Anda di halaman 1dari 11

Demam merupakan salah satu masalah yang kerap djumpai dalam mengasuh dan membesarkan anak. Mengapa?

Anak memang sangat rentan terhadap infeksi virus seperti pilek/flu/selesma. Oleh karena itu, dapat dimengerti mengapa anak kerap mengalami demam. Di lain pihak, bahayakah demam itu? Buruk benarkah demam itu? Rasanya tidak ada sesuatu yang 100% buruk atau yang 100% baik. Pasti ada maksudnya mengapa Tuhan mewujudkan fenomena demam ini. Bahwa ada ekses atau komplikasi, itulah hidup.

FEVER. Harmful?
Demam merupakan alasan terbanyak membawa anak ke dokter. Hal ini sedikit banyak merefleksikan kepanikan orang tua menghadapi masalah demam pada anak. Padahal, berbagai penelitian telah membuktikan bahwa program edukasi perihal demam membuat orang tua lebih rasional dalam menangani demam. Oleh karena itu, akan dibahas beberapa subtopik

Mekanisme pengaturan suhu tubuh, Mekanisme terjadinya demam, serta Prinsip penanganan anak demam.

Setelah ini, diharapkan orang tua dapat menyikapi demam secara proporsional karena sesungguhnya demam itu suatu kondisi fungsional (Fever is functional), artinya, demam berfungsi membantu kita memerangi infeksi. Demam berfungsi sebagai alarm untuk memberitahukan bahwa sesuatu tengah terjadi di dalam tubuh kita.

IRRATIONAL USE OF DRUGS (IRUD)


Seluruh dunia, sudah sejak lama, sangat mengkhawatirkan pola pemberian obat khususnya di negara sedang berkembang. Masalahnya memang sangat kompleks dan saling terkait antara pihak regulasi, prescriber (dokter), konsumen (pasien), dan industri obat. Paling tidak ada 2 masalah utama perihal IRUD yaitu polifarmasi dan pemberian antibiotik yANg berlebihan atau kurang pada tempatnya. Anak merupakan populasi yang paling terpapar pada obat pada banyak obat (polypharmacy) dan kepada antibiotik. Tiga kondisi yang paling sering diterapi dengan antibiotik adalah demam, radang tenggorokan, dan diare. Coba pelajari kartu berobat putra putri ibu, perhatikan, berapa kali dalam 1 tahun ibu membawa mereka berobat karena sakit. Berapa kali dari kunjungan itu, dimana ibu tidak memperoleh obat, tidak memperoleh antibiotik? Padahal, kelompok yang rentan mengalami efek samping obat adalah mereka yang sangat tua dan mereka yang sangat muda (bayi dan anak-anak). Penelitian menunjukkan 3 alasan

di pihak dokter yang terkait IRUD: Lack of confidence, tekanan dari konsumen, dan tekanan dari industri obat. Beberapa contoh perilaku konsumen yang tidak rasional.

Bersikap pasrah dan tidak berpartisipasi aktif dalam urusan kesehatannya. Sebagian masyarakat masih menganggap bahwa antibiotik adalah obat dewa penyelamat jiwa. Apapapun sakitnya anak, HARUS diberi antibiotik.

Ketahuilah, bukan hanya pasien yang berada dalam posisi ketergantungan terhadap dokter, dokter juga sama dependent nya terhadap pasiennya. Pasien yang tidak rasional akan mendorong dokter untuk juga tidak rasional. Sudah terbukti bahwa perilaku konsumen kesehatan yang rasional dan kritis akan membantu peningkatan kualitas layanan kesehatan.

MEKANISME PENGATURAN SUHU TUBUH


Tubuh kita diperlengkapi dengan berbagai mekanisme pengaturan yang canggih termasuk perihal suhu. Pusat pengaturan suhu adalah hipotalamus (termostat), suatu bagian kecil di otak kita, dan pusat pengaturan suhu tubuh itu disebut dengan SET POINT. Mekanisme pengaturan ini mempertahankan suhu tubuh kita agar senantiasa konstan, berkisar pada suhu 37C (homotermal) Bagaimana persisnya suhu di atur? Termostat hipotalamus bekerja berdasarkan asupan dari ujung saraf dan dari suhu darah yang beredar di tubuh kita. Tergantung dari input ini lah maka termosat akan membentuk panas atau justru membuang panas.

