Anda di halaman 1dari 37

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO DALAM POKOK BAHASAN MENELADANI SIKAP KEPAHLAWANAN

DAN PATRIOTISME TOKOH-TOKOH DI LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS IV SDN 01 JOSENAN KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh : RATNA WAHYUNINGRUM NPM 09141 173

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN IKIP PGRI MADIUN 2012

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan bimbingan-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi Program S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Madiun Tahun 2012. Adapun judul tugas akhir ini adalah Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Dengan Menggunakan Media Video Dalam Pokok Bahasan Meneladani Sikap Kepahlawanan Dan Patriotisme Tokoh-Tokoh Di Lingkungan Pada Siswa Kelas IV SDN 01 Josenan Kota Madiun Tahun Pelajaran 2012/2013. Tugas ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan dalam peningkatan proses pembelajaran IPS sehingga dapat memberikan kontribusi dalam upaya meningkatkan kompetensi kualitas sumber daya pendidikan. Saya menyadari bahwa tidak mungkin penulis tugas akhir ini dapat berjalan dengan lancar tanpa bantuan dari abnyak pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. H. Parji, M.Pd., Rektor IKIP PGRI Madiun yang telah banyak membimbing penulis selama ini.

2. Bapak Drs, Vitalis Djarot Sumarwoto, M.Pd., dekan Fakultas Ilmu Pendidikan.

3. Bapak Drs. Ibadullah Mallawi, M.Pd., Ketua Program Studi Guru Sekolah Dasar IKIP PGRI Madiun.

4. Bapak Drs. Edy Siswanto, M.Pd, pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan kepada penulis. 5. Semua dosen dan segenap civitas akademika IKIP PGRI Madiun yang telah banyak memberikan pengajaran dan bimbingan selama perkuliahan ini.

6. Bapak Suprijadi, S.Pd., selaku kepala SDN 01 Josenan Kecamatan taman Kota Madiun dan seluruh staf pengajar yang telah banyak memberikan bantuan sehingga penulis dapat emlakukan penelitian ini dengan lancer.

7. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan, bantuan dan semangat yang telah diberikan. Dengan harapan semoga Tuhan Ynag Maha Esa melimpahkan anugerah yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak tersebut di atas. Saya menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karenanya segala saran dan kritik yang membangun dari manapun akan saya terima dengan senang hati dan terima kasih yang sebesar-besarnya. Akhirnya saya berharap agar tugas akhir ini memberikan manfaat bagi para pembaca dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam upaya meningkatkan kualitas proses belajar mengajar di SD. Ngawi, Januari 2013

Penulis

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .........................................................................1 B. Rumusan Masalah ..................................................................................4 C. Tujuan Penelitian ....................................................................................4 D. Manfaat penelitian ...................................................................................4 E. Definisi operasional Variabel ..................................................................6 F. Batasan Masalah ......................................................................................7 BAB II KAJIAN TEORI A. Hasil Belajar IPS .....................................................................................8 B. Media Video ..........................................................................................14 C. Kerangka berfikir ...................................................................................22 D. Hipotesis Tindakan ...............................................................................22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu.................................................................................24 B. Subjek penelitian ...................................................................................25 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................34

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan guru adalah pendidikan profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Kewajiban pendidik sebagai pelaku pendidikan adalah mencari solusi yang terbaik dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Masalah ini tentu harus ada juga faktor lain yang bisa mendukung terciptanya kualitas pembelajaran yang baik, baik itu external maupun internal. Guru adalah pelaksana dan pengembang program kegiatan belajar-mengajar. Belajar-mengajar tergantung pada kemampuan guru dalam mengaplikasikan metode pembelajaran. Sarana dan prasarana yang banyak tidak akan berarti ditangan guru yang tidak mempunyai kemampuan. Guru harus mempunyai kemampuan melaksanakan proses kegiatan belajar-mengajar, terutama menguasai dan terampil menggunakan metode mengajar yang diperlukan untuk menyajikan pelajaran yang dberikan pada peserta didiknya. Setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh guru. Guru harus bisa memberikan materi dan metode yang sesuai dengan karakteristik peserta didik yang perlu diterapkan dalam suatu pembelajaran.

Pembelajaran adalah suatu usaha yang disengaja bertujuan dan terkendali agar orang lain belajar atau terjadi perubahan yang relative menetap pada diri orang lain. Usaha ini dilakukan oleh seseorang atau suatu tim yang memiliki kemampuan dan kompetensi dalam merancang dan atau

mengembangkan sumber belajar yang diperlukan. Pembelajaran IPS tidak juga tidak lagi mengutamakan pada

penyerapan melalui pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan pada pengembangan kemampuan dan pemrosesan informasi. Untuk itu aktivitas peserta didik perlu ditingkatkan melalui latihan-latihan atau tugas IPS dengan bekerja kelompok kecil dan menjelaskan ide-ide kepada orang lain. (Hartoyo, 2000: 24). Tujuan pendidikan IPS di SD adalah agar siswa mampu

mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari (Depdikbud, Rubiherlan 2010:4). Kurikulum pendidikan IPS tahun 1994 sebagaimana yang dikatakan oleh Hamid Hasan (1990), merupakan fusi dari berbagai disiplin ilmu. Martorella (1987) mengatakan bahwa pembelajaran Pendidikan IPS lebih menekankan pada aspek pendidikan daripada transfer konsep, karena dalam pembelajaran Pendidikan IPS siswa diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih sikap, niai, moral, dan keterampilannya berdasarkan konsep yang telah dmilikinya. Ilmu pengetahuan sosial juga membahas hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Lingkungan masyarakat dimana anak didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat, dihadapkan pada berbagai

permasalahan yang ada dan terjadi di lingkungan sekitarnya. Pendidikan IPS berusaha membantu siswa dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi sehingga akan menjadikannya semakin mengerti dan memahami lingkungan sosial masyarakatnya (Kosasih, 1994). Kedudukan pengajaran IPS begitu unik karena harus mempersiapkan dan mendidik anak didik untuk hidup dan memahami dunianya, dimana kualitas personal dan kualitas sosial seseorang akan menjadi hal yang sangat vital. Pelajaran IPS masih dianggap sebagai salah satu mata pelaajaran yang sulit dan pada umumnya siswa mempunyai anggapan bahwa IPS merupakan pelajaran hafalan yang membinggungkan. IPS pada umumya merupakan mata pelajaran yang tidak begitu disukai. Apalagi pada meteri meneladani sikap kepahlawanan dan patriotisme tokoh-tokoh di lingkungannya, anak-anak hanya mendengarkan cerita dari guru, bahkan disuruh untuk memebca, hal itu memebuat bosan anak-anak, mereka akan merasa jenuh dan menjadikan merekaa enggan untuk mempelajarinya.dari kenyataan tersebut, ditemukan fakta dilapangan bahwa siswa kelas 4 di SDN 01 Josenan terdapat kurangnya hasil belajar IPS yang diakibatkan karena situasi belajar yang kurang

menyenangkan khususnya pada materi IPS. Penyebab rendahnya belajar yang menyenangkan mata pelajaran IPS pada materi tersebut adalah tepatnya guru dalam pemilihan cara dan media dalam pembelajaraan. Berdasarkan latar belakang diatas, maka solusi yang ditawarkan untuk mengatasi demikian, diperlukan suatu perubahan dalam menyampaikan materi. Ada hal unik, hal yang tidak pernah dilakukan oleh siswa, dengan menambah suatu media yang menarik. Peneliti akan melakukan penelitian

mengenai upaya untuk meningkatakan hasil belajar IPS pada materi meneladani sikap kepahlawanan dan patriotisme tokoh-tokoh di lingkunganny adengan menggunakan media video kelas IV di SDN 01 Josenan kota Madiun. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut: 1. Apakah media Video berpengaruh terhadap prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas IV SDN 01 Josenan kota Madiun? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalaah di atas, maka tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah: 1. Untuk meningkatkan hasil belajar IPS pada materi meneladani sikap kepahlawanan dan patriotisme tokoh-tokoh di lingkungannya dengan menggunakan media video kelas IV SDN 01 Josenan kota Madiun? D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang bersifat teoritik pada khasanah pengetahuan khususnya dalam bidang pembelajaran di SD. 1. Dilihat dari segi teoretis Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi dunia pendidikan khususnya dalam pembelajaran IPS, adapun manfaatnya adalah : a) Memberikan masukan kepada guru di sekolah tempat penelitian ini yang dapat digunakan sebagai upaya peningkatan proses

pembelajaran melalui suasa kelas yang menyenangkan selama KBM berlangsung.

b) Memberikan sumbangan penelitian dalam bidang pendidikan yang ada kaitannya dengan upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui media video pada materi meneladani sikap kepahlawanan dan patriotisme tokoh-tokoh di lingkungannya agar siswa menjadi tertarik dan proses belajar mengajar tidak memebosannkan. 2. Dilihat dari segi praktis Hasil-hasil dari penelitian ini juga dapat bermanfaat dari segi praktis, yaitu: a) Kegunaan bagi siswa Dalam proses pelaksanaan penelitian ini para siswa akan lebih aktif, kreatif, merasa senang dan antusias yang tinggi. Dengan suasana yang menyenangkan dan tidak monoton (membosankan) siswa akan mempunyai semangat antusias yang tinggi terhadap pembelajaran serta kemampuannya dalam penguasaan materi akan meningkat. b) Kegunaan bagi guru Kemampuan guru mengaktifkan siswa dan memusatkan

pembelajaran pada pengembangan potensi diri siswa juga meningkat, sehingga pembelajaran lebih menarik, bermakna, menyenangkan, dan mempunyai daya tarik. Disamping itu penelitian ini dapat memperkaya pengalaman guru dalam melakukan perbaikan dan meningkatkan kualitas pembelajaran dengan refleksi diri atas kinerjanya melalui PTK. Dan melalui penelitian ini diharapkan guru yang lain agar berusaha

