semua. Sehingga dalam kesempatan ini kami sebagai penyusun mampu menyelesaikan makalah Kesehatan Ternak ini dengan tepat waktu. Makalah Kesehatan Ternak ini disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Kesehatan Ternak serta sebagai wujud untuk menerapkan berbagai ilmu pengetahuan yang diberikan selama kuliah Kesehatan Ternak. Sebagaimanapun rasa syukur dan bahagia kiranya penyusun perlu menyampaikan ucapan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam memberikan bantuan, bimbingan dan arahan kepada penyusun sehingga mempermudah dalam penyusunan laporan praktikum. Adapun semua pihak tersebut antara lain yaitu : 1. Bapak Drh. Sunarto M. Si selaku dosen Pengampu mata kuliah Kesehatan Ternak yang telah memberi arahan dalam pelaksanaan tugas ini. 2. Rekan-rekan satu kelompok yang telah bekerja sama dalam tugas sehingga memudahkan penyusunan makalah ini. Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak hal-hal yang kurang sempurna, untuk itu penyusun akan berterima kasih kepada semua pihak yang bersedia memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya. Akhirnya penyusun mengharapkan mudah-mudahan makalah
Penyusun
BAB I PENDAHULUAN
Ternak sakit adalah setiap penyimpangan dari kondisi normalnya. Dalam arti yang spesifik, Ternak sakit adalah suatu kondisi yang ditimbulkan oleh suatu individu hidup atau oleh penyebab lainnya, baik yang diketahui atau tidak, yang merugikan kesehatan ternak yang bersangkutan. Ternak yang sakit disebabkan oleh beberapa faktor antara lain faktor mekanis, termis, kekurangan nutrisi, pengaruh zat kimia, faktor keturunan, dan sebagainya (Akoso, 1996). Berbagai jenis penyakit pada ternak dapat dibedakan menjadi dua yakni penyakit menular dan tidak menular. Penyakit menular merupakan ancaman bagi peternak. Walaupun penyakit menular tidak langsung mematikan, akan tetapi bias merusakan kesehatan dan ternak bahkan sapi secara berkepanjangan, pertumbuhan mengurangi sama sekali
menghentikan
Penyait menular timbul karena serangan jasad renik atas tubuh ternk. Kebanyakan jasad renik ini mengeluarkan racun (toksin), yang tentu saja dapat merusakan jaringan tubuh ternak, menghancurkan alat-alat tubuh, dan menimbulkan kematian. Jasad renik tadi pada umumnya masuk kedalam tubuh ternak melalui lubang-lubang tubuh seperti mulut, hidung, alat kelamin, kulit yang luka, lecet atau akibat gigitan serangga atau kutu (Sugeng, 2003). Penyakit menular pada ternak yang saat ini merebak di wilayah Sragen yaitu anthrak. Anthrak ini pada umumnya menyerang pada ternak sapi dan pada akhirnya menular pada manusia. Sehubunan dengan hal itu peternak harus mengetahui penyebab, gejala, dan akibat serangan dari antrak serta car-cara pencegahan serta pembasmiannya.
BAB II PEMBAHASAN
A. Taksonomi Bacillus anthracis Kingdom : Bacteria Phylum Class Ordo Famili Genus Spesies B. : Firmicutes : Bacilli : Bacillales : Bacillaceae : Bacillus : B. anthracis
Pengertian Penyakit Anthrak Penyakit Anthrak atau radang limpa adalah penyakit yang bersifat menular akut atau perakut. Penyakit ini dapat menyerang semua jenis hewan berdarah panas bahkan manusia. Penyakit ini dapat menyebabkan angka kematian tinggi (Akoso, 1996). Penyakit anthrak (radang limpa) adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman Bacillus anthracis. Kuman ini akan membentuk spora bila berhubungan dengan udara, dan spora dapat tahan hidup bertahun-tahun. Penyakit anthrak bersifat zoonosis dan dapat menyerang hampir semua jenis ternak, kecuali binatang berdarah dingin (Putra, 2004). Jenis-jenis penyakit anthrak bisa dibedakan berdasarkan tempattempat bakterinya menyerang, antara lain yaitu: 1. Cutaneous anthrak yaitu penyakit anthrak yang menyerang jaringan kulit 2. Gastro intestina anthrak yaitu penyakit anthrak yang menyerang perut akibat mememakan makanan yang terkontaminasi bakteri anthrak 3. Inhalational anthrak yaitu penyakit anthrak yang menyerang saluran pernapasan akibat mengirup spora bakteri anthrak.