MEKANISME PENGATURAN OLEH HYPOTHALAMUS

Bila suhu di luar dingin: hipotalamus membuat program agar kita tidak kedinginan yaitu dengan menaikkan set pointnya alias menaikkan suhu tubuh dengan menggigil dan dengan mengerutkan pembuluh darah. Di musim dingin, kita akan menggigil dan tampak pucat. Bila suhu di luar panas: hipotalamus harus menurunkan suhu tubuh untuk mencegah heat stroke. Caranya? Dengan mengeluarkan panas tubuh melalui upaya penguapan seperti berkeringat, pelebaran pembuluh darah, dan pernafasan yg lebih cepat. Oleh karena itu, pada saat kita kepanasan, selain berkeringat, kita juga tampak merah/ flushing.

Kalau ada mekanisme pengaturan suhu yang canggih, mengapa kita bisa demam? Apa sebenarnya demam itu?

FEVER AND FIGHTING FOR INFECTION (DEMAM SEBAGAI SALAH SATU CARA MEMERANGI INFEKSI)
Demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu di atas seting normal yaitu di atas 38C. Namun demikian, beberapa buku menyatakan bahwa demam adalah suhu tubuh > 38.5C untuk waktu minimal 24 jam. Akibat tuntutan peningkatan seting tersebut maka tubuh akan memproduksi panas. Proses pembentukan panas itu terdiri dari tiga fase. Fase pertama, menggigil dan berlangsung sampai suhu tubuh mencapai puncaknya;lalu suhu menetap (fase kedua) dan baru akhirnya suhu turun (fase ketiga). Bagaimana dan mengapa timbul demam? Peningkatan suhu tubuh ini disebabkan oleh beredarnya suatu molekul kecil di dalam tubuh kita yang disebut dengan pirogen (zat pencetus panas). Apa yang menyebabkan terjadinya peningkatan pembentukan pirogen? Banyak hal, antara lain infeksi, radang, keganasan, alergi, teething, dan lain lain. Sebelumnya akan diklarifikasi 3 terminologi.

INFLAMMATION - FEVER
Pertama, RADANG. Apakah radang itu? Infeksikah? Dalam bahasa inggris, radang adalah INFLAMMATION, bukan infection. Dengan demikian, radang bisa disebabkan oleh infeksi tetapi bisa juga bukan karena infeksi. Bila radang disebabkan oleh infeksi, maka hal itu bisa infeksi kuman (bakteria) atau karena infeksi virus, jamur, parasit; tetapi kebanyakan infeksi pada bayi dan anak disebabkan oleh virus. Apa penyebab radang yang bukan infeksi? Bisa alergi (yang tersering), bisa juga trauma, tumbuh gigi (teething), atau karena penyakit autoimun (ada kesalahan program di dalam tubuh dimana organ tubuh dikira sebagai musuh dan diserang oleh sistem imun. Kedua, Infeksi itu apa? Infeksi adalah masuknya jasad renik (micro organisms atau mahluk hidup yang sangat kecil yang umumnya tidak dapat dilihat dengan mata) ke tubuh kita. Masuknya micro-organisms tersebut belum tentu menyebabkan kita jatuh

sakit, tergantung banyak hal antara lain tergantung seberapa kuat daya tahan tubuh kita. Bila sistem imun kita kuat, mungkin kita tidak jatuh sakit atau kalaupun sakit, ringan saja sakitnya, bahkan tubuh kita selanjutnya membentuk zat kekebalan (antibodi). Mikro organisme atau jasad renik tersebut bisa kuman/bakteri, bisa virus, jamur. Ketiga, DEMAM. Apakah demam itu PENYAKIT ATAU GEJALA? Demam bukan penyakit, demam adalah gejala bahwa ada sesuatu yang sedang terjadi di dalam tubuh kita. Batuk, muntah, diare juga bukan penyakit, melainkan gejala. Berhadapan dengan gejala-gejala tersebut, yang terpenting adalah mencari tahu APA PENYEBABnya. Apakah DEMAM ITU PASTI INFEKSI? Belum tentu, tetapi umumnya demam disebabkan oleh infeksi. Pada bayi dan anak kebanyakan penyebab demam adalah infeksi virus. Mengapa kalau infeksi harus demam? Sudah terbukti bahwa demam sengaja dibuat oleh tubuh kita sebagai upaya membantu tubuh menyingkirkan infeksi.