semaksimal mungkin menciptakan kelas yang menyenangkan agar tercapai semua kompetensi dan tujuan belajar. c) Kegunaan bagi Kepala Sekolah Bagi kepala sekolah penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk kebijakan dalam upaya meningkatkan proses belajar mengajar (PBM) dan meningkatkan prestasi belajar siswa serta perlunya kerjasama yang baik antar guru dan antara guru dengan kepala sekolah. F. Definisi Operasional Variabel Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut: 1. Media adalah: Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras. 2. Video adalah: Teknologi pengiriman sinyal elektronik dari suatu gambar bergerak. Aplikasi umum dari sinyal video adalah televisi, tetapi dia dapat juga digunakan dalam aplikasi lain di dalam bidang teknik, saintifik, produksi dan keamanan. 3. Hasil belajar adalah: Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor, setelah siswa mengikuti pelajaran.

G. Batasan Masalah Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah meliputi: 1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa Kelas IV SDN 01 Josenan Kabupaten Madiun. 2. Penelitian ini dilakukan pada bulan September- Desember semester 2 tahun pelajaran 2012/2013 3. Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan Meneladani Sikap Kepahlawanan Dan Patriotisme Tokoh-Tokoh Di Lingkungannya

BAB II KAJIAN TEORI

A. Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial 1. Pengertian Istilah hasil belajar mempunyai hubungan yang erat kaitannya dengan prestasi belajar. Sesungguhnya sangat sulit untuk membedakan pengertian prestasi belajar dengan hasil belajar. Ada yang berpendapat bahwa pengertian hasil belajar dianggap sama dengan pengertian prestasi belajar. Akan tetapi lebih dahulu sebaiknya kita simak pendapat yang mengatakan bahwa hasil belajar berbeda secara prinsipil dengan prestasi belajar. Hasil belajar menunjukkan kualitas jangka waktu yang lebih panjang, misalnya satu cawu, satu semester dan sebagainya. Sedangkan prestasi belajar menunjukkan kualitas yang lebih pendek, misalnya satu pokok bahasan, satu kali ulangan harian dan sebagainya. Nawawi (1981: 100) mengemukakan pengertian hasil adalah sebagai berikut: Keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor dari hasil tes mengenai sejumlah pelajaran tertentu. Pendapat lain dikemukakan oleh Sadly (1977: 904), yang memberikan penjelasan tentang hasil belajar sebagai berikut, Hasil yang dicapai oleh tenaga atau daya kerja seseorang dalam waktu tertentu, sedangkan Marimba (1978: 143) mengatakan bahwa hasil adalah

kemampuan seseorang atau kelompok yang secara langsung dapat diukur. Menurut Nawawi (1981: 127), berdasarkan tujuannya, hasil belajar dibagi menjadi tiga macam, yaitu: a. Hasil belajar yang berupa kemampuan keterampilan atau kecapakan di dalam melakukan atau mengerjakan suatu tugas, termasuk di dalamnya keterampilan menggunakan alat. b. Hasil belajar yang berupa kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan tentang apa yang dikerjakan. c. Hasil belajar yang berupa perubahan sikap dan tingkah laku. 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Sejak awal dikembangkannya ilmu pengetahuan tentang perilaku manusia, banyak dibahas mengenai bagaimana mencapai hasil belajar yang efektif. Para pakar dibidang pendidikan dan psikologi mencoba mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Dengan diketahuinya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar, para pelaksana maupun pelaku kegiatan belajar dapat memberi intervensi positif untuk meningkatkan hasil belajar yang akan diperoleh. Secara implisit, ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar anak, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. a. Faktor Internal Foktor internal meliputi faktor fisiologis, yaitu kondisi jasmani dan keadaan fungsi-fungsi fisiologis. Faktor fisiologis sangat menunjang atau melatar belakangi aktivitas belajar. Keadaan jasmani

yang sehat akan lain pengaruhnya dibanding jasmani yang keadaannya kurang sehat. Untuk menjaga agar keadaan jasmani tetap sehat, nutrisi harus cukup. Hal ini disebabkan, kekurangan kadar makanan akan mengakibatkan keadaan jasmani lemah yang mengakibatkan lekas mengantuk dan lelah. Faktor psikologis, yaitu yang mendorong atau memotivasi belajar. Faktor-faktor tersebut diantaranya: Adanya keinginan untuk tahu Agar mendapatkan simpati dari orang lain. Untuk memperbaiki kegagalan Untuk mendapatkan rasa aman.

b. Faktor Eksternal Faktor-faktor eksternal, yaitu faktor dari luar diri anak yang ikut mempengaruhi belajar anak, yang antara lain berasal dari orang tua, sekolah, dan masyarakat. 1. Faktor yang berasal dari sekolah Faktor yang berasal dari sekolah, dapat berasal dari guru, mata pelajaran yang ditempuh, dan metode yang diterapkan. Faktor guru banyak menjadi penyebab kegagalan belajar anak, yaitu yang menyangkut kepribadian guru, kemampuan mengajarnya.

