Anda di halaman 1dari 25

TUGAS EKSPLORASI LANJUT

OLEH : NAMA: ERI S. TANEO NIM : 0 9 0 6 1 0 2 6 2 8

U N I V E R S I T A S

N U S A

C E N D A N A

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN KUPANG 2013

1. Apa yang anda ketahui tentang VMS : a. Asosiasi batuan

Jawaban : 1. Yang saya ketahui tentang VMS (Volcanogenic Massive Sulfida ) adalah Jenis deposit logam sulfida terutama cu-zn-pb yang berasal dari gunung berapi, VMS selalu bersosiasi dengan batuan beku basa dan sedimen laut laut dalam. a. Asosiasi Batuan. 1. Asosiasi Mineral Dalam Batuan Beku Pada batuan beku, mineral yang sering dijumpai dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu: 1. Mineral-mineral asam = Felsic-minerals = Nonferromagnesian silicates Tersusun atas silika dan alumina, umumnya berwarna cerah. Kuarsa : colorless, kadang-kadang putih susu atau kelabu Feldspar Ortoklas : putih kemerahan atau merah jambu Feldspar Plagioklas : abu-abu, putih susu, menunjukkan gejala striasi Muskovit : colorless sampai coklat muda, berupa lempengan-lempengan tipis 2. Mineral-mineral basa = Mafic-minerals = Ferromagnesian minerals Tersusun atas unsur-unsur besi, magnesium, dan kalsium; umumnya berwarna gelap Biotit : coklat tua hitam, berupa lempeng tipis Piroksen : hitam hijau tua, pendek-pendek, kristal bersisi 8 Hornblende : hitam hijau, kristal bersisi 6 Olivin : kuning kehijauan

2. Asosiasi Mineral Dalam Batuan Sedimen Berdasarkan cara pengendapannya, batuan sedimen dibedakan menjadi dua golongan, yaitu: Batuan sedimen klastik: tersusun oleh klastika-klastika karena proses pengendapan secara mekanis. Mineral penyusun batuan ini mempunyai resistensi tinggi. Contohnya: kuarsa, biotit, hornblende, plagioklas, dan garnet. Batuan sedimen non klastik: terbentuk karena proses pengendapan secara kimiawi dan larutan maupun hasil aktivitas organinik. Contoh mineral penyusun: gypsum,anhidrit, kalsit, halit. Mineral-mineral yang umum dijumpai pada batuan sedimen adalah : Kuarsa, Kalsit,Dolomit, Lempung ( kaolinit,hydromuscovite),Feldspar (ortoklas maupun plagioklas), Siderit, Limonit,Gipsum, Kalsedon, Halit 3. Asosiasi Mineral Dalam Batuan Metamorf Mineral-mineral yang terdapat pada batuan metamorf dapat berupa mineral yang berasal dari batuan asalnya maupun mineral baru yang terbentuk akibat proses metamorfosa, sehingga dapat digolongkan menjadi: Mineral yang umumnya terdapat pada batuan beku dan batuan metamorf seperti kuarsa, feldspar, muskovit, biotit, hornblende, piroksen, olivin, hematit, dan magnetit. Mineral yang umumnya terdapat pada batuan sedimen dan batuan metamorf seperti: kuarsa, muskovit, mineral-mineral lempung, kalsit, dolomit.

2. Gambarkan dan jelaskan zona alterasi pada tembaga porfiri ?

Jawaban

Gambar zonasi proksimal distal tipe endapan urat logam dasar yang berasosiasi dengan endapan porfiri tembaga/molibdenum (Panteleyev, 1994) A. Pengertian alterasi Alterasi merupakan perubahan komposisi mineralogy batuan (dalam keadaan padat) karena pengaruh Suhu dan Tekanan yang tinggi dan tidak dalam kondisi isokimia menghasilkan mineral lempung, kuarsa, oksida atau sulfida logam. Proses alterasi merupakan peristiwa sekunder, berbeda dengan metamorfisme yang merupakan peristiwa primer. Alterasi terjadi pada intrusi batuan beku yang mengalami pemanasan dan pada struktur tertentu yang memungkinkan masuknya air meteoric untuk dapat mengubah komposisi mineralogi batuan.

