Anda di halaman 1dari 14

Manfaat Radioisotop dalam Kehidupan Radiasi dari peluruhan unsur radioaktif dapat memengaruhi benda dan makhluk hidup.

. Partikel alfa, beta, dan gamma dapat menembus ke dalam materi dan mampu mengionisasi atom atau molekul (lihat Gambar 5.8). Hal ini dapat memengaruhi organ tubuh dan bersifat destruktif. Namun demikian, dengan pengetahuan yang memadai, radiasi dari unsur radioaktif dapat dimanfaatkan oleh manusia, terutama dalam bidang kedokteran, pertanian, dan industri.

A. Manfaat Radioisotop dalam Kedokteran Radioisotop pertama yang diterapkan dalam medik adalah untuk terapi penyakit kanker. Radium226 dan hasil peluruhannya, radon222 digunakan untuk terapi kanker beberapa tahun setelah penemuan radioaktif, tetapi sekarang radiasi gamma dari kobalt60 lebih umum digunakan.

Gambar 5.11 (a) Perangkat uji radon dapat digunakan di rumah atau perkantoran. (b) Kobalt-60 digunakan untuk terapi kanker.

Terapi penyakit kanker merupakan salah satu aplikasi berguna dari isotop radioaktif dalam medik. Kegunaan lain dari isotop radioaktif adalah diagnosis penyakit (Gambar 5.11a), sterilisasi alat-alat kedokteran (Gambar 5.11b), dan penyelidikan efisiensi kerja organ tubuh. a. Efisiensi Kerja Organ Tubuh Isotop radioaktif diterapkan dalam diagnosis dengan dua cara. Pertama, isotop digunakan untuk mengembangkan citra internal organ tubuh sehingga fungsinya dapat diselidiki. Kedua digunakan sebagai perunut dalam analisis jumlah zat, seperti pertumbuhan hormon dalam darah, yang dapat memberikan data kemungkinan kondisi penyakitnya. Nuklida 99Tcmadalah isotop radioaktif yang sering digunakan untuk mengembangkan citra internal organ tubuh. Isotop tersebut meluruh disertai emisi sinar gamma menjadi 99Tc keadaan dasar. Citra dibuat dengan

men-scan bagian tubuh oleh emisi sinar gamma dari 99Tc dan dideteksi secara skintilasi (penyinaran). Teknetium yang menerpa bagian tubuh, setelah scanning segera diekresi oleh tubuh dan sinar gamma meluruh sampai ke tingkat yang dapat diabaikan oleh tubuh sekitar sejam. Di rumah sakit, isotop teknetium diproduksi dalam generator teknetium molibdinum99. Generator mengandung ion molibdat radioaktif, MoO42 yang terserap pada butiran alumina. Isotop99Mo radioaktif sendiri dibuat pada reaktor nuklir. Isotop 98Mo nonradioaktif dibombardir dengan neutron.
98 42Mo

+ 0n1 42Mo99

Selanjutnya, Molibdum radioaktif ini diserapkan pada alumina dan ditempatkan dalam generator, dan dikirim ke rumah sakit. Ion perteknetat diperoleh ketika isotop 99Mo dalam MoO42 meluruh. Persamaan peluruhannya adalah
99 42Mo

43Tcm99 -1e0

Setiap hari ion perteknetat, TcO4 harus dicuci dari generator dengan larutan garam yang tekanan osmosisnya sama dengan tekanan osmosis dalam darah. Ion perteknetat diterapkan untuk mengembangkan citra otak, sedangkan senyawa teknetium yang lain diterapkan untuk mengembangkan citra organ tubuh yang lain. Senyawa kompleks teknetium tertentu dapat berikatan dan merusak jaringan hati. Senyawa ini diterapkan untuk mendiagnosis serangan jantung. Saat ini tengah dikembangkan senyawa isotop radioaktif dari teknetium yang diharapkan dapat melihat fungsi berbagai organ tubuh yang lain. b. Radio Immuno Assay (RIA) Radio mmuno Assay (RIA) adalah teknik pengembangan terkini untuk menganalisis darah dan cairan tubuh lain, seperti hormon, steroid, dan antigen dalam jumlah sangat sedikit. Teknik yang dikembangkan ini bergantung pada ikatan antara zat dengan antibodi. Antibodi diproduksi dalam hewan sebagai proteksi terhadap zat asing. Antibodi memproteksi dengan mengikat zat dan mencacah aktivitas biologinya. Metode yang telah diterapkan adalah analisis insulin dalam cuplikan darah pasien. Sebelum analisis, larutan insulin yang mengikat antibodi dikembangkan laboratorium. dari hewan secara