Terhadap mata pelajaran, karena kebanyakan anak memusatkan perhatianya kepada yang diminati saja, sehingga mengakibatkan nilai yang diperolehnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Keterampilan, kemampuan, dan kemauan belajar anak tidak dapat

dilepaskan dari pengaruh atau campur tangan orang lain. Oleh karena itu menjadi tugas guru untuk membimbing anak dalam belajar. 2. Faktor yang berasal dari orang tua Faktor yang berasal dari orang tua ini utamanya adalah sebagi cara mendidik orang tua terhadap anaknya. Dlam hal ini dapat dikaitkan suatu teori, apakah orang tua mendidik secara demokratis, pseudo demokratis, otoriter, atau cara laisses faire. Cara atau tipe mendidik yang dimikian masing-masing

mempunyai kebaikannya dan ada pula kekurangannya. Menurut hemat peneliti, tipe mendidik sesuai dengan kepemimpinan Pancasila lebih baik dibandingkan tipe-tipe diatas. Karena orang tua dalam mencampuri belajar anak, tidak akan masuk terlalu dalam. Prinsip kepemimpinan Pancasila sangat manusiawi, karena orang tua akan bertindak ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani. Dalam kepemimpinan Pancasila ini berarti orang tua melakukan kebiasaan-kebiasaan yang positif kepada anak untuk dapat diteladani. Orang tua juga selalu memperhatikan anak selama belajar baik langsung maupun tidak langsung, dan memberikan arahan-arahan manakala akan melakukan tindakan yang kurang tertib dalam belajar. Dalam kaitan dengan hal ini, Tim Penyusun Buku Sekolah Pendidikan Guru Jawa Timur (1989: 8) menyebutkan, Di dalam

pergaulan di lingkungan keluarga hendaknya berubah menjadi situasi pendidikan, yaitu bila orang tua memperhatikan anak, misalnya anak ditegur dan diberi pujian. Pendek kata, motivasi, perhatian, dan kepedulian orang tua akan memberikan semangat untuk belajar bagi anak. 3. Faktor yang berasal dari masyarakat Anak tidak lepas dari kehidupan masyarakat. Faktor masyarakat bahkan sangat kuat pengaruhnya terhadap pendidikan anak. Pengaruh masyarakat bahkan sulit dikendalikan. Mendukung atau tidak mendukung perkembangan anak, masyarakat juga ikut mempengaruhi. Selain beberapa faktor internal dan eksternal di atas, faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat disebutkan sebagai berikut: 1) Minat Seorang yang tidak berminat mempelajari sesuatu tidak akan berhasil dengan baik, tetapi kalau seseorang memiliki minat terhadap objek masalah maka dapat diharakan hasilnya baik. Masalahnya adalah bagainama seorang pendidik selektif dalam menentukan atau memilih masalah atau materi pelajaran yang menarik siswa. Berikutnya mengemas materi yang dipilih dengan metode yang menarik. Karena itu pendidik/ pengajar perlu mengenali karakteristik siswa, misalnya latar belakang sosial ekonomi, keyakinan, kemampuan, dan lain-lain. 2) Kecerdasan

Kecerdasan memegang peranan penting dalam menentukan berhasil tidaknya seserorang. Orang pada umumnya lebih mampu belajar daripada orang yang kurang cerdas. Berbagai penelitian menunjukkan hubungan yang erat antara tingkat kecerdasan dan hasil belajar di sekalah (Sumadi, 1989: 11). 3) Bakat Bakat merupakan kemampuan bawaan sebagai potensi yang perlu dilatih dan dikembangkan agar dapat terwujud (Utami, 1992: 17). Bakat memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat dilakukan pada masa yang akan datang. Selain kecerdasan bakat merupakan faktor yang menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam belajar (Sumadi, 1989: 12). Belajar pada bidang yang sesuai dengan bakatnya akan memperbesar kemungkinan seseorang untuk berhasil. 4) Motivasi Motivasi merupakan dorongan yang ada pada diri anak untuk melakukan sesuatu tindakan. Besar kecilnya motivasi banyak dipengaruhi oleh kebutuhan individu yang ingin dipenuhi (Suharsimi, 1993: 88). Ada dua macam motivasi yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang ditimbulkan dari dalam diri orang yang

bersangkutan. Sedangkan, motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul oleh rangsangan dari luar atau motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, misalnya angka, ijazah,

tingkatan, hadiah, persaingan, pertentangan, sindiran, cemoohan dan hukuman. Motivasi ini tetap diperlukan di sekolah karena tidak semua pelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Dengan memiliki kemampuan pada suatu mata pelajaran, baik itu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang mampu dikembangkan, siswa diharapkan dapat mengalih gunakan

kemampuan-kemampuan tersebut dalam mengahadapi masalahmasalah dalam berbagai bidang pelajaran. Kemampuan bernalar, kemampuan memilih strategi yang cocok menerima tetap dan dengan dan cermat

permasalahannya, mengemukakan

maupun suatu

kemampuan secara

informasi

merupakan kemampuan umum yang dapat digunakan dalam berbagai bidang. B. Media Video Proses belajar adalah proses internal dalam diri manusia maka guru bukanlah merupakan satu-satunya sumber belajar, namun merupakan salah satu komponen dari sumber belajar. AECT (Associationfor Educational