INFECTION, FEVER, ANTI FEVER DRUGS


Pada saat terserang infeksi, maka tentunya tubuh harus membasmi infeksi tersebut. Caranya? Dengan mengerahkan sistem imun. Pasukan komando untuk melawan infeksi adalah sel darah putih dan dalam melaksanakan tugasnya agar efektif dan tepat sasaran, sel darah putih tidak bisa sendirian, diperlukan dukungan banyak pihak termasuk pirogen. Pirogen membawa 2 misi:

Mengerahkan sel darah putih atau leukosit ke lokasi infeksi Menimbulkan demam yang akan membunuh virus karena virus tidak tahan suhu tinggi, virus tumbuh subur di suhu rendah.

Dimana peran obat penurun panas? Obat penurun panas, bekerja menghambat ensim Cox (cyclo-oxygenase) sehingga pembentukan prostaglandin terganggu dan selanjutnya menyebabkan terganggunya peningkatan suhu tubuh. Obat penurun panas samasekali tidak mengobati si penyebab demam itu sendiri. Di kotak sebelah kiri tertulis beberapa contoh obat-obatan yang justru dapat meningkatkan suhu tubuh seperti obat anti-kanker, antibiotik tertentu (ampicillin, clox, tetra, lincomycin, Bactrim, Septrim, INH, Flagyl), Cimetidine, Primperan

TAKING YOUR CHILDS TEMPERATURE


Dalam membesarkan anak, orang tua pasti berhadapan dengan masalah demam. Sebaiknya, orang tua memilki termometer untuk mengetahui persis apakah anaknya demam atau tidak. Sebaiknya, kita tidak menentukan anak demam atau tidak sematamata berdasarkan perabaan saja, karena tidak tertutup kemungkinan perabaan tangan kita bisa menyesatkan. Suhu tubuh bisa saja meningkat saat suhu di luar tinggi, atau anak bermain dengan aktivitas fisik yang tinggi. Sebaliknya, anak yang dehidrasi akan teraba dingin meski suhu di dalam tubuh meningkat. Saat ini tersedia berbagai pilihan termometer yang dapat dipergunakan orang tua. Selain termometer kaca dengan merkuri, tersedia termometer digital, termometer untuk liang telinga, dan termometer fleksibel untuk ditempelkan di dahi. Bagaimana memilih termometer? Sebenarnya termometer kaca merkuri sangat akurat dan tidak mahal, tetapi atas dasara pencemaran lingkungan (bila termometer pecah), dianjurkan untuk tidak lagi dipergunakan. Alternatif yang aman dan akurat adalah termometer digital yang bisa dipergunakan di mulut, dimasukkan melalui anus (secara rektal), atau di ketiak. Alternatif lainnya adalah termometer telinga (tympanic thermometer) yang pemakaiannya mudah dan dengan cepat dapat mengukur temperatur di dalam liang telinga. Namun demikian, pengukuran termometer telinga tidak dianjurkan untuk bayi berusia kurang dari 3 bulan. Termometer dahi dalam bentuk lempengan plastik dapat dipakai menentukan ada tidaknya demam tetapi tidak akurat untuk menentukan temperatur secara tepat. Apapun tipe termometer yang dipergunakan, jangan mengukur suhu tubuh segera setelah mandi karena hasil pengukurannya akan terpengaruh. Bagaimana cara pengukuran yang baik? Bayi dan anak berusia kurang dari 4 tahun belum bisa bekerjasama sehingga jangan lakukan pengukuran suhu di dalam mulut. Pada kelompok usia tersebut, pengukuran termometer dilakukan secara rektal, di ketiak, atau di telinga dengan termometer telinga. Pada anak yang lebih besar, pengukuran dapat dilakukan baik melalui rektal, ketiak, telinga, maupun mulut. Namun demikian, bila anak pilek hebat dan hidungnya tersumbat maka dia tidak bisa menutup mulutnya (karena ia bernafas melalui mulut), sebaiknya pergunakan pengukuran ketiak, telinga atau rektal.