4.
Oropharyngeal anthrak yaitu penyakit anthrak yang menyerang tenggorokan akibat mememakan makanan yang terkontaminasi bakteri anthrak. Penyakit anthrak paling sering menyerang ternak herbivora terutama
sapi, domba, kambing dan selalu berakhir pada kematian. Sasaran berikutnya kuda dan babi. Ternak kelompok omnivora ini bisa lebih bertahan sehingga sebagian penderita selamat dari maut. Serangan pada ayam, belum pernah ada laporan. Berdasar penelitan yang selama ini telah dilakukan, pada manusia, dilaporkan tingkat kematian mencapai 18 persen (dari 100 kasus, 18 penderita meninggal). Penyebab anthrak, bernama Bacillus anthracis, dapat bersembunyi dalam tanah selama 70 tahun (Anonim, 2011). C. Penyebab Penyakit Anthrak Penyebabnya adalah Bacillus anthracis. Bakteri ini bentuknya batang panjang, ujungnya siku-siku, terbungkus oleh kapsul. Pada kondisi yang kurang menguntungkan, bakteri ini akan membentuk spora untuk melindungi dirinya. Sehingga bakteri ini dapat bertahan hidup dalam segala cuaca dan dalam waktu bertahun-tahun. Bakteri ini juga dapat hidup dalam suasana anaerob. Sehingga apabila bakteri ini terkubur dalam lapisan tanahpun dapat bertahan hidup, dan pada saat tanah tergenang air, dicangkul atau dibajak bakteri tersebut dapat terangkat keatas (Sugeng, 2003). D. Cara Penularan atau Penyebaran Pada umumnya penyebaran penyakit ini melalui makan, minuman, pernapasan serta kulit. Sumber penularan dan penyebar penyakit dapat berupa tanah yang sudah tercemar, air, tanaman yang tumbuh diatasnya, binatang-binatang kecil yang menggigit dan menghisap darah (AAK, 1974). Penyebaran penyakit antrak ini juga memlaui kontak langsung sesama ternak yang sakit dengan ternak yang sehat. Bacillus anthracis tidak berpindah langsung dari ternak satu ke ternak yang lain, biasanya masuk ke dalam tubuh ternak bersama makanan,
perkakas kandang atau dari tanah (rumput). Infeksi tanah inilah yang dianggap paling penting dan berbahaya. Spora yang ada di dalam tanah bisa naik ke atas oleh pengolahan tanah dan hinggap di rumput, yang kemudian dimakan ternak bersama sporanya. Demikian juga spora itu bisa masuk ke dalam kulit, apabila ternak itu berada dan tidur di tempat yang tercemar. Spora ini akan tumbuh dan berbiak dalam jaringan tubuh dan menyebar ke seluruh tubuh mengikuti aliran darah. Ternak penderita penyakit anthrak dapat menulari ternak lain, melalui cairan (eksudat) yang keluar dari tubuhnya. Cairan ini kemudian mencemari tanah sekelilingnya dan dapat menjadi sumber untuk munculnya kembali wabah di masa berikutnya. Cara penularan lain, bila ternak penderita sampai
dipotong/dibedah atau kalau sudah mati sempat termakan burung liar pemakan bangkai, sehingga sporanya dapat mencemari tanah sekitarnya, serta menjadi sulit untuk menghilangkannya. Penularan penyakit anthrak menyerang warga Sragen pada mulanya sapi mendadak sakit setelah diberi pakan. Sapi tersebut disembelih oleh pemiliknya, daging dan kulit dibagikan pada warga sekitar. Selang sehari beberapa warga merasakan panas dingin disekujur tubuh. Sebagian tubuh mereka melepuh dan menghitam. Beberapa diantaranya mengalami pembusukan ditangan, serta dirasakan gatal-gatal (Radar Solo, 2011). E. Gejala Penyakit Anthrak 1. Gejala umum : a. Suhu tubuh tinggi b. Pernafasan dan denyut jantung menjadi cepat c. Pada sapi perah produksi susu berhenti sama sekali d. Ternak sukar buang kotoran, akan tetapi kemudian diare yang diikuti berdarah (AAK, 1974). e. Nafsu makan hilang sama sekali f. Kadang-kadang darah keluar dari mulut, lubang hidung dan vulva (Sugeng, 2003).
