Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH Vitamin dan Mineral

SGD 5 : I Dw. A. A. Inten Darmayanti I Putu Yoga Apriadi Putu Pande Eka Suputri Ida Ayu Made Vera Susiladewi Ni Luh Putu Yuliastini I Made Eris Setiawan Ni Luh Made Dwi Padma Sari Ida Ayu Sri Utamawati Putu Citta Wicakyani Ni Luh Nym. Widya Mahayanti (1102105007) (1102105014) (1102105016) (1102105017) (1102105021) (1102105024) (1102105026) (1102105043) (1102105049) (1102105050)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2012

VITAMIN
Vitamin adalah semua nutrisi organik dengan berbagai fungsi metabolik yang esensial. Nutrien ini diperlukan dengan jumlah yang kecil dalam makanan karena tidak disintesis oleh tubuh. Pada dasarnya vitamin dibedakan menjadi dua, yaitu vitamin larut air dan vitamin larut lemak. Vitamin larut lemak memiliki sifat yang sama seperti sifat molekul apolar hidrofobik dan sifat derivat isoprena. Semua vitamin larut lemak memerlukan absorpsi lemak yang normal agar terjadi penyerapan yang efisien dan jika mekanisme ini terganggu, gejala defisiensi cenderung terganggu. Keadaan tidak adanya vitamin atau defisiensi relatif vitamin dalam diet sering menimbulkan berbagai keadaan defisiensi dan penyakit yang khas. A. Vitamin Larut-Air Di luar vitamin C, semua vitamin larut air merupakan anggota vitamin B kompleks dan bertindak sebagai kofaktor enzim. Vitamin B yang esensial bagi manusia adalah tiamin (vitamin B1), riboflavin (Vitamin B2), niasin (vitamin B3), asam pantotenat (vitamin B5), vitamin B6 (piridoksin, piridoksal, piridoksamin), biotin, vitamin B12 (kobalamin) dan asam folat (asam pteroilglutamat). Karena kelarutannya dalam air, kelebihan vitamin ini akan diekskresikan ke dalam urin dan dengan demikian jarang tertimbun dalam konsentrasi yang toksik. Dengan alasan yang sama, penyimpanan vitamin B kompleks bersifat terbatas (kecuali kobalamin) dan sebagai akibatnya, vitamin B kompleks harus dikonsumsi secara teratur. Defisiensi sebuah vitamin tunggal dari kelompok B kompleks jarang terjadi, diet yang paling jelek sering disertai dengan keadaan defisiensi yang multipel. Walaupun begitu, sindrom yang nyata merupakan ciri khas dari defisiensi vitamin yang spesifik. Diantara vitamin yang larut air, dikenali beberapa keadaan defisiensi seperti penyakit beri-beri (defisiensi tiamin), keilosis, glositis, sebore dan fotofobia (defisiensi riboflavin), pelagra (defisiensi niasin), neuritis perifer (defisiensi piridoksin), anemia megaloblastik, asiduria metilmalonat serta anemia pernisiosa (defisiensi kobalamin), anemia megaloblastik (defisiensi asam folat) dan penyakit skorbut/skurvi (defisiensi asam askorbat). Defisiensi vitamin dapaat dihindari dengan mengkonsumsi berbagai jenis makanan dalam jumlah yang memadai. Berikut adalah vitamin-vitamin yang larut dalam air : a. TIAMIN

tiamin tersusun dari pirimidin

tersubstitusi yang dihubungkan

oleh

jembatan metilen dengan tiazol tersubstitusi.

Tiamin yang aktof adalah tiamin difosfat. Tiamin difosfotransferase yang tergantung pada ATP dan terdapat dalam otak serta hati bertanggungjawab atas konversi tiamin menjadi bentuk aktifnya, yaitu tiamin difosfat (pirofosfat). Tiamin merupakan koenzim dalam reaksi enzimatik dimana unit aldehid yang dipindahkan. Ada dua tipe reaksi enzimatik, yaitu : (1) dekarboksilasi oksidatif asam -keto dan (2)reaksi transketolase. Dalam setiap keadaan, tiamin difosfat akan menghasilkan sebuah karbon reaktif pada tiazol yang membentuk karbanion yang kemudian ditambahkan dengan bebas kepada gugus karbonil. Senyawa tambahan dikenal tersebut kemudian mengalami piruvat dekarboksilasi dengan membebaska CO2. Reaksi ini terjadi dalam sebuah kompleks multienzim yang sebagai kompleks dehidrogenase. Kekurangan vtiamin menyebabkan beri-beri dan sindrom defisiensi yang berhubungan. Penyakit beri-beri disebabkan oleh diet kaya-karbohidrat rendah-tiamin. Gejala dininya berupa neuropati perifer, keluhan mudah lelah serta anoreksia yang kemudian berlanjut dengan terjadinya edema dan degenerasi kardiovaskuler, neurologis serta muskuler. Ensefalopati Wernicke berhubungan dengan defisiensi tiamin, keadaan ini sering ditemukan diantara para peminum minuman keras (alkoholik) kronis yang hanya mengkonsumsi sedikit makanan lainnya. Aktifitas transketolase eritrosit digunakan sebagai alat pengukur defisiensi tiamin sebagaimana halnya konsentrasi tiamin dalam darah dan ekskresi tiamin ke dalam urin. b. RIBOFLAVIN Riboflavin terdiri atas sebuah cincin isoaloksazin heterosiklik yang melekat pada gula alkohol, ribitol. Riboflavin aktif berupa flavin mononukleotida (FMN) atau flavin adenin dinukleotida (FAD). FMN terbentuk oleh reaksi fosforelasi riboflavin yang tergantung pada ATP, sementara FAD disintesis

oleh reaksi selanjutnya dengan ATP dimana moeitas AMP pada ATP dipindahkan kepada AMN.

FMN

dan

FAD

bertindak yang

sebagai

gugus

prostetik

pada

enzim

oksidoreduktase

dikenal

sebagai

flavoprotein.

Flavoprotein

merupakan enzim yang memerluka kofaktor. Gugus prostetik biasanya terikat tetapi tidak secara kovalen pada apoproteinnya. Enzzim flavoprotein tersebar luas dan diwakili oleh beberapa enzim oksidoreduktase yang penting dalam metabolisme mamalia yang akan terganggu bila terjadi defisiensi riboflavin. Dalam peranannya sebagai koenzim, flavoprotein akan mengalami reduksi reversibel cincin isoaloksazin untuk menghasilkan bentuk tereduksi FMNH2 dan FADH2. Kekurangan riboflavin menyebabkan sindrom defisiensi nonfatal yang umum. Defisiensi riboflavin akan menimbulkan berbagai gejala, seperti stomatitis angularis, keilosis, glositis, sebore dan fotofobia. Riboflavin disintesis dalam tanaman dan mikroorganisme, namun tidak dibuat dalam tubuh mamalia.

c. NIASIN Niasin merupakan nama generik untuk asam nikotinat dan nikotinamida yang berfungsi sebagai sumber vitamin tersebut dalam makanan. Asam nikotinat merupakan derivat asam monokarboksilat.