Alterasi dapat menghasilkan mineral bijih dan mineral penyerta (gangue mineral). Namun demikian, tidak semua batuan yang mengalami alterasi hidrotermal dapat mengalami mineralisasi bijih. Tipe alterasi tertentu biasanya akan menunjukan zonasi himpunan mineral tertentu akibat ubahan oleh larutan hidrotermal yang melewati batuan sampingnya (Guilbert dan Park, 1986, Evans, 1993). Himpunan mineral ubahan tersebut terbentuk bersamaan pada kondisi keseimbangan yang sama (aqulibrium assemblage). Mineral-mineral baru yang terbentuk, diendapkan mengisi rekahan-rekahan halus atau dengan proses penggantian (replacement). Mineralmineral baru ini dikenal sebagai mineral sekunder (Anonim, 1996). B. Zona Alterasi Pada T embaga Porfiri Alterasi hidrotermal adalah suatu proses yang sangat kompleks yang melibatkan perubahan mineralogi, kimiawi, dan tekstur yang disebabkan oleh interaksi fluida panas dengan batuan yang dilaluinya, di bawah kondisi evolusi fisio-kimia. Proses alterasi merupakan suatu bentuk metasomatisme, yaitu pertukaran komponen kimiawi antara cairan-cairan dengan batuan dinding ( Pirajno, 1992 ).Interaksi antara fluida hidrotermal dengan batuan yang dilewatinya ( batuan dinding ), akan menyebabkan terubahnya mineral-mineral primer menjadi mineral ubahan ( mineral alterasi ), maupun fluida itu sendiri ( Pirajno, 1992, dalam Sutarto, 2004 ).

Alterasi hidrotermal akan bergantung pada :

1. Karakter fluida ( Eh, pH ). 2. Kondisi tekanan dan temperatur pada saat reaksi berlangsung ( Guilbert dan Park, 1986, dalam Sutarto, 2004 ). 3. Konsentrasi. 4. Lama aktivitas hidrotermal ( Browne, 1991, dalam Sutarto, 2004 ).

Walaupun faktor-faktor di atas saling terkait, tetapi temperatur dan kimia fluida kemungkinan merupakan faktor yang paling berpengaruh pada proses alterasi hidrotermal ( Corbett dan Leach, 1996, dalam Sutarto, 2004 ). Henley dan Ellis ( 1983, dalam Sutarto, 2004 ), mempercayai bahwa alterasi hidrotermal pada sistem epitermal tidak banyak bergantung pada komposisi batuan dinding, akan tetapi lebih dikontrol oleh kelulusan batuan, tempertatur, dan komposisi fluida.

Batuan dinding (wall rock/country rock) adalah batuan di sekitar intrusi yang melingkupi urat, umumnya mengalami alterasi hidrotermal. Derajat dan lamanya proses alterasi akan menyebabkan perbedaan intensitas alterasi dan derajat alterasi (terkait dengan stabilitas pembentukan). Stabilitas mineral primer yang mengalami alterasi sering membentuk pola alterasi ( style of alteration ) pada batuan ( Pirajno, 1992, dalam Sutarto, 2004 ). Pada kesetimbangan tertentu, proses hidrotermal akan menghasilkan kumpulan mineral tertentu yang dikenal sebagai himpunan mineral ( mineral assemblage ) (Guilbert dan Park, 1986, dalam Sutarto, 2004). Setiap himpunan mineral akan mencerminkan tipe alterasi ( type of alteration ). Satu mineral dengan mineral tertentu seringkali dijumpai bersama ( asosiasi mineral ), walaupun mempunyai tingkat stabilitas pembentukan yang berbeda, sebagai contoh klorit sering berasosiasi dengan piroksen atau biotit. Area yang memperlihatkan penyebaran kesamaan himpunan mineral yang hadir dapat disatukan sebagai satu zona alterasi. Host rock adalah batuan yang mengandung endapan bijih atau suatu batuan yang dapat dilewati larutan, di mana suatu endapan bijih terbentuk. Intrusi maupun batuan dinding dapat bertindak sebagai host rock. Reaksi Reaksi Pada Proses Alterasi Reaksi reaksi yang berperan penting didalam proses alterasi (reaksi kimia antara batuan dengan fluida) adalah :

Hidrolisis

Merupakan proses pembentukan mineral baru akibat terjadinya reaksi kimia antara mineral tertentu dengan ion H+, contohnya : 3 KalSiO3 O8 + H2O(aq) Kal3Si3O10 (OH)2 + 6SiO2 + 2K K Feldspar Muscovite (Sericite) Kuarsa