Gambar 5.13 Diagnosis dengan instrumen PET (Positron Emision Tomography) untuk menscanning otak. Kemudian, larutan insulin digabungkan dengan insulin yang mengandung isotop radioaktif, di mana antibodi terikat pada insulin radioaktif. Sampel yang mengandung sejumlah insulin tidak dikenal ditambahkan kepada campuran antibodi-insulin radioaktif. Insulin yang bukan radioaktif mengganti beberapa insulin radioaktif yang terikat pada antibodi. Akibatnya, antibodi kehilangan sejumlah radioaktivitas. Hilangnya radioaktivitas dapat dihubungkan dengan jumlah insulin dalam sampel darah. Teknik RIA juga digunakan secara luas untuk menentukan Human Placenton actogen (HPL) pada tahap kehamilan. Informasi tersebut sangat penting dalam bidang ginekologi sehingga dokter dapat membedakan kehamilan yang normal dan abnormal sejak dini.

Gambar 5.14 Molekul yang ditandai dengan radioisotop iodin-123, digunakan untuk mempelajari aliran darah ke otak. Emisi dari 123I dideteksi di sekitar otak Pasien.

Berbagai jenis radioisotop digunakan untuk mendeteksi (diagnosa) berbagai penyakit antara lain Teknesium-99 (Tc-99),Talium-201 (TI-201), Iodin-131 (I-131),Natrium-24 (Na-24),Xenon133 (Xe-133), Fosforus-32 (P-32), dan besi-59 (Fe-59). Teknetum-99 (Tc-99)

yang disuntikkan kedalam pembuluh darah akan akan diserap terutama oleh jaringan yang rusak pada organ tertentu, seperti jantung, hati dan paru-paru. Sebaliknya, TI-201 terutama akan diserap oleh jaringan sehat pada organ jantung. Oleh karena itu, kedua radioisotop itu digunakan bersama-sama untuk mendeteksi kerusakan jantung. Iodin-131 (I-131) diserap terutama oleh kelenjar gondok, hati dan bagian-bagian tertentu dari otak. Oleh karena itu, I-131 dapat digunakan untuk mendeteksi kerusakan pada kelenjar gondok, hati, dan untuk mendeteksi tumor otak.

Iodin-123 (I-123) adalah radioisotop lain dari Iodin. I-123 yang memancarkan sinar gamma yang digunakan untuk mendeteksi penyakit otak. Natrium-24 (Na-24) digunakan untuk mendeteksi adanya gangguan peredaran darah. Larutan NaCl yang tersusun atas Na-24 dan Cl yang stabil disuntikkan ke dalam darah dan aliran darah dapat diikuti dengan mendeteksi sinar yang dipancarkan, sehingga dapat diketahui jika terjadi penyumbatan aliran darah. Xenon-133 (Xe-133) digunakan untuk mendeteksi penyakit paru-paru. Phospor-32 (P-32) digunakan untuk mendeteksi penyakit mata, tumor, dan lainlain. Serta dapat pula mengobati penyakit polycythemia rubavera, yaitu pembentukan sel darah merah yang berlebihan. Dalam penggunaanya isotop P-32 disuntikkan ke dalam tubuh sehingga radiasinya yang memancarkan sinar beta dapat menghambat pembentujan sel darah merah pada sum-sum tulang belakang. Sr-85 untuk mendeteksi penyakit pada tulang. Se-75 untuk mendeteksi penyakit pankreas. Kobalt-60 (Co-60) sumber radiasi gamma untuk terapi tumor dan kanker. Karena sel kanker lebih sensitif (lebih mudah rusak) terhadap radiasi radioisotop daripada sel normal, maka penggunakan radioisotop untuk membunuh sel kanker dengan mengatur arah dan dosis radiasi. Kobalt-60 (Co-60) dan Skandium-137 (Cs-137), radiasinya digunakan untuk sterilisasi alat-alat medis.

