Anda di halaman 1dari 3

Tolak Penggusuran Paksa dan Privatisasi PT .KAI!

PERNYATAAN SIKAP PARTAI RAKYAT PEKERJA KOMITE KOTA DEPOK Nomor: 001/PRPDEPOK/PS/e/I/13 Tolak Penggusuran Paksa dan Penggunaan Aparat Kekerasan serta Preman dalam Penggusuran! Tolak Privatisasi PT .KAI! Politik Rezim Neoliberal Tidak Berpihak Terhadap Kepada Rakyat! Salam rakyat pekerja, Sejak akhir tahun 2012 yang lalu, PT .Kereta Api Indonesia (KAI) melakukan sejumlah penggusuran terhadap pedagang-pedagang kecil yang berjualan di stasiun-stasiun Jabodetabek. Penggusuran ini dilakukan PT .KAI dengan dalih pembangunan kembalipenataan ulang stasiun-stasiun agar menjadi lebih rapih dan lebih tertata. NyatanyaTetapi, penggusuran yang dilakukan PT .KAI sejatinya telah dinyatakan melanggar Hak Asasi Manusia (HAM), dimana penggusuran dilakukan secara paksa dan sepihak, tanpa melibatkan dialog dengan para pedagang. Lebih dari itu, PT .KAI pun menggunakan aparat kekerasan dan preman dalam melakukan penggusuran. Polisi dan TNI dikerahkan di hampir semua stasiun untuk mengintimidasi pedagang. Bahkan, PT .KAI mengerahkan preman dalam penggusuran paksa yang terjadi di Stasiun Pondok Cina, Senin, 14 Januari 2013, kemarin. Penggunaan aparat kekerasan dan preman dalam penggusuran tersebut juga menimbulkan korban. Mahasiswa dan pedagang yang dipukuli dengan alat-alat tajam seperti linggis, mengalami luka parah. Tidak cukup dengan itu, PT KAI juga berusaha mengadu-domba antara pedagang dan mahasiswa dengan pengguna kereta api. Kengontotan Sikap ngotot manajemen PT. KAI untuk menggusur pedagang dari stasiun sampai dengan menggunakan alat kekerasan adalah bagian dari proses komersialisasi dan privatisasi terhadap ] barang public dimana PT. KAI menjadi penanggung jawab atas pengelolaan barang public tersebutperkeretaapian Indonesia yang sejatinya merupakan fasilitas publik dan menguasai hajat hidup orang banyak. Penggusuran para pedagang kecil di stasiun menjadi keharusan dilakukan PT KAI untuk melapangkan ruang bagi akumulasi modal yang lebih luas besar bagi melalui keberadaan retail-retail waralaba besar seperti indomaret Indomaret dan alfamaret Alfamaret untuk berbisnis di ruang public seperti station (Sumber: VivaNews, 11 Januari 2013,

http://metro.news.viva.co.id/news/read/374680-kios-pedagang-di-stasiun-depokdigusur--ini-alasan-pt-ka).ataupun usaha-usaha menguntungkan lainnya. Di beberapa


stasiun, saat para pedagang kecil digusur, Alfamaret dan Indomaret dibiarkan tetap berdiri. Sementara itu, di Bogor, sebagai pengganti dari area parkir mobil dan motor yang digusur untuk dijadikan stabling atau lokasi parkir rangkaian kereta, akan dibangun area parkir baru yang akan dikelola oleh PT Reska Multi Usaha, salah satu anak perusahaan PT KAI. Kuatnya tendensi kecenderungan komersialisasi dan privatisasi pelayanan public publik kereta api sebagai transportasi rakyat ini juga dapat dilihat pada upaya manajemen PT.