Nikotinat merupakan bentuk niasin yang diperlukan bagi sintesis NAD+ dan NADP+ oleh enzim yang terdapat pada sitosol sebagian besar sel. Karena itu, setiap nikotinamida dalam makanan pertama-tama mengalami deamidasi menjadi nikotinat. Dalam sitosol, nikoninat diubah menjadi asam desamido-NAD+ melalui reaksi yang mula-mula terjadi dengan 5fosforibosil 1-pirofosfat (PRPP) dan kemudian melalui adenilasi dengan ATP. Gugus amido pada glutamin akan turut membentuk koenzim NAD+. Koenzim ini bisa mengalami fosforilasi lebih lanjut hingga membentuk NADP+. NAD+ dan NADP+ merupakan koenzim bagi banyak enzim oksidoreduktase. Umumnya enzim dehidrogenase yang terikat dengan NAD mengkatalisasi reaksi oksidoreduksi dalam lintasan oksidatif, sedangkan enzim oksidoreduktase atau dehidrogenase yang terikat dengan NADP kerapkali ditemukan dalam lintasan yang berhubungan dengan sintesis reduktif. Kekurangan niasin menyebabkan sindrom defisiensi pelagra. Gejalanya mencakup penurunan berat badan, berbagai gangguan pencernaan, dermatitis, depresi dan demensia. Penilaian terhadap kandungan niasin dalam suatu makanan harus mempertimbangkan kenyataan bahwa asam amino esensial triptofan dapat diubah menjadi NAD+. Setiap 60mg triptofan dapat menghasilkan 1mg ekuivalen niasin. Untuk terjadi defisiensi niasin makanan harus mengandung kurang niasin dan triptofan. Keadaan lain yang menimbulkan gejala pelagra adalah penggunaan beberapa obat seperti isoniazid, sindrom karsinoid malignant dimana metabolisme triptofan dialihkan menjadi serotonin, dan penyakit Hartnup dengan gangguan absorpsi triptofan. Asam nikotinat (bukan

nikotinamida)sudah digunakan dalam terapi untuk menurunkan kadar kolesterol plasma.

d. ASAM PANTOTENAT Asam pentotenat dibentuk melalui penggabungan asam pantoat dengan alanin.

Asam pentotenat aktif adalah koenzim A (CoA) dan protein pembawa asli (ACP). Asam ini dapat diabsorpsi dengan mudah dalam intestinum dan selanjutnya mengalami fosfolirasi oleh ATP hingga terbentuk senyawa 4fosfopantotenat. Penambahan sistein dan pengeluaran gugus karboksilnya mengakibatkan penambahan netto tioetanolamina yang menbghasilkan 4fosfopantetein, yakni gugus prostetik pada CoA dan protein pembawa asil (ACP). Seperti halnya koenzim aktif pada banyak vitamin larut air, CoA mengandung nukleotida adenin. Dengan demikian, 4-fosfopantetein akan mengalami adenilasi oleh ATP hingga terbentuk defosfo-CoA. Fosfolirasi akhir terjadi pada ATP dengan menambahkan gugus fosfat pada gugus 3hidroksil dalam moietas ribosa untuk menghasilkan CoA.

Gugus tiol bekerja sebagai pembawa radikal asil dalam CoA maupun ACP. Peristiwa ini terjadi pada siklus asam sitrat, sintesis asam lemak serta oksidasi, reaksi asetilasi, dan sintesis kolesterol. ACP turut serta dalam sejumlah reaksi yang berhubungan dengan sintesis asam lemak. Struktur CoA bebas lazimnya disebut CoA-SH, dimana gugus SH yang bersifat reaktif pada koenzim tersebut dituliskan dalam simbol.

Defisiensi asam pantotenat merupakan kejadian yang langka. Hal ini karena asam pantotenat tersebar luas dalam berbagai makanan, khususnya dengan jumlah yang berlimpah dalam jaringan hewan, sereal utuh dan kacang-kacangan.

e. VITAMIN B6
Terdiri atas tiga derivat piridin yang berhubungan yaitu piridoksin, piridoksal, serta pirioksamin dan derivat fofat yang bersesuaian. Piridoksin, piridoksal fosfat dan piridoksamin fosfat memiliki aktifitas vitamin yang sama karena dapat melakukan interkonversi satu sama lain.

Vitamin B6 aktif adalah piridoksal fosfat. Semua bentuk vitamin B6 diabsorpsi dalam intestinum, tetapi hidrolisis tertentu senyawa ester fosfat terjadi selama proses pencernaan. Piridoksal fosfat merupakan bentuk

vitamin B6 yang diangkut dalam plasma.

Sebagian besar jaringan

mengandung enzim piridoksal kinase yang dapat mengkatalisasi reaksi fosfolirasi oleh ATP terhadap bentuk vitamin yang belum terfosforilasi menjadi masing-masing derivat ester fosfatnya. Sementara piridoksial fosfat merupakan bentuk koenzim utama yang mengungkapkan aktivitas vitamin B6.

Piridoksal

fosfat

merupakan

koenzim

pada

beberapa

enzim

dalam

metabolisme asam amino. Dengan memasuki kombinasi basa Sciff di antara gugus aldehidnya dan gugus amino pada asam -amino, piridoksal fosfat dapat mempercepat perubahan pada tiga ikatan -amino karbon yang tersisa untuk memungkinkan masing-masing reaksi transaminasi, dekarboksilasi atau aktivasi treonin aldolase. Piridoksal fosfat juga berfungsi dalam glikogenolisis. Koenzim tersebut merupakan bagian integral dalam mekanisme kerja fosforilase. Koenzim tersebut membentuk basa Sciff inisial dengan gugus -amino pada residu enzim fosforilase, yang walaupun begitu tetap utuh selama terjadinya fosforolisis ikatan glikosidik 1 4, sehingga terbentuk glukosa 1-fosfat. Defisiensi vitamin B6 jarang terjadi, dan setiap defisiensi yang terjadi biasanya berupa defisiensi umum vitamin B kompleks. Defisiensi dapat terjadi selama laktasi, pada alkoholik dan selama terapi isoniazid. f. BIOTIN Biotin merupakan koenzim pada enzim karboksilase. Biotin Merupakan derivat imidazol yang tersebar luas dalam berbagai makanan alami. berfungsi sebagai komponen dalam sejumlah enzim multisubunit spesifik yang mengkatalisasi reaksi karboksilase. Setiap unit merupakan kompleks multi-enzim yang mengandung tiga komponen pada satu rantai polipeptidan dan terdiri atas protein pembawa biotin, biotin karboksilase serta transkarboksilase.ion karboksilat terikat dengan N1 biotin yang menghasilkan suatu zat-antara yang aktif, yaitu karboksibiotin yang terikat pada protein pembawa biotin. Tahap ini memerlukan HCO3, ATP,

Mg2+ dan asetil-CoA. Gugus karboksil yang aktif kemudian dipindahkan kepada substrat reaksi. Konsumsi telur mentah dapat menyebabkan defisiensi biotin. Putih telur mengandung suatu protein yang labil terhadap panas, yakni avidin. Protein ini akan terikat kuat dengan biotin sehingga mencegah penyerapannya dan menyebabkan defisiensi. Gejalanya adalah epresi, halusinasi, nyeri otot dan dermatitis.

g. VITAMIN B12 (KOBALAMIN)


Kobalamin mempunyai struktur cincin yang kompleks dan serupa dengan cincin porifirin, dimana pada cincin ini ditambahkan ion kobalt di bagian tengahnya.

