Anda di halaman 1dari 11

A.

PENGERTIAN Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang, baik secara fisik maupun psikologis, yang dapat dilakukan secara verbal maupun non verbal yang diarahkan pada diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Perilaku kekerasan dapat terjadi dalam dua bentuk yaitu perilaku kekerasan saat sedang berlangsung atau perilaku kekerasan terdahulu /riwayat perilaku kekerasan (Keliat & Akemat, 2010) Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif. (Stuart dan Sundeen, 1995)

B. RENTANG RESPON Agresif / perilaku kekerasan merupakan hasil kemarahan yang sangat tinggi atau ketakutan (panik). Individu yang agresif tidak memperdulikan hak orang lain. Bagi individu ini, hidup adalah medan peperangan. Biasanya perilaku kekerasan dilakukan individu dilakukan individu yang agresif untuk menutupi kurangnya rasa percaya diri. Harga dirinya ditingkatkan dengan cara menguasai orang lain untuk membuktikan kesuperiornya. Stress, cemas, harga diri rendah dan rasa bersalah dapat menimbulkan kemarahan yang dapat mengarah kepada perilaku kekerasan. Respon terhadap marah dapat diekspresikan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal dapat berupa perilaku kekerasan, sedangkan secara internal dapat berupa perilaku depresi atau penyakit fisik. Kegagalan yang menimbulkan respon pasif dan melarikan diri atau respon melawan dan menantang. Respon melawan dan menentang merupakan respon yang maladaktif yaitu agresifperilaku. Perilaku yang ditampakkan dimulai dari yang rendah sampai yang tinggi, yaitu : 1. Respon Adaptif. a. Asertif adalah mengemukakan pendapat atau mengekspresikan rasa tidak senang atau tidak setuju tanpa menyakiti lawan bicara.

b. Frustasi Adalah suatu proses yang menyebabkan terhambatnya seseorang dalam mencapai keinginannya. Individu tersebut tidak dapat menerima atau menunda sementara sambil menunggu kesempatan yang memungkinkan. Selanjutnya individu merasa tidak mampu dalam mengungkapkan perannya dan terlihat pasif. 2. Respon transisi Pasif Adalah suatu perilaku dimana seseorang merasa tidak mampu untuk mengungkapkan perasaannya sebagai usaha mempertahankan hak-haknya. Klien tampak pemalu, pendiam, sulit diajak bicara karena merasa kurang mampu, rendah diri atau kurang menghargai dirinya. 3. Respon maladaptif a.Agresif Adalah suatu perilaku yang mengerti rasa marah, merupakan dorongan mental untuk bertindak (dapat secara konstruksi/destruksi) dan masih terkontrol. Perilaku agresif dapat dibedakan dalam 2 kelompok, yaitu pasif agresif dan aktif agresif. Agresi ;memperlihatkan permusuhan, keras dan menuntut, mendekati orang lain dengan ancaman, memberikata-kata ancaman tampa niat melukai. Umumnya klien masih dapat mengontrol perilaku untuk tidak melukai orang lain. 1) Pasif agresif Adalah perilaku yang tampak dapat berupa pendendam, bermuka asam, keras kepala, suka menghambat dan bermalas-malasan. 2) Aktif agresif Adalah sikap menentang, suka membantah, bicara keras, cenderung menuntut secara terus menerus, bertingkah laku kasar disertai kekerasan.
b. Amuk/kekerasan/gaduh gelisah

Adalah rasa marah dan bermusuhan yang kuat dan disertai kehilangan kontrol diri. Individu dapat merusak diri sendiri, orang lain atau lingkungan. Perilaku kekerasan ditandai dengan menyentuh orang lain secara menakutkan, memberi kata-kata ancaman melukai disertai melukai

pada tingkat ringan dan yang paling berat adalah melukai/merusak secara serius. Klien tidak mampu mengendalikan diri. C. ETIOLOGI 1. Faktor predisposisi Berbagai pengalaman yang dialami setiap orang yang merupakan faktor predisposisi, artinya mungkin terjadi/mungkin tidak terjadi perilaku kekerasan jika faktor berikut dialami oleh individu:
a.

Psikologis Kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustrasi yang kemudian dapat timbul agresif atau amuk. Masa kanak-kanak yang tidak menyenangkan yaitu perasaan ditolak, dihina, dianiaya atau sanksi penganiayaan.

b.

