Anda di halaman 1dari 8

1.

Sewaktu kecil ia menderita rheumatic fever dengan gejala pembengkakan sendi dan demam sehingga harus dirawat ( dirumah ) selama 3 bulan. a. Jelaskan : - Morfologi, Sifat dan klasifikasi dari bakteri penyebab rheumatic fever ! ( Hadley, Maulia - Patogenesis dari bakteri penyebab rheumatic fever ! ( Febri, Fatimah - Pencegahan Streptococus ( Maulia, Johanes b. Bagaimana mekanisme : - Pembengkakan sendi pada RhF ( Asifa, Catri - Demam pada RhF ( Catri, Hajrin

2. Selama ini ia sudah sering mengeluh sesak napas jika berjalan cukup jauh, tetapi sesak semakin lama semakin berat. a. Apa saja jenis jenis sesak nafas ? ( Johanes , Meylinda b. Mengapa ia mengeluh sesak nafas jika berjalan jauh ? ( Catri, Aini c. Mengapa sesak nafasnya semakin berat ? ( Hajrin, Ramadhan

3. Nyonya A, 45 tahun, masuk rumah sakit dengan keluhan demam, sesak napas dan berat badan ( BB ) turun sejak 6 minggu yang lalu. Keluhan ini disertai menggigil, berkeringat, dan anorexia yang terus memburuk. a. Bagaimana mekanisme : - Demam ( Sabrina, Febri ) - Sesak nafas ( Fatimah, Maulia - BB turun ( Aini, Hadley - Menggigil ( Ramadhan, Johanes - Berkeringat ( Hadley, asifa - Anorexia memburuk (Maulia , catri Yang berhubungan dengan endocarditis dan penyakit dahulu

4. Ia juga merasa nyeri punggung yang menetap sejak 4 mingu sebelum masuk rumah sakit.

a. Bagaimana mekanisme nyeri punggung pada Ny. A, sesuai keluhan ? ( Asifa, Hajrin b. Adakah hubungan dengan RhF ( Johanes, Sabrina ) 5. Saat masuk rumah sakit BB telah turun 5 kg. a. Bagaimana S. viridans bisa menyebabkan endocarditis ?( Febri, Meylinda ) b. Bagaimana pathogenesis endocarditis ? ( Catri, Fatimah) c. Bagaimana hubungan BB turun 5 kg dan endocarditis ? ( Hajrin, Aini) d. Mengapa turunnya bias sampai 5 Kg ? (Sabrina, ramadhan )

6. Dokter yang memeriksa mengatakan bahwa Ny. A menderita endocarditis. a. Bagaimana pengobatan endocarditis ? ( Meylinda, Hadley ) b. Bagaimana pengobatan Streptococus Grup A ? ( Fatimah , Maulia ) c. Bagaimana hubungan endocarditis dan RhF ( Aini, Febri)

7. Pemeriksaan Fisik : Vital Sign : compos mentis, Nadi : 90x/m, RR : 28x/m, TD : 130/80 mmHg, Suhu : 39C a. Bagaimana intepretasi dan penyebab abnormalitas vital sign ? ( Ramadhan, Johanes, Meylinda ) 8.Pemeriksaan Spesifik : Kepala dam leher : normal Thorax : Perkusi : Ukuran jantung normal Auskultasi : Murmur diastolic dengan nada rendah, pada dada kiriterdapat suara pembukaan katup mitral yang keras ( loud opening snap ) a. Bagaimana melakukan perkusi dan auskultasi jantung dalam PS ? ( Hadley , Asifa, Sabrina ) 9. Pemeriksaan Penunjang : Kultur darah : S. viridans

Echocardiography : stenosis mitral ( pada apex jantung ) a. Bagaimana pengembangbiakan kultur darah ? (Johanes, Hajrin, Ramadhan ) b. Apa saja cara identifikasi khususnya pemeriksaan penunjang penyebab penyakit infeksi ? secara singkat. ( Sabrina , Aini, Catri)