Kobalamin disintesis secara eksklusif oleh mikroorganisme. Kobalamin ditemukan di dalam hati binatang dimana kobalamin ditemukan dalam bentuk metilkobalamin, adenosikobalamin dan hidroksikobalamin. Absorpsi intestinal kobalamin terjadi dengan pengantaraan tempat reseptor dalam ileum yang memerlukan pengikatan kobalamin oleh suatu glikoprotein yang sangat spesifik yaitu faktor intrinsik yang disekresikan oleh sel terikat ddengan protein plasma (transkobalamin). Transkobalamin II diperlukan bagi pengangkutan ke jaringan. Unsur ini disimpan di dalam hati yangt terikat dengan transkobalamin I. Koenzim konversi merupakan Defisiensi kobalamin yang aktif menjadi koversi adalah metilkobalamin dan deoksiadenokobalamin. Deoksiadenokobalamin merupakan koenzim bagi metilmalonil-CoA koenzim kobalamin dalam suksinil-CoA. gabungan Metilkobalamin homosisteinmenjadi Defisiensi

metionin dan metil tetrahidrofolat menjadi tetrahidrofolat. menyebabkan anemia megaloblastik. kobalamin akan mengganggu reaksi metionin sintase. Anemia terjadi akibat terganggunya sintesis DNA ysng menghalangi pembelahan sel dan pembentukan nukleus pada eritrosit dengan penumpukan megaloblast dalam sumsum tulang.

h. ASAM FOLAT (FOLASIN)


Terdiri atas basa pteridin yang terikat dengan satu molekul masing-masing asam P-aminobenzoat (PABA) dan asam glutamat.

Folat yang aktif adalah tetrahidrofolat (H4folat). Derivat folat dalam makanan dipecah oleh enzim usus yang spesifik menjadi monoglutamil folat agar bisa diabsorpsi. Sebagian besar derivat folat ini direduksi menjadi tetrahidrofolatreduktase, yang menggunakan NADPH sebagai donor ekuivalen pereduksi. Senyawa tetrahidrofolat poli-glutamat mungkin merupakan koenzim fungsional dalam jaringan.

H4folat merupakan pembawa unit satu-karbon yang aktif. Unit satu-karbon yang dibawa oleh H4folat menggambarkan suatu rangkaian dalam berbagai oksidasi, yaitu metil, metilen, metenil, formil dan formimino. Semua ini bisa dikonversikan satu sama lain secara metabolik.

Defisiensi asam folat menyebabkan anemia megaloblastik. N5, N10 MetilenH4folat menyediakan gugus metil dalam pembentukan timilidat, yaitu suatu prekursor yang diperlukan untuk sintesis DNA. Bersamaan dengan reduksi metilen menjadi gugus metil, terdapat oksidasi H4folat menjadi dihidrofolat yang diubah lagi menjadi H4folat bagi penggunaan selanjutnya. Karena itu, sel yang mensintesis timilidat (bagi DNA) terutama rentan terhadap zat inhibitor enzim folat reduktase, seperti metroteksat. i. ASAM ASKORBAT (VITAMIN C) Struktur asam askorbat sangat mirip dengan glukosa pada sebagian besar mamalia. Asam askorbat berasal dari glukosa dari siklus asam uronat. Namun demikian, pada primata, tidak adanya enzim L-gulonolakton oksidase akan menghalangi sintesis ini.

Vitamin C yang aktif adalah asam askorbat sendiri yang merupakan donor ekuivalen pereduksi. Ketika berfungsi menjadi donor ekuivalen pereduksi, asam askorbat direduksi menjadi asam dehidroaskorbat yang dapat bertindak sebagai sumber vitamin tersebut. Asam askorbat merupakan pereduksi dengan potensial hidrogen sebesar +0,08 V, sehingga mampu untuk mereduksi senyawa seperti oksigen molekular, nitrat, dan sitokrom a serta c. Dalam pembentukan asam askorbat, asam askorbat diperlukan untuk mempertahankan kofaktor
+

logam

dalam

keadaan

tereduksi.

Ko0faktor logam ini termasuk Cu , dalam enzim monooksigenase dan Fe2+ dalam enzim dioksigenase. 1) Dalam sintesis kolagen asam askorbat diperlukan untuk hidroksilasi prolin.

2) Dalam

penguraian

tirosin,

oksidasi tereduksi

p-hidroksivenilpirufat ion tembaga yang

menjadi homogentisal memerlukan vitamin C, yang bisa mempertahankan keadaan diperlukan untuk memberikan aktivitas maksimal. Tahap berikutnya dikatalisasi hormon gentisat dioksigenase, yang merupakan enzim dengan kandungan besi fero yang juga membutuhkan asam askorbat. 3) Dalam 4) Dalam sintesis apinefrin dari tirosin, empedu, asam asam askorbat askorbat diperlukan dalam tahap dopamin -hidroksilase. pembentukan asam diperlukan pada tahap awal reaksi 7-hidroksilase. 5) Korteks adrenal mengandung sejumlah besar vitamin C yang dengan cepat akan terpakai habis kalau kelenjar tersebut dirangsang oleh hormon adrenokortikotropik. 6) Penyerapan besi digalakkan secara bermakna dengan adanya vitamin C.

7) Asam askorbat dapat bertindak sebagai antioksidan umum


yang larut air dan dapat menghambat pembentukan nitrosamin selama proses pencernaan berlangsung. Defisiensi asam askorbat menyebabkan penyakit skorbut. Penyakit ini berhubungan dengan gangguan sintesis kolagen yang diperlihatkan dalam bentuk pendarahan subkutan serta pendarahan lainnya, kelemahan otot, gusi yang bengkak dan menjadi lunak serta tanggalnya gigi. Penyakit skorbut ini disembuhkan dengan mengkonsumsi buah dan sayuran yang segar. Cadangan normal vitamin C cukup untuk waktu 3-4 bulan sebelum tanda-tanda penyakit ini muncul.

B.

Vitamin Larut-Lemak Vitamin yang larut dalam lipid merupakan molekul hidrofobik apolar yang semuanya adalah derivat isopren. Molekul ini tidak dapat disintesis oleh tubuh dalam jumlah yang memadai sehingga harus dipasok melalui makanan. Vitamin yang larut lemak dapat diserap dengan efisien kalau terdapat penyerapan lemak yang normal. Begitu diserap, molekul vitamin tersebut harus diangkut di dalam darah seperti halnya lipid apolar yang lain, yaitu di dalam lipoprotein atau terikat dengan protein pengikat yang spesifik. Kepentingan biomedis vitamin larut lemak adalah sebagai berikut : Defisiensi vitamin A akan menyebabkan buta senja dan xeroftalmia Defisiensi vitamin D menimbulkan penyakit rakitis (riketsia) pada anak kecil serta osteomalasia pada orang dewasa Defisiensi vitamin E yang langka terjadi akan menyebabkan kelainan neurologi serta anemia pada bayi baru lahir Defisiensi vitamin K yang juga jarang terjadi terdapat pada orang dewasa akan menyebabkan perdarahan pada bayi baru lahir.

a) VITAMIN A (RETINOL)
Merupakan senyawa poliisoprenoid yang mengandung cincin sikloheksenil. Di dalam tubuh fungsi utama vitamin A dilaksanakan oleh retinol dan kedua derivatnya, yaitu retinal dan asam retinoat. Vitamin A memiliki provitamin, yaitu -Karoten. Di dalam sayuran, vitamin A terdapat sebagai provitamin dalam bentuk pigmen -Karoten berwarna kuning yang terdiri atas dua molekul retinal yang dihubungkan pada ujung aldehid rantai karbonnya. Karena -Karoten tidak dimetabolisme secara efisien menjadi menjadi vitamin A, maka efektifitas Karoten sebagai sumber vitamin A hanya sekitar seperenam aktivitas retinol berdasarkan berat. Senyawa mirip -Karoten dikenal sebagai karotenoid.