Radioisotop fosfor dapat dipakai untuk menentukan tempat tumor di otak: Ferum-59 (Fe-59) dapat digunakan untuk mempelajari dan mengukur laju pembentukan sel darah merah dalam tubuh dan untuk menentukan apakah zat besi dalam makanan dapat digunakan dengan baik oleh tubuh.

Sejak lama diketahui bahwa radiasi dari radium dapat dipakai untuk pengobatan kanker. Oleh karena radium-60 dapat mematikan sel kanker dan sel yang sehat maka diperlukan teknik tertentu sehingga tempat di sekeliling kanker mendapat radiasi seminimal mungkin. Radiasi gamma dapat membunuh organisme hidup termasuk bakteri. Oleh karena itu, radiasi gamma digunakan untuk sterilisasi alat-alat kedokteran.

B. Manfaat Radiisotop dalam bidang pertanian Dalam bidang pemuliaan tanaman pembentukan bibit unggul dapat dilakukan dengan menggunakan radiasi. Misalnya, pemuliaan padi, bibit padi diberi radiasi dengan dosis yang bervariasi, dari dosis terkecil yang tidak membawa pengaruh hingga dosis terbesar yang mematikan, (Biji tumbuh). Biji yang sudah diradiasi itu kemudian disemaikan dan ditanam berkelompok menurut ukuran dosis radiasinya. Selanjutnya akan dipilh varietas yang dikehendaki, misalnya yang tahan hama, berbulir banyak dan berumur pendek. Dalam bidang pertanian, radiasi yang dihasilkan juga digunakan untuk pemberantasan hama dan pemulihan tanaman. a. Pembentukan Bibit Unggul Dalam bidang pertanian, radiasi gamma dapat digunakan untuk memperoleh bibit unggul. Sinar gamma menyebabkan perubahan dalam struktur dan sifat kromosom sehingga memungkinkan menghasilkan generasi yang lebih baik, misalnya gandum dengan yang umur lebih pendek. Selain sinar gamma, fosfor-32 (P-32) juga berguna untuk membuat benih tumbuhan yang bersifat lebih unggul dibandingkan induknya. Radiasi radioaktif ini ke tanaman induk akan menyebabkan ionisasi pada berbagai sel tumbuhan. Ionisasi inilah yang menyebabkan turunan akan mempunyai sifat yang berbeda dari induknya. Kekuatan radiasi yang digunakan diatur sedemikian rupa hingga diperoleh sifat yang lebih unggul dari induknya. b. Pemupukan dan Pemberantasan Hama dengan Serangga Mandul Radioisotop fosfor dapat dipakai untuk mempelajari pemakaian pupuk oleh tanaman. Ada jenis tanaman yang mengambil fosfor sebagian dari tanah dan sebagian dari pupuk. Berdasarkan hal inilah digunakan fosfor radioaktif untuk mengetahui pola penyebaran pupuk dan efesiensi pengambilan fosfor dari pupuk oleh tanaman. Teknik radiasi juga dapat digunakan untuk memberantas hama dengan menjadikan serangga mandul. Dengan radiasi dapat mengakibatkan efek biologis, sehingga timbul kemandulan pada serangga jantan. Kemandulan ini dibuat di laboratorium dengan cara hama serangga diradiasi sehingga serangga jantan menjadi mandul. Setelah disinari hama tersebut dilepas di daerah yang terserang hama, sehingga diharapkan akan terjadi perkawinan antara hama setempat dengan jantan mandul yang dilepas, sehingga telur itu tidak akan menetas. c. Pengawetan Makanan Pada musim panen, hasil produksi pertanian melimpah. Beberapa dari hasil pertanian itu mudah busuk atau bahkan dapat tumbuh tunas, contohnya kentang. Oleh karena itu diperlukan teknologi

untuk mengawetkan bahan pangan tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan irradiasi sinar radioaktif. Radiasi ini juga dapat mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur.

