PERENCANAAN DAERAH Pendahuluan 1. Pemberian kewenangan yang luas kepada daerah memerlukan koordinasi dan pengaturan untuk lebih mengharmoniskan dan menyelaraskan pembangunan baik pembangunan nasional, pembangunan daerah maupun pembangunan antar daerah. UU No. 25 Tahun 2004 merupakan landasan hukum dibidang perencanaan pembangunan baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. UU No. 25 Tahun 2004 mengamanatkan bahwa perencanaan pembangunan daerah adalah satu kesatuan dalam sistem pembangunan nasional dengan tujuan untuk menjamin adanya keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan serta pengendalian dan pengawasan. Perencanaan : adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Perencanaan Pembangunan Daerah : disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
2.
3.
4.
5.
TP 7.2.
Lanjutan
6. Berdasarkan UU No. 25 Tahun 2004 serta memperhatikan UU
No. 32 Tahun 2004 dan UU No. 17 Tahun 2003 dokumen rencana pembangunan yang harus dibuat adalah : a. Dokumen perencanaan yang dibuat oleh Pemerintah Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota : Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Prioritas Plafon Aggaran Sementara (PPAS) Rencana Kerja Aggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD), dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD). Dokumen perencanaan yang dibuat oleh Satuan Kerja Pemerintah Daerah : Rencana Startegis Satuan Kerja Pemerintah Daerah (Renstra SKPD) Rencana Kerja SKPD (Renja SKPD).
b.
7. Masing-masing dokumen pereencanaan diatas terkait satu dengan lainnya, dan juga dengan dokumen perencanaan pembangunan nasional.
TP 7.3.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Daerah adalah dokumen perencanaan untuk periode 20 (dua puluh) tahun.
1.
a. Dokumen perencanaan tersebut bersifat makro yang memuat visi,misi, dan arah pembangunan jangka panjang daerah.
VISI : adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. MISI : adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. STRATEGI : adalah cara untuk mewujudkan tujuan dirancang secara konseptual, analitis, realistis, rasional, dan komprehensif. Strategi diwujudkan dalam kebijakan dan program. KEBIJAKAN : adalah arah/tindakan yang diambil oleh Pemerintah Pusat/Daerah untuk mencapai tujuan. PROGRAM : adalah instrument kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah/lembaga atau masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran.
TP 7.4.
Lanjutan
KEGIATAN
: adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa satuan kerja, sebagai bagian dari pencapaian sasaran terstruktur pada satu program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya, baik berupa personil (SDM), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana atau beberapa kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (Output) dalam bentuk barang dan jasa. : adalah dokumen rencana yang memuat kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk menghasilkan secara utuh sasaran hasil kinerja pembangunan, dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka anggaran. Setiap rencana kerja menjadi landasan dalam pelaksanaan koordinasi dan monitoring implementasi rencana dalam maksud menghasilkan setiap sasaran hasil kinerja pembangunan.
RENCANA KERJA
b. Penyusunan RPJPD, Propinsi mengacu arah Pembangunan Nasional yang ditetapkan dalam RPJP Nasional. Sedangkan Kabupaten/Kota mengacu pada pembangunan daerah yang dtetapkan pada RPJP Daerah Propinsi sesuai kondisi dan karakteristik daerah. Penyusunan RPJPD dilakukan melalui urutan kegiatan : Penyiapan rancangan awal rencana pembangunan yang disipkan oleh BAPPEDA. Musyawarah Perencanaan Pembangunan dan Penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan
TP 7.5.