Pencernaan vitamin A menyertai pencernaan lipid yang diikuti oleh transformasi dalam mukosa usus. Ester etinol yang terlarut dalam lemak makanan akan terdispersi dalam tetesan getah empedu dan dihidrolisis di dalam lumen usus, yang diikuti ooleh penyerapan langsung ke dalam epitel usus. Senyawa -

Karoten yang dikonsumsi mungkin dipecah lewat reaksi oksidasi oleh enzim Karoten dioksigenase. Dalam mukosa usus, retinal direduksi menjadi retinol oleh enzim spesifik retinalehid reduktase dengan menggunakan NADPH. Retinal dengan jumlah yang kecil akan teroksidasi menjadi asam retinoat. Sebagian besar retinol mengalami esterifikase dengan lemak jenuh dan menyatu dengan kilomikron limfe dan masuk ke aliran darah. Vitamin akan A disimpan dengan di dalam hati sebagai ester dalam (RBP). liposit. Holo-RBP Untuk yang pengangkutannya ke jaringan, vitamin A dihidrolisis dan retinol yang terbentuk terikat protein pengikat aporetinol dihasilkan diproses dalam aparatus golgi dan disekresikan ke dalam plasma. Produk ini diambil oleh jaringan lewat reseptor sel permukaan. Asam retinoat diangkut di dalam plasma dalam keadaan terikat dengan albumin. Begitu berada di dalam sel ekstrahepatik retinol akan terikat dengan protein pengikat retinol seluler (CRBP). Retinol dan retinal dapat melakukan interkonversi dengan adanya enzim dehidrogenase atau reduktase yang memerlukan NAD atau NADP di banyak jaringan. Asam retinoat dapat mendukung pertumbuhan dan diferensiasi, tetapi tidak dapat menggantikan retinal dalam peranannya pada penglihatan ataupun retinol di dalam fungsinya pada sistem reproduksi. Retinol dan asam retinoat berperilaku serupa dengan hormon steroid. Setelah terikat dengan protein pengangkut retinol seluler, retinol akan diangkut ke dalam sel dan terikat pada protein nukleus, retinol mungkin terlibat dalam pengendalian ekspresi gen tertentu. Asam retinoat turut terlibat dalam proses peningkatan regenerasi akstremitas katak dam pengendalian sintesis fosfolipid yang merupakan surfaktan paru. Retinal merupakan komponen pigmen visual rodopsin. Rodopsin terdapat pada sel batang retina yang bertanggungjawab atas penglihatan pada saat cahaya kurang terang. Ketika terkena cahaya, rodopsin akan terurai serta membentuk all-trans-retinal dan opsin. Reaksi ini disertai dengan perubahan bentuk yang menimbulakn saluran ion kalsium dalam membran sel batang. Aliran masuk ion kalsium yang cepat akan memicu impuls saraf sehingga memungkinkan cahaya diterima otak. Asam retinoat turut serta dalam sintesis glikoprotein. Maka dari itu, sebagian kerja asam retinoat adalah meningkatkan pertumbuhan dan diferensiasi jaringan. Defisiensi vitamin A terjadi pada akumulasi abnormal zat antara oligosakarida-lipid dengan berat molekul yang abnormal rendah bagi sintesis glikoprotein. Defisiensi vitamin A akan menyebabkan gejala sindrom defisiensi yang khas yang disebabkan oleh malfungsi berbagai mekanisme seluler dimana

senyawa retinoid ikut berpartisispasi. Salah satu indikasi pertama defisiensi vitamin A adalah gangguan kemampuang penglihatan pada senja haru (rabun senja) yang terjadi ketika simpanan vitamin A dalam hati hampir habis.deplesi selanjutnyamenimbulkan keratinisasi jaringan epitel mata, paru-paru, traktur gastrointestinal dan genitourinarius, yang ditambah lagi dengan pengurangan sekresi mukus. Kerusakan jaringan mata, yaitu xeroftalmia akanmenimbulkan kebutaan. Defisiensi vitamin A terjadi terutama pada populasi yang diet dasarnya jelek disertai dengan kurangnya konsumsi sayuran yang menjadi sumber vitamin A yaitu -Karoten. Disamping itu, baik retinoid maupun karotenoid memiliki aktivitas antikanker ditimbulkan oleh beberapa zat karsinogen. dengan mengurangi efek yang

b) VITAMIN D (KARSITRIOL)
Vitamin D merupakan prohormon steroid yang diwakili oleh sekelompok senyawa steroin yang terutama terdapat pada hewan, tanaman, dan ragi. Vitamin D menghasilkan suatu hormon yang disebut karsitriol yang mempunyai peranan sentral dalam metabolisme kalsium dan fosdat.

Vitamin D dihasilkan dari dehidrokolesterol oleh kerja cahaya matahari. Sinar ultraviolet dari matahari akan memutuskan cincin B pada kedua senyawa ergokalsiferol (vitamin D2) dapat dibuat secara komersial dari tanaman dengan cara ini, sedangkan di dalam tubuh hewan akan dibentuk kolekalsiferol (vitamin D3) dari 7-dehidrokolesterol pada kulit yang terkena terpaan cahaya. Setelah diabsorpsi dari misel dalam usus dan diikuti dengan transportasi dalam sistem limfatik, akan beredar di sirkulasi darah dalam keadaan terikat pada sebuah

molekul globulin yang khusus, yaitu protein pengikat vitamin D. Vitamin D akan disekresikan oleh hati dimana vitamin tersebut mengalami hidroksilasi pada posisi-25 oleh enzim vitamin D3-25-hidroksilase, yaitu suatu enzim pada retikulum endoplasma yang dianggap membatasi kecepatan reaksi pada lintasan tersebut. 25-hidroksivitamin D3 merupakan bentuk utama vitamin D dalam darah dan bentuk simpanan vitamin D yang utama dalam hati. 25hidroksivitamin D3 dengan jumlah bermakna akan mengalami sirkulasi enterohepatik dan gangguan pada proses ini dapat menyebabkan defisiensi. Dalam tubulus ginjal, tulang dan plasenta, 25-hidroksivitamin D3 selanjutnya mengalami hidroksilasi dalam posisi 1 oleh enzim 25-hidroksivitamin D3-1hidroksilase yang terdapat dalam mitokondria. Hasilnya adalah 1,25-dihidroksi vitamin D3 (kalsitriol), yaitu metabolit vitamin D yang paling poten. Produksi hasil ini diatur oleh kosentrasinya sendiri, hormon paratiroid dan fosfat dalam serum.