Communication and Technology) membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar, yaitu: 1. Pesan; didalamnya mencakup kurikulum (GBPP) dan mata pelajaran. 2. Orang; didalamnya mencakup guru, orang tua, tenaga ahli, dan sebagainya. 3. Bahan;merupakan suatu format yang digunakan untuk menyimpan pesan pembelajaran,seperti buku paket, buku teks, modul, program video, film,

OHT (over head transparency), program slide,alat peraga dan sebagainya (biasa disebut software). 4. Alat; yang dimaksud di sini adalah sarana (piranti, hardware) untuk menyajikan bahan pada butir 3 di atas. Di dalamnya mencakup proyektor OHP, slide, film tape recorder, dan sebagainya. 5. Teknik; yang dimaksud adalah cara (prosedur) yang digunakan orang dalam membeikan pembelajaran guna tercapai tujuan pembelajaran. Di dalamnya mencakup ceramah,permainan/simulasi, tanya jawab,

sosiodrama (roleplay), dan sebagainya. 6. Latar (setting) atau lingkungan; termasuk didalamnya adalah pengaturan ruang, pencahayaan, dan sebagainya.

Bahan & alat yang kita kenal sebagai software dan hardware tak lain adalah media pendidikan. Pertanyaan yang sering muncul pada guru, seberapa pentingkah media pembelajaran? Kita harus mengetahui dahulu konsep abstrak dan konkrit dalam pembelajaran,karena proses belajar mengajar hakekatnya adalah proses komunikasi,penyampaian pesan dari pengajar ke penerima. Pesan berupa isi/ajaran yang dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi baik verbal (kata-kata& tulisan) maupun nonverbal, proses ini dinamakan encoding. Penafsiran simbol-simbol komunikasi tersebut oleh siswa dinamakan decoding.

Ada kalanya penafsiran berhasil, adakalanya tidak. Kegagalan/ ketidakberhasilan dalam memahami apa yang didengar, dibaca,dilihat atau diamati akan menghambat proses pembelajaran. Kegagalan/ketidakberhasilan

atau penghambat dalam proses komunikasi dikenal dengan istilah barriers atau noise. Semakin banyak verbalisme semakin abstrak pemahaman yang diterima.

1. Kontribusi Media dalam pembelajaran Sejak mulai adanya pendidikan, seseorang mengajar sudah memanfaatkan media. Namun jenis media dari waktu ke waktu terus berkembang seiring dengan perkembangan teknologi, terutama teknologi informasi dan komunikasi. Secara umum media mempunyai kegunaan: a. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis. b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra. c. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar. d. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori & kinestetiknya. e. Memberikan rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.

Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton, 1985:

a. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar b. Pembelajaran dapat lebih menarik c. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar d. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek

e. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan f. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan g. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan h. Peran guru berubahan kearah yang positif

Karakteristik

dan

kemampuan

masing-masing

media

perlu

diperhatikan oleh guru agar mereka dapat memilih media mana yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. Sebagai contoh media kaset audio, merupakan media auditif yang mengajarkan topik-topik pembelajaran yang bersifat verbal seperti pengucapan (pronounciation) bahasa asing. Untuk pengajaran bahasa asing media ini tergolong tepat karena bila secara langsung diberikan tanpa media sering terjadi ketidaktepatan yang akurat dalam pengucapan pengulangan dan sebagainya. Pembuatan media kaset audio ini termasuk mudah, hanya membutuhkan alat perekam dan narasumber yang dapat berbahasa asing, sementara itu pemanfaatannya menggunakan alat yang sama pula.

2. Klasifikasi & Jenis Media KLASIFIKASI Media yang tidak Realia, model, bahan grafis, display diproyeksikan Media yang diproyeksikan OHT, Slide, Opaque JENIS MEDIA

Audio K aset, Audio V ission, aktive Audio Media audio Vission Media video Video Computer A ssisted I nstructional ( Media berbasis komputer Pembelajaran Berbasis Komputer) Multimedia kit Perangkat praktikum

Dari berbagai jenis media tersebut, pada kesempatan ini khusus akan dibahas media video/televisi. Media video/televisi biasa disebut audio visual, artinya media ini merupakan gabungan antara suara dan gambar.