2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM) Daerah adalah arah pembangunan yang akan dicapai dalam kuruin waktu 5 (lima) tahun, artinya : Sebuah RPJPD akan dicapai dalam periode 4 (empat) periode RPJMD Kurun waktu RPJMD disamakan dengan periode kepemimpinan Kepala Daerah terpilih yang disusun berdasarkan visi, misi, program dan kegiatan kepala daerah dengan mempertimbangkan kemampuan/kapasitas keuangan daerah. a. Penyusunan RPJM dilaksanakan dengan memperhatikan : RPJM daerah Propinsi berpedoman pada RPJP Daerah Propinsi serta memperhatikan sasaran pembangunan dalam RPJM Nasional dan Standar Pelayanan Minimal yang telah ditetapkan. RPJM daerah Kabupaten/Kota berpedoman pada RPJP Daerah Kabupaten/Kota serta memperhatikan sasaran pembangunan dalam RPJM daerah propinsi dan Standar Pelayanan Minimal yang telah ditetapkan. b. RPJM harus memuat : Arah kebijakan keuangan daerah, Strategi pembangunan daerah, Kebijakan umum, Program kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah Program kerja lintas SKPD Program-program kewilayahan disertai dengan rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. c. Bersifat indikatif adalah informasi baik tentang sumber daya yang diperlukan maupun keluaran dan dampak yang tercantum didalam dokumen rencana tersebut hanya merupakan indikasi yang hendak dicapai dan bersifat tidak kaku. d. Penyusunan RPJM dilakukan melalui urutan kegiatan : Penyiapan rancangan awal rencana pembangunan. Penyiapan rancangan rencana kerja Musyawarah Perencanaan Pembangunan dan Penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan. e. Musyawarah Rencana Pembangungan (Musrenbang) untuk RPJMD paling lambat dilaksanakan 2 (dua) bulan setelah Kepala Daerah dilantik. Hasil Musrenbang menjadi dasar bagi BAPPEDA untuk menyusun
TP 7.6.
3. Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Daerah yang disebut dengan RKPD merupakan rencana pembangunan tahunan daerah untuk periode 1 tahun), wajib disusun oleh daerah sebagai landasan dalam penyusunan rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). a. RKPD merupakan penjabaran RPJMD dalam rangka mencapai sasaran pembangunan jangka menengah daerah sehingga penyusunannya harus memperhatikan : RKPD Propinsi merupakan penjabaran RPJMD Propinsi serta mengacu prioritas pembangunan pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). RKPD Kabupaten/Kota merupakan penjabaran RPJMD Kabupaten/Kota serta mengacu prioritas pembangunan pada rencana kerja pemerintah propinsi dan atau (RKP). Memperhatikan seluruh aspirasi pemangku kepentingan pembangunan melalui penyelenggaraan musrenbang tahunan yang diselenggarakan secara berjenjang dari musrenbang kelurahan/desa, musrenbang kecamatan, musrenbang/forum SKPD kabupaten/kota, musrenang kabupaten/kota, musrenbang/forum SKPD propinsi. b. RKP Daerah memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan dan kewajiban daerah, rencana kerja dan pendanaannya yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat serta deskripsi kinerja pembangunan pada tahun sebelumnya. c. Penyusunan RKP Daerah dilaksanakan melalui urutan kegiatan : Penyiapan rancangan awal rencana pembangunan. Penyiapan rancangan rencana kerja Musyawarah Perencanaan Pembangunan dan Penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan.
4.
Rencana Strategi (Renstra) Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD), adalah dokumen perencanaan SKPD yang berjangka waktu 5 (lima) tahun, disusun dalam rangka mengoperasionalkan RPJM Daerah sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing SKPD sesuai bidang urusan yang menjadi kewenangan Daerah. a. Renstra SKPD disusun dengan berpedoman pada RPJM Daerah dan SPM, dengan materi dan subtansi utama memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan.
b. Renstra SKPD perlu memastikan bahwa kegiatan yang
disusun sudah memadai untuk mencapai sasaran hasil pembangunan yang ditetapkan dalam RPJM Daerah serta estimasi biaya yang dibutuhkan setelah mencermati kapasitas fiskal daerah serta pagu indikatif jangka menengah.
c. Renstra SKPD disusun dengan tahapan : Kepala SKPD
menyusun Rancangan Renstra SKPD yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD serta rancangan awal RPJMD dengan memperhatikan : Visi, Misi dan program prioritas kepala daerah dalam sasaran hasil pembangunan yang hendak dicapai dalam jangka 5 (lima) tahun. Sasaran hasil pembangunan yang hendak dicapai merupakan program dan kegiatan pada suatu rencana kerja dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif, sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD. Hasil analisis prakiraan maju anggaran untuk mengetahui pagu indikatif bagi setiap pelaksana an program dan kegiatan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun, dengan biaya pembangunan untuk memenuhi pelayanan kepada masyarakat berdasarkan SPM, yang dicapai melalu kerangka regulasi dan kerangka pendanaan. Rancangan awal RPJMD.