Hidrasi

Merupakan proses pembentukan mineral baru dengan adanya penambahan molekul H2O. Dehidrasi adalah sebaliknya. Reaksi Hidrasi : 2 Mg2SiO4+ 2H2O + 2 H+ Mg3 Si2O5 (OH)4 + Mg2+ Olivine Serpentinite Reaksi dehidrasi : Al2Si2O5(OH)4 + 2 SiO2 Al2Si4O10 (OH)4 + Mg2+ Kaolinit Kuarsa Pyrophilite

Metasomatisme alkali alkali tanah

Contoh: 2CaCO3 + Mg2+ CaMg (CO3)2 + Ca2+ Calcite Dolomite

Dekarbonisasi reaksi kimia yang menghasilkan silika dan oksida

Contoh : CaMg(CO3)2 + 2 SiO2 (CaMg)SiO2 + 2 CO2 Dolomite Kuarsa Dioside

Silisifikasi Merupakan proses penambahan atau produksi kuarsa polimorfnya,

contohnya:

2 CaCO3 + SiO2 + 4 H- 2Ca2- + 2 CO2 + SiO2 + 2 H2O Calcite Kuarsa

Silisikasi

Merupakan proses konversi atau penggantian mineral silikat, contohnya: CaCO3 + SiO2 CaSiO3 + CO2 Calcite Kuarsa Wollastonite Alterasi yang Terjadi Pada fase Hidrothermal Setiap tipe endapan hidrothermal selalu membawa mineral-mineral yang tertentu (spesifik), berikut altersi yang ditimbulkan barbagai macam batuan dinding. Tetapi minera-mineral seperti pirit (FeS2), kuarsa (SiO2), kalkopirit (CuFeS2), florida-florida hampir selalu terdapat dalam ke tiga tipe endapan hidrothermal.

Paragenesis endapan hipothermal dan mineral gangue adalah : emas (Au), magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3), kalkopirit (CuFeS2), arsenopirit (FeAsS), pirrotit (FeS), galena (PbS), pentlandit (NiS), wolframit : Fe (Mn)WO4, Scheelit (CaWO4), kasiterit (SnO2), Mo-sulfida (MoS2), Ni-Co sulfida, nikkelit (NiAs), spalerit (ZnS), dengan mineral-mineral gangue antara lain : topaz, feldspar-feldspar, kuarsa, tourmalin, silikat-silikat, karbonat-karbonat

Sedangkan paragenesis endapan mesothermal dan mineral gangue adalah : stanite (Sn, Cu) sulfida, sulfida-sulfida : spalerit, enargit (Cu3AsS4), Cu sulfida, Sb sulfida, stibnit (Sb2S3), tetrahedrit (Cu,Fe)12Sb4S13, bornit (Cu2S), galena (PbS), dan kalkopirit (CuFeS2), dengan mineral-mineral ganguenya : kabonat-karbonat, kuarsa, dan pirit.

Paragenesis endapanephitermal dan mineral ganguenya adalah : native cooper (Cu), argentit (AgS), golongan Ag-Pb kompleks sulfida, markasit (FeS2), pirit

(FeS2), cinabar (HgS), realgar (AsS), antimonit (Sb2S3), stannit (CuFeSn), dengan mineral-mineral ganguenya : kalsedon (SiO2), Mg karbonat-karbonat, rhodokrosit (MnCO3), barit (BaSO4), zeolit (Al-silikat) Disamping itu ada juga mineral mineral yang kita dapat pada semua kondisi (hypotermal , mesotermal dan epitermal). Misal : mineral Pirite, Chalcopirite dan kwarsa yang bisa terbentuk pada hampir semua temperatur dari juga hampir semua batuan memungkinkan terdapatnya mineral tersebut. Secara umum alterasi hidrotermal akan membentuk satu Aureole hale terhadap tubuh bijih hidrotermal ataupun Channelwey termineralisasi yang pada umumnya dapat diindentifikasi secaara megaskopis di lapangan dan dipetakan menjadi beberapa zone subzone berdasarkan asosiasi minerral khusus.

