Anda di halaman 1dari 38

TP.7.

PERENCANAAN DAERAH Pendahuluan 1. Pemberian kewenangan yang luas kepada daerah memerlukan koordinasi dan pengaturan untuk lebih mengharmoniskan dan menyelaraskan pembangunan baik pembangunan nasional, pembangunan daerah maupun pembangunan antar daerah. UU No. 25 Tahun 2004 merupakan landasan hukum dibidang perencanaan pembangunan baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. UU No. 25 Tahun 2004 mengamanatkan bahwa perencanaan pembangunan daerah adalah satu kesatuan dalam sistem pembangunan nasional dengan tujuan untuk menjamin adanya keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan serta pengendalian dan pengawasan. Perencanaan : adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Perencanaan Pembangunan Daerah : disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,

2.

3.

4.

5.

TP 7.2.

Lanjutan
6. Berdasarkan UU No. 25 Tahun 2004 serta memperhatikan UU

No. 32 Tahun 2004 dan UU No. 17 Tahun 2003 dokumen rencana pembangunan yang harus dibuat adalah : a. Dokumen perencanaan yang dibuat oleh Pemerintah Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota : Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Prioritas Plafon Aggaran Sementara (PPAS) Rencana Kerja Aggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD), dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD). Dokumen perencanaan yang dibuat oleh Satuan Kerja Pemerintah Daerah : Rencana Startegis Satuan Kerja Pemerintah Daerah (Renstra SKPD) Rencana Kerja SKPD (Renja SKPD).

b.

7. Masing-masing dokumen pereencanaan diatas terkait satu dengan lainnya, dan juga dengan dokumen perencanaan pembangunan nasional.

TP 7.3.

JANGKA WAKTU RENCANA PEMBANGUNAN

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Daerah adalah dokumen perencanaan untuk periode 20 (dua puluh) tahun.
1.

a. Dokumen perencanaan tersebut bersifat makro yang memuat visi,misi, dan arah pembangunan jangka panjang daerah.

VISI : adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. MISI : adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. STRATEGI : adalah cara untuk mewujudkan tujuan dirancang secara konseptual, analitis, realistis, rasional, dan komprehensif. Strategi diwujudkan dalam kebijakan dan program. KEBIJAKAN : adalah arah/tindakan yang diambil oleh Pemerintah Pusat/Daerah untuk mencapai tujuan. PROGRAM : adalah instrument kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah/lembaga atau masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran.

TP 7.4.

Lanjutan
KEGIATAN

: adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa satuan kerja, sebagai bagian dari pencapaian sasaran terstruktur pada satu program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya, baik berupa personil (SDM), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana atau beberapa kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (Output) dalam bentuk barang dan jasa. : adalah dokumen rencana yang memuat kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk menghasilkan secara utuh sasaran hasil kinerja pembangunan, dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka anggaran. Setiap rencana kerja menjadi landasan dalam pelaksanaan koordinasi dan monitoring implementasi rencana dalam maksud menghasilkan setiap sasaran hasil kinerja pembangunan.

RENCANA KERJA

b. Penyusunan RPJPD, Propinsi mengacu arah Pembangunan Nasional yang ditetapkan dalam RPJP Nasional. Sedangkan Kabupaten/Kota mengacu pada pembangunan daerah yang dtetapkan pada RPJP Daerah Propinsi sesuai kondisi dan karakteristik daerah. Penyusunan RPJPD dilakukan melalui urutan kegiatan : Penyiapan rancangan awal rencana pembangunan yang disipkan oleh BAPPEDA. Musyawarah Perencanaan Pembangunan dan Penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan

TP 7.5.

2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM) Daerah adalah arah pembangunan yang akan dicapai dalam kuruin waktu 5 (lima) tahun, artinya : Sebuah RPJPD akan dicapai dalam periode 4 (empat) periode RPJMD Kurun waktu RPJMD disamakan dengan periode kepemimpinan Kepala Daerah terpilih yang disusun berdasarkan visi, misi, program dan kegiatan kepala daerah dengan mempertimbangkan kemampuan/kapasitas keuangan daerah. a. Penyusunan RPJM dilaksanakan dengan memperhatikan : RPJM daerah Propinsi berpedoman pada RPJP Daerah Propinsi serta memperhatikan sasaran pembangunan dalam RPJM Nasional dan Standar Pelayanan Minimal yang telah ditetapkan. RPJM daerah Kabupaten/Kota berpedoman pada RPJP Daerah Kabupaten/Kota serta memperhatikan sasaran pembangunan dalam RPJM daerah propinsi dan Standar Pelayanan Minimal yang telah ditetapkan. b. RPJM harus memuat : Arah kebijakan keuangan daerah, Strategi pembangunan daerah, Kebijakan umum, Program kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah Program kerja lintas SKPD Program-program kewilayahan disertai dengan rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. c. Bersifat indikatif adalah informasi baik tentang sumber daya yang diperlukan maupun keluaran dan dampak yang tercantum didalam dokumen rencana tersebut hanya merupakan indikasi yang hendak dicapai dan bersifat tidak kaku. d. Penyusunan RPJM dilakukan melalui urutan kegiatan : Penyiapan rancangan awal rencana pembangunan. Penyiapan rancangan rencana kerja Musyawarah Perencanaan Pembangunan dan Penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan. e. Musyawarah Rencana Pembangungan (Musrenbang) untuk RPJMD paling lambat dilaksanakan 2 (dua) bulan setelah Kepala Daerah dilantik. Hasil Musrenbang menjadi dasar bagi BAPPEDA untuk menyusun

TP 7.6.

3. Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Daerah yang disebut dengan RKPD merupakan rencana pembangunan tahunan daerah untuk periode 1 tahun), wajib disusun oleh daerah sebagai landasan dalam penyusunan rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). a. RKPD merupakan penjabaran RPJMD dalam rangka mencapai sasaran pembangunan jangka menengah daerah sehingga penyusunannya harus memperhatikan : RKPD Propinsi merupakan penjabaran RPJMD Propinsi serta mengacu prioritas pembangunan pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). RKPD Kabupaten/Kota merupakan penjabaran RPJMD Kabupaten/Kota serta mengacu prioritas pembangunan pada rencana kerja pemerintah propinsi dan atau (RKP). Memperhatikan seluruh aspirasi pemangku kepentingan pembangunan melalui penyelenggaraan musrenbang tahunan yang diselenggarakan secara berjenjang dari musrenbang kelurahan/desa, musrenbang kecamatan, musrenbang/forum SKPD kabupaten/kota, musrenang kabupaten/kota, musrenbang/forum SKPD propinsi. b. RKP Daerah memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan dan kewajiban daerah, rencana kerja dan pendanaannya yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat serta deskripsi kinerja pembangunan pada tahun sebelumnya. c. Penyusunan RKP Daerah dilaksanakan melalui urutan kegiatan : Penyiapan rancangan awal rencana pembangunan. Penyiapan rancangan rencana kerja Musyawarah Perencanaan Pembangunan dan Penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan.

4.

Rencana Strategi (Renstra) Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD), adalah dokumen perencanaan SKPD yang berjangka waktu 5 (lima) tahun, disusun dalam rangka mengoperasionalkan RPJM Daerah sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing SKPD sesuai bidang urusan yang menjadi kewenangan Daerah. a. Renstra SKPD disusun dengan berpedoman pada RPJM Daerah dan SPM, dengan materi dan subtansi utama memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan.
b. Renstra SKPD perlu memastikan bahwa kegiatan yang

disusun sudah memadai untuk mencapai sasaran hasil pembangunan yang ditetapkan dalam RPJM Daerah serta estimasi biaya yang dibutuhkan setelah mencermati kapasitas fiskal daerah serta pagu indikatif jangka menengah.
c. Renstra SKPD disusun dengan tahapan : Kepala SKPD

menyusun Rancangan Renstra SKPD yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD serta rancangan awal RPJMD dengan memperhatikan : Visi, Misi dan program prioritas kepala daerah dalam sasaran hasil pembangunan yang hendak dicapai dalam jangka 5 (lima) tahun. Sasaran hasil pembangunan yang hendak dicapai merupakan program dan kegiatan pada suatu rencana kerja dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif, sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD. Hasil analisis prakiraan maju anggaran untuk mengetahui pagu indikatif bagi setiap pelaksana an program dan kegiatan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun, dengan biaya pembangunan untuk memenuhi pelayanan kepada masyarakat berdasarkan SPM, yang dicapai melalu kerangka regulasi dan kerangka pendanaan. Rancangan awal RPJMD.

5. Rencana Kerja (Renja) Satuan Kerja Perangkat Daerah, merupakan dokumen rencana pembangunan masingmasing SKPD yang berjangka waktu 1 (satu) tahun, memuat kebijakan program dan kegiatan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD yang bersangkutan berdasarkan urusan yang menjadi kewenangan daerah, sasaran (indikator) hasil dan keluaran yang terukur beserta rincian pendanaannya. b. Dokumen Renja SKPD mengoperasionalkan RKP Daerah disertai upaya mempertahankan dan meningkatkan capaian kinerja pelayanan masyarakat yang sudah dicapai SKPD. c. Penyiapan rancangan Renja SKPD merupakan tanggungjawab Kepala SKPD yang memuat kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan yang dlaksanakan langsung oleh pemerintah daerah serta yang ditempuh dengan mendorong partisipsi masyarakat. d. Rancangan Renja SKPD digunakan sebagai bahan masukan dalam penyusunan rancangan RKP Daerah. e. Penyusunan Renja SKPD, harus memperhatikan : Capaian sasaran hasil pada Renstra SKPD, yang direncanakan akan dicapai pada tahun rencana berkenaan. Penjabaran kegiatan dan sasaran kelaranya untuk mencapai sasaran hasil pada tahun rencana berkenaan. Hasil analisis prakiraan maju anggaran untuk mengetahui pagu indikatif bagi setiap pelaksana an program dan kegiatan pada tahun rencana berkenaan, dengan biaya pembangunan untuk memenuhi pelayanan kepada masyarakat berdasarkan SPM, yang dicapai melalu kerangka regulasi dan kerangka pendanaan.

f. Renja SKPD menjadi dokumen perencanaan tahunan SKPD yang menjadi pedoman dalam penyusunan RKASKPD maka Renja SKPD ditetapkan dengan Keputusan Kepala SKPD.