C. Manfaat Radioisotop dalam bidang industri 1. Untuk mendeteksi kebocoran pipa. Radioisotop digunakan untuk mendeteksi kebocoran pipa yang ditanam di dalam tanah atau dalam beton. Isotop dimasukannya ke dalam aliran pipa, maka kebocoran pipa dapat dideteksi tanpa penggalian tanah atau pembongkaran beton. Radioisotop yang digunakan sebagai perunut untuk menguji kebocoran cairan/gas dalam pipa misalnya sedikit garam 24NaCl di masukkan kedalam aliran pipa, selanjutnya detektor geiger-Muller digerakkan mengikuti aliran pipa. Selanjutnya Detektor akan menangkap radiasi pada pipa yang mengalami kebocoran. Untuk menentukan kehausan atau keroposan yang terjadi pada bagian pengelasan atau logam. Jika bagian pengelasan atau logam ini disinari dengan sinar gamma dan dibalik bahan itu diletakkan film foto maka pada bagian yang terdapat kehausan atau kekeroposan akan memberikan gambar yang tidak merata. Untuk mengetahui adanya cacad pada material Pada bidang industri aplikasi baja perlu dianggap bahwa semua bahan selalumengandung ca cad. Cacad dapat berupa cacad bawaan dan cacad yang terjadi akibatpenanganan yang tidak benar. Cacad pada material merupakan sumber kegagalan dalam industri baja.Penyebab timbulnya cacad pada material, meliputi desain yang tidak tepat, proses fabrikasi dan pengaruh lingkungan. Desain yang tidak tepat meliputi pemilihan bahan, metode pengerjaan panas yang tidak tepat dan tidak dilakukannya uji mekanik. Proses fabrikasi meliputi keretakan karena penggrindaan, cacad proses fabrikasi dan cacad pengelasan. Kondisi operasi lingkungan meliputi korosi. Untuk mengetahui adanya cacad pada material makadigunakan suatu pengujian material tak merusak yang salah satunya adalah dengan metode radiografi sinar gamma. Teknik radiografi merupakan salah satu metode pengujian material tak-merusak yang selama ini sering digunakan oleh industri baja untuk menentukan jaminan kualitas dari produk yang dihasilkan. Teknik ini adalah pemeriksaan dengan menggunakan sumber radiasi (sinar-x atausinar gamma) sebagai media pemeriksa dan film sebagai perekam gambar yang dihasilkan. Radiasi melewati benda uji dan terjadi atenuasi dalam benda uji. Sinar yang akan diatenuasi tersebut akan direkam oleh film yang diletakkan pada bagian belakang dari benda uji. Setelah film tersebut diproses dalam kamar gelap maka film tersebut dapat dievaluasi. Bila terdapat cacad pada benda uji maka akan diamati pada film radiografi dengan melihat perbedaan kehitaman atau densitas.

2.

3.

Pemilihan sumber radiasi berdasarkan pada ketebalan benda yang diperlukan karena daya tembus sinar gamma terhadap material berbeda. Pada sumber pemancar sinar gamma tergantung besar aktivitas sumber. Sedangkan pemilihan tipe film sangat mempengaruhi pemeriksaan kualitas material. Film digunakan untuk merekam gambar material yang diperiksa. Pemilihan tipe film yang benarakan menghasilkan kualitas hasil radiografi yang sangat baik. Pada umumnya kita mengenal dua macam jenis film, yaitu film cepat dan film lambat. Pada film cepat butir-butirannya besar, kekontrasan dan definisinya kurang baik. Sedangkan pada film lambat butir-butirannya kecil, kekontrasan dan definisinya lebih baik. Penentuan jarak sumber ke film (SFD) juga mempengaruhi hasil kualitas film radiografi. Penghitungan SFD yang tidak benar mempengaruhi tingkat kehitaman atau density hasil film radiografi sehingga akan mempengaruhi tingkat sensitivitas atau tingkat ketelitian. 4. Pemeriksaan tanpa merusak. Radiasi sinar gamma dapat digunakan untuk memeriksa cacat pada logam atau sambungan las, yaitu dengan meronsen bahan tersebut. Tehnik ini berdasarkan sifat bahwa semakin tebal bahan yang dilalui radiasi, maka intensitas radiasi yang diteruskan makin berkurang, jadi dari gambar yang dibuat dapat terlihat apakah logam merata atau ada bagianbagian yang berongga didalamnya. Pada bagian yang berongga itu film akan lebih hitam. Mengontrol ketebalan bahan Ketebalan produk yang berupa lembaran, seperti kertas film atau lempeng logam dapat dikontrol dengan radiasi. Prinsipnya sama seperti diatas, bahwa intensitas radiasi yang diteruskan bergantung pada ketebalan bahan yang dilalui. Detektor radiasi dihubungkan dengan alat penekan. Jika lembaran menjadi lebih tebal, maka intensitas radiasi yang diterima detektor akan berkurang dan mekanisme ala akan mengatur penekanan lebih kuat sehingga ketebalan dapat dipertahankan.

