Anda di halaman 1dari 2

Mekanika Kekuatan Bahan Bag.

2 (Regangan)
Written by Administrator
Tuesday, 12 August 2008 09:26 - Last Updated Saturday, 15 August 2009 14:54

Publish in www.wahyukurniawan.com Mechanical Engineering MEKANIKA KEKUATAN
BAHAN (MECHANICS OF MATERIALS) BAGIAN 2 B. Tegangan dan regangan Jika suatu
benda diberi beban, akan mengalami perubahan bentuk (deformasi) memanjang, memendek,
membesar, mengecil dsb. 1. Regangan normal karena beban aksial material yang menerima
pembebanan akan mengalami deformasi. Perbandingan antara deformasi dengan panjang
mula-mula disebut sebagai regangan. = satuan panjang L = satuan panjang = tanpa satuan
atau dapat ditulis : L L L = 1 = L L = regangan L = panjang mula-mula L1 = panjang
setelah dikenai beban Mekanika Kekuatan Bahan | Create By Wahyu Kurniawan 1 Publish in
www.wahyukurniawan.com Mechanical Engineering Contoh : Sebuah batang panjang 0,6 m
dengan penampang seragam, mengalami deformasi sebesar = 150 m =150 x 10-6 m. Maka
regangannya adalah : 2. Diagram tegangan - regangan Diagram yang menunjukkan hubungan
antara tegangan dan regangan () tidak sama untuk setiap material. Diagram ini merupakan
sifat material yang penting. Untuk mendapatkan diagram dari suatu material harus
dilakukan uji tarik Diagram tegangan-regangan : Material ulet. Baja Karbon rendah : Pada
tegangan luluh tegangan konstan walaupun regangan bertambah Titik luluh jelas Mekanika
Kekuatan Bahan | Create By Wahyu Kurniawan 2 Publish in www.wahyukurniawan.com
Mechanical Engineering Pada aluminium : Titik luluh tidak jelas u = tegangan ultimate =
kekuatan ultimate y = tegangan yield (luluh) = kekuatan luluh B = tegangan patah = kekuatan
patah Bahan liat tidak tahan geser. Patah pada tegangan geser terbesar (sudut 450) Ukuran
ke-liatan (ductility) Diagram tegangan-regangan : Material getas. Mekanika Kekuatan Bahan |
Create By Wahyu Kurniawan 3 Publish in www.wahyukurniawan.com Mechanical
Engineering Yang termasuk bahan getas diantaranya besi tuang, gelas, batu (keramik), bahan
komposit, dsb Bahan getas tidak tahan tarik, patah pada tegangan tarik terbesar (sudut 0o) 3.
Mengetahui kekuatan luluh dengan offset, Bahan yang titik luluhnya tidak jelas, tegangan luluh
dapat dicari dengan metode offset. Kekuatan luluh pada ofset 0,2% yaitu titik potong antara
kurva dengan garis yang sejajar dengan bagian lurus dari kurva yang ditarik dari nilai
sebesar 0,2% 4. Beban tekan Bahan liat : kekuatan tekan dan tarik sama (pada tekan tidak ada
necking) Bahan getas : kekuatan ultimate tekan jauh lebih tinggi daripada kekuatan tarik,
karena retak-retak kecil yang ada mempengaruhi kekuatan tarik, tetapi tidak mempengaruhi
kekuatan tekan Mekanika Kekuatan Bahan | Create By Wahyu Kurniawan 4 Publish in
www.wahyukurniawan.com Mechanical Engineering 5. Tegangan dan regangan yang
sesungguhnya 6. Hukum Hookes : Modulus Elastisitas Pada umumnya elemen struktur
(mesin) didesain agar deformasinya kecil, dan hanya bergerak pada daerah garis lurus pada
diagram . Pada daerah ini, tegangan berbanding lurus dengan regangan : = E .
Persamaan ini disebut : hukum Hook. (Robert Hook, 1635-1703). Koefisien E disebut modulus
elastisitas disebut juga modulus Young (Thomas Young, 1773 1829). Karena tanpa satuan,
maka satuan E sama dengan satuan Kekuatan suatu material dipengaruhi oleh paduannya,
perlakuan panas, dan proses manufacturing, tetapi modulus elastisitas material selalu tetap.
Tegangan terbesar dimana hukum Hooke masih berlaku disebut batas proporsional bahan.
Pada bahan yang luluhnya jelas, maka batas proporsional hampir berimpit dengan tegangan