Mengukur temperatur rektal


Lumasi ujung termometer dengan jelly pelicin yang larut air (jangan pergunakan petroleeum jelly seperti vaselline) Baringkan anak di pangkuan anda atau di atas tempat yang rata dan agak keras Satu tangan memegang bagian bawah pantat anak agar tidak bergerak-gerak. Tangan yang lain memasukkan termometer melalui anus sejauh 1 2 cm, tetapi bila terasa ada tahanan, jangan masukkan lebih jauh dari 1 cm.

Termometer dikepit di antara dua jari saat bagian tangan anda yang lain memegang pantat anak. Tenangkan anak/bayi, ajak bicara sambil anda memegang termometer tersebut. Tunggu sampai terdengar nada beep dan bacalah angka yang tertera

Mengukur temperatur di dalam mulut (oral)


Bila anak baru saja minum atau makan, tunggu 20 - 30 menit sebelum mengukur temperatur di dalam rongga mulut. Pastikan tidak ada makanan, permen, dan lain-lain di dalam mulut anak anda Letakkan ujung termometer di bawah lidah, minta anak untuk mengatupkan bibirnya di sekeliling termometer. Ingatkan dia untuk tidak menggigit termometer atau berbicara saat ada termometer di dalam mulutnya. Minta anak untuk relaks dan bernafas biasa melalui hidung. Setelah terdengar nada beep, baca angka yang tertulis

Mengukur temperatur di ketiak


Buka baju anak dan dalamannya (termometer harus menyentuh kulit, bukan baju) Taruh termometer di ketiak, lipat tangan anak serongkan ke dada sehingga termometer terjepit Tunggu sampai terdengar nada beep. Baca angka yang tertera. Jangan lupa untuk membaca tanggal saat pengukuran dilakukan.

COMPLICATIONS
Sudah jelas, demam itu umumnya justru dibutuhkan sebagai salah satu bentuk perlawanan tubuh terhadap infeksi. Tetapi apakah ada sisi negatifnya? Tidak sedikit yg mengganggap demam sebagai momok yang menakutkan. Kerugian yang bisa terjadi akibat demam:

Dehidrasi karena pada saat demam, terjadi peningkatan pengeluaran cairan tubuh sehingga dapat menyebabkan dehidrasi. Kejang demam, tetapi kemungkinannya sangat kecil. Selain itu, kejang demam hanya mengenai bayi usia 6 bulan sampai anak usia 5 tahun. Terjadi pada hari pertama demam, serangan pertama jarang sekali terjadi pada usia < 6 bulan atau > 3 tahun. Gejala: anak tidak sadar, kejang tampak sebagai gerakan2 seluruh tangan

dan kaki yang terjadi dalam waktu sangat singkat. Umumnya TIDAK BERBAHAYA, tidak menyebabkan KERUSAKAN OTAK. Orang tua sering sulit membedakan antara menggigil dengan kejang. Pada saat anak menggigil, anak tidak kehilangan kesadaran, tidak berhenti napasnya. Anak menggigil karena suhu demamnya akan meningkat. Orang tua juga sering sulit membedakan antara kejang demam/steup dengan kejang akibat infeksi otak. Kejang akibat demam bersifat generalized (melibatkan seluruh tubuh), berlangsung sekejap, setelah kejang, anak segera sadar. Kejang akibat infeksi otak berlangsung lama, berulang-ulang, lehernya kaku, dan anak tetap tidak sadar sekalipun kejang sudah berhenti.. Sebaiknya orang tua menghitung lamanya kejang dengan watch stop. Tidak jarang, akibat penampilannya yang menakutkan, maka orang tua merasa kejangnya lama meski sebenarnya hanya berlangsung dalam detik atau menit.

PRINCIPLES IN FEVER MANAGEMENT


Apa yang terpenting dalam menghadapi anak demam? Mencari tahu apa penyebab panasnya. Dengan mengetahui permasalahan, maka kita dapat bertindak secara rasional. Berikut ini adalah prinsip utama tatalaksana demam sesuai panduan Mayo Clinic USA:

Orang tua tidak perlu panik, umumnya demam tidak membahayakan jiwa. Hal utama yang perlu dilakukan adalah mengamati perilaku anak. Bila saat suhu tidak terlalu tinggi anak masih tetap aktif, masih riang, masih mau main, maka kita tidak perlu cemas. Jangan memberikan obat panas bila demam tidak tinggi Cegah kemungkinan terjadinya dehidrasi Mengetahui kapan harus cemas dan harus menghubungi dokter

GUIDELINES
American Academy of Pediatrics membuat rekomendasi penanganan demam yang dapat dilihat di sini.