KAI sekarang untuk mengandangkan menghapuskan KRL ekonomi dari pelayanan rutin kebutuhan transportasi kereta masyarakat. Kemudian, sudah sejak tahun 2010, negara tidak lagi memberikan subsidi kepada PT KAI untuk perbaikan dan pengoperasian prasarana kereta api (infrastructure maintenance and operation, IMO). (Sumber:

BeritaSatu, 27 Desember 2012, http://www.beritasatu.com/megapolitan/89741krl-ekonomi-segera-dikandangkan.html). Sejak tahun yang sama pula, kereta
pengangkut barang tidak diperbolehkan lagi menggunakan BBM bersubsidi. Kecenderungan privatisasi lebih jelas lagi terlihat dalam Peraturan Presiden No. 83 Tahun 2011 yang menugaskan PT KAI untuk menyelenggarakan prasarana dan sarana kereta api Bandar Udara Soekarno-Hatta dan Jalur Lingkar Jakarta-Bogor-DepokTangerang-Bekasi, dimana pembiayaannya tidak bersumber dari APBN dan APBD, tetapi harus diusahakan sendiri oleh PT KAI (pasal 4). Hal ini menunjukan bahwa PT. KAI semakin didorong terus menerus agaruntuk mengorientasikan dirinya sebagai pengelola pelayanan bisnis yang bersifat mencari profit diatas kebutuhan social dan hak masyarakat untuk mendapat pelayanan transportasi yang layak. Proses privatisasi ini bukanlah proses yang jatuh dari langit. Privatisasi pelayanan kereta api oleh manajemen PT . KAI sekarang adalah bagian dari politik neoliberal yang sekarang tengah berkuasa di Indonesia. Tidak heran jika jkepentingan publicpublik, yang mendasari alasan dari keberadaan Republik Indonesia itu sendiri, dalam masa kekuasaan neoliberalisme harus dikalahkan oleh kepentingan akumulasi keuntungan milik para kelas borjuasi. Kelas borjuasi yang berselingkuh dengan elit politik dalam sistem neoliberalisme sekarang ini menjadikan rakyat pekerja, masyarakat dan masyarakat kecil yang miskin menjadi sebagai sapi perah untuk keuntungan mereka. Maka dari itu, kami dari Partai Rakyat Pekerja (PRP) Komite Kota Depok menyatakan sikap:

1. Mengutuk tindakan kekerasan aparat dan preman, juga keterlibatan mereka


dalam penggusuran.

2. Menolak penggusuran para pedagang kecil di stasiun tanpa dialog. Stasiun adalah
fasilitas publik dan penataan ulang stasiun harus melibatkan musyawarah yang demokratis dengan publik, termasuk para pedagang kecil dan pemangku kepentingan lainnya.

3. Menolak penghapusan KRL ekonomi, karena akan merugikan rakyat miskin


pengguna KRL ekonomi.

4. Menolak privatisasi PT .KAI yang akan mendorong komersialisasi perkeretaapian


Indonesia. Kereta api adalah fasilitas publik yang harus dikuasai negara dan dikelola dengan orientasi pelayanan publik, bukan pencarian keuntungan. karena kepentingan publik rakyat pekerja sama sekali tidak terwakilkan dalam pembangunan kembali stasiun-stasiun.

5. Bangun kesadaran serta solidaritas public publik dalam perjuangan


perlawananmelawan privatisasi PT. KAI, yang mengikutsertakan seluruh massa rakyat pekerja yang berkepentingan terhadap dengan pelayanan public publik kereta api.

6. Kontrol penuh secara demokratis aset publik oleh rakyat pekerja.

7. Bangun persatuan seluruh elemen gerakan rakyat untuk mewujudkan kekuatan


politik alternatif dan membendung kekuatan neoliberal di Indonesia yan.

8. Kapitalisme-neoliberal telah gagal untuk mensejahterakan rakyat, dan hanya


dengan SOSIALISME lah maka rakyat akan sejahtera.

Jakarta, 15 16 Januari 2013 Partai Rakyat Pekerja Komite Kota Depok Ketua ttd. (Fildzah Izzati) Sekretaris ttd. (Roma) Contact Persons: Roma Sekretaris (08568564577)

Anda mungkin juga menyukai