5.

D. KEGUNAAN RADIOISOTOP BIDANG ARKEOLOGI Teknik penentuan umur suatu benda yang menggunakan radioisotop disebut Carbon Dating. Prinsip kerja teknik ini adalah membandingkan konsentrasi unsur karbon yang tidak stabil pada suatu benda dengan benda lainnya. Teknik ini banyak digunakan oleh para ahli geologi, antropologi dan arkeologi untuk menentukan umur benda yang mereka temukan. Cara penentuan umur dengan radiokarbon pertamakali dikembangkan oleh W.F. Libby. Radiokarbon yang dimaksudkan di sini adalah atom karbon C-14 yang dihasilkan di atmosfer melalui reaksi yang diinduksi neutron berenergi. Pada mulanya sinar kosmik sebagian besar terdiri dari proton berenenrgi, hasil reaksinya dengan gas di atmosfer, dapat menghasilkan bernmacam-macam frragmen inti seperti neutron cepat yang bereaksi dengan isotop N-14. Selain untuk menentukan umur benda-benda purbakala, radioisotop bisa dihgunakan di bidang seni. Dalam bidang ini, radioisotop dapat juga digunakan untuk mengetahui pemalsuan lukisan. Seorang pemalsu akan menggunakan cat yang dibuat pada abad sekarang. Dengan mengetahui banyaknya unsur radioaktif pada cat akan diketahui umur lukisan tersebut sebenarnya. E. KEGUNAAN RADIOISOTOP DI BIDANG GEOLOGI Radioisotop memberikan manfaat besar pula di bidang pertambangan. Pada pertambangan minyak bumi, radioisotop membantu mencari jejak air di dalam lapisan batuan. Pada pengeboran minyak bumi biasanya hanya sebagian dari minyak bumi yang dapat diambil dengan memanfaatkan tekanan dari dalam bumi. Jika tekanan telah habis atau tidak cukup, diperlukan tekanan tambahan untuk mempermudah pengambilannya. Penambahan tekanan ini dapat dilakukan dencan cara membanjiri cekungan minyak dengan air yang dikenal dengan flooding. Air disuntikkan ke dalamnya melalui pengeboran sumur baru. Pada proses penyuntikan air ini perlu kepastian bahwa air yang dimasukkan ke dalam lapisan batuan benar-benar masuk ke cekungan minyak yang dikehendaki. Di sini lah radioisotop memainkan peran. Radioisotop kobal-57, kobal-58 dan kobal-60 dalam bentuk ion komplek hexacyanocobaltate merupakan solusinya. Disamping untuk menentukan keberadaan air dan minyak dalam bumi, adanya unsur radioisotop juga bisa dimanfaatkan untuk menentukan umur fosil dalam batuan berdasarkan keberadaan batuan disekitar fosil yang mengandung unsur radioaktif. Cara yang dilakukan adalah melakukan penghitungan radioisotop dari batuan beku disekitar fosil. Batuan2 beku ini memiliki sedikit unsur radioaktif (sangat sedikit tapi mampu dideteksi oleh alat yang sangat peka). Dan unsur radioaktif selalu meluruh seiring waktu. Ambil contoh uranium-235 yang meluruh menjadi separuhnya dalam 700 juta tahun. Ia meluruh menjadi Timbal-207. Dengan membandingkan jumlah unsur uranium-235 dan Timbal-207 dalam batuan tersebut, kita dapat menentukan usia batuan beku tersebut. Potasium-40 yang meluruh menjadi argon-40 juga dapat dipakai untuk menentukan usia fosil. Kadang juga ditemukan carbon-14. Ia meluruh jadi separuhnya hanya

dalam 5.568 tahun. Ini terlalu pendek untuk dinosaurus, tapi bermanfaat untuk menentukan usia fosil yang terentang dari 50 ribu hungga 60 ribu tahun lalu, seperti manusia purba dan hewan zaman es. Penentuan usia dengan radioisotop tidak dapat dipakai langsung pada fosil karena mahluk hidup tidak memuat unsur radioaktif.