5. Rencana Kerja (Renja) Satuan Kerja Perangkat Daerah, merupakan dokumen rencana pembangunan masingmasing SKPD yang berjangka waktu 1 (satu) tahun, memuat kebijakan program dan kegiatan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD yang bersangkutan berdasarkan urusan yang menjadi kewenangan daerah, sasaran (indikator) hasil dan keluaran yang terukur beserta rincian pendanaannya. b. Dokumen Renja SKPD mengoperasionalkan RKP Daerah disertai upaya mempertahankan dan meningkatkan capaian kinerja pelayanan masyarakat yang sudah dicapai SKPD. c. Penyiapan rancangan Renja SKPD merupakan tanggungjawab Kepala SKPD yang memuat kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan yang dlaksanakan langsung oleh pemerintah daerah serta yang ditempuh dengan mendorong partisipsi masyarakat. d. Rancangan Renja SKPD digunakan sebagai bahan masukan dalam penyusunan rancangan RKP Daerah. e. Penyusunan Renja SKPD, harus memperhatikan : Capaian sasaran hasil pada Renstra SKPD, yang direncanakan akan dicapai pada tahun rencana berkenaan. Penjabaran kegiatan dan sasaran kelaranya untuk mencapai sasaran hasil pada tahun rencana berkenaan. Hasil analisis prakiraan maju anggaran untuk mengetahui pagu indikatif bagi setiap pelaksana an program dan kegiatan pada tahun rencana berkenaan, dengan biaya pembangunan untuk memenuhi pelayanan kepada masyarakat berdasarkan SPM, yang dicapai melalu kerangka regulasi dan kerangka pendanaan.
f. Renja SKPD menjadi dokumen perencanaan tahunan SKPD yang menjadi pedoman dalam penyusunan RKASKPD maka Renja SKPD ditetapkan dengan Keputusan Kepala SKPD.
PENJELASAN BAGAN
1. RPJP Daerah berfungsi sebagai : Pedoman Penyusunan Visi, Misi, dan program prioritas para Calon Kepala Daerah. Pedoman dalam Penyusunan RPJM Daerah. RPJP Daerah Provinsi menjadi acuan penyusunan RPJP Daerah Kabupaten/Kota. RPJM Daerah berfungsi sebagai : Pedoman bagi Kepala SKPD untuk menyempurnakan rancangan Renstra SKPD menjadi Renstra SKPD. Bahan Utama penyusunan RKP Daerah. Dasar Evaluasi dan laporan pelaksanaan atas kinerja Kepala Daerah. RPJM Daerah Provinsi merupakan bahan masukan dalam penyusunan RPJM Daerah Kabupaten/Kota. RKP Daerah digunakan sebagai : Pedoman Penyempurnaan rancangan Renja SKPD. Pedoman Penyusunan RAPBD. Dalam menyusun RPJM Daerah ini ditambahkan rancangan program indikatif 1 (satu) tahun ke depan setelah periode RPJM Daerah berakhir. Hal ini adalah untuk menjembatani kekosongan dokumen perencanaan jangka menengah pada awal masa jabatan Kepala Daerah yang baru, disebut sebagai program transisi . Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Daerah merupakan pedoman dalam penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas dan Plapon Anggaran Sementara (PPAS), dalam rangka penyusunan rancangan (APBD) untuk tahun berkenaan.
2.
3.
4.
5.
PROSES PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUM APBD, PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA
LINGKUP PERENCANAAN JANGKA PANJANG, JANGKA MENENGAH DAN JANGKA PENDEK Dokumen Perencanaan Daerah
RPJPD RPJMD
RKPD
FORMULASI KEBIJAKAN ANGGARAN (budget policy) & PERENCANAAN OPERASIONAL ANGGARAN (budget operational planning)
Rancangan
KUA
Anggaran Operasional
RPJM
5 tahun
1 tahun
Renja SKPD
5 tahun 1 tahun
RKPD
RKP
KUA
PPAS
5 tahun
RPJMD
5 tahun 5 tahun
RPJM
Renstra SKPD
1 tahun
Renja SKPD
1 tahun
RKPD
1 tahun
RKP
Rancangan KUA
PENGERTIAN PRIORITAS
Prioritas adalah suatu upaya mengutamakan sesuatu dari dapa yang lain. Prioritas merupakan proses dinamis dalam pembuatan keputusan yang saat ini dinilai paling penting dengan dukungan komitmen untuk melaksanakan keputusan tsb. Penetapan prioritas tidak hanya mencakup keputusan apa yang penting untuk dilakukan, tetapi juga menentukan skala atau peringkat wewenang/urusan/fungsi atau program dan kegiatan yang harus dilakukan lebih dahulu dibandingkan program atau kegiatan yang lain.