Tabel dominasi komposisi mineralisasi di dalam alterasi hidrotermal pada temperatur tinggi dan rendah (disederhanakan dari Corbett, 2002)

TEMPERATUR TINGGI Kalkopirit Kuarsa kristalin (comb stucture) Kuarsa butir kasar Serisit Philik

TEMPERATUR RENDAH Galena, spalerit Kalsedon-opal Kuarsa butir halus Smektit-illit Propilitik

Gambar : Mineralogi alterasi di dalam sistem hidrotermal (Corbett dan Leach, 1996)

Gambar alterasi hubungannya dengan mineralisasi dalam tipe endapan epitermal logam dasar (Guilbert dan Park, 1986)

Guilbert dan Park, 1986, mengemukakan model hubungan antara mineralisasi dan alterasi dalam sistem epitermal. Beberapa asosiasi mineral bijih maupun mineral skunder erat hubungannya dengan besar temperatur larutan hidrotermal pada waktu mineralisasi. Mineral bijih galena, sfalerit dan kalkopirit terbentuk pada horison logam dasar bagian bawah dengan temperatur 350oC. Pada horison ini alterasi bertipe argilik sempurna dan terbentuk mineral alterasi temperatur tinggi seperti adularia, albit dan feldspar. Fluida hidrotermal di horison logam dasar (bagian tengah) bertemperatur antara 200o- 400oC. Mineral bijih terdiri dari argentit, elektrum, pirargirit dan proustit. Mineral ubahan terdiri dari serisit, adularia, ametis, sedikit mengandung albit. Horison bagian atas terbentuk pada temperatur < 200 oC. Mineral bijih terdiri dari emas di dalam pirit, Ag-garamsulfo dan pirit. Mineral ubahan berupa zeolit, kalsit, agate.

Klasifikasi tipe alterasi hidrotermal pada endapan telah banyak dilakukan oleh para ahli, antara lain Creassey (1956,1966). Lowell dan Guilbert (1970), Rose (1970), Meyer dan Hemley (1967) serta Thomson dan Thomson (1996). Tabel. Tipe-tipe alterasi berdasarkan himpunan mineral (Guilbert dan Park, 1986)

Tabel. Klasifikasi tipe alterasi dan himpunan mineralnya pada endapan epitermal sulfidasi rendah (Thompson dan Thomson,1996)

Tipe alterasi Silisik Adularia Serisitik, Argilik Argilik lanjut-Acid Sulphate Silika-karbonat Propilitik, Alterasi Zeolitik

Zone (himpunan mineral) Kuarsa,kalsedon,opal pirit,hematit Ortoklas (adularia),kuarsa,serisit-illit,pirit Serisit (muskovit), illit-smektit, monmorilonit kaolinit,kuarsa,kalsit,dolomit,pirit Kaolinit,alunit,kritobalit (opal,kalsedon),native sulphur, jarosit, pirit Kuarsa, kalsit Kalsit,epidot,wairakit,klorit,albit, illit-smektit, monmorilonit,pirit

Berikut ini jenis alterasi hidrotermal lainnya: a) Skarn Alterasi ini terbentuk akibat kontak antara batuan sumber dengan batuan karbonat, zona ini sangat dipengaruhi oleh komposisi batuan yang kaya akan kandungan mineral karbonat. Pada kondisi yang kurang akan air, zona ini dicirikan oleh pembentukan mineral garnet, klinopiroksen dan wollastonit serta mineral magnetit dalam jumlah yang cukup besar, sedangkan pada kondisi yang kaya akan air, zona ini dicirikan oleh mineral klorit,tremolit aktinolit dan kalsit dan larutan hidrotermal. Garnet-piroksen-karbonat adalah kumpulan yang paling umum dijumpai pada batuan induk karbonat yang orisinil (Taylor, 1996, dalam Sutarto, 2004). Amfibol umumnya hadir pada skarn sebagai mineral tahap akhir yang menutupi mineral-mineral tahap awal. Aktinolit (CaFe) dan tremolit (CaMg) adalah mineral