TREATING FEVER

Panduan praktis menangani anak demam: Ruangan dijaga agar tidak panas, pasang kipas angin. Anak memakai baju yang tidak tebal Ekstra cairan, Minum sering: Air, air sup, jus buah segar yang dicampur air, es batu, es krim Bila sering muntah atau diare, beri minuman elektrolit: pedialyte, oralit Biarkan anak memakan apa yang dia inginkan, jangan dipaksa. Hindarkan makanan yang berlemak, makanan yang sulit dicerna. Tepid sponging (kompres air hangat)

Anak tidak masuk sekolah, tetapi bukan berarti harus di tempat tidur seharian.

SPONGING TO EASE FEVER (kompres hangat untuk menurunkan demam)


Tidak jarang orang tua terperangah bila saya tidak memberikan obat dan menyatakan cukup kompres saja. Kompres hangat akan menurunkan suhu anak dalam waktu 30 45 menit. Oleh karena itu, lakukanlah kompres hangat bila suhu anak sangat tinggi, atau anak muntah-muntah sehingga tidak dapat meminum obat, pernah kejang demam atau ada anggota keluarga dekat yang pernah kejang demam. Kompres hangat ini juga membantu anak agar lebih comfortable. Bagaimana cara mengompres anak demam?

Taruh anak di bath tub/ember mandi yang diisi air hangat bersuhu 30 - 32C; atau Usapkan air hangat di sekujur tubuh bayi/anak Bila anak menolak, suruh duduk di ember/bath tub, beri mainan, ajak bermain

FEVER MEDICATION (OBAT DEMAM)

Sebelumnya sudah dikemukakan mekanisme kerja obat penurun demam dan kapan obat ini diberikan. Ada berapa macam obat penurun panas? Tabel di bawah menunjukkan beberapa obat demam yang tersedia di Indonesia. IbuProphen NYERI, demam, fever Inflamasi 5 - 10 mg/kg Iritasi lambung/ saluran cerna (Perdarahan), Gangguan ginjal, Jangan berikan bila Anak muntah2 dan atau diare Acetaminophen Acetosal Metamizole DEMAM, nyeriNyeri Nyeri, demam demam, inflamasi 10 - 15 mg/kg Bila overdosis, Sindrome Bonne dapat Reye marrow menyebabkan (gangguan suppression kerusakan hati otak dan Reaksi hati), iritasi alergi lambung Tidak dianjurkan : Anak < 16 thn, Infeksi virus TIPS:

Efek Dosis

Efek samping

Jangan berikan 2 obat demam misalnya acertaminophen dengan ibuprofen atau acetaminophen dengan aspirin. Sebaiknya jangan campur acetaminophen dengan phenobarbital (luminal). Dulu, tujuan pemberian fenobarbital untuk mencegah kejang demam, padahal kejang demam tidak dapat dicegah. Di lain pihak, fenobarbital menekan ensim hati yang kerjanya menetralisir acetaminophen sehingga kadar acetaminophen di darah akan meningkatkan dan meningkat pula risiko intoksikasi acetaminophen. Jangan berikan aspirin (ASETOSAL/ASPILET) pada anak < 12 tahun. Pada infeksi virus, aspirin akan meningkatkan risiko SINDROM REYE, suatu kondisi berat yang mmenyebabkan gagal hati dan penurunan kesadaran.

PERDARAHAN SALURAN CERNA AKIBAT OBAT DEMAM

Pada dasarnya tidak ada obat yang tidak berisiko menimbulkan efek samping. Pemberian obat demam bisa menimbulkan efek samping mulai dari nyeri dan perdarahan lambung (yang paling kerap), hepatitis (kerusakan sel hati yang ditandai dengan peningkatan ensim SGOT dan SGPT, pembengkakan dan rasa nyeri di daerah hati), gangguan pada sumsum tulang (produksi sel darah merah, sel darah putih dan sel trombosit tertekan), gangguan fungsi ginjal, rasa pusing, vertigo, penglihatan kabur, penglihatan ganda (diplopia), mengantuk, lemas, merasa cemas, dan sebagainya Risiko efek samping perdarahan saluran cerna misalnya, akan meningkat bila kita memakai lebih dari satu obat (misalnya parasetamol dengan aspirin atau parasetamol dengan ibuprofen), pemakaian jangka panjang, atau pemakaian bersama dengan steroid. Dxi lain pihak, faktor indiv idu juga bisa meningkatkan risiko efek samping ini seperti manula, perempuan, peminum alkohol atau perokok, peminum kopi. Risiko perdarahan juga akan meningkat biloa ybs sebelumnya memang sudah menderita tukak lambung atau bila ada riwayat perdarahan pada keluarga.