luluh Pada beberapa bahan, penambahan bahan paduan, perlakuan panas dan proses
pembuatan mengubah kekuatan, duktilitas, ketahanan korosi dsb. Mekanika Kekuatan Bahan |
Create By Wahyu Kurniawan 5 Publish in www.wahyukurniawan.com Mechanical
Engineering Modulus elastisitas atau modulus young atau youngs modulus (E) menyatakan
kekakuan (stiffness) bahan. Modulus elastisitas ditunjukkan oleh kemiringan garis pada kurva
1 / 2
Mekanika Kekuatan Bahan Bag.2 (Regangan)
Written by Administrator
Tuesday, 12 August 2008 09:26 - Last Updated Saturday, 15 August 2009 14:54
tegangan-regangan pada daerah elastic. Pada daerah elastic berlaku hukum hooke. 7.
Kekakuan (stiffness) E menunjukkan mudah-tidaknya bahan berubah bentuk menunjukkan
kekakuan (stiffness) bahan. E ditunjukkan oleh kemiringan garis linier pada diagram . 8.
Deformasi batang karena beban aksial Batang BC, panjang L dibebani beban terpusat P. Jika
tegangan yang timbul tidak melebihi batas proporsional, maka berlaku hukum Hook : =E
Atau : = /E = P/AE Mengingat bahwa = /L, atau = L, maka bisa dituliskan : 9. Fatigue
(lelah) Properties kelelahan suatu material (ex: baja dan aluminium) ditunjukkan pada gambar
disamping. Untuk material baja apabila diberikan tegangan dibawah ultimate strength (tegangan
maksimal sebelum terjadi fracture/patah), pada suatu siklus tertentu tegangannya akan
konstan. Ketika tekanan itu dikurangi di bawah endurance limit (batas ketahanan),
kegagalan-kegagalan kelelahan tidak Mekanika Kekuatan Bahan | Create By Wahyu Kurniawan
6 Publish in www.wahyukurniawan.com Mechanical Engineering terjadi untuk setiap bilangan
siklus. Hal ini berbeda dengan almunium, tegangannya akan tutun bersamaan dengan makin
banyaknya siklus yang diberikan. Contoh : Tentukan deformasi yang terjadi pada batang baja
setelah diberikan beban sesuai dengan gambar disamping. Jika diketahui : E = 29 10 6 psi D
= 1.07 in. d = 0.618 in. Solusi : Bagilah batang baja tersebut menjadi beberapa bagian,
kemudian gambarkan free body diagramnya Menentukan gaya dalam setiap bagian, diperoleh
: P = 60 103 lb 1 P2 = 15 103 lb P3 = 30 103 lb Sehingga total defleksinya : = i Pi Li
PL 1 PL P L = 1 1+ 2 2 + 3 3 A Ai Ei E 1 A2 A3 L1 = L2 = 12 in. A1 = A2 = 0.9 in
2 L3 = 16 in. A3 = 0.3 in 2 60 103 12 15 103 12 30 103 16 1 + + 29 10 6
0.9 0.9 0.3 3 = 75.9 10 in. = ( ) ( ) ( ) 10. Poissons Ratio (Perbandingan angka rasio)
Suatu bahan jika ditarik maka akan mengalami deformasi memanjang (longitudinal) dan
melintang (lateral). Poissons ratio adalah perbandingan antara tegangan lateral dan tegangan
longitudinal. Jika suatu batang ditarik pada satu arah : Memanjang pada arah beban
(longitudinal) x Memendek pada arah beban (lateral) y Poisson ratio = - y / x Nilai
adalah 0<<0.5 Mekanika Kekuatan Bahan | Create By Wahyu Kurniawan 7 Publish in
www.wahyukurniawan.com Mechanical Engineering 11. Regangan Geser Contoh : Sebuah
balok segi-empat dari material dengan modulus geser G = 90 ksi terikat pada dua plat-plat
horizontal. Plat bagian bawah direkatkan sedangkan plat bagian atas diberikan gaya horizontal
sebesar P. Jika diketahui plat bagian atas digerakkan sejauh 0,04 in. Tentukan a) tegangan
geser rata-rata pada material tersebut. b) besarnya P. Jawab : a. Tentukan sudut deformasi
rata-rata atau regangan geser blok. 0.04 in. xy tan xy = xy = 0.020 rad 2 in. Dengan
menggunakan hukum hooke maka, xy = G xy = 90 103 psi (0.020 rad ) = 1800 psi ( ) b.
Dengan menggunakan persamaan tegangan geser, maka diperoleh P : P = xy A = (1800 psi
)(8 in.)(2.5 in.) = 36 103 lb P = 36.0 kips Mekanika Kekuatan Bahan | Create By Wahyu
Kurniawan 8
2 / 2

Anda mungkin juga menyukai