Learning Issue 1. Streptococus secara umum ( Hadley, Febri ) 2. Streptococus grup A ( viridian ) ( Johanes, Asifa ) 3. RhF ( Meylinda, Sabrina) 4. endocarditis ( Meylinda , Febri ) 5. Pemeriksaan Fisik ( cara memeriksa ) ( Maulia ,Sabrina ) 6. Cara pemeriksaan fisik ( Catri , Johanes ) 7. Pemeriksaan penunjang Cara mengidentifikasi streptococcus (Hajrin, Fatimah, Aini, ramadhan ) -Echocardiography ((Hajrin, Fatimah, Aini, ramadhan )

Nama yang dimerahin jadi kolektor jawaban yang soal analisis yg sama satuin yg udah fix, kalau sudah di FIX kirim ke saya Time New Roman ukuran 12 rapi, di tuggu terakhir Hari Kamis Jam 5 sore , Jika ada soal analisis yang blom di FIX gpp biar saya yang FIX . Tq buat kerjasamanya :D Cemungud :D

- Pencegahan Streptococus ( Maulia, Johanes Mikrobiologi ui hal 122 a. Apa saja jenis jenis sesak nafas ? ( Johanes , Meylinda
Dyspnea (Sesak Nafas) akut Dyspnea (Sesak Nafas) akut dengan awal yang tiba-tiba merupakan penyebab umum kunjungan ke ruang gawat darurat. Penyebab dyspnea akut diantaranya penyakit pernapasan (paru-paru dan pernapasan), penyakit jantung atau trauma dada. Dyspnea (Sesak Nafas) kronis Dyspnea (Sesak Nafas) kronis (menahun) dapat disebabkan oleh penyakit asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), emfisema, inflamasi paru-paru, tumor, kelainan pita suara.

b. Adakah hubungan dengan RhF ( Johanes, Sabrina ) a. Bagaimana intepretasi dan penyebab abnormalitas vital sign ? ( Ramadhan, Johanes, Meylinda ) TD Normal ,RR Normal, ` Temperatur 38, (demam) Kesadaran bagus \ Compos Mentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya.. Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh. Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak, berteriakteriak, berhalusinasi, kadang berhayal. Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal. Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon terhadap nyeri.

Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga tidak ada respon pupil terhadap cahaya).

a. Bagaimana pengembangbiakan kultur darah ? (Johanes, Hajrin, Ramadhan )

Blood culture

Blood culture Kultur darah adalah uji laboratorium untuk memeriksa bakteri dalam sampel darah. Bagaimana Test Dilakukan Darah biasanya diambil dari vena, biasanya dari bagian dalam siku atau bagian belakang tangan. Situs ini dibersihkan dengan obat pembunuh kuman (antiseptik). Petugas laboratorium kesehatan memasang pengikat/torniquet di lengan atas untuk membendung aliran darah ke daerah tersebut sehingga pembuluh darah dapat terlihat/teraba jelas. Selanjutnya, petugas laboratorium kesehatan dengan lembut memasukkan jarum ke dalam pembuluh darah. masukkan darah dalam spuit ke dalam botol atau tabung kedap udara . Melepas torniquet dari lengan. Setelah darah telah terkumpul, jarum ditarik, dan bekas tusukan ditutup untuk menghentikan pendarahan. Sangat penting bahwa sampel darah tidak terkontaminasi. Sampel tersebut dikirim ke laboratorium, di laboratorium sampel dimasukkan dalam tabung /botol yang mengandung media pertumbuhan untuk melihat apakah mikroorganisme tumbuh. Hal ini disebut Kultur. Kebanyakan Kultur memeriksa bakteri. Jika bakteri tumbuh, tes lebih lanjut dilakukan untuk mengidentifikasi jenis tertentu. Pengecatan gram juga dapat dilakukan. Pengecatan gram adalah metode untuk mengidentifikasi

