Anda di halaman 1dari 3

BENCANA........DAN BENCANA.........

(SEBUAH REFLEKSI (2) BAGI KALIMANTAN TENGAH ) OLEH:


WIRA GUNAWAN KAMIS (PEMERHATI MASALAH PENGEMBANGAN WILAYAH)

Banjir dan tanah longsor yang melanda beberapa daerah di Kalimantan Tengah pada musim penghujan ini sudah tidak bisa ditolerir lagi. Artinya bencana ini perlu penanganan yang lebih serius dari Pemda maupun Pemkab dalam mengatasinya karena bencana ini sudah sangat banyak menimbulkan kerugian baik bagi masyarakat maupun Pemda/Pemkab itu sendiri. Adanya konsep tata ruang yang baru, mutlak sangat

diperlukan saat ini untuk mengantisipasi bencana banjir dan tanah longsor yang dikemudian hari bisa manimbulkan bencana yang besar bagi Kalimantan Tengah. Konsep tata ruang yang

dimaksudkan disini adalah konsep yang konsen terhadap bencanabencana yang kemungkinan terdapat pada suatu daerah dan tata lingkungan yang ideal bagi proses pengembangan sebuah wilayah. Informasi yang diperlukan dalam menyiapkan konsep tata ruang (terkait dengan masalah bencana dan tata lingkungan) sebagai paket informasi pendahuluan, yaitu : 1. Keadaan Bentang Alam Bentang alam merupakan salah satu informasi penting dalam menentukan kelayakan lahan bagi suatu perencanaan

pembangunan (land suitability). Dalam perencanaan tata ruang sangat perlu diketahui mengenai lokasi, kondisi geologi

(ketinggian

rata-rata/maksimum/minimum),

luas

wilayah,

ketajaman lereng aliran sungai, kedaan tanah dan batuan, tutupan lahan, air, dsbnya. 2. Sifat Fisik Tanah dan Batuan Informasi mengenai batuan/tanah diperlukan untuk berbagai kemungkinan keperluan, yaitu sebagai tanah pondasi

berbagai bangunan dan sarana, tempat pembuangan limbah baik limbah padat maupun limbah cair, sebagai bahan dasar industri dan bahan bangunan, dan untuk tanah pertanian. Untuk masing-masing penggunaan diperlukan syarat-syarat, baik secara fisik maupun mekaniknya. Semua itu selanjutnya tergantung kepada komposisi mineral, tekstur, struktur,

ukuran butir, kadar air, dsbnya. Untuk perencanaan tata ruang, selain sifat-sifat tanah dan batuan seperti dinyatakan dalam uji laboratorium, juga diperlukan informasi mengenai keadaan tanah di lapangan seperti ketebalaan, permeabilitas, susut muai, banyaknya batu di tanah permukaan,

penyebaraan sngkapan batuan dasar untuk kemampuan pertanian, septic tank, dan drainase. 3. Air Hujan, Air Permukaan dan AirTanah Informasi mengenai keadaan air (baik itu air hujan, air permukaan perencanaan maupun tata airtanah) ruang. sangat diperlukan akan untuk sangat

Informasinya

menunjang kepada kemungkinan untuk pemanfaatan untuk air minum, industri, irigasi maupun kemungkinan

menimbulkan bencana seperti kekeringan, erosi/tanah longsor dan banjir. 4. Bencana Geologi Beberapa proses geologi dapat menimbulkan bencana, antara lain gerakan tanah (tanah longsor), banjir, gempa bumi dan tsunami, letusan gunungapi dan aliran lahar. Informasi pendahuluan seperti yang disebutkan diatas akan lebih sempurna lagi apabila dilengkapi dengan peta-peta kawasan rawan bencana, seperti peta kawasan rawan tanah longsor dan peta kawasan rawan banjir. Dengan adanya informasi-informasi ini diharapkan nantinya tercipta daerah yang benar-benar kondusif bagi berjalannya sebuah pembangunan yang aman (terhindari dari bencana) dan tertata rapi. Memahami karakteristik alam dalam sebuah wilayah adalah hal penting yang perlu diketahui dalam menciptakan kawasan yang ideal bagi proses pembangunan. Tidak memaksakan sebuah pembangunan disebuah kawasan yang

sebenarnya tidak ideal secara geologi merupakan sebuah langkah yang positif untuk menghindari bencana-bencana yang

kemungkinan dapat terjadi di Kalimantan Tengah. Menghindari lebih baik daripada menaggulangi
(E-Mail : WG_GEOLOGY@LYCOS.COM)

Anda mungkin juga menyukai