Arab gagal dalam menjalankan fungsinya menciptakan perdamaian di kawasan Timur Tengah. "Apa gunanya Liga Arab kalau tidak bisa menciptakan perdamaian untuk negara-negara di wilayah Arab. Liga Arab sudah gagal menjalankan fungsinya," tegas Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj di Jakarta, Senin (19/11). Said Aqil mengemukakan itu sebagai bentuk kekecewaanya pada negara-negara Arab yang tidak berdaya melihat aksi militer Israel di Gaza, Palestina. Operasi militer Israel di Gaza sendiri sudah berlangsung enam hari dan menewaskan 90 warga sipil. "Serangan Israel lebih banyak menimpa masyarakat sipil, bahkan dekat rumah sakit yang dibangun Indonesia di Gaza. Semoga relawan-relawan kita di sana diberikan kekuatan dan keselamatan," ujar Said Aqil. Untuk bisa meredam konflik antara Israel dan Palestina, NU mendesak Liga Arab menunjukkan peran nyata dalam menciptakan perdamaian, "Jangan terus-terusan dikendalikan kekuatan negara lain." Sementara kepada pemerintah Indonesia, sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, NU mengharapkan adanya peran yang lebih aktif untuk mendorong terciptanya perdamaian antara Israel dan Palestina. "Pak SBY (Presiden Susilo Bambang Yudhoyono) harus bisa mengisi kekosongan pimpinan negaranegara Islam, yang selama ini belum bisa merealisasikan perdamaian antara Israel dan Palestina. Semoga Pak SBY diberikan kekuatan untuk tugas itu," harap Said Aqil.
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas mengatakan satu-satunya kesempatan untuk mencapai perdamaian di Palestina, adalah, meningkatkan status keanggotaan Palestina menjadi negara anggota, di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). "Pihak Palestina siap untuk kembali ke meja perundingan secepat mungkin untuk mendapatkan keanggotaan negara Palestina," ujar Abbas seperti dilansir oleh Xinhua, Minggu (25/11/2012). "Ini mungkin kesempatan terakhir untuk membuat perdamaian di Timur Tengah," lanjutnya. Meskipun keinginan Palestina itu ditentang oleh Amerika Serikat (AS), namun Abbas meyakini tidak ada yang bisa menghambat negaranya mendapatkan keanggotaan lengkap di PBB. "Tidak ada yang mencegah kita dari mendapatkan keanggotaan lengkap di PBB," tuturnya, dan berjanji akan memasukan permohonan Palestina ke PBB pada 29 November mendatang. Selain itu Abbas berharap bahwa Presiden AS, Barack Obama akan memenuhi janjinya yang dibuat pada tahun 2009 mengenai solusi dua-negara dan penentangannya terhadap pembangunan permukiman di tanah Palestina. Pembicaraan perdamaian antara Israel dan Palestina berhenti pada tahun 2010, lantaran sengketa pembangunan permukiman Yahudi di wilayah Tepi Barat, di tanah Palestina
REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK --- Palestina kembali mengadukan nasibnya ke Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikta (AS). Palestina di forum internasional tebesar itu melayangkan surat protes, mendesak Israel agar menghentikan pembangunan pemukiman Yahudi di tanah pendudukan. Turkish Weekly mengatakan surat tersebut dikirim saat Rabu (5/12), dan ditujukan kepada Sekretaris Jenderal Ban Ki-moon, Majelis Umum, dan anggota-anggota Dewan Keamanan PBB.
Surat itu mengatakan kedegilan Israel melanjutkan pemukiman di Jerussalem Timur akan memicu konflik baru dalam persoalan dua negara. Pembangunan tiga ribu unit perumahan Yahudi di wilayah berkode E-1 (versi Israel) tersebut bukan saja akan merusak perjanjian damai antara Palestina dan Israel, namun akan membuat perdamaian di kawasan Timur Tengah terancam. ''Tindakan ilegal Israel harus terlebih dahulu dihentikan agar perdamaian dapat dilanjutkan,'' tulis surat tersebut, seperti dilansir Turkish Weekly, kamis (6/12). Duta Besar Palestina di PBB, Saeb Erekat mengatakan tindakan ilegal Israel semakin memperjelas adanya penjajahan di Palestina. Menurut dia, pascameningkatnya status Palestina di internasional membuat tindakan Negara Yahudi tersebut sebagai kejahatan perang. Erekat menegaskan Israel agar memenuhi tanggung jawab untuk memenuhi isi resolusi PBB yang telah mengakui palestina sebagai negara. Walau berstatus nonanggota di PBB kata dia tidak menutup kemungkinan negaranya akan mengajukan gugatan kejahatan perang ke Mahkamah Internasional di Deen Hag, Belanda. Pascapengakuan PBB terhadap Palestina pekan lalu, Israel mengejar waktu menyelesaikan pemukiman bagi 40 ribu warga Yahudi di wilayah yang bukan milikinya, tepatnya di sebagian Tepi Barat. Lokasi perumahan tersebut adalah proyek lama untuk memperluas pemukiman serupa di Jerussalem Timur. Menurut Kantor Berita ABNA, Koran mingguan Palestina 'Al Manar' menurunkan berita terbentuknya sebuah komite yang terdiri atas 3 negara, Turki, Israel dan Arab Saudi. Ketiga negara tersebut bertekad semakin memperat hubungan kerja sama dan berusaha menjamin terwujudnya perdamaian dan keamanan di Timur Tengah. Menurut Al Manar, AS dan Inggris berperan besar atas terbentuknya komite 3 negara tersebut. Ketiga negara tersebut juga menghendaki terjadinya perubahan situasi politik di Suriah dengan memberikan dukungan politik dan bantuan persenjataan kepada kelompok oposisi guna menjatuhkn Bashar Assad. Disebutkan pula oleh Al Manar, ketiga negara tersebut berupaya untuk mencari solusi penyelesaian konflik Israel-Palestina sehingga dimasa yang akan datang, kedua negara yang sering konflik tersebut bisa hidup berdampingan dengan damai. Sebuah sumber di London menyebutkan diplomat Inggris sangat mendukung terbentuknya komite 3 negara tersebut, dan menurutnya tekanan Ankara dan Riyadh terhadap Suriah akan mempercepat proses penyelesaian konflik yang semakin memanas di Timur Tengah. Al Manar turut menyebutkan, dalam pandangan Turki, Israel dan Arab Saudi, Suriah adalah dalang dibalik konflik yang tak berujung di daerah kawasan. Tanpa kejatuhan Bashar Assad maka proses jalannya perdamaian Israel-Palestina bagi ketiganya adalah sesuatu yang mustahil dilakukan. Ketiga negara tersebut menegaskan, lengsernya Bashar Assad adalah harga mati.