PENJELASAN BAGAN
1. RPJP Daerah berfungsi sebagai : Pedoman Penyusunan Visi, Misi, dan program prioritas para Calon Kepala Daerah. Pedoman dalam Penyusunan RPJM Daerah. RPJP Daerah Provinsi menjadi acuan penyusunan RPJP Daerah Kabupaten/Kota. RPJM Daerah berfungsi sebagai : Pedoman bagi Kepala SKPD untuk menyempurnakan rancangan Renstra SKPD menjadi Renstra SKPD. Bahan Utama penyusunan RKP Daerah. Dasar Evaluasi dan laporan pelaksanaan atas kinerja Kepala Daerah. RPJM Daerah Provinsi merupakan bahan masukan dalam penyusunan RPJM Daerah Kabupaten/Kota. RKP Daerah digunakan sebagai : Pedoman Penyempurnaan rancangan Renja SKPD. Pedoman Penyusunan RAPBD. Dalam menyusun RPJM Daerah ini ditambahkan rancangan program indikatif 1 (satu) tahun ke depan setelah periode RPJM Daerah berakhir. Hal ini adalah untuk menjembatani kekosongan dokumen perencanaan jangka menengah pada awal masa jabatan Kepala Daerah yang baru, disebut sebagai program transisi . Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Daerah merupakan pedoman dalam penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas dan Plapon Anggaran Sementara (PPAS), dalam rangka penyusunan rancangan (APBD) untuk tahun berkenaan.

2.

3.

4.

5.

PROSES PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUM APBD, PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA

LINGKUP PERENCANAAN JANGKA PANJANG, JANGKA MENENGAH DAN JANGKA PENDEK Dokumen Perencanaan Daerah

Jangka Panjang Jangka Menengah Jangka Pendek

RPJPD RPJMD

RKPD

FORMULASI KEBIJAKAN ANGGARAN (budget policy) & PERENCANAAN OPERASIONAL ANGGARAN (budget operational planning)
Rancangan

KUA

DPRD KUA PPAS

DPRD Nota Kesepakatan Nota Kesepakatan

PERENCAAAN ANGGARAN DAERAH

Kebijakan Perencanaan & Anggaran

Kebijakan Umum APBD (KUA)

Prioritas dan Plafon Anggaran (PPA)

Anggaran Operasional

Usulan Program, Keiatan, Anggaran (RKA-SKPS)

PENYUSUNAN KUA DAN PPAS (UU 17/2003, UU 25/2004, UU 32/2004, UU 33/2004)

RPJMD Renstra SKPD


5 tahun 1 tahun 5 tahun

RPJM
5 tahun

1 tahun

Renja SKPD
5 tahun 1 tahun

RKPD

RKP

KUA

PPAS

Dibahas bersama DPRD

NOTA KESEPAKATAN PIMPINAN DPRD DENGAN KDH

PENGERTIAN KEBIJAKAN UMUM ABPD


SASARAN DAN KEBIJAKAN DAERAH DALAM SATU TAHUN ANGGARAN YANG MENJADI PETUNJUK DAN KETENTUAN UMUM YANG DISEPAKATI SEBAGAI PEDOMAN PENYUSUNAN R-APBD DAN RP-APBD

SUBTANSI KEBIJAKAN UMUM ABPD

5 tahun

RPJMD
5 tahun 5 tahun

RPJM

Renstra SKPD
1 tahun

Renja SKPD
1 tahun

RKPD
1 tahun

RKP

Rancangan KUA

DPRD Dibahas bersama Pemda


Nota Kesepakatan

Subtansi dan Lingkup Materi Kebijakan Umum APBD


Bab I Pendahuluan a. Kondisi/prestasi yang telah berhasil dicapai pada tahun sebelumnya, tahun berjalan dan perkiraan pencapaian pada tahun yang akan datang b. Perkiraan pencapaian tahun yang akan datang c. Identifikasi permasalahan dan tantangan Bab II Gambaran Umum RKPD Prioritas pembangunan daerah yang diamanatkan dalam RKPD untuk menyelesaikan permasalahan dan tantangan serta untuk mendukung upaya mewujudkan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam RPJMD Bab III Kerangka Ekonomi MaKro dan implikasi terhadap Sumber Pendanaan Uraian kebijakan penganggaran sesuai dengan kebijakan pemerintah Kondisi yang berbeda akan menghasilkan target/sasaran yang berbeda c. Perkiraan penerimaan untuk mendanai seluruh pengeluaran pada tahun yang akan datang. Bab IV Penutup Uraian mengenai kesimpulan terhadap hal-hal yang disepakati.