TUJUAN PRIORITAS
Terpenuhinya skala dan lingkup kebutuhan masyarakat yang dianggap paling penting dan paling luas jangkauannya, agar alokasi sumber daya dapat digunakan/dimanfaatkan secara ekonomis, efisien dan efektif, mengurangi tingkat resiko dan ketidakpastian serta tersusunnya program atau kegiatan yang lebih realistis.
Contoh : - Prioritas Pendidikan - Prioritas Kesehatan Ibu : Program Wajib Belajar 9 Tahun : Penurunan Tingkat Kematian dan Anak Antisipasi peledakan bom
Tentukan skala prioritas dalam urusan wajib dan urusan pilihan Tentukan urutan program dalam masing-masing urusan
Menyusun plafon anggaran sementara untuk masing-masing program (berdasarkan prioritas kegiatan)
Seberapa besar faktorfaktor kekuatan yang dimiliki dapat digunakan untuk mengatasi faktorfaktor Kelemahan
Seberapa besar faktorfaktor peluang dapat digunakan untuk menghadapi faktor-faktor Tantangan
IMPLEMENTASI DALAM PENYUSUNAN PPAS Dengan pemberian bobot masing-masing faktor yang tersebut di atas.
STRUKTUR APBD DAN KODE REKENING SERTA TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RKA-SKPD)
STRUKTUR APBD
PENDAPATAN
BELANJA Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung Rp . Rp .. Rp Rp .. Rp . Rp .. (-) (-) Rp Rp
Rp ..
(-)
STRUKTUR PENDAPATAN
A.
1. 2. 3. 4.
Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Lain-lain PAD yang sah
B. Dana Perimbangan
1. Dana bagi Hasil 2. Dana Alokasi Umum 3. Dana Alokasi Khusus.
C.
PENDAPATAN DAERAH
Pendapatan Daerah adalah semua penerimaan uang melalui Rekening Kas Umum Daerah, yang menambah ekuitas dana, merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh daerah Pendapatan Daerah dirinci menurut Urusan Pemerintahan, Organisasi, Kelompok, Jenis Obyek dan Rincian Obyak Pendapatan
B.
Belanja Langsung
Program .. Kegiatan 1. Belanja Pegawai 2. Belanja Barang dan Jasa 3. Belanja Modal.
BELANJA DAERAH Belanja daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi dan kabupaten/kota yang terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam bidang atau dibidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan. Belanja penyelenggaraan urusan wajib diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial, dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial, Peningkatan kualitas kehidupan masyarakat diwujudkan melalui prestasi kerja dalam pencapaian standar pelayanan minimal sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Belanja Daerah disusun menurut urusan, organisasi, program dan kegiatan serta akun belanja. Belanja Daerah menurut urusan pemerintahan disusun berdasarkan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah yang terdiri atas : urusan wajib dan urusan pilihan. Belanja Daerah menurut organisasi disusun berdasarkan satuan kerja perangkat daerah yang bertanggungjawab melaksanakan urusan tersebut dan bertindak sebagai pusat-pusat pertanggungjwaban uang/barang. Belanja Daerah menurut program dan kegiatan disusun sesuai dengan kebutuhan
dalam rangka melaksanakan urusan pemerintahan daerah yang menjadi tanggungjawab satuan kerja perangkat daerah. Belanja Daerah menurut akun belanja sesuai dengan kebutuhan satuan kerja perangkat daerah.