3. Karakteristik Media Video/Televisi Pembelajaran

Sebagai sebuah media pembelajaran, video/televisi mempunyai karakteristik yang berbeda dengan media lain. Adapun karakteristik media video agak berbeda dengan media televisi. Perbedaan itu terletak pada penggunaan dan sumber. Media video dapat digunakan kapan saja dan kontrol ada pada pengguna, sedangkan media televisi hanya dapat digunakan satu kali pada saat disiarkan, dan kontrol ada pada pengelola siaran. Namun secara umum kedua media ini mempunyai karakteristik yang sama, yaitu:

a. Menampilkan gambar dengan gerak, serta suara secara bersamaan. b. Mampu menampilkan benda yang sangat tidak mungkin ke dalam kelas karena terlalu besar (gunung), terlalu kecil (kuman), terlalu abstrak (bencana), terlalu rumit (proses produksi), terlalu jauh (kehidupan di kutub) dan lain sebagainya.

c. Mampu mempersingkat proses, misalnya proses penyemaian padi hingga panen. d. Memungkinkan adanya rekayasa (animasi).

Adapun media video/televisi pembelajaran ini juga mempunyai kelebihan dan kekurangan. a. Kelebihan 1) 2) 3) 4) 5) Dapat menstimulir efek gerak Dapat diberi suara maupun warna Tidak memerlukan keahlian khusus dalam penyajiannya Tidak memerlukan ruangan gelap dalam penyajiannya Dapat diputar ulang, diberhentikan sebentar, dan sebagainya (video) control pada pengguna. b. Kekurangan 1) Memerlukan peralatan khusus dalam penyajiannya 2) Memerlukan tenaga listrik 3) Memerlukan Pembuatannya 4) Tidak dapat diputar ulang (siaran televisi) kontrol pada pengelola. 5) Sulit dibuat interaktif (khusus siaran langsung siaran televisi interaktif melalui telepon/sms). 4. Prosedur Pengembangan Media Video Pembelajaran Saat ini banyak kita temukan media video pembelajaran. Pembuatan media ini tidaklah terlalu sulit, yang penting ada kemauan dan semangat untuk berkarya. Hampir setiap orang dapat membuat media keterampilan khusus dan kerja tim dalam

video pembelajaran, yang membedakan yaitu kualitas dan kebermanfaatan dari hasilnya. Untuk membuat media video pembelajaran secara umum ada tiga tahap yaitu: a. Praproduksi Tahap praproduksi melalui tahap yang panjang dan

menentukan keberhasilan pada tahap selanjutnya.

Tahap ini

merupakan perencanaan dari kegiatan selanjutnya dan hasil yang akan dicapai. Tahap ini meliputi: 1) 2) 3) 4) 5) Penentuan Ide/Eksplorasi Gagasan Penyusunan Garis Besar Isi Media Video (GBIMV) Penyusunan Jabaran Materi Media Video (JMV) Penyusunan Naskah Pengkajian Naskah

Hasil akhir dari tahap praproduksi yaitu naskah video pembelajaran yang telah disetujui oleh pengkaji dan dinyatakan kebenarannya, sehingga naskah tersebut laik produksi.

b. Produksi

Produksi merupakan tahap selajutnya setelah naskah diterima oleh Produser dan Sutradara. Untuk menghasilkan gambar dan suara sesuai dengan keinginan penulis naskah, maka pada tahap ini harus dilakukan berbagai kegiatan, meliputi:

1)

Rembuk Naskah

2) 3) 4) 5) 6)

Penentuan Tim Produksi Casting (Pencarian Pemain) Hunting (Pencarian Lokasi Shooting) Cru Metting (Rapat Tim Produksi) Pengambilan Gambar

Hasil akhir dari kegiatan produksi yaitu sekumpulan gambar dan suara dari lapangan yang siap diserahkan kepada editor untuk dipilih sesuai naskah.

c. Pascaproduksi

Setelah sekumpulan gambar dan suara diterima oleh editor, maka langkah selanjutnya yaitu tahap pemilihan gambar dan suara yang terbaik. Gambar dan suara tersebut kemudian disambung-sambung. Tahap ini cukup panjang, yaitu meliputi:

1) Editing (Penggabungan dan Pemilihan Gambar) 2) Mixing (Pengisian Musik) 3) Preview 4) Ujicoba 5) Revisi 6) Distribusi/Penyiaran

Hasil akhir dari kegiatan ini yaitu sebuah media video pembelajaran yang siap dimanfaatkan oleh siswa dan guru dalam pembelajaran di kelas.

E. Kerangka Berfikir Banyak kendala yang dihadapi siswadalam belajar IPS. Terutama dalam penyampai materi. Penyampain materi yanga hanya menggunakan teknik membaca, biasanya membuat siswa sibuk dengan dirinya karena mereka meras jenuh dan berujung pada bicara sendiri ketika guru mrnyampaikan materi. Hasilnyaa ketikaa diadakan tes evaaluasi mereka kebinggungan. Hal ini tercipta karena guru yang belum bisa menciptakan inovasi baru agar siswa itu mampu untuk memperhatikan dan paham terhadap materi tersebut. Seharusnya guru harus bisa menarik anggapan, bahwa belajar IPSitu menyenangkan bukan IPS itu adalah pelajajaran menghafalkan. Salah satu inovasi yang mungkin bisa menarik siswa dalam penyampaian materi dengan menerapkan video dalam penyampain materi. Dengan diadakannya pembaruhan dalam proses pembelajaran, siswa akan lebih memeperhatikan karena mereka tidak merasa jenuh, dengan adanya inovasi yang diselipkan dalam kegiatan pembelajaran akan meningkatkan prestasi belajar