Perilaku Reinforcement yang perilaku kekerasan. c. Sosial budaya diterima pada saat melakukan kekerasan, sering mengobservasi kekerasan di rumah atau di luar rumah,semua aspek ini menstimulasi individu mengadopsi

Budaya tertutup dan membalas secara diam (pasif agresif) dan kontrol sosial yang tidak pasti terhadap pelaku kekerasan akan menciptakan seolah-olah perilaku kekerasan diterima (permisive). d. Bioneurologis

Banyak pendapat bahwa kerusakan system limbic, lobus frontal, lobus temporal dan ketidakseimbangan neurotransmiter turut berperan dalam terjadinya perilaku kekerasan. 2. Faktor presipitasi Faktor presipitasi dapat bersumber dari klien, lingkungan atau interaksi dengan orang lain. Kondisi klien seperti kelemahan fisik (penyakit fisik), keputusasaan, ketidakberdayaan, percaya diri yang kurang dapat menyebabkan perilaku kekerasan. Demikian pula dengan situasi

lingkungan yang rebut, padat, kritikan yang mengarah pada penghinaan, kehilangan orang yang dicintai/pekerjaan dan kekerasan merupakan faktor penyebab yang lain. Interaksi sosial yang provokatif dan konflik dapat pula memicu perilaku kekerasan.
D.

TANDA DAN GEJALA

Tanda dan gejala dari perilaku kekerasan yaitu; 1. Muka merah dan tegang 2. Pandangan tajam 3. Mengatupkan rahang dengan kuat 4. Mengepalkan tangan 5. Jalan mondar-mandir 6. Bicara kasar 7. Suara tinggi, menjerit atau berteriak 8. Mengancam secara verbal atau fisik 9. Melempar atau memukul benda/orang lain 10. Merusak barang atau benda E. Mekanisme koping Mekanisme koping yang umum digunakan adalah mekanisme pertahanan ego seperti, displacement, sublimasi, proyeksi, represi, denial, dan reaction formation. a. Displacement : Mengalihkan emosi, arti simbolik, fantasi dari sumber yang sebenarnya (benda, orang, keadaan) kepada orang lain, benda atau keadaan lain. b. Sublimasi : Mengganti keinginan atau tujuan yang terhambat dengan cara yang dapat diterima masyarakat. Impuls yang berasal dari Id yang sukar disalurkan oleh karena mengganggu individu atau masyarakat, oleh karena itu impuls harus dirubah bentuknya sehingga tidak merugikan individu / masyarakat sekaligus mendapatkan pemuasan. c. Proyeksi :Menyalahkan orang lain atas kelalaian dan kesalahan-kesalahan atau kekurangan diri sendiri, keinginan-keinginan, impuls-impuls sendiri.

d.

Represi

: Secara unconcious mencegah keinginan-keinginan atau pikiran yang menayakitkan ke conscious.

e. f.

Denial

:Menolak untuk menerima atau menghadapi kenyataan yang tidak enak.

Reaction formatio:Bertingkah laku berlebihan yang langsung bertentangan dengan keinginan-keinginan, perasaan yang sebenarnya.

F. Pohon Masalah

Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

COREPROBLEM Perilaku Kekerasan/amuk

Gangguan Harga Diri : Harga Diri Rendah Diagnosa Keperawatan 1. Perilaku Kekerasan 2. Resiko Menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan 3. Harga diri rendah

Rencana Tindakan Keperawatan Untuk Pasien

Tujuan 1) Pasien dapat menyebutkan penyebab perilaku marah 2) Pasien dapat menyebutkan tanda-tanda perilaku marah 3) Pasien dapat menyebutkan jenis perilaku marahnya yang pernah dilakukannya 4) Pasien dapat menyebutkan akibat dari perilaku marah yang dilakukannya 5) Pasien dapat menyebutkan cara mengontrol perilaku marahnya 6) Pasien dapat mengontrol perilaku kemarahannya secara fisik, spiritual, sosial dan dengan terapi psikofarmaka. Rencana Tindakan Keperawatan pada Pasien SP I 1. Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan 2. mengidentifikasi tanda dan gejala PK 3. Mengidentifikasi PK yang di lakukan 4. Mengidentifikasi akibat PK 5. Menyebutkan cara mengontrol PK
6. Membantu pasien memperaktekatekkan latihan cara mengontrol Fisik I (tarik nafas

dalam) 7. menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian SP II 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien 2. Melatih pasien mengontrol PK dengan cara fisik II (Mencari alat bantu untuk menyalurkan rasa marah (kasur/bantal))