PENGERTIAN PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS)


PROGRAM PRIORITAS DAN PATOKAN BATAS MAKSIMAL ANGGARAN YANG DIBERIKAN KEPADA SKPD UNTUK SETIAP PROGRAM DAN KEGIATAN SEBAGAI ACUAN DALAM PENYUSUNAN RKA-SKPD

PENENTUAN BATAS MAKSIMAL DAPAT DILAUKAN SETELAH MEMPERHITUNGKAN BELANJA PEGAWAI

PENGERTIAN PRIORITAS
Prioritas adalah suatu upaya mengutamakan sesuatu dari dapa yang lain. Prioritas merupakan proses dinamis dalam pembuatan keputusan yang saat ini dinilai paling penting dengan dukungan komitmen untuk melaksanakan keputusan tsb. Penetapan prioritas tidak hanya mencakup keputusan apa yang penting untuk dilakukan, tetapi juga menentukan skala atau peringkat wewenang/urusan/fungsi atau program dan kegiatan yang harus dilakukan lebih dahulu dibandingkan program atau kegiatan yang lain.

TUJUAN PRIORITAS
Terpenuhinya skala dan lingkup kebutuhan masyarakat yang dianggap paling penting dan paling luas jangkauannya, agar alokasi sumber daya dapat digunakan/dimanfaatkan secara ekonomis, efisien dan efektif, mengurangi tingkat resiko dan ketidakpastian serta tersusunnya program atau kegiatan yang lebih realistis.
Contoh : - Prioritas Pendidikan - Prioritas Kesehatan Ibu : Program Wajib Belajar 9 Tahun : Penurunan Tingkat Kematian dan Anak Antisipasi peledakan bom

Keamanan & Ketertiban :

PLAFON ANGGARAN SEMENTARA


- Plafon Anggaran Sementara adalah jumlah rupiah batas tertinggi yang dapat dianggarkan oleh tiap-tiap satuan kerja perangkat daerah terasuk didalamnya belanja pegawai. - Plafon anggaran yang disepakati oleh Pemerintah Daerah dengan DPRD bersifat sementara dalam arti bahwa plafon anggaran harus ditindaklanjuti dengan Peraturan Kepala Daerah menyangkut batasan plafon anggaran yang bersifat tetap/Prioritas dan Plafon Anggaran (PPA) (SKPD). PPA yang ditetapkan selanjutnya dijadikan pedoman dalam penyusunan rencana anggaran satuan kerja perangkat daerah pada masing-masing satuan kerja perangkaty daerah.
-

LANGKAH LANGKAH DALAM PEMBAHASAN PPAS


KUA

Tentukan skala prioritas dalam urusan wajib dan urusan pilihan Tentukan urutan program dalam masing-masing urusan

Menyusun plafon anggaran sementara untuk masing-masing program (berdasarkan prioritas kegiatan)

ANALISIS YANG DAPAT DIKEMBANGKAN DALAM PENYUSUNAN PPAS


ANALISIS SWOT LINGKUNGAN INTERNAL FAKTOR KEKUATAN FAKTOR KELEMAHAN

Seberapa besar faktorfaktor kekuatan yang dimiliki dapat digunakan untuk mengatasi faktorfaktor Kelemahan

LINGKUNGAN EKSTERNAL FAKTOR PELUANG FAKTOR TANTANGAN

Seberapa besar faktorfaktor peluang dapat digunakan untuk menghadapi faktor-faktor Tantangan

IMPLEMENTASI DALAM PENYUSUNAN PPAS Dengan pemberian bobot masing-masing faktor yang tersebut di atas.

Subtansi dan Lingkup Materi PPAS


Bab I Pendahuluan Kondisi/prestasi yang telah dicapai, Perkiraan pencapaian tahun yang akan datang, Identifikasi Permasalahan dan Tantangan. Bab II Kebijakan UMUM APBD Gambaran ringkas target pencapaian kinerja setiap urusan berdasarkan proyeksi anggaran. Bab III Proyeksi Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan Daerah Asumsi makro ekonomi yang disepakati terhadap implikasi kemampuan fiskal daerah. Kebijakan yang ditempuh dalam upaya meningkatkan pendapatan daerah. Faktor-faktor yang mempengaruhi tidak terjadinya peningkatan belanja daerah. Kebijakan pemerintah daerah di bidang pembiayaan daerah tahun anggaran berkenaan. Bab IV Prioritas Program dan Prioritas Anggaran Uraian tentang prioritas program dan plafon anggaran yang disepakati yaitu : Capaian sasaran program. Dasar pertimbangan penentuan besaran pagu indikatif untuk mencapai sasaran program. Hal-hal yang perlu mendapat perhatian SKPD dalam menjabarkan program lebih lanjut kedalam masing-masing kegiatan. Bab V Penutup Uraian mengenai kesimpulan terhadap hal-hal yang disepakati.