25-hidroksivitamin D3 dapat pula mengalfami hidroksilasi pada posisi 24 oleh enzim mitokondria yang terdapat pada tubulus ginjal, kartilago, usus dan plasental. Kadar produk 24,25-hidroksivitamin D3 berhubungan timbal balik dengan 1,25-hidroksivitamin D3 dalam serum dan secara biologis inaktif.

Defisiensi vitamin D menyebabkan penyakit rakitis dan osteomalasia yang masing-masing terdapat pada anak-anak dan orang dewasa yang tidak terkena cahaya matahari atau tidak mendapatkan vitamin D dalam jumlah yang memadai dari makanan. Kedua penyakit ini diakibatkan oleh pelunakan tulang yang terjadi akibat kekurangan kalsium dan fosfat.

c) VITAMIN E (TOKOFEROL)
Ada beberapa jenis tokoferol dalam bentuk alami. Semuanya merupakan senyawa 6-hidroksikomana yang tersubstitusi-isoprenoid.

Gangguan absorpsi lemak akan menyebabkan defisiensi vitamin E karena tokoferol ternyata larut dalam lemak makanan dan dibebaskan serta diserap dalam proses pencernaan lemak. Vitamin E diangkut dalam darah oleh lipoprotein, pertama lewat penyatuan kedalam kilomikron yang mendistribusikan vitamin tersebut ke jaringan yang mengandung lipoprotein lipase serta kemudian ke hati dalam bentuk fragmen sisa kilomikron, kedua lewat pengeluaran dari dalam hati dalam lipoprotein berdensitas rendah (VLDL). Vitamin E disimpan dalam jaringan adiposa. Vitamin E merupakan baris pertama pertahanan terhadap proses peroksidasi asam lemak tak jenuh ganda yang terdapat pada fosfolipid membran seluler dan ssubseluler. Fosfolipid pada mitokondria, retikulum endoplasma, serta membran plasma mempunyai afinitas terhadap -tokoferol, dan vitamin E tampaknya terkonsentrasi pada tempat-tempat ini. Tokoferol bertindak sebagai antioksidan dengan memutuskan berbagai reaksi rantai radikal bebas sebagai akibat dari kemampuannya untuk memindahkan hidrogen fenolat kepada radikal bebas peroksil dari asam lemak tak jenuh ganda yang telah mengalami peroksidasi. Radikal bebas fenoksi yang terbentuk dapat bereaksi dengan vitamin C untuk menghasilkan kembali tokoferol atau bereaksi dengan radikal bebas peroksil berikutnya sehingga cincin kromana sertaserta rantai samping akan teroksidasi menjadi produk yang bukan radikal bebas. Produk oksidasi ini mengalami

konjugasi dengan asam glukoronat lewat gugus 2-hidroksil dan diekskresikan ke dalam getah empedu. Jika terjadi reaksi dengan cara ini, tokoferol tidak akan didaur ulang setelah melaksanakan fungsinya tetapi harus digantikan secara total untuk melanjutkan kerjanya dalam sel. Tokoferol memilikin kerja antioksidan yang efektif pada konsentrasi oksigen yang tinggi. Vitamin E dan selenium nekerja secara sinergis. Glutation peroksidase yang di dalamnya unsur selenium merupakan suatu komponen integral, membentuk baris kedua pertahanan terhadap peroksida sebelum senyawa tersebut dapat merusak membran dan komponen sel lainnya. Tokoferol dan selenium saling menguatkan kerja kedua nutrien tersebut terhadap peroksida lipid. Defisiensi vitamin E dapat menimbulkan anemia pada bayi baru lahir, yang terjadi akibat insufisiensi terhadap vitamin E. Anemia dapat disebabkan oleh penurunan produksi hemoglobin dan pemendekan usia eritrosit. Jenis oksigen reaktif dapat memulai penyakit. Radikal bebas hidroksil bersifat sangat toksik. Sumber jenis reaktif lainnya adalah xantin oksidase yang akan menghasilkan superoksida dan siklooksidase serta lipoksidase yang memproduksi radikal serta peroksil. Berbeda degan oksigen reaktif, nutrien antioksidan dapat mencegah penyakit. d) VITAMIN K Vitamin yangtergolong dalam vitamin K adalah naftokuinon tersubstitusi poliisoprenoid. Menadion (K3), yaitu senyawa induk seri vitamin K, tidak ditemukan dalam bentuk alami tetapi jika diberikan, senyawa ini secara in vivo akan mengalami alkilasi menjadi salah satu menakuinon (K2). Filokuinon (K1) merupakan bentuk senyawa utama vitamin K. Menakuinon-7 merupakan bentuk utama vitamin K merupakan salah satu rangkaian bentuk tak jenuh poliprenoid dari vitamin K. Penyerapan vitamin K memerlukan penyerapan lemak yang normal. Derivat vitamin K dalam bentuk alami hanya diserap apabila ada garam empedu, dan didistribusikan dalam aliran darah lewat saluran limfatik dalam kilomikron. Menadion yang larut air diserap sekalipun tanpa adanya garam empedu dengan masuk langsung ke dalam vena porta hati. Vitamin K bekerja sebagai kofaktor enzim karboksilase yang membentuk karboksiglutamat dalam protein prekursor oleh enzim spesifik karboksilase yang tergantung pada vitamin K. Protrombin (faktor II) mengan dung sepuluh residu ini menmungkinkan proses khelasi kalsium dalam interaksi protein-kalsiumfosfolipid yang spesifik dan penting bagi peranan biologiknya. Reaksi karboksilase yang tergantung pada vitamin K terjadi dalam retikulum endoplasma banyak jaringan dan memerlukan oksigen molekuler,

karbondioksida

serta

bentuk

hidrokuinon

vitamin

k.

Dalam

retikulum

endopllasma hati terdapat siklus vitamin K, dan di dalam siklus ini, produk 2,3epoksida dari reaksi karboksilasi diubah oleh enzim 2,3-epoksida reduktase menjadi kuinon vitamin K dengan menggunakan zat pereduksi ditiol yang masih belum teridentifikasi. Reduksi selanjutnya bentuk kuinon menjadi hidrokuinon oleh NADH melengkapi siklus vitamin K untuk menghasilkan kembali bentuk aktif vitamin tersebut. Penyakit hemoragik pada bayi baru lahir disebabkan oleh defisiensi vitamin K, karena plasenta tidak mengalirkan vitamin tersebut secara efisien kepada janin dan usus sesaat setelah lahir dalam keadaan steril. Pada bayi normal, konsentrasi vitamin K dalam plasma akan menurun segera setelah lahir tetapi kemudian akan meningkat kembali setelah terjadi absorpsi makanan. Jika kadar protrombin menurun terlalu rendah, sindrom hemoragik dapat terjadi. Selain itu, vitamin K diperlukan bagi biosintesis faktor pembekuan darah.