F. Reaktor Daya
Reaktor daya (power reactor) adalah reaktor nuklir yang mengambil kegunaan dari energi hasil reaksi fisi. Energi reaksi sebesar 202 MeV biasanya berbentuk energi kinetik fragmen fisi, dan gerakan fragmen fisi ini akan bertumbukan dengan inti di sekitarnya sehingga timbul panas. Kemudian energi termal dari reaksi fisi tersebut akan dimanfaatkan untuk berbagai kegunaan, misalnya memutar generator listrik, menggerakkan baling-baling penggerak kapal, memanaskan air yang dibutuhkan selama musim dingin atau untuk menyuling air laut (membuat air minum dari air laut yang kadar garamnya tinggi). Secara umum prinsip kerja dari reaktor daya dapat digambarkan dengan ilustrasi pada berikut.

Prinsip kerja reaktor daya untuk pembangki listrik Dalam ilustrasi pada gambar di atas, bejana reaktor berisi air (berfungsi sebagai moderator) dipanaskan oleh teras yang panas karena di dalamnya terdapat bahan bakar yang sedang berfisi. Air panas tersebut kemudian dikirim ke Pembangkit Uap, air panas dari bejana reaktor akan memanaskan air dalam pembangkit uap hingga mendidih hebat dan menghasilkan uap. Uap yang dihasilkan dari pembangkit uap dikirim ke turbin untuk menggerakkan turbin, selanjutnya perputaran turbin akan memutar generator listrik dan menghasilkan listrik.

Reaktor daya nuklir pembangkit listrik rata-rata dapat menghasilkan daya listrik sebesar 600 MW. Jika daya listrik yang dihasilkan adalah sebesar 600 MW, maka daya termal yang harus dibangkitkan dalam teras reaktor lebih kurang tiga kalinya, yaitu 1800 MW termal. PLTN yang sedang dibangun di Finlandia mempunyai kemampuan membangkitkan listrik hingg 1600 MWe. Sebuah reaktor nuklir mampu memproduksi sekaligus mengontrol proses pelepasan energi yang dihasilkan dari pembelahan atom uranium maupun plutonium yang berlangsung didalam teras reaktor. Pada reaktor daya, energi panas yang dilepaskan selama reaksi fisi berantai digunakan untuk menghasilkan uap. Uap ini kemudian dipergunakan untuk menggerakkan turbin generator dan menghasilkan listrik (prinsip ini sama seperti pembangkit listrik lainnya, akan tetapi tanpa pembakaran bahan bakar fosil dan tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca). Komponen-komponen yang ada didalam reaktor nuklir : - Bahan bakar. Umumnya berupa pelet-pelet bahan bakar uranium oksida (UO2) yang disusun dalam sebuah kelongsong membentuk batang elemen bahan bakar (fuel rods). Beberapa elemen bakar kemudian dirakit menjadi perangkat/bundel bahan bakar (fuel assembly). Bundel bahan bakar ini lah yang dimasukkan ke dalam reaktor nuklir. Susunan bundel bahan bakar membentuk struktur inti atau teras reaktor (reactor core) - Moderator. Komponen ini berfungsi untuk memperlambat neutron cepat (neutron berenergi ~ 2 MeV) hasil reaksi fisi menjadi neutron termal (neutron berenergi ~ 0,025 eV) melalui tumbukan-tumbukan, sehingga reaksi fisi dapat terus berlangsung. Moderator yang baik ialah bahan ringan atau unsur bermassa atom kecil, memiliki tampang lintang serapan neutron (kebolehjadian menyerap neuron) kecil, tampanglintang hamburan besar, daya hantar panas yang baik, serta tidak korosif. Bahan moderator yang digunakan umumnya adalah air (H2O), air berat (D2O) atau grafit. - Batang kendali (control rods). Komponen ini digunakan untuk mengendalikan laju populasi neutron di dalam teras reaktor, memadamkan reaktor atau menghentikan reaksi pembelahan. Batang kendali dibuat dari bahan yang memenuhi sifat : mempunyai tampang lintang serapan neutron yang besar dan tampang lintang hamburan yang kecil. Bahan yang dipergunakan umumnya cadmium, hafnium atau boron. Bahan tersebut dicampur dengan bahan lain sehingga batang kendali tahan terhadap radiasi, titik lelehnya tinggi dan tidak korosif. Prinsip kerja batang kendali ialah dengan jalan memasukkan dan mengeluarkan batang kendali dari teras reaktor. Jika batang kendali dimasukkan ke dalam teras reaktor maka meutron diserap sehingga populasi neutron berkurang. Sebaliknya jika dikeluarkan maka populasi neutron akan bertambah. Penggunaan batang kendali ini berkaitan langsung dengan perubahan daya reaktor. - Pendingin (coolant). Komponen ini berfungsi mengambil panas yang timbul saat pembelahan inti atom di dalam elemen bakar. Panas yang diambil dipindahkan lewat perangkat penukar panas (heat exchanger) untuk membangkitkan daya listrik atau dibuang ke lingkungan. Bahan pendingin harus mempunyai koefien perpindahan panas yang baik, bukan penyerap neutron yang baik, penampang lintang hamburan yang besar, serta tidak korosif. Pendingin bisa juga berfungsi sebagai moderator. Contoh bahan yang digunakan sebagai pendingin adalah air (H2O), air berat (D2O), Na cair, gas CO2 dan gas helium.