Gambar Contoh Ternak yang Terserang Penyakit Anthrak 2. Gejala spesifik : Adanya demam yang akut dan terjadi pembesaran limpa khusunya pada sapi. Pada ternak yang sudah mati dari mulut, hidung, telinga dan anus keluar kotoran yang berwarna hitam (AAK, 1974). Bentuk gejala penyakit anthrak, antara lain : 1. Bentuk per akut Jalannya penyakit sangat mendadak dan segera terjadi kematian akibat pendarahan di otak. Gejala tersebut berupa sesak napas, gemetar, kemudian ternak roboh dan mati. Disamping itu, terkadang
ternak itu terus mati sebelum nampak tanda-tanda bahwa ia sakit. Dan kerap kali diagnosa ditentukan setelah mati, yaitu terjadi pembesaran limpa membengkak 2-4 kali dari ukuran normal. 2. Bentuk akut (pada sapi, kuda, kambing dan domba) Mula-mula demam, gelisah, kemudian terjadi depresi, sukar bernapas, detak jantung cepat tetapi lemah, kejang dan penderita segera mati, dengan dibarengi keluar cairan berdarah dari lubang ataupun mulut. Selama penyakitnya berlangsung, demamnya dapat mencapai 41-420C, produksi susu menurun drastis. Pada ternak bunting mungkin terjadi keguguran sebelum mati. 3. Bentuk Kronis Umumnya terdapat pada babi, tetapi kadang-kadang terjadi juga pada jenis ternak lain.Gejalanya ditandai dengan adanya lepuh-Iepuh lokal yang terbatas pada lidah dan tenggorokan, serta leher bengkak. Pada orang yang terinfeksi Bacillus anthracis biasanya menderita sakit perut yang hebat (radang usus), muntah-muntah, kaku yang kadang kolaps dan bisa mati. Pada infeksi lewat pernapasan, penderita menunjukkan gejala radang paru-paru. Sedangkan infeksi lewat kulit umumnya bersifat lokal, kemudian menjadi borok merah pucat atau kehitaman dan keluar cairan berwarna merah bening. Luka atau borok ini susah sembuh. Untuk itu, sebaiknya penderita segera ke Puskesmas atau dokter. F. Cara Pencegahan dan Pengobatan 1. Semua ternak (sapi, kerbau, kambing, domba, babi dan kuda) harus divaksin secara teratur. Mintalah bantuan petugas Dinas Peternakan setempat atau Dokter Ternak terdekat. 2. Jagalah kebersihan dan kesehatan kandang, dengan selalu membersihkan kotoran dan desinfeksi, serta upaya penghapusan hama penyakit. 3. Berilah makanan dalam jumlah cukup dan bermutu (bergizi). 4. Bagi ternak besar (kerbau dan sapi), jangan terlalu dipaksakan kerja berat. Keletihan dan kurang makan dapat mempermudah berjangkitnya
wabah penyakit anthrak. Aturlah cara kerja yang baik, sehingga tidak menyebabkan ternak sangat lelah, untuk itu aturlah waktu istirahat yang tepat (Anonim, 2011). 5. Pengobatan dilakukan dengan antibiotik antara lain penisilin, tetrasiklin, dan beberapa obat sulfa. G. Cara Penanganan Secara umum, perawatan untuk penyakit anthrak dapat dilakukan dengan pemberian antibiotik, biasanya penisilin, yang akan menghentikan pertumbuhan dan produksi toksin. Pemberian antitoksin akan mencegah pengikatan toksin terhadap sel. Terapi tambahan, seperti sedation (pemberian obat penenang). Namun, pada level toksin sudah menyebar dalam pembuluh darah dan telah menempel pada jaringan maka toksin tidak dapat dinetralisasi dengan antibiotik apapun. Walaupun dengan pemeberian antitoksin, antibiotik, atau terapi, pasien tentu mempunyai rasio kematian (Anonim, 2011). H. Cara Penanggulangan 1. Terhadap Ternak yang Sehat a. Ternak yang sehat, tapi tinggal sekelompok dengan yang sakit diberi suntikan serum atau antibiotik, dan setelah kurang lebih 5 hari baru divaksin. b. Ternak yang sehat, 5-10 km dari daerah yang tercemar (pusat wabah) penyakit diadakan vaksinansi. 