3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian SP III 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien 2. Melatih pasien mengontrol PK dengan cara verbal 3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian SP IV 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien 2. Melatih pasien mengontrol PK dengancara spiritual 3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian SP V 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien 2. Menjelaskan cara mengontrol PK dengan minum obat 3. Menganurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan garian

DAFTAR PUSTAKA

Keliat,B.A., Panjaitan, R., & Helena, N., ( 2006), Proses keperawatan kesehatan jiwa, edisi 2, EGC: Jakarta Keliat,B.A & Akemat ( 2006), Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa, EGC: Jakarta Stuart dan Sundeen,Proses keperawatan jiwa.Jakarta : EGC.1999 Dalami, E., Suliswati, Rochimah, Suryanti, K., & Lestari, W., (2009), Asuhan keperawatan klien dengan gangguan jiwa : CV.Trans Info Medika : Jakarta

STRATEGI PELAKSANAAN

1. Orientasi : Salam Teraupetik Selamat pagi A Perkenalkan nama saya ,panggil saja Saya adalah mahasiswa UPN Veteran jakarta yang akan bertugas di sini selama 1 minggu dari mulai hari ini sampai hari sabtu .Nama A. siapa dan suka dipanggil apa? Baiklah mulai sekarang saya akan pangil Evaluasi/validasi kalau boleh tahu, sudah berapa lama A di sini ? Apakah A masih ingat siapa yang membawa kesini ? bagaimana perasaan A saat ini? Saya lihat A sering tampak marah dan kesal, sekarang A masih merasa kesal atau marah ? Kontrak Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang hal-hal yang membuat Amarah dan bagaimana cara mengontrolnya? Tidak lama kok, 15 menit saja. A senangnya kita berbicaranya dimana?. Dimana saja boleh kok, asal A merasa nyaman. Baiklah, berarti kita berbicara disini saja ya, A 2. Kerja : Nah, sekarang coba A ceritakan Apa yang membuat A merasa marah? Apakah sebelumnya bapak pernah marah? Terus, penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang? Lalu saat A sedang marah apa yang akan A rasakan? Apakah A merasa sangat kesal, dada A berdebar-debar lebih kencang, mata melotot, rahang terkatup rapat dan ingin mengamuk? Setelah itu apa yang A lakukan? Apakah dengnan cara itu marah/kesal Mas dapat terselesaikan? Ya tentu tidak, apa kerugian yang A alami? Menurut A adakah cara lain yang lebih baik? Maukah A belajar cara mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian? Jadi, ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, A. Salah satunya adalah dengan cara fisik. Jadi melalui kegiatan fisik disalurkan rasa marah.

Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu? Namanya teknik napas dalam Begini A, kalau tanda-tanda marah tadi sudah A rasakan,maka Aberdiri atau duduk dengan rileks, lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiup perlahan lahan melalui mulut Ayo A coba lakukan, tarik dari hidung, bagus.., tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus sekali, A sudah bisa melakukannya Nah..A tadi telah melakukan latiahan teknik relaksasi napas dalam, sebaiknya latihan ini A lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu rasa marah itu muncul A sudah terbiasa melakukannya 3. Terminasi : Evaluasi Evaluasi subjektif: Bagaiman perasaan A setelah kita berbincang-bincang dan melakukan latihan teknik relaksasi napas dalam tadi? Ya...betul, dan kelihatannya A terlihat sudah lebih rileks. Evaluasi objektif Coba Mas sebutkan lagi apa yang membuat A marah, lalu apa yang A rasakan saat itu dan apa yang akan A lakukan. Kemudian apa akibatnya... Wah...bagus, A masih ingat semua... Tindak lanjut Bagaimana kalau latihan ini kita masukkan dalam jadwalkegiatan sehari-hari A? Kapan waktu yang A inginkan untuk melakukan latihan ini? Bagaimana kalau setiap jam 11pagi?

Kontrak yang akan datang

Nah, A. Cara yang kita praktikkan tadi baru salah satu dari teknik saja. Masih ada cara yang bisa digunakan untuk mengatasi marah A Cara yang kedua yaitu dengan teknik memukul bantal atau kasur. Bagaimana kalau kita latihan cara yang kedua ini besok, A maunya kita bertemu besok jam berapa?Kita latihannya dimana, A? Disini saja lagi , A baiklah . Kalau begitu saya pamit dulu ya, A....Assalamualaikum

Anda mungkin juga menyukai