Sabtu, 25 Nopember 2006

STRUKTUR APBD DAN KODE REKENING SERTA TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RKA-SKPD)

STRUKTUR APBD
PENDAPATAN
BELANJA Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung Rp . Rp .. Rp Rp .. Rp . Rp .. (-) (-) Rp Rp

Rp ..

(-)

Surplus/(Defisit) PEMBIAYAAN . Penerimaan Pengeluaran

Pembiayaan Netto . SILPA Tahun Berjalan

STRUKTUR PENDAPATAN
A.
1. 2. 3. 4.

Pendapatan Asli Daerah

Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Lain-lain PAD yang sah

B. Dana Perimbangan
1. Dana bagi Hasil 2. Dana Alokasi Umum 3. Dana Alokasi Khusus.

C.

Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah


1. 2. 3. 4. 5. Hibah Dana Darurat Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya. Dana Penyesuaian dan Dana OTSUS Bantuan Keuangan dari Provinsi dan Pemda lainnya.

PENDAPATAN DAERAH
Pendapatan Daerah adalah semua penerimaan uang melalui Rekening Kas Umum Daerah, yang menambah ekuitas dana, merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh daerah Pendapatan Daerah dirinci menurut Urusan Pemerintahan, Organisasi, Kelompok, Jenis Obyek dan Rincian Obyak Pendapatan

KELOMPOK PENDAPATAN DAERAH


1. Kelompok Pendapatan Asli Daerah dibagi menurut jenis pendapatan yang terdiri atas : pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. 2. Kelompok dana perimbangan dibagi menurut jenis pendapatan yang terdiri atas : dana bagi hasil, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus. 3. Kelompk lain-lain pendapatan daerah yang sah, dapat bersumber dari : hibah dapat berasal dari pemerintah, pemerintah kab/kota di wilayah provinsi, kab/kota di luar wilayah provinsi, pemerintah provinsi dan/atau provinsi lainnya, dari perusahaan daerah/BUMD, dari perusahaan negara/BUMN atau dari masyarakat. dana darurat dari pemerintah dalam rangka penanggulangan korban/kerusakan akibat bencana alam. Dana bahi hasil pajak dari provinsi kepada kabupaten/kota dan dari pemerintah daerah lainnya. Dana penyesuaian dan dana otonomi khusus yang ditetapkan oleh pemerintah. bantuan keuangan dari kabupaten/kota di wilayah provinsi, bantuan keuangan dari prov/kab/kota lainnya di luar wilayah provinsi.

STRUKTUR BELANJA A. Belanja Tidak Langsung


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Belanja Pegawai Belanja Bunga Belanja Sumsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bagi Hasil Bantuan Keuangan Belanja Tak Terduga

B.

Belanja Langsung
Program .. Kegiatan 1. Belanja Pegawai 2. Belanja Barang dan Jasa 3. Belanja Modal.

BELANJA DAERAH Belanja daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi dan kabupaten/kota yang terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam bidang atau dibidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan. Belanja penyelenggaraan urusan wajib diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial, dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial, Peningkatan kualitas kehidupan masyarakat diwujudkan melalui prestasi kerja dalam pencapaian standar pelayanan minimal sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Belanja Daerah disusun menurut urusan, organisasi, program dan kegiatan serta akun belanja. Belanja Daerah menurut urusan pemerintahan disusun berdasarkan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah yang terdiri atas : urusan wajib dan urusan pilihan. Belanja Daerah menurut organisasi disusun berdasarkan satuan kerja perangkat daerah yang bertanggungjawab melaksanakan urusan tersebut dan bertindak sebagai pusat-pusat pertanggungjwaban uang/barang. Belanja Daerah menurut program dan kegiatan disusun sesuai dengan kebutuhan

dalam rangka melaksanakan urusan pemerintahan daerah yang menjadi tanggungjawab satuan kerja perangkat daerah. Belanja Daerah menurut akun belanja sesuai dengan kebutuhan satuan kerja perangkat daerah.

KELOMPOK BELANJA
1. Belanja Tidak Langsung :
merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait program dan kegiatan. secara langsung dengan

2. Belanja Langsung :
merupakan belanja yang dianggarkan pelaksanaan program dan kegiatan. terkait secara langsung dengan