KELOMPOK BELANJA
1. Belanja Tidak Langsung :
merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait program dan kegiatan. secara langsung dengan
2. Belanja Langsung :
merupakan belanja yang dianggarkan pelaksanaan program dan kegiatan. terkait secara langsung dengan
JENIS BELANJA
Belanja Pegawai, digunakan untuk menganggarkan belanja penghasilan pimpinan dan anggota DPRD, gaji pokok dan tunjangan kepala daerah dan wakil kepala daerah serta gaji pokok dan tunjangan pegawai negeri sipil, tambahan penghasilan, serta honor atas pelaksanaan kegiatan. Belanja Bunga, digunakan untuk menganggarkan pembayaran bunga utang yang dihitung atas kewajiban pokok utang (principal outstanding) berdasarkan perjanjian pinjaman jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Belanja Subsidi, digunakan untuk menganggarkan subsidi kepada masyarakat melalui lembaga tertentu yang telah diaudit, dalam rangka mendukung kemampuan daya beli masyarakat untuk meningkatkan kualitas kehidupan dan kesejahteraan masyarakat. Lembaga penerima belanja subsidi wajib menyampaikan pertanggungjawaban penggunaan dana subsidi kepada kepala daerah. Belanja Hibah, untuk menganggarkan pemberian bantuan dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa kepada pihak-pihak tertentu yang tidak mengikat/tidak secara terus menerus yang terlebih daulu dituangkan dalam suatau naskah perjanjian antara pemerintah daerah dengan penerima hibah dalam rangka peningkatan penyelenggaraan fungsi pemerintahan di daerah, peningkatan pelayanan kepada masyarakat, penuingkatan pelayanan dasar umum, peningkatan pasrtisipasi dalam rangka penyelenggaraan pembangunan daerah. Bantuan Sosial, untuk menganggarkan pemberian bantuan dalam bentuk uang dan/atau barang kepada masyarakat yang tidak secara terus menerus/berulang dan selektif untuk memenuhi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Termasuk bantuan untuk PARPOL. Belanja Bagi Hasil, untuk mengnggarkan dana bagi hasil yang bersumber dari pendapatan provinsi yang dibagihasilkan kepada kabupaten/kota atau pendapatan kabupaten/kota yang dibagihasilkan kepada pemerintahan desa sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Belanja Bantuan Keuangan, untuk menganggarkan dana bantuan keuangan yang bersifat umum atau khusus dari provinsi kepada kabupaten/kota, pemerintah desa dan
kepada pemerintah daerah lainnya atau dari pemerintah kabupaten/kota kepada pemerintah desa dan pemerintah daerah lainnya dalam rangka pemerataan dan/atau peningkatan kemampuan keuangan.
Belanja Tidak Terduga, untuk menganggarkan belanja atas kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebeumnya yang telah ditutup. Belanja Barang dan Jasa, digunakan untuk menganggarkan belanja barang nilai yang nilai manfaatya kurang dari 12 (dua belas) bulan dan/atau pemakaian jasa dalam melaksanakan program/kegiatan. Belanja Modal, digunakan untuk menganggarkan belanja yang digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian/pengadaan atau pembangunan asset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan. Honorarium panitia dalam rangka pengadaan dan administrasi pembelian/pembangunan untuk memperoleh asset dianggarkan dalam belanja pegawai dan/atau belanja barang dan jasa.
STRUKTUR PEMBIAYAAN
A. Penerimaan Pembiayaan :
1. 2. 3. 4. 5. Selisih lebih perhitungan (SILPA) Anggaran Tahun Serbelumnya Pencairan Dana Cadangan Hasil Penjualan Kekayaan Milik Daerah yang Dipisahkan Penerimaan Pinjaman Daerah Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman
B.
Pengeluaran Pembiayaan
1. 2. 3. 4. Pembentukan Dana Cadangan Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Pembayaran Utang Pokok Pemberian Pinjaman
SURPLUS/(DEFISIT APBD)
Merupakan selisih antara anggaran pendapatan daerah dan anggaran belanja daerah. Surplus anggaran terjadi bila anggaran pendapatan belanja daerah diperkirakan lebih besar dari anggaran belanja daerah Surplus, diutamakan untuk pembayaran pokok utang yang jatuh tempo, penyertaan modal (investasi) daerah, pemberian pinjaman kepada pemerintah pusat/pemerintah daerah lain, dan/atau pendanaan belanja peningkatan jaminan sosial. Defisit anggaran terjadi bila anggaran pendapatan daerah diperkirakan lebih kecil dari anggaran belanja daerah. Apabila defisit, ditetapkan sumber-sumber pembiayaan untuk menutup defisit, meliputi sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya, pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman, penerimaan kembali pemberian pinjaman atau piutang daerah.
Kode urusan pemerintahan daerah Kode organisasi Kode program Kode kegiatan Kode akun pendapatan, belanja & pembiayaan Kode kelompok pendapatan, belanja & pembiayaan
Kode jenis pendapatan, belanja & pembiayaan Kode obyek pendapatan, belanja & pembiayaan Kode rincian obyek pendapatan, belanja & pembiayaan
Prinsip-prinsip Penganggaran
Semua penerimaan baik dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa dianggarkan dalam APBD. Seluruh pendapatan, belanja dan pembiayaan dianggarkan secara bruto. Jumlah pendapatan merupakan perkiraan terukur dan dapat dicapai serta berdasarkan ketentuan per-UU-an. Penganggaran pengeluaran harus didukung dengan adanya kepastian
tersedianya penerimaan dalam jumlah cukup dan harus didukung dengan dasar hukum yang melandasinya.