MINERAL Mineral adalah nutrien (zat gizi) esensial yang dibutuhkan oleh manusia dalam jumlah kecil, supaya tubuh dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Mineral yang kita butuhkan dapat ditemukan dalam makanan. Dalam berbagai macam makanan, seperti daging, sereal, ikan, susu, sayur mayur, buah-buahan dan kacang-kacangan dapat kita temukan mineral dalam berbagai jumlah. Mineral dikelompokkan menjadi 5, yaitu :

Kelompok I O2, N2 dan S. makanan

: Merupakan komponen utama molekul dlm tubuh; C, H2, Unsur ini di dapat dari air, Lemak, KH dan protein dlm

Kelompok II

: Makro mineral/makro element: penting untuk nutrisi, klp

ini: Ca, P, Mg, Na, K, Cl dan S (terbanyak 60-80%). Kelompok III : Mikro mineral/Trace element dibutuhkan lebih sedikit; Fe,

I, Zn, CO, Cu, Mn, Mo, Se dan Cr. Kelompok IV : Penting untuk binatang, terhadap manusia belum

diketahui; Ar, Cd, Ni, Si, Kelompok V : Beracun; Timah hitam (Pb) dan air raksa (Hg)

Berikut ini adalah mineral-mineral esensial yang diperlukan oleh tubuh 1. Kalsium Tubuh manusia mengandung sekitar 22 gram kalsium per kg berat badan tanpa lemak. Kira-kira 99 persen kalsium terdapat dalam tulang dan gigi. Peranan kalsium tidak saja pada pembentukan tulang dan gigi, namun juga memegang peranan penting pada berbagai proses fisiologik dan biokhemik di dalam tubuh, seperti pada pembekuan darah, eksitabilitas syaraf otot, kerekatan seluler, transmisi impuls saraf, memelihara dan meningkatkan fungsi membran sel, mengaktifkan reaksi enzim dan sekresi hormon Kalsium diperlukan dalam mengaktifkan enzim-enzim lipase. ATP dari aktomiosin dan miosin, kholinestrase serta dehidrogenase suksinik. Peranan kalsium dalam pembekuan darah ada hubungannya dengan vitamin K. Kalsium diperlukan untuk mengaktifkan protrombin yang berperan dalam rentetan proses pembekuan darah. Kadar kalsium dalam sirkulasi darah kira-kira konstan sekitar 10mg/100ml, dan biasanya kalaupun bervariasi tidak sampai 10%. Kurang dari 50% kalsium dalam darah dan cairan lainnya berada dalam bentuk ion bebas; sekitar jumlah yang sama terikat pada protein, terutama albumin dan globulin dan jumlah yang sangat sedikit merupakan ikatan kompleks dengan asam organik seperti sitrat atau asam anorganik seperti sulfat dan fosfat.

2. Magnesium Dalam tubuh manusia terdapat sekitar 0,5 gram per kg jaringan bebas lemak, dimana kira-kira 60% berada dalam jaringan tulang. Sebanyak sepertiga dari magnesium tersebut berada dalam kombinasi denga fosfat, sisanya melekat secara bebas pada permukaan struktur mineral. Diantara sel-sel jaringan lemak, konsentrasi magnesium lebih tinggi daripada mineral lainnya kecuali kalium. Kehilangan jaringan magnesium destruksi tubuh sel. biasanya berhubungan dengan pemecahan dan Magnesium

digunakan dalam respirasi seluler, khususnya dalam fosforilasi oksidatif pada pembentukan ATP. Magnesium diperlukan untuk semua sistem perubahan fosfat. Dalam beberapa perubahan fosfat termasuk ATP dan ADP, magnesium digantikan oleh mangan sebagai perangsang aktifitas enzim. Magnesium merupakan aktivator semua reaksi enzimatik yang memerlukan ATP : oksidasi piruvat, konversi ketoglutarat menjadi KoA suksinil dan reaksi transketolase dari perputaran pentosa monofosfat. Beberapa reaksi dalam metabolisme lemak dan protein juga memerlukan magnesium : perubahan KoA menjadi asetat dan asam kholik membentuk KoA asetil dan KoA kholik serta sintesis DNA dan RNA. Defisiensi magnesium jarang terjadi pada manusia karena mineral ini terdapat dalam hampir semua bahan makanan. Defisiensi magnesium dapat terjadi sebagai akibat gangguan absorpsi seperti diare berat atau muntah-muntah yang berkepanjangan. Getah lambung mengandung sejumlaah magnesium dan bila muntah secara terus menerus maka magnesium akan keluar sehingga penyerapannya terganggu. 3. Natrium Tubuh manusia mengandung 1,8gram natrium per kilogram berat badan bebas lemak, dimana sebagian besar natrium merupakan kation terdapat dalam cairan ekstraseluler. Karena dari cairan ekstraseluler, pengontrolan utama

osmolaritas dan volume cairan tubuh sangat penting bergantung pada ion natrium dan rasio natrium terhadap ion lainnya. Natrium mampu membuat membran sel menjadi permiabel, sementara itu transmisi saraf dan kontraksi otot melibatkan pertukaran natrium ekstraseluler dan kalium ekstraseluler. Hanya sejumlah kecil natrium terdapat pada cairan intraseluler. Dalam tulang, natrium terikat pada semua permukaan kristal tulang. Metabolisme natrium terutama diatur oleh aldosteron suatu hormon korteks adrenal yang meningkatkan reabsorpsi natrium dari ginjal. Bila hormon tersebut

tidak ada, maka ekskresi natrium bertambah dan akan timbul tanda-tanda defisiensi. Akibat dari deplesi natrium sangat erat berhubungan dengan status keseimbangan air. Bila hanya natrium yang hilang sedangkan air tetap, maka kadar natrium dalam serum akan menurun. Sebagai akibatnya, air akan masuk ke dalam sela dan tanda-tanda intoksikasi air berkembang; hilang nafsu makan, lemak, apatis, dan pegal-pegal. Bila kehilangan air, maka akan tampak gejala deplesi cairan ekstraseluler: volume darah rendah, tinggi hemaatokrit, tekanan darah rendaj dan otot kram. Keseimbangan diatur oleh mekanisme homeostatik yang apda keadaan normal umumnya kurang mendapatkan perhatian mengenai konsumsi natrium. 4. Besi Jumlah seluruh besi di dalam tubuh orang dewasa terdapat sekitar 3,5 gram, dimana 70% terdapat pada sumsum tulang. Besi simpanan ini berfungsi sebagai cadangan untuk memproduksi hemoglobin dan ikatan-ikatan besi lainnya yang mempunyai fungsi fisiologis. Komponen besi lainnya dalam jumlah yang sangat kecil terdapat dalam jaringan padat. Mioglobin yang mengandung sekitar 4% dari besi total adalah protein yang memberikan warna merah pada otot tulang. Bagian besi lainnya terdapat di dalam berbagai enzim oksidatif antara lain : katalase, mitokondria, sitokrom dan flavoprotein. Mineral besi banyak terdapat dalam berbagai bentuk makanan seperti telur, buah, abrikos, kismis, kentang, sayuran hijau, biji-bijian yang masih berkulit ari, daging tanpa lemak, dan hati. Namun, tidak semua mineral ini mudah diserap oleh tubuh. Penyerapan zat besi oleh tubuh sangat rendah terutama berasal dari zat besi nabati yaitu 1-2%. Sementara, penyerapan zat besi dari bahan makanan hewani mencapai 10-20%. Namun, penyerapan mineral besi oleh tubuh dapat ditingkatkan dengan mengkonsumsi protein hewani, vitamin C, vitamin A, zink (Zn), asam folat, zat gizi mikro lain (Anonim, 2011). Efek samping kelebihan besi antara lain konstipasi, nausea, vomiting and nyeri lambung. Besi dengan dosis sangat tinggi dapat berakibat fatal, khususnya jika diberikan pada anak, sehingga jagalah selalu suplemen besi agar bebas dari jangkauan anak-anak. Anemia gizi dapat diketahui dari kadar hemoglobin seseorang. Kadar hemoglobin normal pada pria dewasa 13 g/100 ml dan untuk wanita yang tidak sedang mengandung 12 g/100 ml. Kekurangan besi banyak dialami bayi di bawah usia 2 hemoglobin, 25% merupakan besi cadangan (iron storage) yang terdiri dari feritin dan homosiderin terdapat dalam hati, limfa dan