JENIS BELANJA
Belanja Pegawai, digunakan untuk menganggarkan belanja penghasilan pimpinan dan anggota DPRD, gaji pokok dan tunjangan kepala daerah dan wakil kepala daerah serta gaji pokok dan tunjangan pegawai negeri sipil, tambahan penghasilan, serta honor atas pelaksanaan kegiatan. Belanja Bunga, digunakan untuk menganggarkan pembayaran bunga utang yang dihitung atas kewajiban pokok utang (principal outstanding) berdasarkan perjanjian pinjaman jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Belanja Subsidi, digunakan untuk menganggarkan subsidi kepada masyarakat melalui lembaga tertentu yang telah diaudit, dalam rangka mendukung kemampuan daya beli masyarakat untuk meningkatkan kualitas kehidupan dan kesejahteraan masyarakat. Lembaga penerima belanja subsidi wajib menyampaikan pertanggungjawaban penggunaan dana subsidi kepada kepala daerah. Belanja Hibah, untuk menganggarkan pemberian bantuan dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa kepada pihak-pihak tertentu yang tidak mengikat/tidak secara terus menerus yang terlebih daulu dituangkan dalam suatau naskah perjanjian antara pemerintah daerah dengan penerima hibah dalam rangka peningkatan penyelenggaraan fungsi pemerintahan di daerah, peningkatan pelayanan kepada masyarakat, penuingkatan pelayanan dasar umum, peningkatan pasrtisipasi dalam rangka penyelenggaraan pembangunan daerah. Bantuan Sosial, untuk menganggarkan pemberian bantuan dalam bentuk uang dan/atau barang kepada masyarakat yang tidak secara terus menerus/berulang dan selektif untuk memenuhi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Termasuk bantuan untuk PARPOL. Belanja Bagi Hasil, untuk mengnggarkan dana bagi hasil yang bersumber dari pendapatan provinsi yang dibagihasilkan kepada kabupaten/kota atau pendapatan kabupaten/kota yang dibagihasilkan kepada pemerintahan desa sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Belanja Bantuan Keuangan, untuk menganggarkan dana bantuan keuangan yang bersifat umum atau khusus dari provinsi kepada kabupaten/kota, pemerintah desa dan

kepada pemerintah daerah lainnya atau dari pemerintah kabupaten/kota kepada pemerintah desa dan pemerintah daerah lainnya dalam rangka pemerataan dan/atau peningkatan kemampuan keuangan.

Belanja Tidak Terduga, untuk menganggarkan belanja atas kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebeumnya yang telah ditutup. Belanja Barang dan Jasa, digunakan untuk menganggarkan belanja barang nilai yang nilai manfaatya kurang dari 12 (dua belas) bulan dan/atau pemakaian jasa dalam melaksanakan program/kegiatan. Belanja Modal, digunakan untuk menganggarkan belanja yang digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian/pengadaan atau pembangunan asset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan. Honorarium panitia dalam rangka pengadaan dan administrasi pembelian/pembangunan untuk memperoleh asset dianggarkan dalam belanja pegawai dan/atau belanja barang dan jasa.

STRUKTUR PEMBIAYAAN
A. Penerimaan Pembiayaan :
1. 2. 3. 4. 5. Selisih lebih perhitungan (SILPA) Anggaran Tahun Serbelumnya Pencairan Dana Cadangan Hasil Penjualan Kekayaan Milik Daerah yang Dipisahkan Penerimaan Pinjaman Daerah Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman

B.

Pengeluaran Pembiayaan
1. 2. 3. 4. Pembentukan Dana Cadangan Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Pembayaran Utang Pokok Pemberian Pinjaman

Pembiayaan Netto (A-B)

SURPLUS/(DEFISIT APBD)
Merupakan selisih antara anggaran pendapatan daerah dan anggaran belanja daerah. Surplus anggaran terjadi bila anggaran pendapatan belanja daerah diperkirakan lebih besar dari anggaran belanja daerah Surplus, diutamakan untuk pembayaran pokok utang yang jatuh tempo, penyertaan modal (investasi) daerah, pemberian pinjaman kepada pemerintah pusat/pemerintah daerah lain, dan/atau pendanaan belanja peningkatan jaminan sosial. Defisit anggaran terjadi bila anggaran pendapatan daerah diperkirakan lebih kecil dari anggaran belanja daerah. Apabila defisit, ditetapkan sumber-sumber pembiayaan untuk menutup defisit, meliputi sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya, pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman, penerimaan kembali pemberian pinjaman atau piutang daerah.

BAGAN KODE REKENING


XXX XX XX XX XX XX XX XX XX

Kode urusan pemerintahan daerah Kode organisasi Kode program Kode kegiatan Kode akun pendapatan, belanja & pembiayaan Kode kelompok pendapatan, belanja & pembiayaan

Kode jenis pendapatan, belanja & pembiayaan Kode obyek pendapatan, belanja & pembiayaan Kode rincian obyek pendapatan, belanja & pembiayaan

Teknis Penyusunan RKA-SKPD


Fungsi APBD
1. Fungsi otorisasi yaitu dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan. 2. Fungsi perencanaan yaitu merupakan pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan. 3. Fungsi pengawasan yaitu merupakan pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. 4. Fungsi alokasi yaitu harus diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja/mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian. 5. Fungsi distribusi yaitu merupakan kebijakan yang harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. 6. Fungsi stabilisasi yaitu merupakan alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian daerah.