dikarenakaan meteri ataupun proses pembelajaran menarik siswa dan siswa tertarik untuk memperhatikan. F. Hipotesis Tindakan Berdasarkan pada permasalahan dalam penelitian tindakan yang berjudul yang Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Ips Dengan Menggunkan Media Video dalam pokok bahasan Meneladani Sikap Kepahlawanan Dan Patriotisme Tokoh-Tokoh Di Lingkungannya pada Siswa Kelas IV SDN 01

Josenan Kota Madiun

Tahun 2013/2014 dilakukan oleh peneliti, dapat

dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: 1. Ada peningkatan prestasi belajar ips dengan menggunakan media video dalam pokok bahasan meneladani sikap kepahlawanan dan patriotisme tokoh-tokoh di lingkungan pada siswa kelas iv sdn 01 josenan kota madiun tahun pelajaran 2012/2013 2. Tidak ada peningkatan prestasi belajar ips dengan menggunakan media video dalam pokok bahasan meneladani sikap kepahlawanan dan patriotisme tokoh-tokoh di lingkungan pada siswa kelas iv sdn 01 josenan kota madiun tahun pelajaran 2012/2013.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

1. Tempat Pelaksanaan

Penelitian diadakan di SDN 01 Josenan Kota Madiun Tahun pelajaran 2012/2013. Pemilihan tempat ini didasarkan atas beberapa alasan diantaranya:

a. Letaknya yang strategis dan mudah dijangkau serta dekat dengan tempat perkuliahan.

b. Belum adanya penelitian yang serupa diadakan di SDN 01 Josenan Kota Madiun sehingga penelitian ini dapat memberikan masukan

terhadap sekolah agar dalam proses pembelajaran guru dapat memberikan inovasi terhadap pembelajran terutama pada media dalam proses belajar mengajar.

c.

Prestasi belajar siswa di sekolah ini masih belum semuanya mencapai nilai yang diharapkan.

2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013 dan pengumpulan data dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juni 2013.

B. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 01 Josenan Kota Madiun Tahun pelajaran 2012/2013. Pemilihan subjek ini didasarkan pada pertimbangan guru kelas IV, prestasi belajar yang dimiliki siswa kelas IV belum semua mencapai nilai yang diharapkan, terutama pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Diharapkan dengan memanfaatkan LCD yang ada, dan digunakan untuk pemutaran video lewat LCD dan Laptop yang digunakan peneliti untuk menyampaikan materi meneladani sikap pahlawan, prestasi belajar IPS siswa kelas IV lebih meningkat. Jumlah siswa kelas IV ada 35 yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan. C. Desain dan Prosedur Penelitian 1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas,

memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis, 2000: 3). Sedangkah menurut Mukhlis (2000: 5) PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan. Adapun tujuan utama PTK adalah untuk

memperbaiki/meningkatkan praktek pembelajran secara kesinambungan

sedangkan tujuan penyertaan adalah menumbuhkan budaya meneliti dikalangan guru (Mukhlis. 2000:5) Sedangkan Suharsimi Arikunto dkk (2006: 58) Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. Pelaksanaan pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam beberapa siklus. Pada setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu: tahap perencanaan (planning), tahap tindakan (acting), tahap pengamatan (observing), dan tahap refleksi (reflecting). Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut:

Perencanaan

Refleksi

SIKLUS I

Pengamatan

Pengamatan Perencanaan

Refleksi

SIKLUS II

Pengamatan

Pengamatan

?
Gambar Skema Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Suharsimi Arikunto dkk, 2006:16)

Agar lebih jelas berikut ini menurut Suharsimi Arikunto dkk (2006: 17-22) penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut: a. Tahap1: Menyusun Rancangan Tindakan (planning) Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. b. Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan (acting) Dalam tahap ke-2 ini adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenai tindakan di kelas. c. Tahap 3: Pengamatan (observing) Dalam tahap ke-3 ini, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat d. Tahap 4: Refleksi (reflecting) Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. 2. Prosedur penelitian a. SIKLUS I 1) Tahap Perencanaan (Planning)
a) Mengidentifikasi masalah b) Menganalisis dan merumuskan masalah c) Merancang Rencana pelaksanaan pembelajaran d) Menyiapkan media dan alat-alat yang dibutuhkan (laptop,

LCD, Speaker, dll)


e) Mempersiapkan soal diskusi dan evaluasi

2) Tahap Melakukan Tindakan (Action)

a) Melaksanakan langkah-langkah tindakan sesuai dengan yang

sudah direncanakan, seperti:

Kegiatan awal o Guru mengucapkan salam o Presensi o apersepsi

Kegiatan inti o Membacakan tujuan pembelajaran dan prosedur kegiatannya o Penyampain materi dengan video o Membagi siswa menjadi beberapa kelompok o Diskusi dan presentasi hasil diskusi o Membahas dan menyimpulkan hasil diskusi