tahun serta para ibu yang sedang mengandung, yang biasanya juga diikuti oleh kekurangan gizi yang lain. Pada wanita yang sedang haid atau menyusui, besi yang diperoleh dari konsumsi makanan sehari-hari biasanya tidak mencukupi, sedangkan kekurangan besi pada pria dewasa lebih jarang terjadi. Kekurangan besi dapat pula terjadi pada pasien yang terserang cacing pita. Cacing ini mengisap darah dari saluran darah di bawah mukosa alat pencernaan penderita. Oleh karena itu menjaga kebersihan badan terutama tangan perlu diperhatikan. 5. Fosfor Fosfor adalah mineral yang dapat dijumpai di dalam daging merah, makananmakanan bersusu, ikan, unggas, roti, beras dan gandum. Terdapat sebagai ion bebas, penting pada struktur dan fungsi semua sel terutama pada pembentukan tulang dan gigi. Dlm bentuk bebas diabsorbsi di jejenum bagian tengah dan masuk aliran darah diatur oleh 1,25 dihidroksikolekalsiferol. Fosfor sebagai fosfat memainkan peranan penting dalam struktur dan fungsi semua sel hidup Mengkonsumsi suplemen Fosfor dosis tinggi dalam waktu singkat, dapat mengakibatkan diare atau nyeri lambung. Sedangkan konsumsi dosis tinggi dalam waktu lama dapat menurunkan jumlah Kalsium dalam tubuh, sehingga tulang lebih beresiko terhadap fraktur. Fosfor dapat diabsorpsi secara efisien sebagai fosfor bebas di dalam usus setelah dihidrolisis dan lepas dari makanan. Bila konsumsi fosfor rendah, taraf absorsi dapat mencapai 90% dari konsumsi fosfor. Fosfor sebagai bagian dari asam fossfat yang terutama terdapat di bagian serealia tidak dapat dihidrolisis, oleh karena itu dapat diabsorpsi. Faktor-faktor makanan lain yang menghalangi absorpsi fosfor adalah Fe2+, Mg2+, asam lemak tidak jenuh dan antasid yang mengandung alumunium karena membentuk garam yang tidak larut air. Defisiensi fosfor bisa menyebabkan rachitis, oesteomalasia, kelainan pada eritrosit, leukosit dan trombosit juga pada hati. Dalam bentuk fosfat, fosfor berperan sebagai alat angkut untuk membawa zat-zat gizi menyeberangi membran sel atau di dalam aliran darah. Proses ini dinamakan fosforilasi dan terjadi pada absorpsi di dalam saluran cerna, pelepasan zat gizi dari aliran darah ke dalam cairan interseluler dan pengalihannya ke dalam sel. Lemak yang tidak larut dalam air, diangkut di dalam darah dalam bentuk fosfolipida. Fosfolipida adalah ikatan fosfat dengan molekul lemak, sehingga lemak menjadi lebih larut. Glikogen yang dilepas dari simpanan hati atau otot berada di dalam darah terikat dengan fosfor. Bagian dari ikatan tubuh esensial. Vitamin dan enzim tertentu

hanya dapat berfungsi bila terlebih dahulu mengalami fosforilasi, contohnya enzim yang mengandung vitamin B1 tiamin pirofosfat (TPP). Fosfat merupakan bagian esensial dari DNA dan RNA, bahan pembawa kode gen/ keturunan yang terdapat di dalam inti sel dan sitoplasma semua sel hidup. DNA dan RNA dibutuhkan untuk reproduksi sel. Pengaturan keseimbangan asam-basa. Fosfat memegang peranan penting sebagai buffer untuk mencegah perubahan tingkat keasaman cairan tubuh. Ini terjadi karena kemampuan fosfor mengikat tambahan ion hidrogen.

6. Kalium Kalium merupakan ion bermuatan positif (kation) utama yang terdapat di dalam cairan intrasellular (ICF) dengan konsentrasi 150 mmol/L. Sekitar 90% dari total kalium tubuh akan berada di dalam kompartemen ini. Sekitar 0.4% dari total kalium tubuh akan terdistribusi ke dalam ruangan vascular yang terdapat pada cairan ekstraselular dengan konsentrasi antara 3.5-5.0 mmol /L. Konsentrasi total kalium di dalam tubuh diperkirakan sebanyak 2g/kg berat badan. Namun jumlah ini dapat bervariasi bergantung terhadap beberapa faktor seperti jenis kelamin, umur dan massa otot (muscle mass). Kebutuhan minimum kalium diperkirakan fungsi sebesar dalam 782 mg/hari. Di dalam tubuh kalium akan dan mempunyai menjaga keseimbangan cairan-elektrolit

keseimbangan asam basa. Selain itu, bersama dengan kalsium (Ca) dan natrium (Na), kalium akan berperan dalam transmisi saraf, pengaturan enzim dan kontraksi otot. Hampir sama dengan natrium, kalium juga merupakan garam yang dapat secara cepat diserap oleh tubuh. Setiap kelebihan kalium yang terdapat di dalam tubuh akan dikeluarkan melalui urin serta keringat. Konsumsi terlalu banyak Kalium dapat menyebabkan nyeri lambung, mual dan diare. 7. Khlorida Elektrolit utama yang berada di dalam cairan ekstraselular (ECF) adalah elektrolit bermuatan negatif yaitu klorida (Cl). Jumlah ion klorida (Cl) yang terdapat di dalam jaringan tubuh diperkirakan sebanyak 1.1 g/Kg berat badan dengan konsentrasi antara 98-106 mmol/L. Konsentrasi ion klorida tertinggi terdapat pada cairan serebrospinal seperti otak atau sumsum tulang belakang, lambung dan juga pankreas. Sebagai anion utama dalam cairan ekstraselullar, ion klorida juga akan berperan dalam menjaga keseimbangan cairan-elektrolit. Selain itu, ion klorida juga mempunyai fungsi fisiologis penting yaitu sebagai pengatur derajat keasaman lambung dan ikut berperan dalam menjaga keseimbangan asam-basa tubuh. Bersama dengan ion natrium (Na), ion klorida juga merupakan ion dengan konsentrasi terbesar yang keluar melalui keringat.