Prinsip-prinsip Penganggaran
Semua penerimaan baik dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa dianggarkan dalam APBD. Seluruh pendapatan, belanja dan pembiayaan dianggarkan secara bruto. Jumlah pendapatan merupakan perkiraan terukur dan dapat dicapai serta berdasarkan ketentuan per-UU-an. Penganggaran pengeluaran harus didukung dengan adanya kepastian

tersedianya penerimaan dalam jumlah cukup dan harus didukung dengan dasar hukum yang melandasinya.

SINKRONISASI PENYUSUNAN RANCANGAN APBD ( UU 12/2003, UU 25/2004, UU 32/2004, UU 33/2004)

RPJMD Renstra SKPD


5 tahun 5 tahun 1 tahun

RPJM
5 tahun 1 tahun

Renja SKPD
1 tahun 1 tahun

RKPD

RKP

KUA

PPAS

Dibaha s Bersam a DPRD

NOTA KESEPAKATAN PIMPINAN DPRD DGN KDH

RKK-SKPD

PEDOMAN PENYUSUNAN RKA-SKPD TAPD

RAPERDA APBD

1 tahun

SURAT EDARAN KEPALA DAERAH


Tentang Pedoman Penyusunan RKA-SKPD (Permendagri No. 13 Tahun 2006, Pasal 89) 1. PPA yang dialokasikan untuk setiap program SKPD berikut rencana pendapatan dan pembiayaan. 2. Sikronisasi program dan kegiatan antar SKPD dengan kinerja SKPD berkenaan sesuai standar pelayanan minimal yang ditetapkan Batas waktu penyampaian RKA-SKPD kepada PPKD. 4. Hal-hal lain yang perlu mendapat perhatian SKPD terkait dengan prinsip-prinsip peningkatan efisiensi, efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas penyusunan anggaran dalam rangka pencapaian prestasi kerja. 5. Dokumen sebagai lampiran meliputi KUA, PPA kode rekening APBD, format RKA-SKPD, analisis standar belanja dan standar satuan harga.

Diterbitkan

Paling lambat awal bulan Agustus tahun berjalan

PENYUSUNAN RKA-SKPD Memenuhi ketentuan perundang-undangan :


Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah, pendekatan penganggaran berdasarkan kebijakan, dengan pengambilan keputusan terhadap kebijakan tersebut dilakukan dalam perspektif lebih dari satu tahun anggaran dengan mempertimbangkan implikasi biaya akibat keputusan yang bersangkutan pada tahun berikutnya yang dituangkan dalam prakiraan maju. Prakiraan Maju (forward estimate), perhitungan kebutuhan dana untuk tahun anggaran berikutnya dari tahun yang direncanakan guna memastikan kesinambungan program dan kegiatan yang telah disetujui dan menjadi dasar penyusunan anggaran tahun berikutnya. Anggaran berbasis prestasi kerja, pendekatan penganggaran yang mengutamakan keluaran/hasil dari kegiatan yang akan atau telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas yang terukur. Penganggaran Terpadu (unifled budgeting), penyusunan rencana keuangan tahunan yang dilakukan secara terintregrasi untuk seluruh jenis belanja guna melaksanakan kegiatan pemerintahan yang didasarkan pada prinsip pencapaian efisiensi alokasi dana (tidak mengenal alokasi belanja rutin dan pembangunan serta belanja aparatur dan belanja publik).

ANGGARAN BERBASIS PRESTASI KERJA


SUATU SISTEM ANGGARAN YANG MEMPERHATIKAN KETERKAITAN ANTARA PENDANAAN DENGAN KELUARAN YANG DIHARAPKAN DARI KEGIATAN DAN HASIL SERTA MANFAAT YANG DIHARAPKAN TERMASUK EFISIENSI DALAM PENCAPAIAN HASIL DAN KELUARAN TERSEBUT

ANALISIS STANDAR BELANJA (ASB)


DALAM SISTEM PENGANGGARAN KINERJA SETIAP USULAN PROGRAM, KEGIATAN DAN ANGGARAN DINILAI KEWAJARANNYA. ANALISIS STANDAR BELANJA ADALAH STANDAR ATAU PEDOMAN YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGANALISIS KEWAJARAN BEBAN KERJA ATAU BIAYA SETIAP PROGRAM ATAU KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN DALAM SATU TAHUN ANGGARAN. PENILAIAN KEWAJARAN DALAM SAB MENCAKUP DUA HAL : KEWAJARAN BEBAN KERJA DAN KEWAJARAN BIAYA

MANFAAT ANALISIS STANDAR BELANJA (ASB)


Mendorong unit kerja untuk selektif Menghindari belanja yang kurang efektif dan efisien Mengihindari tumpang tindih belanja

PENILAIAN KEWAJARAN BEBAN KERJA


Kaitan logis antara program/kegiatan yang diusulkan dengan KUA dan PPAS. Kesesuaian antara program/kegiatan yang diusulkan dengan tugas pokok dan fungsi SKPD yang bersangkutan. Kapasitas satuan kerja untuk melaksanakan program/kegiatan pada tingkat pencapaian yang diinginklan dan dalam jangka waktu satu tahun anggaran.

