercapainya perubahan prilaku masyarakat dalam mencegah penyebaran penyakit infeksi. 2. Tercapainya perubahan prilaku masyarakat dalam menerapkan pola hidup sehat.

Tujuan jangka pendek masyarakat di dusun dasan tapen mampu : 1. memelihara kesehatan individu dan keluarga 2. tidak terjadi penyebaran penyakit menular.

56
Kriteria hasil: 1. Masyarakat dapat menerapkan pola hidup sehat. 2. Masyarakat dapat terbebas dari penyakit menular. 3 Dx3 Setelah dilakukan tindakan keperawatan masyarakat mampu: a. Mengenal tindakan yang dapat meningkatkan kesehatan pada lansia. b. Lansia termotivasi untuk melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesehatan lansia Kriteria hasil: 1. Sebagian besar lanjut usia hadir dalam pemeriksaan kesehatan yang diadakan di dusun Dasan Tapen. 2. Keluarga dapat termotivasi dalam merawat lansia. 4 Dx.4 Setelah dilakukan tindakan keperawatan masyarakat mampu: a. Mempertahankan kondisi sehat balita dan ibu hamil b. Meningkatkan status gizi balita c. Meningkatkan status gizi ibu hamil Kriteria hasil: Sebagian besar bumil dan balita hadir dalam pemeriksaan kesehatan yang diadakan di dusun Dasan Tapen. 1. Beri penyuluhan tentang kesehatan bumil dan balita 2. Beri penyuluhan tentang diit dan statu gizi pada bumil dan balita Tercapainya peningkatan prilaku masyarakat dalam perawatan bumil dan balita. Mempertahankan dan meningkatkan status kesehatan bumil dan balita. 1. Beri penyuluhan tentang kesehatan pada lansia. 2. Melakukan pemeriksaan fisik pada lansia 3. Motivasi masyarakat khususnya keluarga dengan anggota keluarga lansia untuk memberikan perawatan maksimal pada lansia. 1. Tercapainya perubahan prilaku masyarakat dalam perawatan lansia. 2. Mengetahui keadaan umum lansia. 3. Menjaga kesehatan lansia.

57 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa secara umum pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan yang dilaksanakan di Desa Dasan Tapen Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat oleh Mahasiswa Profesi Ners STIKES YARSI Mataram gerbong keperawatan komunitas dan keluara dapat terlaksana sesuai dengan tujuan yaitu mampu menerapkan asuhan keperawatan komunitas secara profesional dengan melibatkan peran serta masyarakat maka kami dapat memberikan kesimpulan berikut : 1. Pengkajian

Berdasarkan data geografi di dapatkan batas-batas wilayah Desa Dasan Tapen Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat. Berdasarkan hasil pengkajian, masalah kesehatan yang dijumpai di Desa Dasan Tapen adalah kurangnya pengetahuan/pemahaman masyarakat tentang kesehatan lingkungan dan pengolahan sampah, kurang pengetahuan tentang perilaku hidup sehat dan bersih serta kurangnya pemahaman cara pencegahan dan perawatan penyakit.

2.

Perencanaan Berdasarkan rumusan masalah yang dijumpai kami telah menyusun rencana keperawatan pemecahan masalah dalam bentuk POA.

3.

Pelaksanaan Seluruh rencana telah dilaksanakan sesuai dengan POA dan masyarakat cukup antusias serta aktif dalam semua kegiatan tersebut, namun dalam pelaksanaan kegiatannya belum berjalan sesuai dengan yang direncanakan, hal ini dikarenakan kesibukan masyarakat sehari-hari sehingga pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan jadwal yang telah di tentukan.

4.

Evaluasi Berdasarkan diagnosa yang telah dirumuskan dan disepakati oleh masyarakat, semua telah dilaksanakan sesuai POA, dimana dalam pelaksanaannya masyarakat Desa Dasan Tapen telah menunjukkan adanya perubahan sikap dalam

58 memanfaatkan fasilitas kesehatan, terbukti dengan kehadirannya dalam acara dan kegiatan yang kami adakan. B. SARAN - SARAN Berdasarkan kesimpulan diatas kami memberikan saran-saran kepada : 1. DIKES Lombok Barat dan Puskesmas Puskesmas dan Dinas kesehatan hendaknya selalu memantau kesehatan masyarakat lebih jauh dan teliti melalui kader-kader yang ada di dusun dan desa dan menjalankan program-program Puskesmas secara rutin diwilayah kerjanya 2. DESA Kepada Kepala Desa Dasan Tapen mohon untuk menjelaskan keadaan lingkungannya kepada seluruh masyarakat dan mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh masyarakat dan penduduk Desa Dasan Tapen tentang hal yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan. 3. LEMBAGA PENDIDIKAN Diharapkan kepada pembimbing akademik agar selalu menyamakan persepsinya didalam membimbing sehingga tidak terjadi kerancuan dan kesalah pahaman pada waktu melaksanakan asuhan keperawatan komunitas. C.
No. 1. 2. 3. 4.

HASIL KESEPAKATAN DENGAN WARGA DESA a. Gotong Royong membersihkan lingkungan sebagai berikut:
Lokasi Dusun Carik Kauh Dusun Proa Dusun Dasan Tapen BTN PEMDA Hari/Tanggal Rabu, 8 Pebruari 2012 Jumat, 10 Pebruari 2012 Minggu, 12 Pebruari 2012 Minggu, 12 Pebruari 2012 Waktu 15.00 Wita 08.00 Wita 16.00 Wita 07.00 Wita Ket.

b. Pemutaran film promosi kesehatan dari DIKES Lombok Barat pada hari Jumat 17 Pebruari 2012.

59 DAFTAR PUSTAKA

Nasrul Effendy. 1998. Dasar dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Edisi 2. Jakarata. EGC Pusdiknakes, Dep Kes RI (1992). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta. Dep Kes RI (1993). Pedoman Kerja Puskesmas Jilid I dan II. Jakarta. Pusdiknakes, Depkes RI (1991). Perawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta. Kanwil Kesehatan Propinsi NTB (1993). Dikes Dati I Prop NTB. Lembar Balik Perawatan.

Anda mungkin juga menyukai