- Bejana bertekanan (Pressure vessel atau pressure tubes). Komponen ini berfungsi menampung fluida pendingin agar teras reaktor selalu terendam di dalamnya. Bejana atau tangki harus kuat dan tidak korosif. Bahan yang digunakan umumnya aluminium atau stainless steel. - Generator uap (steam generator). Merupakan bagian dari sistem pendingin, dimana panas dari reaktor digunakan untuk mendidihkan air sehingga dihasilkan uap panas untuk memutar turbin. - Pengungkung (containment). Berfungsi untuk melindungi teras reaktor dari gangguan di luar dan melindungi orang-orang di luar reaktor dari radiasi apabila terjadi kerusakan besar di dalamnya. Pengungkung di lengkapi dengan low venting system yang berfungsi untuk menjaga tekanan di masing-masing ruangan agar tetap negatif, sehigga tidak terjadi kontaminasi silang. Bahan yang digunakan umumnya adalah beton dan struktur baja.

Di beberapa tipe reaktor, proses penggantian bahan bakar dilakukan dengan memadamkan reaktor. Penggantian bahan bakar dilakukan setiap 1-2 tahun sekali, jumlah bundel bahan bakar yang diganti hanya meliputi seperempat hingga sepertiga bagian saja. Reaktor CANDU dan RBMK memiliki tabung bertekanan (bukan bejana bertekanan yang menutup teras reaktor) dan dapat terus beroperasi sementara penggantian bahan bakar dilakukan. Jika moderator yang digunakan adalah air berat atau grafit, bahan bakar yang digunakan bisa menggunakan uranium alam dan tidak harus diperkaya. Uranium alam memiliki komposisi unsur yang sama seperti ketika ditambang (0,7% U-235 dan 99,2% U-238), melalui proses pengkayaan, proporsi isotop fisil (U-235) dapat ditingkatkan hingga 3,5 5 %. Reaktor yang menggunakan uranium diperkaya menggunakan moderator berupa air biasa, dan reaktornya disebut sebagai reaktor air ringan. Karena air ringan menyerap neutron selain memperlambatnya, moderator jenis ini kurang efisien bila dibandingkan moderator dari air berat atau grafit. Hampir semua bahan bakar dibuat dalam bentuk keramik uranium oksida (UO2 dengan titik leleh 2800 oC) dan melalui proses pengkayaan. Pelet bahan bakar (biasanya berdiameter 1 cm dengan panjang 1,5 cm) diatur dalam kelongsong zirkonium (zircaloy) membentuk batang elemen bahan bakar. Zirkolium digunakan karena memiliki struktur keras, tahan korosi, serta mampu menahan produk fisi yang terlepas. 264 elemen bahan bakar selanjutnya dirakit menjadi bundel bahan bakar dalam struktur kisi terbuka dan dapat diangkat kedalam dan keluar dari teras reaktor. Tipe reaktor yang paling umum menggunakan bundel bahan bakar setinggi 3,5 4 meter.