SHOULD IT BE TREATED?
Umumnya, demam bukan merupakan kondisi yang membahayakan jiwa. Demam justru merupakan mekanisme pertahanan tubuh yang membantu kita membasmi infeksi, yang paling penting adalah mencari tahu penyebab demam dan memahami saat kapan orang tua harus mengontak dokter anaknya. Bila demam tidak tinggi, jangan berikan obat demam, tidak perlu dikompres, minum banyak saja. Obat demam dan kompres hangat hanya diberikan bila demam tinggi atau anak merasa uncomfortable. Upaya yang penting lainnya adalah mencegah komplikasi dehidrasi dengan memberikan anak minum lebih dari biasanya.

HIPOCRATES
Heat is the immortal substance of life endowed with intelligence. However, heat must also be refrigerated by respiration and kept within bounds if the source of the principle of life is to persists; For if refrigeration is not provided, the heat will consume itself

FINAL MESSAGE

Salah satu tugas dokter adalah kegiatan promotif edukatif sehingga konsumen kesehatan menyadari bahwa upaya perawatan kesehatan merupakan tanggung jawab mereka pula, bahwa menjadi konsumen kesehatan yang baik menempatkan dirinya sebagai partner dokter antara lain dengan senantiasa mencari informasi yang berkaitan dengan kesehatan mereka, sehingga bisa bersikap rasional. Termasuk perihal demam pada anak. Konsumen kesehatan yang rasional mengetahui mekanisme terjadinya demam. Juga mengetahui bahwa yang terpenting adalah mengetahui penyebab demamnya, menyadari bahwa obat tidak selalu merupakan jawaban atas gangguan kesehatan yang sedang dialami karena tahu bahwa pada dasarnya semua obat dapat meracuni tubuh. Konsumen kesehatan yang rasional tidak akan menuntut obat untuk setiap gejala kesehatan yang dialami (jauhi konsep a pill for an ill). Purnamawati Sujud Pujiarto Dr, SpAK, MMPed