2. Terhadap Ternak yang Sakit a. Pisahkan segera dari ternak yang sehat. b. Pengobatan dengan serum dan atau kombinasi antibiotik (penicillium, Streptomycin, Oxitetracyclin, Chloramphenicol) atau terapi
(Sulfametazine, Sulfanilamide, Sulfapyridin dan lain-lain). c. Setelah penderita sembuh dapat divaksinasi. d. Bagi ternak yang sudah mati akibat anthrak, dibakar, diberi desinfektan kemudian dikubur. Sedangkan bangkai yang sudah
terlanjur dikubur, tanahnya dibuka kembaIi, tanah galian diberi desinfektan dan kapur, serta bangkai dibakar, kemudian kuburan kembali ditutup. e. Susu yang berasal dari ternak sakit harus dimusnahkan, dibuang dengan dicampur larutan formalin. (Anonim, 2011).
Penyakit anthrak atau radang limpa adalah penyakit yang bersifat menular akut atau perakut. Penyebabnya adalah Bacillus anthracis. Pada umumnya penyebaran penyakit ini melalui makan, minuman, pernapasan serta kulit. Sumber penularan dan penyebar penyakit dapat berupa tanah yang sudah tercemar, air, tanaman yang tumbuh diatasnya, binatang-binatang kecil yang menggigit dan menghisap darah. Penyakit anthrak paling sering menyerang ternak herbivora terutama sapi, domba, kambing dan selalu berakhir pada kematian. Sasaran berikutnya kuda dan babi. Serangan pada ayam, belum pernah ada laporan. Secara umum, perawatan untuk penyakit anthrak dapat dilakukan dengan pemberian antibiotik, biasanya penisilin, yang akan menghentikan pertumbuhan dan produksi toksin. Gejala umum : Suhu tubuh tinggi, pernafasan dan denyut jantung menjadi cepat, ternak sukar buang kotoran, akan tetapi kemudian diare yang diikuti berdarah, nafsu makan hilang sama sekali, dan kadang-kadang darah keluar dari mulut, lubang hidung dan vulva (Sugeng, 2003). Jenis-jenis penyakit anthrak antara lain yaitu Cutaneous anthrak, Gastro intestina anthrak, Inhalational anthrak dan Oropharyngeal anthrak .
DAFTAR PUSTAKA
AAK. 1974. Beternak Sapi Perah. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Akoso, B. T. 1996. Kesehatan Sapi. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Anonimous. 2011. www.balivet@indo.het.id/.para@indo.net.Id. Diakses pada tanggal 5 September 2011 pukul 20.00 WIB. Anonimous. 2011.www.litbang.deptan.go. Id/hn/anthrax. Diakses pada tanggal 5 September 2011 pukul 20.00 WIB. Anonimous. 2011.http://medicatherapy.com/index.php/content/printversion/124. Diakses pada tanggal 5 September 2011 pukul 20.00 WIB. Putra, A. A. G. 2004. Letupan Penyakit Anthrak pada Ternak di Kabupaten Ngada Propinsi Nusa Tenggara Timur 1. Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner Regional VI Denpasar. Radar Solo. 2011. Anthrak Serang Sragen. Sugeng, Y. B. 2003.Sapi Potong. Panebar Swadaya. Yogyakarta.