amfibol yang paling umum hadir pada skarn. Jenis piroksen yang sering hadir adalah diopsid (CaMg) dan hedenbergit (CaFe). Alterasi skarn terbentuk pada fluida yang mempunyai salinitas tinggi dengan temperatur tinggi (sekitar 300-700C). Proses pembentukkan skarn akibat urutan kejadian Isokimia metasomatisme retrogradasi. b) Greisen Himpunan mineral pada greisen adalah kuarsa-muskovit (atau lipidolit) dengan sejumlah mineral asesori seperti topas, turmalin, dan florit yang dibentuk oleh alterasi metasomatik post-magmatik granit (Best, 1982, Stempork, 1987, dalam Sutarto, 2004). c) Silisifikasi Merupakan salah satu tipe alterasi hidrotermal yang paling umum dijumpai dan merupakan tipe terbaik. Bentuk yang paling umum dari silika adalah (E-quartz, atau -quartz, rendah quartz, temperatur tinggi, atau tinggi kandungan kuarsanya (>573C), tridimit, kristobalit, opal, kalsedon. Bentuk yang paling umum adalah quartz rendah, kristobalit, dan tridimit kebanyakan ditemukan di batuan volkanik. Tridimit terutama umum sebagai produk devitrivikasi gelas volkanik, terbentuk bersama alkali felspar. d) Serpertinisasi Batuan yang telah ada beruabah menjadi serperite yang mineral utamanya adalah Cripiolite disamping ada juga mineral mineral lain. Batuan semuala biasanya batuan basa (andesitte) yang berubah karena proses hidrotermal maka batuan basa ini berubah menjadi serpertisasi. Misal : Geruilite di sulawesi dari kalimantan diubah menjadi serpentinisasi. Serpentinisasi bisa pula akibat dari pada Weathering, tetapi daerah yang teralterasi relatif terbatas kecil.

Permasalahannya, seringkali kita mendapati dalam satu contoh batuan ditemukan beberapa mineral dari dua tipe atau lebih. Prosedur yang baik untuk tahap awal observasi batuan tersebut di atas adalah menulis semua mineral yang tampak sebagai himpunan mineral. Apabila dalam satu batuan dijumpai mineral-mineral klorit, kuarsa, kalsit, dan kaolinit, maka disebut sebagai himpunan mineral kloritkuarsa-kalsit-kaolinit (Sutarto, 2004).

Gambar. Mineralisasi Logam dalam Sistem Hidrothermal

3. Karakteristik endapan epitermal dan apa itu high detination / sulphidetination ?

Jawaban : A. Karakteristik endapan epitermal Endapan epithermal terbentuk pada kedalaman yang dangkal dari suatu sistem hidrothermal (~50 s/d ~1500 m) pada bentangan temperatur (~150 s/d ~300). Logam ekonomis utama adalah Emas (Au). Berikut ini adalah beberapa karakteristik endapan epitermal : 1. Bentuk endapannya terdapat pada permukaan 2. Urat cenderung bercabang/mirip kerucut 3. Umumnya mineralisasi terjadi pada daerah vulkanik 4. Emas dan perak merupakan logam utama dan terjadi bersama dengan mineral pengikut lainnya. 5. Endapan teknonik ekstetional. Ciri-ciri umum endapan epitermal (Lingren 1933) Kedalaman Permukaan 1500 m

Temperatur

50-200 . Pembentukan Pada batuan sedimen atau batuan beku, terutama yangberasosiasi dengan batuan intrusiv dekat permukaan atauekstrusiv, biasanya disertai oleh sesar turun, kekar dsb.

Zona bijih

urat-urat yang simpel, beberapa tidak beraturan denganpembentukan kantongkantong bijih, juga seringkali terdapat pada pipa dan stockwork.Jarang terbentuk sepanjang permukaan lapisan,

dan sedikit kenampakan replacement Logam bijih Pb, Zn, Au, Ag, Hg, Sb, Cu, Se, Bi, U Mineral bijih Native Au, Ag, elektrum, Cu, BiPirit, markasit, sfalerit, galena, kalkopirit, Cinnabar, jamesonite,stibnite, realgar, orpiment, ruby silvers, argentite, selenides,tellurides Mineral penyerta(gangue) kuarsa, chert, kalsedon, ametis, serisit, klorit rendah-Fe, epidot,karbonat, fluorit, barite, adularia, alunit, dickite, rhodochrosite,zeolit

Tekstur dan struktur

Crustification (banding) sangat umum, sering sebagai fine banding,cockade, vugs, urat terbreksikan. Ukuran butir(kristal) sangatbervariasi

Zonasi

Makin ke dalam akin tidak beraturan, seringkali kisaran vertikalnyasangat kecil.

B. Epithermal High Sulphidation dan Epithermal Low Sulphidation

High Sulphidation u m u n ya d i t e m u k a n d i a n t a r a a t a u d e k a t d e n g a n a k t i v i t a s

vulkanisme i t u s e n d i r i . F l u i d a ya n g a d a m e r u p a k a n h a s i l d a r i m a g m a s e b a g a i produk dari gas dan saturasi fluida didalamnya. Fluida sangat asam ph 1-3 danteroksidasi, membawa oksidasi dari S4+ atau S6+ sebagai SO2 atau HSO4- padal a r u t a n . F l u i d a y a n g m e n d i d i h m e m b u a t S O 2 d a n C O 2 t e r p a r t i s i m e n j a d i g a s sehingga menyisakan ion H+ yang membuat larutah menjadi lebih asam hingga pH1.Fluida yang sangatasam ini bisa meluluhkan element2 pada batuanvulkanik atau sedimen sehingga menghasilkan tekstur vuggy quartz dan alterasi tipe argylik High Sulphidation : Acid pH, magmatic Disseminated : sangat dominan. Replacement ore : umum dijumpai. Veins : jarang dan bersifat lokal. Stockwork : minor.