Anda mungkin juga menyukai

  • Karbohidrat, Dan Ibu Hamil
    Karbohidrat, Dan Ibu Hamil
    Dokumen2 halaman
    Karbohidrat, Dan Ibu Hamil
    Andi Wulandari Djoyosoemarto
    Belum ada peringkat
  • Refreshing Demensia A
    Refreshing Demensia A
    Dokumen26 halaman
    Refreshing Demensia A
    Andi Wulandari Djoyosoemarto
    Belum ada peringkat
  • Refreshing Demensia A
    Refreshing Demensia A
    Dokumen26 halaman
    Refreshing Demensia A
    Andi Wulandari Djoyosoemarto
    Belum ada peringkat
  • Pemeriksaan Neurologi
    Pemeriksaan Neurologi
    Dokumen115 halaman
    Pemeriksaan Neurologi
    Andi Wulandari Djoyosoemarto
    Belum ada peringkat
  • Protokol Hemodialisa
    Protokol Hemodialisa
    Dokumen2 halaman
    Protokol Hemodialisa
    Andi Wulandari Djoyosoemarto
    Belum ada peringkat
  • Protokol Hemodialisa
    Protokol Hemodialisa
    Dokumen2 halaman
    Protokol Hemodialisa
    Andi Wulandari Djoyosoemarto
    Belum ada peringkat
  • Ba Be
    Ba Be
    Dokumen12 halaman
    Ba Be
    nova
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Radiologi Taw
    Jurnal Radiologi Taw
    Dokumen5 halaman
    Jurnal Radiologi Taw
    Andi Wulandari Djoyosoemarto
    Belum ada peringkat
  • Pretest Tipe I
    Pretest Tipe I
    Dokumen4 halaman
    Pretest Tipe I
    Andi Wulandari Djoyosoemarto
    Belum ada peringkat
  • Refreshing Anest Andi
    Refreshing Anest Andi
    Dokumen50 halaman
    Refreshing Anest Andi
    Andi Wulandari Djoyosoemarto
    Belum ada peringkat
  • Ketiga!
    Ketiga!
    Dokumen24 halaman
    Ketiga!
    Andi Wulandari Djoyosoemarto
    Belum ada peringkat
  • Tutorial Katarak Andi
    Tutorial Katarak Andi
    Dokumen32 halaman
    Tutorial Katarak Andi
    Andi Wulandari Djoyosoemarto
    Belum ada peringkat
  • Panoftalmitis
    Panoftalmitis
    Dokumen8 halaman
    Panoftalmitis
    Andi Wulandari Djoyosoemarto
    100% (2)
  • Konjungtivitis Herpes
    Konjungtivitis Herpes
    Dokumen6 halaman
    Konjungtivitis Herpes
    Andi Wulandari Djoyosoemarto
    Belum ada peringkat
  • Ketiga!
    Ketiga!
    Dokumen24 halaman
    Ketiga!
    Andi Wulandari Djoyosoemarto
    Belum ada peringkat
  • Shadow Test
    Shadow Test
    Dokumen1 halaman
    Shadow Test
    Andi Wulandari Djoyosoemarto
    Belum ada peringkat
  • Refreshing Mata Merah Visus Menurun
    Refreshing Mata Merah Visus Menurun
    Dokumen66 halaman
    Refreshing Mata Merah Visus Menurun
    Andi Wulandari Djoyosoemarto
    Belum ada peringkat
  • Ujian Stase Ikakom 2 Jagakarsa
    Ujian Stase Ikakom 2 Jagakarsa
    Dokumen5 halaman
    Ujian Stase Ikakom 2 Jagakarsa
    Andi Wulandari Djoyosoemarto
    Belum ada peringkat
  • Resusitasi BBLR
    Resusitasi BBLR
    Dokumen11 halaman
    Resusitasi BBLR
    Andi Wulandari Djoyosoemarto
    Belum ada peringkat
  • Konjungtivitis Herpes
    Konjungtivitis Herpes
    Dokumen6 halaman
    Konjungtivitis Herpes
    Andi Wulandari Djoyosoemarto
    Belum ada peringkat
  • Refreshing Mata Putih Visus Menurun
    Refreshing Mata Putih Visus Menurun
    Dokumen39 halaman
    Refreshing Mata Putih Visus Menurun
    Andi Wulandari Djoyosoemarto
    Belum ada peringkat
  • Bronkopneumonia
    Bronkopneumonia
    Dokumen9 halaman
    Bronkopneumonia
    Andi Wulandari Djoyosoemarto
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Reading USG
    Jurnal Reading USG
    Dokumen14 halaman
    Jurnal Reading USG
    Andi Wulandari Djoyosoemarto
    Belum ada peringkat
  • Kriteria Sponsorship
    Kriteria Sponsorship
    Dokumen1 halaman
    Kriteria Sponsorship
    Andi Wulandari Djoyosoemarto
    Belum ada peringkat
  • Op Transeksual
    Op Transeksual
    Dokumen3 halaman
    Op Transeksual
    Andi Wulandari Djoyosoemarto
    Belum ada peringkat
  • Hipertensi 03
    Hipertensi 03
    Dokumen21 halaman
    Hipertensi 03
    Andi Wulandari Djoyosoemarto
    Belum ada peringkat
  • Manfaat Asi
    Manfaat Asi
    Dokumen3 halaman
    Manfaat Asi
    Andi Wulandari Djoyosoemarto
    Belum ada peringkat
  • UU RI No.29 Tentang Praktik Kedokteran Indonesia
    UU RI No.29 Tentang Praktik Kedokteran Indonesia
    Dokumen6 halaman
    UU RI No.29 Tentang Praktik Kedokteran Indonesia
    Andi Wulandari Djoyosoemarto
    Belum ada peringkat
  • Manfaat Asi
    Manfaat Asi
    Dokumen3 halaman
    Manfaat Asi
    Andi Wulandari Djoyosoemarto
    Belum ada peringkat