RPJM
5 tahun 1 tahun
Renja SKPD
1 tahun 1 tahun
RKPD
RKP
KUA
PPAS
RKK-SKPD
RAPERDA APBD
1 tahun
Diterbitkan
TARGET
STANDAR BIAYA
CONTOH
KEGIATAN
TOT BINTEK PENYUSUNAN PROGRAM DAN ANGGARAN DAERAH
TARGET KINERJA
100 PESERTA TERLATIH
ANGGARAN BELANJA
BELANJA PEGAWAI BELANJA BARANG/JASA
STANDAR BIAYA
BELANJA RATA-RATA PER PESERTA
HARGA YANGBBERLAKU
HONOR FASILITATOR BIAYA MAKAN DAN MINUM BIAYA PENGADAAN
STANDAR BIAYA
Pengertian :
Harga satuan unit biaya yang berlaku bagi masing-msing daerah
Tujuan :
Alokasi anggaran belanja setiap program/kegiatan
KELUARAN :
Barang atau jasa yang dihasilkan dari program atau kegiatan.
HASIL :
Segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam suatu program atau kegiatan
Kode
RKA SKPD RKA SKPD 1 RKA SKPD 2.1
Nama Formulir
Ringkasan Anggaran Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan SKPD Rincian Anggaran Pendapatan SKPD Rincian Anggaran Belanja Tidak Langsung SKPD
RKA-SKPD 2.2.1
Rekapitulasi Rincian RKA SKPD Anggaran Belanja Lang2.2. sung menurut Program dan Kegiatan SKPD
Rincian Belanja
RKA SKPD Langsung menurut 2.2.1 Program dan per Kegiatan SKPD RKA SKPD Rincian Penerimaan 3.1 Pembiayaan Daerah RKA SKPD Rincian Pengeluaran 3.2 Pembiayaan Daerah
Nama Formulir Ringkasan Anggaran Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan Satuan Kerja Perangkat Daerah Rician Anggaran Pendapatan Satuan Kerja Perangkat Daerah Ringkasan Anggaran Belanja Tidak Langsung Satuan
RKA SKPD 2.2 RKA SKPD 2.2.1 RKA SKPD 3.1 RKA SKPD 3.2
Kerja Perangkat Daerah Rekapitulasi Anggaran Belanja Langsung Berdasarkan Program dan Kegiatan Ringkasan Anggaran Belanja Langsung per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah Rincian Penerimaan Pembiayaan Daerah Rincian Pengeluaran Pembiayaan Daerah
TUGAS TERSTRUKTUR
Berikut diberikan data Anggaran Belanja Tidak Langsung dan Anggaran Belanja Langsung per kegiatan untuk SKPD Sekretariat Daerah yang akan dijadikan sebagai kasus tugas dal;am tugas Saudara. Daftar Anggaran Belanja Langsung (Nama Kegiatan) Pemerintah Kabupaten/Kota . .. Tahun Anggaran 2007 No 1. Uraian Sekretariat Daerah Belanja Langsung/Nama Kegiatan Penyediaan Jasa Surat Menyurat Pengadaan Meubeler Dialog/Audensi dengan Tokoh Masyarakat/Pimpinan/Anggota Ormas dan Kemasyarakatan. Fasilitasi Sosialisasi Peraturan Perundangundangan
1. 2. 3. 4.
Berdasarkan informasi di atas, Saudara diminta untuk menyusun/mengisi formulir : RKA SKPD Ringkasan Anggaran Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan Satuan Kerja Perangkat Daerah RKA SKPD 1 Rician Anggaran Pendapatan Satuan Kerja Perangkat Daerah RKA SKPD 2.1 Ringkasan Anggaran Belanja Tidak Langsung Satuan Kerja Perangkat Daerah RKA SKPD 2.2 Rekapitulasi Anggaran Belanja Langsung Berdasarkan Program dan Kegiatan RKA SKPD 2.2.1 Ringkasan Anggaran Belanja Langsung per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah RKA SKPD 3.1 Rincian Penerimaan Pembiayaan Daerah RKA SKPD 3.2 Rincian Pengeluaran Pembiayaan Daerah