mikroorganisme (bakteri) dengan menggunakan serangkaian pewarna khusus . Bagaimana Mempersiapkan Test Tidak diperlukan persiapan khusus untuk kultur darah. Untuk informasi tentang cara mempersiapkan sampel darah, lihat venipuncture. Bagaimana Test Dirasakan Tidak ada rasa sakit yang terkait dengan kultur darah. lihat venipuncture. Mengapa Test adalah Dilakukan Dokter Anda mungkin meminta tes ini jika Anda diduga memiliki gejala infeksi darah seperti bakteremia atau septicemia. Kultur darah bertujuan mengidentifikasi jenis bakteri yang menyebabkan infeksi. Ini membantu dokter menentukan pengobatan terbaik. Hasil Normal Nilai normal berarti tidak ada mikroorganisme tumbuh di media pertumbuhan. Catatan: rentang nilai normal dapat sedikit berbeda antara laboratorium yang berbeda. Berbicara dengan dokter Anda tentang arti dari hasil tes khusus Anda. Apa Arti Hasil Abnormal Sebuah hasil positif berarti bahwa dalam darah Anda telah terpapar bakteri. Namun, kontaminasi dari sampel darah dapat menyebabkan hasil positif palsu, yang berarti Anda tidak memiliki infeksi sejati. . Resiko Kultur darah dilakukan di laboratorium. Tidak ada risiko bagi pasien. Untuk informasi mengenai risiko yang berkaitan dengan pengambilan sampel darah, lihat venipuncture. Pertimbangan Bakteri penginfeksi darah kadang-kadang datang dan pergi, sehingga serangkaian (tiga kali) kultur darah dapat dilakukan untuk mengkonfirmasi hasil. Nama Alternatif Biakan darah, Culture - blood - Menggigil ( Ramadhan, Johanes

Mekanisme menggigil: Rangsangan Hipotalamik terhadap Menggigil. Terletak pada bagian dorsomedial dari hipotalamus posterior dekat dinding ventrikel ketiga yang merupakan area pusat motorik primer untuk menggigil. Area ini normalnya dihambat oleh sinyal dari pusat panas pada area preoptikhipotalamus anterior, tapi dirangsang oleh sinyal dingin dari kulit dan medulla spinalis. Ketika terjadi peningkatan yang tiba-tiba dalam produksi panas, pusat ini teraktivasi ketika suhu tubuh turun bahkan hanya beberapa derajat dibawah nilai suhu kritis. Pusat ini kemudian meneruskan sinyal yang menyebabkan menggigil melalui traktus bilateral turun ke batang otak, ke dalam kolumna lateralis medulla spinalis, dan akhirnya, ke neuron motorik anterior. Sinyal ini tidak teratur, dan tidak benar-benar menyebabkan gerakan otot yang sebenarnya. Sebaliknya, sinyal tersebut meningkatkan tonus otot rangka diseluruh tubuh. Ketika tonus meningkat diatas tingkat kritis, proses menggigil dimulai. Selama proses menggigil maksimum, pembentukan panas tubuh dapat meningkat sebesar 4-5 kali dari normal.

. Streptococus grup A ( viridian ) ( Johanes, Asifa ) 6. Cara pemeriksaan fisik ( Catri , Johanes )
Kriteria Jones tahun 1992 : Mayor : -Karditis : valvulitis -Poliarthritis migrans : radang pada sendi besar, kartilago dan tulang keropos, menyerang banyak sendi, ada peradangan -Chorea syndenham : gerakan involunter dari kelainan neurologis, menyerang saraf volunter -Nodul Subkutan : jaringan nekrosis yang dikelilingi jaringan fibrosis yang paralel -Eritema marginatum : berwarna putih yang dikelilingi kemerahan, berbatas tegas, tidak gatal Minor : -Demam atralgia : nyeri sendi tanpa disertai peradangan pada pemeriksaan lab : -LED + -Lekositosis -CRP + -PR interval memanjang Dua manifestasi tersebut bila dijumlahkan, akan membuktikan adanya infeksi dari Streptococcus beta hemolyticus group A.

Faktor predisposisi demam rematik : - Usia : 5-16 tahun, karena imun masih rendah, dan di sekolah infeksi lebih mudah - Sudah pernah terkena / rekuren : lebih mudah terserang kembali - Faktor keluarga : riwayat kehidupan sosial ekonomi lemah, kontak keluarga, kembar monozigot > daripada kembar dizigot - Over crowding : lingkungan rumah dan sekolah lebih mudah terinfeksi Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan dalam mendiagnosa karditis dan demam rematik: - inspeksi => keadaan umum, edema, pucat/ lemah - palpasi => hepatomegali - auskultasi => palpitasi, murmur

Anda mungkin juga menyukai