PENILAIAN KEWAJARAN BIAYA


Kaitan antara biaya yang dianggarkan dengan target pencapaian kinerja (Standar Biaya) Kaitan antara standar biaya dengan harga yang berlaku. Kaitan antara biaya yang dianggarkan, target pencapaian kinerja dengan sumber dana.

PENILAIAN KEWAJARAN BIAYA


PROGRAM

KEGIATAN KERJA ANGGARAN BELANJA

TARGET

STANDAR BIAYA

HARGA YANG BERLAKU

CONTOH
KEGIATAN
TOT BINTEK PENYUSUNAN PROGRAM DAN ANGGARAN DAERAH

TARGET KINERJA
100 PESERTA TERLATIH

ANGGARAN BELANJA
BELANJA PEGAWAI BELANJA BARANG/JASA

STANDAR BIAYA
BELANJA RATA-RATA PER PESERTA

HARGA YANGBBERLAKU
HONOR FASILITATOR BIAYA MAKAN DAN MINUM BIAYA PENGADAAN

STANDAR BIAYA
Pengertian :
Harga satuan unit biaya yang berlaku bagi masing-msing daerah

Tujuan :
Alokasi anggaran belanja setiap program/kegiatan

DASAR PENILAIAN KINERJA


MASUKAN :
Besaran sumber daya yang digunakan untuk melaksanakan program atau kegiatan

KELUARAN :
Barang atau jasa yang dihasilkan dari program atau kegiatan.

HASIL :
Segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam suatu program atau kegiatan

ALUR PENGERJAAN RKA SKPD


RKA-SKPD 1 RKA-SKPD 2.1 RKA-SKPD

Kode
RKA SKPD RKA SKPD 1 RKA SKPD 2.1

Nama Formulir
Ringkasan Anggaran Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan SKPD Rincian Anggaran Pendapatan SKPD Rincian Anggaran Belanja Tidak Langsung SKPD

RKA-SKPD 2.2.1

RKA-SKPD 2.2 RKA-SKPD 3.1 RKA-SKPD 3.2

Rekapitulasi Rincian RKA SKPD Anggaran Belanja Lang2.2. sung menurut Program dan Kegiatan SKPD

Rincian Belanja
RKA SKPD Langsung menurut 2.2.1 Program dan per Kegiatan SKPD RKA SKPD Rincian Penerimaan 3.1 Pembiayaan Daerah RKA SKPD Rincian Pengeluaran 3.2 Pembiayaan Daerah

Rencana Kerja Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD)

Kode RKA SKPD RKA SKPD 1 RKA SKPD 2.1

Nama Formulir Ringkasan Anggaran Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan Satuan Kerja Perangkat Daerah Rician Anggaran Pendapatan Satuan Kerja Perangkat Daerah Ringkasan Anggaran Belanja Tidak Langsung Satuan

RKA SKPD 2.2 RKA SKPD 2.2.1 RKA SKPD 3.1 RKA SKPD 3.2

Kerja Perangkat Daerah Rekapitulasi Anggaran Belanja Langsung Berdasarkan Program dan Kegiatan Ringkasan Anggaran Belanja Langsung per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah Rincian Penerimaan Pembiayaan Daerah Rincian Pengeluaran Pembiayaan Daerah

TUGAS TERSTRUKTUR
Berikut diberikan data Anggaran Belanja Tidak Langsung dan Anggaran Belanja Langsung per kegiatan untuk SKPD Sekretariat Daerah yang akan dijadikan sebagai kasus tugas dal;am tugas Saudara. Daftar Anggaran Belanja Langsung (Nama Kegiatan) Pemerintah Kabupaten/Kota . .. Tahun Anggaran 2007 No 1. Uraian Sekretariat Daerah Belanja Langsung/Nama Kegiatan Penyediaan Jasa Surat Menyurat Pengadaan Meubeler Dialog/Audensi dengan Tokoh Masyarakat/Pimpinan/Anggota Ormas dan Kemasyarakatan. Fasilitasi Sosialisasi Peraturan Perundangundangan

1. 2. 3. 4.

Berdasarkan informasi di atas, Saudara diminta untuk menyusun/mengisi formulir : RKA SKPD Ringkasan Anggaran Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan Satuan Kerja Perangkat Daerah RKA SKPD 1 Rician Anggaran Pendapatan Satuan Kerja Perangkat Daerah RKA SKPD 2.1 Ringkasan Anggaran Belanja Tidak Langsung Satuan Kerja Perangkat Daerah RKA SKPD 2.2 Rekapitulasi Anggaran Belanja Langsung Berdasarkan Program dan Kegiatan RKA SKPD 2.2.1 Ringkasan Anggaran Belanja Langsung per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah RKA SKPD 3.1 Rincian Penerimaan Pembiayaan Daerah RKA SKPD 3.2 Rincian Pengeluaran Pembiayaan Daerah

Anda mungkin juga menyukai