Kegiatan akhir o Mengerjakan soal evaluasi dan membahasnya o Refleksi/penguatan o Memberikan PR o Salam penutup

b) Menerapkan penggunaan video sebagai penyampain materi c) Melakukan

pengamatan terhadap setiap langkah-langkah

kegiatan sesuai rencana


d) Memperhatikan alokasi waktu yang ada dengan banyaknya

kegiatan yang dilaksanakan

e) Mengantisipasi dengan melakukan solusi apabila menemui

kendala saat melakukan tahap tindakan 3) Tahap Mengamati (observasi) Sebelum mengamati peneliti mengadakan tanya jawab pada guru IPS kelas IV. Pada saat melaksanakan KBM peneliti mengamati aktifitas siswa, tujuannya adalah untuk mengetahui adakah pengaruh pengunaan media video terhadap prestasi belajar siswa kelas IV SDN 01 Josenan Kota Madiun, pada materi meneladani sikap kepahlawanan tahun ajaran 2012/2013 4) Tahap refleksi (Reflection) a) Menganalisis temuan saat melakukan observasi pelaksanaan observasis dan menganalisa data hasil pengamatan terhadap siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. b) Menganalisis kelemahan dan keberhasilan penggunaan media video dalam penyampain materi dan mempertimbangkan langkah selanjutnya c) Melakukan refleksi terhadap pengguanan media tersebut. d) Melakukan refleksi terhadap hasil belajar siswaa Peneliti
menganalisa hasil tes pada siklus I untuk menentukan kekurangan dan kelebihan jalannya pembelajaran pada siklus I dan merencanakan tindakan selanjutnya pada siklus II.

b. SIKLUS II
1) Tahap Perencanaan (Planning)

a) Hasil refleksi dievaluasi, didiskusikan, dan mencari upaya

perbaikan untuk diterapkan pada pembelajaran berikutnya


b) Mendata masalah dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran c) Merancang perbaikan II berdasarkan refleksi siklus I 2) Tahap Melakukan Tindakan (Action) a) Melakukan analisis pemecahan masalah b) Melaksanakan

tindakan perbaikan II Tahap Mengamati

(observasi)
c) Melakukan pengamatan terhadap media selama KBM dikelas. a) Mencatat perubahan yang terjadi b) Melakukan diskusi membahas masalah yang dihadapi saat

pembelajaran dan memberikan balikan


3) Tahap refleksi (Reflection)

a) Merefleksi suasana apa yang dirasakan siswa selama KBM berlangsung serta merefleksi prestasi belajar yang diperoleh siswa dengan penggunaan selama KBM di kelas b) Menganalisis temuan dan hasil akhir penelitian D. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara : 1. Teknik observasi Teknik observasi digunakan untuk menggali berbagai kejadian, peristiwa, keadaan, tindakan yang berkaitan dengan system yang berlangsung pada proses pembelajaran di kelas. Jadi observasi dipakai

untuk menggali data yang terlihat, terdengar, atau terasakan dimana kesemuanya dipandang sebagai suatu hamparan kenyataan (Stuart, 1977) yang mungkin saja diangkat sebagai aspek penting terkait dengan system pembelajaran di sekolah. 2. Wawancara Teknik wawancara mendalam (in depth interview) digunakan untuk menggali apa yang ada di dalam proses pembelajarnnya baik bagi guru maupun bagi siswa 3. Documenter Documenter digunakan untuk menggali data yang bersifat dokumen.

E. Metode Analisis Data Untuk mengetahui keefektivan suatu penerapan media dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisis data, analisis tersebut berupa analissi deskritif, baik kuantitatif maupun kualitatif. Pegumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi, observasi, wawancara dan tes. Teknik dokumentasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan masing-masing siswa sebagai dasar pembagian kelompok. Teknik observasi digunakan untuk merekam kualitas proses belajar mengajar berdasarkan instrumen observasi dan digunakan camera video, sedangkan tes digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkatan prestasi belajar siswa.

Pegumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi, observasi, dan tes. Teknik dokumentasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan masing-masing siswa sebagai dasar pembagian kelompok. Teknik observasi digunakan untuk merekam kualitas proses belajar mengajar berdasarkan instrumen observasi dan digunakan camera video, sedangkan tes digunakan untuk mengetahui kualitas hasil belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindon. Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Anggraheni, I., S. 2011. Motivasi Belajar dan Faktor-Faktor yang Berpengaruh: Sebuah Kajian pada Interaksi Pembelajaran Mahasiswa. Premiere Educandum, 1 (2):148-162. Daryanto. 2011. Media Pembelajaran: Peranannya Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media. Dimyati dan Mujiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta. Soebijantoro. 2011. Implementasi Lesson Study pada Pengajaran IPS Kelas Tinggi. Premiere Educandum, 1(2):35-38.

Anda mungkin juga menyukai