Berdasarkan jenis pendingin yang digunakan, reaktor daya dapat digolongkan menjadi reaktor berpendingin air, reaktor berpendingin gas, reaktor berpendingin logam cair, dan reaktor berpendingin garam cair. Pada saat ini reaktor berpendingin air sangat populer, dan banyak

beroperasi di dunia. Dua tipe reaktor pendingin air yang sangat populer yaitu reaktor air tekan dan reaktor air didih.

Reaktor Air Tekan (Pressurized Water Reactor, PWR) Pada kondisi tekanan rendah, misalnya satu atmosfer, air akan mendidih pada temperatur lebihkurang 100oC. Temperatur serendah ini secara termodinamika tidak efisien untuk dimanfaatkan sebagai media kerja suatu sistem pembangkit daya listrik. Untuk mengejar efisiensi termodinamika, temperatur air harus dinaikkan setinggi kira-kira 300oC. Jika tekanan air satu atmosfir, maka air bertemperatur 300oC akan mendidih hebat. Untuk mencegah pendidihan maka air dalam bejana reaktor ditekan dengan tekanan yang cukup tinggi untuk menjaga agar air di dalamnya tidak mendidih. Tipe reaktor seperti ini terkenal dengan sebutan PWR (Pressurized Water Reactor: Reaktor Air Tekan). Pada reaktor nuklir tipe PWR, air yang bergerak dari bejana reaktor menuju pembangkit uap dan kemudian dipompakan kembali ke bejana reaktor adalah air bertekanan tinggi dan tidak mendidih. Jalur ini disebut untai primer. Sedangkan jalur air-uap dari pembangit uap, kemudian menuju turbin dan selanjutnya dipompakan kembali ke pembangkit uap disebut untai sekunder.

Konsep konstruksi reaktor air tekan (PWR)

Reaktor Air Didih (Boiling Water reactor, BWR) Dalam reaktor PLTN tipe reaktor air didih, air digunakan sebagai moderator dan pendingin. Pada reaktor tipe didih, untai sekunder dihilangkan, dan air dalam untai primer dibiarkan mendidih. Disain reaktor seperti ini akan meningkatkan efisiensi termal, walaupun dalam mendisainnya harus lebih berhati-hati karena tingkat risikonya lebih tinggi jika terdapat air mendidih yang bocor. Air sebagai pendingin akan mengambil panas dari teras reaktor hingga mendidih dan menjadi uap. Uap yang dihasilkan langsung dikirim ke turbin untuk menggerakkan generator listrik. Jelas dalam reaktor tipe ini pembangkit uap menjadi hilang, karena fungsinya sudah digantikan dengan teras reaktor. Dalam bahasa Inggris reaktor didih ini terkenal dengan nama BWR (Boiling Water Reactor).

Konsep konstruksi reaktor air didih (BWR)

Reaktor Pendingin Gas (Gas-Cooled Reactor, GCR)


Dari sudut pandang teori termodinamika, semakin tinggi temperatur pendingin maka akan diperoleh efisiensi yang tinggi pula. Dalam hal kemampuan pencapaian temperatur tinggi, air mempunyai keterbatasan. Temperatur air akan sangat sulit untuk dapat ditingkatkan hingga mencapai melebihi 400oC. Untuk mengatasi keterbatasan ini, para ilmuwan melirik pada gas sebagai pendingin, dengan demikian temperatur pendingin dapat ditingkatkan hingga mencapai 1000oC. Gas yang digunakan biasanya gas helium (He) atau karbondioksida (CO2). Dengan pendingin gas, persoalan peningkatan efisiensi termal teratasi. Tetapi gas adalah bukan bahan moderator yang baik, jadi kontinuitas reaksi fisi jadi terancam. Untuk mengatasi masalah ini digunakan moderator grafit (blok karbon) yang disusun sedemikian rupa sehingga reaksi fisi tetap berlangsung secara kontinu.

Oleh karena kemampuan pendingin reaktor yang dapat mencapai temperatur tinggi, maka terbuka kemungkinan untuk memanfaatkan reaktor berpendingin gas sebagai sumber pemasok energi termal untuk produksi hidrogen, pencairan dan gasifikasi batu bara, pengambilan minyak tersier dan desalinasi air laut. Jepang dan Perancis bahkan membuat konsep reaktor kogenerasi yang dipergunakan untuk produksi hidrogen, pembangkit listrik dan produksi air bersih (desalinasi) secara bersamaan.

Anda mungkin juga menyukai