Klor digunakan tubuh kita untuk membentuk HCl atau asam klorida pada lambung. HCl memiliki kegunaan membunuh kuman bibit penyakit dalam lambung dan juga mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Klor juga dapat membahayakan sistem pernafasan terutama bagi anak-anak dan orang dewasa. Dalam wujud gas, klor merusak membran mukus dan dalam wujud cair dapat menghancurkan kulit. Tingkat klorida sering naik turun bersama dengan tingkat natrium. Ini karena natrium klorida, atau garam, adalah bagian utama dalam darah. Keseimbangan asam-basa dalam serum darah harus terjaga agar setiap organ tubuh bisa menjalankan tugasnya. Jika derajat keasaman (pH) tidak seimbang, misalnya terlalu asam atau terlalu basa, mineral tertentu akan mudah mengendap. Ini bisa mengakibatkan pembentukan batu ginjal, endapan asam urat pada persendian, dan lain-lain.Darah mengandung 0,9 persen NaCI. Manusia memerlukan sekitar 200-500 mg natrium setiap hari untuk menjaga kadar garam dalam darah agar tetap normal, sehingga tubuh tetap sehat. Natrium juga penting untuk fungsi otot dan syaraf. Klor dalam tubuh digunakan untuk membentuk Asam Klorida (HCl) untuk membunuh bakteri dan kuman yang masuk ke dalam tubuh bersama makanan. Darah mengandung 0,9 persen Natrium Klorida. Kekurangan ion Natrium Klorida mengakibatkan gangguan kesehatan. Kelebihan garam Natrium Klorida juga dapat berakibat buruk bagi kesehatan. Manusia memerlukan sekitar 200-500 mg natrium setiap hari untuk menjaga kadar garam dalam darah agar tetap normal. 8. Tembaga Tembaga pada tubuh manusia berguna sebagai pembentuk hemoglobin pada sel darah merah, kolagen dan menjaga kesehatan saraf. sumber makanan yang banyak mengandung tembaga adalah seafood, gandum, jagung dan polongpolongan. Defisiensi tembaga menyebabkan anemia, radang sendi, dan mudah llelah. Sedangkan jika terjadi kelebihan tembaga dalam tubuh dapat menyebabkan keracunan yang ditandai dengan muntah, pusing, lemas, sakit perut dan diare. Jika terjadi terus-menerus dapat menyebabkan sakit jantung dan kerusakan hati yang berakibat pada kematian. Tembaga diserap dari usus kecil ke dalam saluran darah. Kekurangan tembaga banyak terjadi pada bayi usia 6-9 bulan. Khususnya bayi-bayi yang mengalami KKP. Bayi tersebut akan mengalami leukopenia (kurang sel darah putih) serta demineralisasi tulang. Kondisi ini dapat

disembuhkan dengan pemberian tembaga. Orang dewasa jarang sekali yang menderita kekurangan tembaga, meskipun lama menderita KKP. Kebutuhan tubuh manusia akan tembaga telah ditetapkan sejak tahun 1974. dari penelitian diperoleh bahwa sesungguhnya manusia sudah cukup menerima tembaga dari bahan makanannya sehari-hari. Orang-orang dewasa akan mampu menjaga keseimbangan normal dengan mengkonsumsi 2 mg per hari. Sedang anak-anak gadis cukup mengkonsumsi 1,55 mg sampai 1,70 mg per hari. 9. Seng Seng oleh tubuh manusia dibutuhkan untuk membentuk enzim dan hormon penting. Selain itu zinc juga berfungsi sebagai pemelihara beberapa jenis enzim, hormon dan aktifitas indera pengecap atau lidah kita. Diperkirakan kebutuhan zink adalah 15 mg bagi setiap anak di atas usia 11 tahun. Telah dibuktikan bahwa zink dalam protein nabati kurang tersedia dan lebih sulit digunakan tubuh manusia dari pada zink yang terdapat dalam protein hewani. Hal tersebut mungkin disebabkan karena adanya asam fitat yang mampu mengikat ion-ion logam. Para ahli gizi berpendapat dengan mengkonsumsi jumlah protein hewani yang dianjurkan kebutuhan tubuh akan zink akan tercukupi. Daging, unggas, ikan laut, keju, susu, serta pecel (peanut butter), merupakan sumber zink yang baik. 10. Iodium Yodium adalah suatu bahan yang digunakan untukmembuat hormon tiroksin oleh kelenjar gondok,yang memstimulasikan proses-proses oksidasi dalam tubuh. Dengan jalan ini aka tiroksin atau kelenjar gondok melakukan kontrol terhadap metabolisme, pertumbuhan dan pemakaian tenaga oleh tubuh. Kekurangan yodium akan mengakibatkan kelenjar gondok menjadi besar karana bertambahnya jumlah jaringan dalam kelenjar itu. Tetapi jumlah jaringan yang secara aktif dapat menghasilkan hormon tiroksin menjadi berkurang. Pembesaran gondok ini disebut penyakit gondok. Penyakit gondok ini banyak terjadi didaerah pegunungan karena biasanya air minum mereka sangat sedikit mengandung yodium. Jumlah Iodium dalam tubuh orang dewasa diperkirakan antara 9-10 mg, dua sepertiga dari jumlah tersebut terkumpul pada kelenjer tiroid (kelenjer gondok). Kelenjer tiroid merupakan kelenjer hormon yang terdapat pada dasar leher dan mempunyai berat 20-25 g, terdiri dari dua bagian masing-masing terletak di sebelah kanan dan kiri trachea. Pada umumnya wanita dan anak perempuan mempunyai kecendrungan lebih mudah kena penyakit gondok daripada pria dan anak laki-laki. Masa paling peka terhadap kekurangan iodium terjadi pada waktu usia meningkat dewasa (puber).

Kekurangan Iodium selain dapat menyebabkan penyakit gondok juga dapat menyebabkan kretinisme pada pria. Kretinisme juga gejala awal kekurangan Iodium, namun sebagian besar terjadi pada pria. Terjadi di daerah gondok endemik (daerah dimana banyak dijumpai penderita gondok). Kretinisme ditandai dengan pertumbuhan bayi yang sangat terhambat, wajah kasar dan membengkak, perut kembung dan membesar serta bibir menebal dan selalu terbuka.
11. Mangan Mangan sangat mudah diserap ke dalam tubuh, dan dalam darah mangan berikatan dengan sebuah molekul protein. Mangan dibuang melalui feses bersama-sama hasil empedu (bilirubin dan biliverdin). Sejauh ini kebutuhan tubuh akan mangan belum ditentukan, tetapi dari beberapa hasil penelitian keseimbangan diketahui bahwa wanita dapat menahan 40% magnesium yang masuk atau sebanyak 1,54 mg sehari. Sedangkan laki-laki dapat menahan 47% atau 3,34 mg. Ini dapat diartikan bahwa tubuh memang memerlukan mangan.

DAFTAR PUSTAKA

Murray, Robert K, dkk. 1999. Biokimia Harper. Edisi 24. Jakarta : EGC Suhardjo, Clara M. Kusharto. 1992. Prinsip-prinsip Ilmu Gizi. Yogyakarta : Kanisius

Anda mungkin juga menyukai