Low sulfidation Berasosiasi dengan fluida yang menghasilkan

g e o t h e r m a l seperti hot springs. F l u i d a i n i l e b i h dominan dengan air meteroik, meskipun sedikit tercampur dengan megmatik. Sehingga terbentuknya terlalu dekat dengan lokasi aktivitas vulkanisme. Fluida ini cenderung mendekati netral dan mempunya salinitas rendah.

Low Sulphidation Neutral pH, meteoric Open-spaces vein : sangat dominan. Stockwork : umum dijumpai. Disseminated : minor (jarang). Replacement : minor.

4. Jenis jenis endapan kromit ?

Jawaban :

Kromit merupakan satu-satunya mineral yang menjadi sumber logam kromium. Mineral ini mempunyai komposisi kimia FeCr2O3. ternyata memiliki nilai strategis, karena mineral tersebut berasal dari ektrasi mineral dan sangat di butuhkan dalam perkembangan industri-industri : rekayasa, pesawat terbang, ruang angkasa dan kemiliteran serta industri hi-tech lainnya. Oleh karena mineral tersebut memiliki nilai yang srtategis, maka sangat perlu di kembangkan dan diteliti lebih rinci terutama di daerah-daerah yang kemunkinan hadirnya endapan mineral-mineral tersebut.

Kromit mempunyai sifat antara lain berwarna hitam, bentuk kristal massif hingga granular, sistim kristal oktahedral, goresan berwarna coklat, kekerasan 5,5 (skala mohs), dan berat jenis 4,5 4,8. Komposisi kimia kromit sangat bervariasi karena terdapat usur-unsur lain yang mempengaruhinya, karena itu berdasarkan nisbah Cr:Fe.

Potensi kromit di Indonesia cukup besar, hal ini dikarenakan kromit terbentuk pada batuan induknya yaitu ofiolit, sedangkan penyebaran ofiolit di Indonesia diperkirakan lebih dari 80 ribu km2. Penyebaran kromit tersebut terdapat di Sumatera Barat, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, dan Papua.

kromit dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: kromit kaya krom, kaya aluminium, dan kaya besi. Ditinjau dari penggunaannya jenis ini dikenal sebagai kromit metelurgi, refraktori dan kromit kimia.

Pengolahan kromit ini terutama di dasarkan kepada sifat fisik yaitu memisahkan mineral kromit dari mineral-mineral ikutan lainnya yang disebut "gangue minerals. Sifat fisik yang di maksud adalah gaya berat, medan listrik dan medan magnet.

Ada 2 jenis endapan kromit, yaitu :

1. Endapan Primer Endapan primer ini dapat di tafsirkan berasal dari proses kristalisasi satu fase kromit dari suatu massa magma yang bersifat basa. Kromit dapat terjadi sebagai endapan primer, yaitu: tipe cebakan stratiform dan podiform.

Berikut ini adalah salah satu contoh gambar dari tipe cebakan endapan primer :

2. Endapan Sekunder Endapan sekunder merupakan hasil proses pelapukan batuan yang mengandung kromit. endapan sekunder berupa pasir hitam dan tanah laterit.

DAFTAR PUSTAKA

http://geo-student.blogspot.com/2010/01/macam-macam-mineral-dankegunaannya.htm http://psg.bgl.esdm.go.id/digeol/koleksi/laporan/mineral_kromit_di_indonesia http://sangfuehrer.blogspot.com/2009/06/pembentukan-endapan-mineral.html http://www.barkervillegold.com, http://earthsci.org/mineral/mindep/depfile/skarn.htm, http://www.mistycreekventures.com, http://geologiblankfive.files.wordpress http://geologicalintroduction.baffl.co.uk ml.scribd.com/.../Genesa-Deposit-TembagaPorfiri.opac.geotek.lipi.go.id/index.php?p=show...id.

Anda mungkin juga menyukai